Anda di halaman 1dari 2

Penelitian yang dilakukan oleh Tang (2020) membandingkan mortalitas pasien COVID-19

yang diberikan heparin dan non heparin di Tongji Hospital yang dilakukan pada 449 pasien
menunjukan hasil pasien yang mendapat heparin angka mortalitasnya lebih rendah daripada
pasien yang tidak mendapat heparin dengan D dimer lebih dari normal. 1
Restropektif studi yang dilakukan oleh Tang(2020) menunjukan hasil Angka kematian secara
keseluruhan adalah 11,5%, yang tidak selamat mengungkapkan tingkat D-dimer dan produk
degradasi fibrin yang lebih tinggi secara signifikan, waktu protrombin yang lebih lama dan
waktu tromboplastin parsial teraktivasi dibandingkan dengan yang selamat.2
Penelitian yang dilakukan oleh Porfidia (2020) memperoleh hasil yang sama. Pasien
COVID-19 berat yang tidak ditatalaksana dengan heparin menunjukan peningkatan angka
mortalitas dan tingkat D-dimer. 3 Parameter koagulasi abnormal telah dilaporkan pada pasien
rawat inap dengan penyakit COVID-19 yang parah dan kadar D-dimer di atas> 1000 μg / L
telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian.4
Koagulopati diketahui terjadi pada sebagian besar pasien yang meninggal karena COVID-19.
Menariknya, dalam penelitian terapi antikoagulan dengan heparin berat molekul rendah
(LMWH) tampaknya dikaitkan dengan kematian yang lebih rendah pada sub populasi.
memenuhi kriteria koagulopati yang diinduksi sepsis atau dengan peningkatan d-dimer.5
Meta analisis yang dilakukan oleh Song dan Wang, dkk (2020) merekomendasikan Pada
pasien COVID-19 yang parah dengan disfungsi koagulasi, terapi antikoagulan menggunakan
heparin yang tidak terfraksi / heparin dengan berat molekul rendah direkomendasikan untuk
mengurangi penipisan substrat koagulasi.6 Setelah FDP ≥ 10 g / mL dan / atau DD ≥ 5 μg /
mL, heparin yang tidak terfraksi (3–15 IU / kg per jam) harus digunakan.6

Pustaka
Bibliography
1. Tang N, Bai H, Chen X, Gong J, Li D, Sun Z. Anticoagulant treatment is associated
with decreased mortality in severe coronavirus disease 2019 patients with
coagulopathy. J Thromb Haemost. 2020;
2. Tang N, Li D, Wang X, Sun Z. Abnormal coagulation parameters are associated with
poor prognosis in patients with novel coronavirus pneumonia. J Thromb Haemost.
2020;18(4):844–7.
3. Porfidia A, Pola R. Venous thromboembolism in COVID-19 patients. J Thromb
Haemost. 2020;
4. Porfidia A, Pola R. Venous thromboembolism and heparin use in COVID-19 patients:
juggling between pragmatic choices, suggestions of medical societies. J Thromb
Thrombolysis [Internet]. 2020;(0123456789):3–6. Tersedia pada:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/32367471
5. Kollias A, Kyriakoulis KG, Dimakakos E, Poulakou G, Stergiou GS, Syrigos K.
Thromboembolic risk and anticoagulant therapy in COVID-19 patients: Emerging
evidence and call for action. Br J Haematol. 2020;0–2.
6. Song JC, Wang G, Zhang W, Zhang Y, Li WQ, Zhou Z. Chinese expert consensus on
diagnosis and treatment of coagulation dysfunction in COVID-19. Mil Med Res.
2020;7(1):19.

Anda mungkin juga menyukai