DISUSUN OLEH :
FARA DEWI UTAMI P.L (18200100072)
Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang
merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal. Terapi
Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat
dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada
ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen
yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres
1.Anatomi
Sistem respirasi terbagi menjadi sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan
bawah. Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring. Sedangkan sistem
pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus dan paru-paru (Peate and Nair, 2011).
1) Hidung
Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama dalam
sistem respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian internal. Di
hidung bagian eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang dan hyaline
kartilago yang terbungkus oleh otot dan kulit. Struktur interior dari bagian eksternal
yang masuk; mendeteksi stimulasi olfaktori (indra pembau); dan modifikasi getaran
suara yang melalui bilik resonansi yang besar dan bergema. Rongga hidung sebagai
bagian internal digambarkan sebagai ruang yang besar pada anterior tengkorak
(inferior pada tulang hidung; superior pada rongga mulut); rongga hidung dibatasi
2) Faring (Tenggorokan)
Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang 13 cm.
Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane mukosa. Otot
rangka yang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap sedangkan apabila otot
rangka kontraksi maka sedang terjadi proses menelan. Fungsi faring adalah sebagai
saluran untuk udara dan makanan, menyediakan ruang resonansi untuk suara saat
berbicara, dan tempat bagi tonsil (berperan pada reaksi imun terhadap benda asing)
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3 bagian
corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan dimana jaringan ini
menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan bagian tunggal adalah tiroid,
epiglotis, dan cricoid. Tiroid dan cricoid keduanya berfungsi melindungi pita suara.
Epiglotis melindungi saluran udara dan mengalihkan makanan dan minuman agar
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati udara
dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia
sehingga dapat menjebak zat selain udara yang masuk lalu akan didorong keatas
melewati esofagus untuk ditelan atau dikeluarkan lewat dahak. Trakea dan bronkus
juga memiliki reseptor iritan yang menstimulasi batuk, memaksa partikel besar yang
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan kiri,
yang mana cabang-cabang ini memasuki paru kanan dan kiri pula. Didalam masing-
masing paru, bronkus terus bercabang dan semakin sempit, pendek, dan semakin
banyak jumlah cabangnya, seperti percabangan pada pohon. Cabang terkecil dikenal
dengan sebutan bronchiole (Sherwood, 2010). Pada pasien PPOK sekresi mukus
3) Alveoli
pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup.
Jumlahnya 200 - 500 juta. Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng (sel alveolar tipe I), sel alveolar besar (sel
alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng (tipe I) jumlahnya hanya 10% , menempati 95 %
alveolar paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12 %, menempati 5 % alveolar.
Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal
bulat, ditutupi mikrovili pendek, permukaan licin, memilki badan berlamel. Sel
mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2 lapis epitel
disebut interstisial. Mengandung serat, sel septa (fibroblas), sel mast, sedikit limfosit.
Septa tipis diantara alveoli disebut pori Kohn. Sel fagosit utama dari alveolar disebut
makrofag alveolar. Pada perokok sitoplasma sel ini terisi badan besar bermembran.
4) Paru-paru (pulmo)
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga lobus di
paru sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara kedua paru terdapat
ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan tempat bagi jantung. Masing-
masing paru dibungkus oleh dua membran pelindung tipis yang disebut parietal dan
visceral pleura. Parietal pleura membatasi dinding toraks sedangkan visceral pleura
membatasi paru itu sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan tipis cairan
pelumas. Cairan ini mengurangi gesekan antar kedua pleura sehingga kedua lapisan
dapat bersinggungan satu sama lain saat bernafas. Cairan ini juga membantu pleura 8
visceral dan parietal melekat satu sama lain, seperti halnya dua kaca yang melekat
Bronchiole pada akhirnya akan mengarah pada bronchiole terminal. Di bagian akhir
bronchiole terminal terdapat sekumpulan alveolus, kantung udara kecil tempat dimana
terjadi pertukaran gas (Sherwood, 2010). Dinding alveoli terdiri dari dua tipe sel
epitel alveolar. Sel tipe I merupakan sel epitel skuamosa biasa yang membentuk
sebagian besar dari lapisan dinding alveolar. Sel alveolar tipe II jumlahnya lebih
sedikit dan ditemukan berada diantara sel alveolar tipe I. sel alveolar tipe I adalah
tempat utama pertukaran gas. Sel alveolar tipe II mengelilingi sel epitel dengan
Cairan alveolar ini mengandung surfaktan sehingga dapat menjaga permukaan antar
sel tetap lembab dan menurunkan tekanan pada cairan alveolar. Surfaktan merupakan
karbondioksida antara ruang udara dan darah terjadi secara difusi melewati dinding
alveolar dan kapiler, dimana keduanya membentuk membran respiratori (Tortora dan
Derrickson, 2014).
