Anda di halaman 1dari 4

F2 – Upaya Kesehatan Lingkungan

F2. LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


“PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI SDN PISANGAN TIMUR 01”

I. LATAR BELAKANG
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona, sebuah makhluk
sangat kecil berukuran sekitar 125 nanometer namun bisa menyebabkan kematian.
Covid-19 ditandai dengan munculnya gejala batuk pilek, flu, demam, gangguan
pernapasan, namun ada juga yang tidak nampak/muncul gejalanya, dan dalam
kondisi parah bisa menyebabkan gagal napas dan berakhir pada kematian.
Penularannya melalui droplets atau percikan batuk atau bersin. Virus dapat
berpindah secara langsung melalui percikan batuk atau bersin dan napas orang yang
terinfeksi yang kemudian terhirup orang sehat. Virus juga dapat menyebar secara
tidak langsung melalui benda-benda yang tercemar virus akibat percikan atau
sentuhan tangan yang tercemar virus. Virus bisa tertinggal di permukaan benda-
benda dan hidup selama beberapa jam hingga beberapa hari, namun cairan
disinfektan dapat membunuhnya.
Untuk melawan virus hal utama yang perlu kita lakukan adalah melakukan
tindakan pencegahan seperti: sering cuci tangan pakai sabun, menerapkan etika
batuk/pakai masker, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga jarak dan hindari
kerumunan dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. PHBS pada dasarnya
adalah semua perilaku kesehatan masyarakat yang dilakukan atas kesadaran pribadi.
Hal-hal yang diterapkan pada PHBS tergantung dari lingkupnya, misalnya di
lingkungan tempat tinggal, sekolah, perkantoran, dan lain-lain.Meski demikian,
tujuan PHBS secara umum adalah sama, yakni meningkatkan kesadaran masyarakan
untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Dengan demikian, masyarakat bisa
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan tertentu, termasuk pandemi penyakit
Covid-19. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran, sehingga seseorang dapat meningkatkan status
kesehatannya. Dampak dari kurang dilaksanakan PHBS di antaranya yaitu suasana
belajar yang tidak mendukung karena lingkungan sekolah yang kotor, menurunnya
F2 – Upaya Kesehatan Lingkungan

semangat dan prestasi belajar dan mengajar di sekolah, menurunkan citra sekolah di
masyarakat umum.
Penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat
dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Penerapan PHBS di
sekolah oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah, maka akan
membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sekolah sehat.
II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sebetulnya telah memperkenalkan
pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak tahun 1996, akan tetapi
cakupan pelaksanaan PHBS diketahui masih rendah. Untuk itu Kementerian
Kesehatan membuat aturan dan arahan pelaksanaan PHBS melalui Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sebagai penjabaran dari
Permenkes tersebut, dalam buku pedoman pembinaan PHBS disebutkan bahwa
derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal pada hakikatnya
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat dan sistem pelayanan
kesehatan yang masih kurang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
determinan utama dari kurang optimalnya derajat kesehatan masyarakat selain
disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang sehat, hal ini juga disebabkan oleh
perilaku masyarakat.
Perilaku cuci tangan masyarakat Indonesia masih rendah, dan anak usia sekolah
dasar, baru 17% melakukan cuci tangan pakai sabun dan air bersih. Riskesdas 2013
proporsi pada umur =10 tahun yang melakukan cuci tangan dengan benar 46,7%.
Dampak perilaku yang tidak sehat adalah menyebabkan timbulnya berbagai macam
penyakit seperti diare, ISPA, karies gigi, penyakit kulit, TBC, DBD dan akan tertular
penyakit infeksi lainnya.
Anak-anak juga masih sering jajan sembarangan disekolah mereka karena
terkadang orang tua mereka tidak sempat memberikan bekal makanan untuk ke
sekolah. Masalah lain yang terkait PHBS di masa pandemi adalah kurang terbiasanya
anak-anak untuk menggunakan masker saat disekolah. Oleh karena itu perlunya
F2 – Upaya Kesehatan Lingkungan

kerjasama antar orang tua, guru dan petugas puskesmas untuk memberikan edukasi
kepada siswa sekolah dasar untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di
masa pandemi ini.

  Masih banyak
warga masyarakat yg
belum memiliki
jamban sehat.
  Masih banyak
yang menggunakan
sungai serta kebun
sebagai tempat BAB.
  Rendahnya tingkat
perekonomian dari
sebagian warga
mayarakat sehingga
tidak

III. PEMILIHAN INTERVENSI
F2 – Upaya Kesehatan Lingkungan

Penyuluhan kesehatan adalah salah satu metode yang dapat diterapkan untuk
tindakan preventif guna mengingatkan masyarakat pentingnya menjaga kesehatan di
masa pandemi. Melalui metode penyuluhan maka pemeliharaan kesehatan
masyarakat dapat dimulai dari kesadaran setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat luas. Sasaran dalam penyuluhan kali ini adalah siswa sekolah dasar,
orangtua dan guru yang sedang berada di SDN 01 Pisangan Timur.
IV. PELAKSANAAN
Penyuluhan dilakukan pada tanggal 23 September 2021 pukul 08.00 di SDN 01
Pisangan Timur Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah interaktif kepada 30
siswa sekolah dasar yang sedang mengikuti kegiatan BIAS, orangtua yang hadir dan
para guru. Selama penyuluhan, pemateri memberikan edukasi mengenai apa itu
perilaku hidup bersih dan sehat, apa saja yang termasuk dalam perilaku bersih dan
sehat, serta pencegahan penularan COVID-19 seperti menggunakan masker,
menjaga jarak, mencuci tangan dan selalu membersihkan diri serta pakaian saat tiba
dirumah.

V. EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan pengecekan pemahaman peserta
penyuluhan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang telah
disampaikan. Penyuluhan dihadiri oleh 30 siswa sekolah dasar beserta orang tua
murid, 10 guru dan 2 petugas puskesmas.

Allu, September 2013

PESERTA PENDAMPING

dr. Maharani Tasya Sunaryo dr. Lida Nurhisan


NIP.

Anda mungkin juga menyukai