Anda di halaman 1dari 4

F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

F1. LAPORAN KEGIATAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN


DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
“PROLANIS HIPERTENSI”

I. LATAR BELAKANG
Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,
fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014).
Sedangkan hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang
menjadi salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia. Organisasi
kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) mengestimasikan saat
ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk
dunia. Dari sejumlah penderita tersebut, hanya kurang dari seperlima yang
melakukan upaya pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki.
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan cara pengukuran juga
terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Peningkatan prevalensi
tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta sebesar 13,4%. Hasil Riskesdas
2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada penduduk > 18 tahun
berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar 34,11%. Prevalensi ini
lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada tahun 2013 sebesar 25,8%
Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena potensinya
yang mampu mengakibatkan kondisi komplikasi seperti stroke, penyakit
jantung koroner, dan gagal ginjal. Penegakkan diagnosa dapat dilakukan
melalui pengukuran tekanan darah oleh tenaga kesehatan atau kader
kesehatan yang telah dilatih dan dinyatakan layak oleh tenaga kesehatan
F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

untuk melakukan pengukuran. Pengukuran tekanan darah dilakukan sesuai


dengan standar British Society of Hypertension mengunakan alat
sphygmomanometer air raksa, digital atau anaeroid yang telah ditera.
Berdasarkan data prevalensi hipertensi di DKI Jakarta yang
mengalami peningkatan maka perlu diadakan prolanis hipertensi di
Puskesmas Pisangan Timur 2 untuk memantau masyarakat yang memiliki
penyakit hipertensi setiap bulannya.
II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko
seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan
buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang
aktifitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres. Data Riskesdas 2018
pada penduduk usia 15 tahun keatas didapatkan data faktor risiko seperti
proporsi masyarakat yang kurang makan sayur dan buah sebesar 95,5%,
proporsi kurang aktifitas fisik 35,5%, proporsi merokok 29,3%, proporsi
obesitas sentral 31% dan proporsi obesitas umum 21,8%. Data tersebut di
atas menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan data Riskesdas
tahun 2013.
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar
8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi
tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya
Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena
penderita hipertensi merasa sehat (59,8%), kunjungan tidak teratur ke
fasyankes (31,3%), minum obat tradisional (14,5%), menggunakan terapi
lain (12,5%), lupa minum obat (11,5%), tidak mampu beli obat (8,1%),
terdapat efek samping obat (4,5%), dan obat hipertensi tidak tersedia di
Fasyankes (2%).
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang
hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.
F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Umumnya permasalahan yang ada di masyarakat adalah mereka tidak


merasa ada keluhan apapun sehingga tidak pernah memeriksakan
kesehatannya sehingga masyarakat tidak mendapatkan pengobatan dan
masih menerapkan gaya hidup yang tidak sehat seperti jarang berolahraga,
makan makanan berlemak, makanan dengan kadar garam yang tinggi,
kurang makan sayur dan buah serta masih sering merokok dan minum
alkohol.
III. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka
Puskesmas Pisangan Timur 2 mengadakan kegiatan Prolanis Hipertensi
pada hari Rabu. Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah mengukur
tekanan darah peserta prolanis, memberikan edukasi dan penyuluhan
mengenai hipertensi dan memberikan obat hipertensi.
IV. PELAKSANAAN
Penyuluhan pada prolanis hipertensi ini dilakukan di Puskesmas
Pisangan Timur 2 pada hari Rabu, 1 September 2021 pukul 08.00 WIB.
Penyuluhan ini dibawakan oleh dokter dengan menggunakan metode
ceramah dan menggunakan leaflet. Selama penyuluhan, pemateri
menyampaikan informasi mengenai hipertensi.
V. EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan pengecekan pemahaman
peserta penyuluhan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar
materi yang telah disampaikan. Pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh
peserta penyuluhan merupakan bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang
telah dilakukan mampu diterima dan dipahami oleh peserta sehingga cukup
membantu untuk mengedukasi masing-masing peserta.

PESERTA PENDAMPING

dr. Maharani Tasya Sunaryo dr. Lida Nurhisan


F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

NIP.

Anda mungkin juga menyukai