Anda di halaman 1dari 4

informasitips.

com – Anda kini mungkin sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan
homeschooling, tujuan dan legalitas atau dasar hukumnya di Indonesia seperti yang terdapat
pada artikel “Mengenal homeschooling lebih dekat” dan “Homeschooling di Indonesia“.

Ada hal baik dan buruk tentang homeschooling. Bagi setiap keluarga hasilnya bervariasi
tergantung pada kondisi dan metode pembelajaran yang dipilih apakah memang sesuai dengan
mereka. Sebelum mengambil keputusan menyekolahkan anak dengan sistem pendidikan
homeschooling, ada baiknya Anda menyimak beberapa keuntungan dan kerugian (plus minus)
homeschooling di bawah ini.

Apa saja keuntungan/aspek positif homeschooling?

1. Semakin banyak waktu yang dihabiskan orang tua dan anak membuat jalinan/ikatan
semakin kuat. Anak mendapatkan waktu yang berkualitas saat makan, bermain, belajar
dengan orang tua.
2. Potensi unik yang ada pada diri setiap anak dapat diarahkan dan dikembangkan dengan
baik sehingga dicapai hasil yang lebih maksimal.
3. Biaya pendidikan bisa disesuaikan dengan keadaan keuangan orang tua.
4. Anak lebih terlindung dari pergaulan menyimpang yang mungkin didapat atau terjadi di
sekolah seperti merokok, mengkonsumsi narkoba, dan pengaruh s*ks bebas. Pendidikan
sekolah rumah dapat membantu mereka dalam jangka panjang untuk tidak terpengaruh
dan jauh dari hal-hal di atas. Lingkungan yang hangat dan penuh kasih, belajar di
“rumah” dapat memberikan anak benteng atau dasar yang aman bagi anak ketika mereka
keluar dari rumah. Modal dasar dan benteng yang kuat tersebut tentunya sangat
diperlukan anak agar bisa mengambil keputusan-keputusan yang cerdas bagi kebaikan
diri dan masa depannya nanti.
5. Proses belajar mengajar disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi orang tua.
6. Anak dapat melakukan eksplorasi hal yang diminatinya dengan lebih mandiri dan kreatif
karena anak memilih pelajaran yang ingin dipelajari.

7. Lebih perhatian kepada individu yakni pada satu anak saja atau beberapa anak. Perhatian
yang lebih penuh pada satu anak atau kelas yang kecil tentu lebih baik dibandingkan
dengan perhatian yang guru berikan di sekolah umum dimana satu orang guru harus
membagi perhatiannnya kepada banyak siswa (25 – 30 anak) di kelas. Anak dapat
bertanya langsung kepada “guru” dan bisa menanyakan pertanyaan lanjutan sampai anak
paham materi yang ditanyakan tanpa ada batas waktu.
8. Ada banyak mata pelajaran yang dapat dihubungkan oleh orang tua dalam praktek
kehidupan nyata. Dengan menggunakan hal-hal tersebut anak dapat mengambil
keuntungan dari dunia sekitar, orang tua dapat mengajarkan hal-hal tersebut pada tempat
yang tepat dan menempatkan anak dalam praktek nyata. Misalnya saja mengajarkan
tentang sejarah dengan melakukan kunjungan atau tur ke museum, atau berkunjung ke
perpustakaan saat waktu istirahat santai, merupakan hal yang menyenangkan sekaligus
mendidik pada saat yang bersamaan.
9. Jadwal lebih santai dan tidak terikat/fleksibel.
10. Memiliki kontrol penuh atas jadwal pelajaran.
11. Kunjungan ke lapangan berkaitan dengan mata pelajaran atau subyek yang anak sedang
pelajari atau minati dapat dilakukan kapan saja.
12. Waktu belajar lebih banyak. Waktu tidak terbuang karena jarak tempuh sekolah yang
cukup jauh, harus mengantar jemput anak atau terjebak kemacetan di jalan.
13. Orang tua dan anak memiliki kebebasan waktu untuk menyelidiki suatu hal menarik yang
dipelajari. Apabila anak belum mengerti hal yang dipelajarinya, orang tua dan anak bisa
mengambil waktu belajar lebih panjang sampai anak betul-betul paham akan penjelasan
yang diberikan.
14. Anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan berbagai orang dari berbagai kalangan umur
dan latar belakang. Anak belajar dari banyak orang, bukan hanya semata-mata orang tua
di rumah sebagai fasilitator. Oleh karenanya orang yang lebih tua di luar keluarga seperti
para staff pengajar di tempat les, lembaga/komunitas homeschooling pun dapat dijadikan
“guru”.
15. Gaya belajar dimana saja dan kapan saja ini menyenangkan karena informal, anak belajar
saat terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari. Tidak melulu duduk di kursi dan
“terikat” dengan meja di satu ruangan. Anak-anak yang memilih metode belajar alternatif
ini memiliki lebih banyak kebebasan untuk belajar sambil bermain. Di dalam dan di luar
rumah, berada lebih banyak di udara bebas, di bawah sinar matahari, mendaki atau
berjalan sambil belajar langsung.
16. Anak belajar dengan sungguh-sungguh dan dapat berkonsentrasi penuh karena tidak ada
gangguan dari anak-anak yang lain.
17. Anak lebih semangat dalam belajar karena mendapat ruang bebas untuk mempelajari dan
melakukan eskperimen dengan lebih serius hal-hal yang memang diminatinya sehingga
membuat proses belajar menyenangkan dan efisien.
18. Bebas dari tekanan/kekerasan teman sebaya. Terkadang terjadi perkelahian antara teman
sebaya atau kekerasan di sekolah.
19. Sebagai orang tua Anda dapat menanamkan pendidikan moral keluarga atau norma-
norma penting kehidupan yang Anda percaya. Dengan begitu, anak mendapatkan
bimbingan dan teladan berupa nilai-nilai moral dari Anda langsung, bukan dari teman-
teman sekolah atau suatu kelompok orang yang Anda tidak kenal.
20. Orang tua dan anak dapat memilih metode belajar mengajar yang nyaman dan
menyenangkan bagi kedua belah pihak. Tidak kaku, bisa mencampur dan memilih
metode belajar yang berbeda untuk setiap mata pelajaran yang dipelajari. Dengan kata
lain gaya belajar dicocokan sesuai dengan yang diinginkan anak.
21. Pelajaran yang diberikan kepada anak dapat disesuaikan dengan tingkat usia atau
kemampuan mereka. Lain halnya sistem pendidikan di sekolah umum yang
kurikulumnya terkadang terlalu berat, tidak sesuai dengan kemampuan dan tingkat usia
anak.