Respirasi mencakup dua proses yang berbeda namun tetap berhubungan yaitu
respirasi seluler dan respirasi eksternal. Respirasi seluler mengacu pada proses
serangkaian proses yang terjadi saat pertukaran oksigen dan karbondioksida antara
2. Fisiologi pernapasan
a. Pernapasan Eksternal
pertukaran O₂ dan CO₂ antara lingungan ekstrenal dan sel tubuh. Secara umum,
proses ini berlangsung dalam langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas
1) Ventilasi pulmoner
alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan
napas yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga
adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah
tekanan gas.
pernafasan pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan
- Transport O₂
terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah oksigen
yang masuk dalam ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan).
- Transport CO₂
karbaminohemoglobin
b. Pernapasan Sistemik
Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang
karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini,
darah yang banyak mengandung oksigen dibawa keseluruh tubuh hingga mencapai
kapiler sistemik.
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
1) Ventilasi
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa
factor:
2) Difusi
dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
penebalan.
c. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana
O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
3) Transportasi
tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi
D. Patafisiologis
Proses pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pernapasan eksternal
dan pernapasan internal. Pernapasan eksternal adalah proses pertukaran gas secara
keseluruhan antara lingkungan eksternal dan pembuluh kapiler paru (kapiler
proses fisiologi sistem pernapasan itu sendiri yaitu ventilasi pulmonal, difusi gas,
transfortasi gas serta perfusi jaringan. Keempat proses oksigenasi ini didukung oleh
baik atau tidaknya kondisi jalan napas, keadaan udara di atmosfir, otot-otot
pernapasan, fungsi sistem kardiovaskuler serta kondisi dari pusat pernapasan (Atoilah
& Kusnadi, 2013). Sel di dalam tubuh sebagian besarnya memperoleh energi melalui
Pertukaran gas dari pernapasan terjadi di lingkungan dan darah (Ernawati, 2012).
E. Pathway
Menurut Haswita & Reni (2017), factor yang mempenaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu :
1. Faktor fisiologis
bagian atas.
O2 terganggu.
2. Faktor perkembangan
c. Anak usia sekolah dan pertengahan : resiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok, diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas, dan stress yang
3. Faktor perilaku
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
b. Latihan fisik
4. Faktor lingkungan
b. Suhu lingkungan
4. pH arteri abnormal
7. Sianosis
8. Penurunan tekanan ekspirasi
12. Takipnea
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus dan kepiler d.d sianosis
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d pola napas abnormal,takipnea,
3. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d seksresi yang tertahan d.d sputum berlebih
I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Gangguan pertukaran SLKI SIKI
gas b.d perubahan Tujuan : 1. Pemantauan Respirasi (I. 01014)
membran alveolus Setelah dilakukan intervensi 1x24 jam, Observasi:
diharapkan gangguan pertukaran gas dapat ₋ Monitor frekuensi, irama,
teratasi dengan kriteria hasil : kedalaman dan upaya bernapas
1. Pertukaran Gas ₋ Monitor pola napas (seperti
No. Indikator Target kussmaul,hiperventilasi,
1. Dispenea 5 bradipneu, takipneu)
2. Napas cuping hidung 5 ₋ Monitor adanya sputum
3. Takikardi 5 ₋ Monitor adanya sumbatan jalan
4. Pola napas 5 napas
₋ Monitor kemampuan batuk
2. Respons Ventilasi Mekanik efektif
No. Indikator Target ₋ Asukultasi bunyi napas
1. Sekresi jalan napas 5 ₋ Palpasi kesimterisan ekspansi
2. kegelisahan 5 paru
3. Kurang istirahat 5 Terapeutik :
₋ Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
₋ Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
₋ Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu