Anda di halaman 1dari 14

Nama : Juli Aspida Marpaung,AMd.

Farmasi

Nip : 198607032019032005

Angkatan : IX

Kelompok: 3

IDENTIFIKASI ISU DI PUSKESMAS OFA PADANG MAHONDANG

1. Belum optimalnya pelayanan obat di UPTD Puskesmas Ofa Padang Mahondang.


Indikator/penyebab isu :
 Belum terlaksananya PIO (pemberian informasi obat) yang sesuai dengan Form di Permenkes
No.74 Tahun 2016,mengakibatkan ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan
obat,ketidaktahuan pasien tentang kegunaan obat dan tdak tercapainya terapi yang diinginkan.
 Tidak tersedianya label/etiket obat yang dilengkapi kepastian waktu pemberian obat yang
jelas dimana untuk saat untuk pemberian aturan makan obat pasien masih menggunakan
spidol sehingga mengakibatkan tidak sesuainya dosisdan rute penggunaan obat.
 Terjadinya kesalahan pemberian obat karena obat-obat yang terlihat mirip atau terdengar
mirip sehingga menyebabkan terjadinya medication errors sehingga dapat merugikan dan
membahayakan pasien.
Dampak :
Apabila pelayanan obat tidak optimal maka visi Puskesmas Ofa Padang Mahondang untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,terjangkau,merata dan berkeadilan tidak tercapai dan
menurunnya tingkat profesionalisme SDM dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan
sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

Kaitannya dengan visi dan misi puskesmas Ofa Padang Mahondang :


Dengan diangkatnya isu ini diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu,terjangkau.merata dan berkeadilan an dapat meningkatkan profesionalisme SDM dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan secara berkelanjutan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

Pendukung Isu
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk :
o Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
o Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
o Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety)
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar :
1. Pelayanan Farmasi Klinik
 Pengkajian resep, pelayanan resep, dan pemberian informasi obat. Kegiatan pengkajian
resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap dan rawat jalan.
Kegiatan penyerahan obat (Dispensing) dan pemberian informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang
dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat, memberikan etiket, menyerahkan sediaan farmasi dengan
informasi yang memadai disertai pendokumentasian.
Tujuan :
1) Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
2) Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan.
 Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat bertujuan :
1) Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan
Puskesmas, pasien dan masyarakat.
2) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat.
3) Menunjang penggunaan obat yang rasional. Kegiatan Pelayanan Informasi obat , meliputi :
1) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif dan pasif.
2) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga ksehatan melalui telepon, surat atau tatap muka.
3) Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
4) Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta masyarakat.
5) Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya
terkait dengan obat dan bahan medis habis pakai.
6) Mengoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1) Sumber informasi obat
2) Tempat
3) Tenaga
4) Perlengkapan
2. Belum optimalnya pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat dan BMHP pada kartu
kendali (kartu stok) .

Indikator Penyebab Isu :

 Tidak tersedianya kartu stok mengakibatkan terjadinya kekosongan obat karena tidak adanya acuan
dalam perencanaan pengadaan sediaan perbekalan farmasi mempengaruhi mutu pelayanan
kefarmasian.
Dampak :
Apabila pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat da an BMHP pada kartu kendali maka visi
Puskesmas Ofa Padang Mahondang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu,terjangkau,merata dan berkeadilan tidak tercapai dan menurunnya tingkat profesionalisme SDM
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

Kaitannya dengan visi dan misi puskesmas Ofa Padang Mahondang :


Dengan diangkatnya isu ini diharapkan Pus kesmas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu,terjangkau.merata dan berkeadilan an dapat meningkatkan profesionalisme SDM dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

Pendukung Isu :
Menurut Permenkes No 74 Tahun 2016
a. Pengendalian
Pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
dasar.Pengendalian persediaan dilakukan dengan menggunakan kartu stok baik secara manual dan
elektronik. Kartu stok sekurangkurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan,
jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
Pengendalian sediaan farmasi terdiri dari :
1) Penegendalian persediaan
2) Pengendalian penggunaan
3) Penanganan sediaan farmasi hilang, rusak, dan kadaluarsa
3. Belum optimalnya standart waktu tunggu pelayanan obat di UPTD Puskesmas Ofa Padang
Mahondang.