Apa saja kerugian/aspek negatif homeschooling?

1. Anak kemungkinan kurang dapat bekerjasama dalam grup.


2. Dibutuhkan komitmen dan keterlibatan penuh dari orang tua dalam memberikan
pendidikan pada anak. Selain harus mencari nafkah, orang tua juga harus bekerja keras
dalam mendidik anak dan memberikan lingkungan yang kondusif di mana anak dapat
belajar dan tumbuh.
3. Perlindungan berlebihan dari orang tua kemungkinan dapat menyebabkan anak tidak
mampu mengatasi masalah atau situasi yang terjadi di dunia nyata.
4. Orang tua harus memiliki kesabaran dan toleransi. Akan ada saatnya dimana Anda
merasa frustasi karena merasa lelah atau tidak dapat memberikan jawaban yang
memuaskan atas pertanyaan mata pelajaran yang ditanyakan anak.
5. Keputusan untuk mendidik anak secara informal ini membutuhkan waktu penuh
sepanjang tahun. Anda harus mampu merelakan beberapa waktu Anda untuk menjadi
“guru” selain sebagai orang tua.
6. Berpengaruh pada pendapatan keluarga dikarenakan salah satu orang tua harus berhenti
bekerja dan “menyekolahkan” anak di rumah.
7. Walaupun banyak materi pelajaran bisa didapat gratis melalui internet atau perpustakaan
ada kalanya pada beberapa mata pelajaran orang tua perlu membeli banyak buku teks,
memanggil guru privat, memasukkan anak ke les atau bimbingan belajar dan membeli
bahan ajar yang tentu saja membutuhkan dana yang tidak sedikit.
8. Beberapa anak akan merasa seperti terisolasi.
9. Guru bukan hanya orang tua, tetapi sebagai “guru” utama. Orang tua harus belajar terus
menerus untuk menambah wawasan dan bila perlu melakukan penelitian jika terbentur
pada satu pertanyaan anak yang tidak bisa dijawab.

Ternyata banyak sekali ya keuntungan yang bisa didapat dengan memberikan sistem pendidikan
homeschooling ke anak. Meskipun begitu ada pula aspek negatif homeschooling yang perlu
orang tua perhatikan. Homeschooling melibatkan kedua belah pihak yakni orang tua dan anak.
Keputusan akhir ada di tangan Anda sebagai orang tua. Apapun keputusan Anda, memasukkan
anak ke sekolah formal atau “menyekolahkan” anak dengan metode belajar homeschooling,
semoga sistem pendidikan yang akhirnya dipilih adalah yang sesuai dan terbaik bagi Anda dan
keluarga.

Semoga bermanfaat!

Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling


September 16, 2007 by Aar Leave a Comment

Kelebihan homeschooling:

 Customized, sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.


 Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak
didapatkan dalam model sekolah umum.
 Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang
ditetapkan di sekolah.
 Lebih siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya
berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
 Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan
nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, drug, konsumerisme, pornografi,
mencontek, dsb).
 Kemampuan bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization).
 Biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua.

Kekurangan homeschooling:

 Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua


 Sosialisasi seumur (peer-group socialization) relatif rendah. Anak relatif tidak terekspos
dengan pergaulan yang heterogen secara sosial.
 Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan
kepemimpinan.
 Perlindungan orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan
situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.

Anda mungkin juga menyukai