Indikator Penyebab Isu :


 Kurangnya tenaga di bagian farmasi dan dengan banyaknya pekerjaan seperti mencari dan
mengembalikan obat dan mengemas obat serta menyerahkan obat akan petugas obat melakukan 2
pekerjaan sekaligus hal ini yang menyebabkan masalah dan meningkatnya waktu tunggu pelayanan
resep. Dampak untuk Puskesmas semakin banyaknya permintaan obat sehingga membuat antrian
yang panjang tentunya dengan antrian yang panjang menyebabkan pasien merasa bosan dan jenuh
hal ini dapat mempengaruhi pasien untuk tidak menggunakan kembali jasa puskesmas.
Dampak :
Apabila standart waktu tunggu pelayanan obat tidak optimal maka visi Puskesmas Ofa Padang
Mahondang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,terjangkau,merata dan berkeadilan, dan
tidak dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai serta menurunnya tingkat profesionalisme
SDM dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

Kaitannya dengan visi dan misi puskesmas Ofa Padang Mahondang :


Dengan diangkatnya isu ini diharapkan Puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu,terjangkau,merata dan berkeadilan dan dapat menyediakan saran dan prasarana yang memadai serta
meningkatkan profesionalisme SDM dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan sesuai
kompetensi yang dibutuhkan.
Pendukung Isu :
Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan resep adalah waktu tunggu pasien dengan pelayanan
yang dirasakan. Waktu tunggu pelayanan resep adalah tenggang waktu mulai dari pasien menyerahkan obat
sampai menerima obat. Berdasarkan ketentuan Permenkes No. 129/ Menkes/ SK/ 2008 tentang pelayanan
Standar Pelayanan Minimmal Rumah Sakit adalah untuk obat non racikan ≤ 30 menit dan obat racikan ≤ 60
menit. Puskesmas Ofa Padang Mahondang membuat acuan waktu tunggu berdasarkan ketentuan tersebut
yakni waktu tunggu untuk non racikan 5 – 10 menit sedangkan racikan 10 – 15 menit.

ANALISIS ISU DAN PENETAPAN ISU

Identifikasi 3 Isu di UPTD Puskesmas Ofa Padang Mahondang Kabupaten Asahan


1) Belum optimalnya pelayanan obat di UPTD Puskesmas Ofa Padang Mahondang Kabupaten
Asahan.
2) Belum optimalnya pencacatan pemasukan dan pengeluaran obat dan BMHP pada kartu
kendali (kartu stok).
3) Belum optimalnya standart waktu tunggu pelayanan obat di UPTD Puskesmas Ofa Padang
Mahondang.
Analisis Isu
Berdasarkan identifikasi isu diatas, maka dilakukan beberapa analisis yang digunakan untuk
memilih isu yang paling menjadi prioritas. Metode APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Kelayakan) digunakan untuk menentukan apakah isu tersebut memenuhi
syarat untuk segera diselesaikan.
Identifikasi/ Analisis Isu APKL
A= Aktual P= Problematik K= Kekhalayakan L= Layak
No Identifikasi Isu Kriteria APKL
A P K L
1. Belum optimalnya pelayanan obat di UPTD
√ √ √ √
Puskesmas Ofa Padang Mahondang.
2. Belum optimalnya pencacatan pemasukan dan
pengeluaran obat dan BMHP pada kartu kendali √ √ √ √
(kartu stok).
3. Belum optimalnya standart waktu tunggu pelayanan
√ √ √ √
obat di UPTD Puskesmas Ofa Padang Mahondang.

Kemudian prioritas isu ditentukan dengan mengukur tingkat urgensi (urgency), keseriusan
masalah (seriously) dan perkembangan masalah tersebut jika tidak dipecahkan (growth)
yang dikenal dengan metode USG.

Identifikasi/Analisis Isu (USG) U=

Urgency S= Seriousness G= Growth


No ISU U S G Total Peringkat

1. Belum optimalnya pelayanan obat di 5 5 5 15 I


UPTD Puskesmas Ofa Padang
Mahondang.
2. Belum optimalnya pencacatan 5 4 4 13 II

pemasukan dan pengeluaran obat dan


BMHP pada kartu kendali (kartu stok).
3. Belum optimalnya standart waktu 4 4 3 11 III

tunggu pelayanan obat di UPTD


Puskesmas Ofa Padang Mahondang.
Kesimpulan dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu prioritas yang perlu
diselesaikan adalah belum optimalnya pelayanan obat di UPTD Puskesmas Ofa Padang
Mahondang.

Penetapan Isu dan Dampaknya


- Ketidakpatuhan pasien terhadap penggunaan obat.
- Ketidaktahuan pasien terhadap kegunaan obat.
- Tidak tercapainya terapi obat yang diinginkan pada pasien.
- Kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien.
- Menurunkan tingkat keselamatan pasien.

Penetapan Gagasan Kegiatan

Berdasarkan analisis diatas, maka penulis menetapkan beberapa gagasan kegiatan untuk
mendukung pemecahan masalah dari isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Ofa Padang Mahondang.
Adapun gagasan kegiatannya sebagai berikut:

1. Memperbaharui format resep obat.

2. Membuat etiket/label obat

3. Melakukan pemberian infomasi obat pada saat pelayanan resep

4. Mensosialisasikan brosur tentang edukasi penggunaan obat


5. Membuat kartu kendali obat (kartu stok)
6. Mengklasifikasikan penyimpanan obat berdasarkan tahun kadaluarsa
7. Membuat daftar obat dan stiker penandaan khusus obat LASA (Look Alike Sound Alike).
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Memperbah 1. Meminta Tersedianya Akuntabilitas Misi UPTD Memperbaharui
arui format izin kepada resep dengan Seluruh tahapan Puskesmas Ofa resep obat akan
resep obat. kepala format resep kegiatan pembuatan Padang Mahondang: mendukung nilai-
puskesmas yang sesuai resep dilakukan Memberikan nilai organisasi
2. Merancang dengan standart dengan ketelitian dan pelayanan kesehatan Puskesmas yaitu
desain “full identity” penuh tanggung jawab yang bermutu, 1. Prorakyat
format resep Etika Publik terjangkau, merata, 2. Responsif
yang baru. Sebelum melakukan dan berkeadilan. 3. Efektif
3. Berdiskusi kegiatan ini penulis
dengan meminta izin kepada Menyediakan saran
kepala kepala puskesmas dan prasarana yang
puskesmas Komitmen Mutu memadai.
mengenai Merancang format
hasil desain resep obat dengan Meningkatkan
format resep efektif dan efisien profesionalisme
yang baru. Kemudian mencetak SDM dalam
4. Mencetak resep obat dengan melaksanakan
resep obat menggunakan dana pelayanan kesehatan
5. Memberika pribadi (ANTI secara berkelanjutan
n resep KORUPSI). sesuai dengan
tersebut ke kompetensi yang
ruang dibutuhkan.
pemeriksaa
n umum.
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat 1. Meminta izin Tersedianya Sebelum memperbaharui Misi UPTD Memperbaharui
etiket/label obat kepada kepala etiket obat etiket obat , saya Puskesmas Ofa etiket/label obat
”full identit” puskesmas yang meminta izin kepada Padang Mahondang: mendukung
2. Merancang dilengkapi kepala puskesmas dengan Memberikan nilai-nilai
etiket/label obat kepastian hormat dan pelayanan kesehatan organisasi
3. Berdiskusi waktu mengedepankan sikap yang bermutu, Puskesmas yaitu:
dengan kepala pemberian sopan dan santun terjangkau, merata, 1. Prorakyat
puskesmas obat dan “full (ETIKA PUBLIK). dan berkeadilan. 2. Responsif
mengenai hasil identity” Kemudian saya 3. Efektif
desain etiket merancang etiket obat Menyediakan saran
yang dibuat dengan kreatif agar dan prasarana yang
4. Mencetak memudahkan pasien memadai.
etiket/label obat mengingat waktu minum
5. Menerima resep obat (KOMITMEN Meningkatkan
dari pasien MUTU). profesionalisme
6. Menempel/mem Kemudian mencetak SDM dalam
beri etiket obat etiket obat dengan melaksanakan
yang dilengkapi menggunakan dana pelayanan kesehatan
kepastian waktu pribadi (ANTI secara berkelanjutan
pemberian obat KORUPSI). sesuai dengan
pada setiap item Selanjutnya kompetensi yang
obat berdasarkan pemberian etiket obat dibutuhkan.
resep yang yang dilengkapi
diberikan pasien kepastian waktu
pemberian obat
dibuat agar efek
pengobatan lebih
efektif dan efisien
untuk meningkatkan
mutu pengobatan
dengan sikap tidak
diskriminatif
(KOMITMEN
MUTU,
AKUNTABILITAS)
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan 1. Meminta izin Terlaksanany Saya akan meminta izin Misi UPTD Melakukan
pemberian kepada kepala a pemberian dengan sopan dan santun Puskesmas Ofa pemberian
informasi puskesmas informasi (ETIKA PUBLIK) Padang Mahondang: informasi obat
obat pada 2. Mencetak Form obat. Kemudian saya mencetak Memberikan mendukung nilai-
saat Ceklis PIO Form PIO dengan pelayanan kesehatan nilai organisasi
pelayanan 3. Menerima resep menggunakan dana pribadi yang bermutu, Puskesmas yaitu
resep obat dari pasien (ANTI KORUPSI). terjangkau, merata, 1. Prorakyat
4. Memberikan Kemudian saya dan berkeadilan. 2. Responsif
obat sekaligus berkomunikasi yang baik 3. Efektif
informasi terkait dalam memberikan Menyediakan saran 4. Inklusif
obat sesuai informasi terkait obat dan prasarana yang
resep dilakukan dengan bahasa memadai.
5. Mengisi lembar yang sopan dan santun
form PIO sesuai (ETIKA PUBLIK, Meningkatkan
informasi obat KOMITMEN MUTU). profesionalisme SDM
yang telah Selain itu pemberian dalam melaksanakan
diberikan informasi terkait obat pelayanan kesehatan
6. Menandatangani dilakukan dengan sikap adil secara berkelanjutan
form PIO oleh dan tanpa membeda- sesuai dengan
petugas bedakan pasien kompetensi yang
(AKUNTABILITAS). dibutuhkan.
Pengumpulan data dengan
mengisi lembar form PIO Mendorong
dilakukan secara teliti dan masyarakat untuk
cermat dengan tujuan hidup sehat melalui
meningkatkan mutu pemberdayaan umum.
pelayanan obat
(KOMITMEN MUTU).
Kemudian
penandatanganan form PIO
oleh petugas dilakukan
dengan rasa tanggung jawab
(AKUNTABILITAS).
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasi
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
l
1 2 3 4 5 6 7
4. Mensosialisasik 1. Meminta izin Terlaksana Meminta izin kepada kepala Misi UPTD Mensosialisasika
an brosur kepada kepala nya puskesmas dengan sikap Puskesmas Ofa n brosur tentang
edukasi puskesmas sosialisasi santun, hormat dan bahasa Padang Mahondang: edukasi
penggunaan 2. Merancang design edukasi yang sopan (ETIKA Memberikan penggunaan obat
obat. brosur penggunaa PUBLIK). Merancang desain pelayanan kesehatan mendukung nilai-
3. Berdiskusi n obat. brosur/leaflet dengan penuh yang bermutu, nilai organisasi
kembali dengan tanggung jawab serta kreatif terjangkau, merata, Puskesmas yaitu
kepala puskesmas agar memudahkan pasien dan berkeadilan. 1. Pro rakyat
4. Mencetak brosur mendapat informasi yang 2. Inklusif
dan utuh(KOMITMEN MUTU). Menyediakan saran 3. Responsive
memperbanyak Berdiskusi kembali dengan dan prasarana yang 4. Efektif
brosur kepala puskesmas dengan memadai.
5. Mensosialisasikan sopan mengenai design
brosur dan brosur/leaflet yang akan dibuat Meningkatkan
membagikan (ETIKA PUBLIK). Mencetak profesionalisme SDM
kepada brosur dan memperbanyak dalam melaksanakan
pengunjung (ANTI KORUPSI). pelayanan kesehatan
puskesmas Mensosialisasikan secara berkelanjutan
6. Mendokumentasik brosur/leaflet (AKUNTABEL sesuai dengan
an brosur yang DAN KOMITMEN MUTU). kompetensi yang
sudah dicetak Setelah itu dibutuhkan.
Mendokumentasikan
brosur/leaflet yang sudah Mendorong
dicetak(AKUNTABEL DAN masyarakat untuk
KOMITMEN MUTU) hidup sehat melalui
pemberdayaan
umum.
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5.. Membuat 1. Meminta izin Mempermudah Meminta izin kepada Misi UPTD Membuat kartu
kartu kepada Kepala petugas obat kepala puskesmas Puskesmas Ofa kendali obat
kendali Puskesmas dalam (ETIKA PUBLIK) Padang Mahondang: (kartu stok)
obat( kartu 2. Merancang dan penyusunan kemudian merancang Memberikan mendukung
stok) membuat Kartu stok pemasukan dan kartu stok pelayanan kesehatan nilai-nilai
obat pengeluaran obat(AKUNTABILI yang bermutu, organisasi
3. Berdiskusi kembali obat TAS DAN terjangkau, merata, Puskesmas yaitu;
dengan kepala KOMITMEN dan berkeadilan.
puskesmas. MUTU) 1. Responsif
4. Mencetak dan Mencetak dan Menyediakan saran 2. Efektif
memperbanyak memperbanyak kartu dan prasarana yang
kartu stok. stok obat (ANTI memadai.
5. Mengisi kartu stok KORUPSI)
dimana setiap satu Dan mengisi kartu Meningkatkan
kartu stok untuk satu stok profesionalisme
item obat (AKUNTABILITAS SDM dalam
DAN KOMITMEN melaksanakan
MUTU) pelayanan kesehatan
secara berkelanjutan
sesuai dengan
kompetensi yang
dibutuhkan.
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Mengklasifi 1. Meminta izin Obat Saya meminta izin kepada Misi UPTD Mengklasifikasik
kasikan kepada kepala terklasifikasi atasan dengan sikap sopan Puskesmas Ofa an penyimpanan
penyimpana puskesmas. dengan baik dan beretika (ETIKA Padang Mahondang: obat berdasarkan
n obat 2. Memisahkan obat PUBLIK) Memberikan tahun kadaluarsa
berdasarkan yang mendekati Kemudian saya pelayanan kesehatan mendukung nilai-
tahun tanggal memisahkan obat yang yang bermutu, nilai organisasi
kadaluarsa kadaluarsa dari sudah mendekati terjangkau, merata, Puskesmas yaitu:
obat lain kadaluarsa dengan teliti dan berkeadilan. 1. Responsif
3. Menandai dengan (KOMITMEN MUTU) 2. Efektif
menempelkan Lalu menempelkan stiker Menyediakan saran
stiker pada merah, kuning, dan hijau dan prasarana yang
kemasan obat sesuai tahun kadaluarsanya memadai.
sesuai tahun dengan teliti
kadaluarsa (KOMITMEN MUTU) Meningkatkan
(Merah untuk obat Setelah itu disosialisasikan profesionalisme SDM
kadaluarsa < 4 kepada tenaga kesehatan dalam melaksanakan
bulan; Kuning lain yang ada di ruangan pelayanan kesehatan
untuk obat farmasi secara sopan dan secara berkelanjutan
kadaluarsa 4-12 santun(ETIKA sesuai dengan
bulan: Hijau PUBLIK)Setelah itu saya kompetensi yang
untuk obat melaporkan kegiatan dibutuhkan.
kadaluarsa >1 kepada atasan dengan
tahun sopan dan santun (ETIKA
4. Mensosialisasikan PUBLIK)
kepada petugas
kesehatan lain
yang ada di
ruangan farmasi.
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
7. Membuat daftar 1. Meminta izin Tersedianya Saya meminta izin kepada Misi UPTD Membuat daftar
obat dan stiker kepada kepala daftar dan label atasan dengan sikap sopan Puskesmas Ofa obat dan stiker
penandaan khusus puskesmas obat LASA dan beretika (ETIKA Padang Mahondang: penandaan
obat LASA (Look untuk PUBLIK) Memberikan khusus obat
Alike Sound Alike) melakukan Ketika saya membuat pelayanan kesehatan LASA (Look
kegiatan daftar obat LASA saya yang bermutu, Alike Sound
2. Membuat membuat dengan sebaik- terjangkau, merata, Alike)
daftar obat baiknya (KOMITMEN dan berkeadilan. mendukung
LASA MUTU)Kemudian saya nilai-nilai
3. Menempelkan menempelkan stiker Menyediakan saran organisasi
stiker LASA LASA pada obat yang dan prasarana yang Puskesmas yaitu:
pada tempat termasuk golongan obat memadai. 1. Responsif
obat agar tidak LASA 2. Efektif
salah (AKUNTABILITAS) Meningkatkan
pengambilan Ketika saya melakukan profesionalisme
obat sosialisasi kepada petugas SDM dalam
4. Mensosialisasi kesehatan saya melaksanakan
kan kepada menggunakan bahasa pelayanan kesehatan
petugas Indonesia yang baik dan secara berkelanjutan
kesehatan benar sesuai dengan
yang ada di (NASIONALISME). kompetensi yang
ruang farmasi Kemudian saya dibutuhkan.
tentang LASA melaporkan hasil kegiatan
5. Melaporkan kepada atasan dengan
hasil kegiatan jujur, sopan dan santun
kepada atasan (ANTI KORUPSI,
ETIKA PUBLIK)

Anda mungkin juga menyukai