COLORECTAL
ANAMNESA :
Identitas, Usia
- Laki > perempuan
- Usia > 50 th
1. Tumor
a. Progresif :
Non Obstruksi :
- “change of bowel habit” selama > 6 minggu (1.5 bulan)
- Apakah ada BAB cair
o Seperti pensil / kotoran kambing
o campur lendir
o diare
o morning diare
o hematochezia
o melena
o Tenesmus
- lemah badan, pucat (anemia)
- Apakah ada riwayat demam?
Obstruksi :
- Tidak bisa BAB, Sejak berapa lama?
- Terakhir BAB?
- Sebelumnya pola BAB terakhir?
- Flatus terakhir?
- Nyeri perut? Hilang timbul?
- Nyeri Seluruh perut? (peritonitis)
- Muntah?
- Isi apa? Warna? Volume? Berapa kali?
- Kembali ke pertanyaan change bowel habit
b. Infiltratif
Apakah ada BAB kehitaman? Melena (Duodenum, gaster)
Apakah sulit mengontrol BAB? Feses keluar sendiri? Inkontinensia alvi (saraf)
Apakah ada riwayat BAK darah? Hematuria (buli)
Apakah ada keluhan nyeri pinggang? Bengkak pada pinggang? Hidronefrosis (Ginjal)
Apakah ada keluhan sulit BAK? (prostat)
Apakah ada riwayat keluar darah dari kemaluan? (vagina)
c. Metastasis
- Ada ada benjolan yang lain juga? Seperti di leher? (Virchow node)
- Ada benjolan di perut?
- bagian mana? Fosa iliaca? Suprapubik? Kanan Atas?
- sudah berapa lama? mulai dari ukuran bgm?
- Disertai nyeri pada benjolan?
- Nyeri anus saat BAB
- Apakah ada keluhan timbul kuning pada mata atau seluruh tubuh?
- Masa di perut kanan atas?
- Nyeri perut kanan atas?
- Sesak?
- Batuk?, Batuk Darah?
1
Catatan Zen Wumu, Colorectal
- Kuning?
- Nyeri Kepala?, Muntah? Kejang? Penurunan Kesadaran?
- Nyeri tulang belakang? Keram di kaki, lumpuh? lebih banyak Ca rektum daripada Ca kolon
Summary
Kolon ascenden Kolon descenden Rektum
Tipe Besar, fungating Kecil, anuler, stenotik Infiltratif, vegetatif
Ulcerating pericolic abses
Gejala Kolitis, Obstruktif Proktitis
Dull pain supraumbilikal Kolik, gas pain Nyeri stadium lanjut
Massa di fossa iliaca D cramps
Nyeri Karena infiltrasi Karena obstruksi Karena tenesmus, yeri
waktu BAB inv. sfingter
Dispepsia Sering Jarang Jarang
BAB Diare Konstipasi progresif Tenesmus, lendir + darah
Obstruksi Jarang, obstruksi jika Hampir selalu, Tidak jarang
kena ileocaecal valve kaliber feses kecil
Darah pd feses Mikroskopis Mikros / makroskopis Makroskopis
Perburukan KU Dini Lambat Lambat
Anemia Hampir selalu Lambat Lambat
2. Faktor resiko
a. Genetik / keluarga unmodified factor
SCC / FAP / HNPCC / IBD
- Apakah ada keluarga yang menderita seperti ini? Kanker yang lain?
- Siapa?
- Apakah pernah sakit seperti ini sebelumnya?
- Apakah pernah dilakukan pemeriksaan feses ?(FOBT)
- Apakah pernah dilakukan teropong pada saluran pencernaan sebelumnya? Hasil? Biopsi?
- Riwayat operasi? Kemoterapi? Radioterapi? Apa? Kapan?
- Alasan? Neoadjuvan? Bgm Respon pengobatan?
- Riwayat konsumsi obat2an?
b. Lingkungan modified factor
- Pekerjaan ?
- Apakah rutin berolah raga? Physical inactivity
- Pernah terapi Radiasi? radiasi : karna limfoma, lingkungan
- Apakah pasien gemuk? Berat badan selama ini?
2
Catatan Zen Wumu, Colorectal
- Penurunan BB?
- Merokok? Alkohol? (Radikal Bebas)
- Diet tinggi daging merah / daging yang dibakar ( grill ) : sterol di kolon yang akan diubah bakteri
anerob : carsinogenik
- Kurang makan sayur2an? (rendah serat)
3. Comorbid
Berhubungan dengan kanker
- DM? Sejak kapan? Terkontrol?
- Cardiovaskular?
- Hiperlipidemia/Kolesterol? Sejak kapan? Terkontrol?
- Adakah ada keluhan nyeri sendi, ruam kulit, kulit sensitif ? (penyakit autoimun)
Berhubungan dengan rencana tindakan operasi
- Hipertensi?
- Penyakit Paru?
4. Riwayat Pengobatan sebelumnya
- Riwayat operasi? Kemoterapi? Radioterapi?
- Kapan?
- Alasan? Neoadjuvan? Bgm Respon pengobatan?
- Riwayat konsumsi obat2an?
PEMERIKSAAN FISIK
Informed Consent, APD
BB, TB (IMT : Kg/Cm2 = 18 – 23). Penurunan berat badan >5% dalam waktu 3 bulan
Status Gizi :
- SGA (Subjective Global Assessment ) : anamnesis dan pemeriksaan fisis yang mencerminkan
perubahan metabolik dan fungsional.
Karnofsky Skor? > 60 (Aktivitas, Penyakit, Butuh bantuan)
Vital Sign :
- TNRS :
- Demam? Sepsis? Syok Spesis? (QSofa), Vasopresor Adrenalin
- Sepsis Induced Hipotensi? Cukup dengan cairan bisa respon baik
Jika sepsis Setelah lengkap semua, assement, Lanjut ke Sepsis Campaign
- Vas
Non-opioid : Aspirin, Paracetamol/asetaminofen
Opioid lemah : Kodein
Opioid kuat : Morfin
Status Generalis :
- Kepala : Conj anemis? Sklera Ikterik?, Mukosa bibir kering?
- Leher: Kiri : Virchow Node
- Thorax? Rh?
- Abdomen, Massa di kanan atas? Nyeri tekan perut kanan atas? Permukaan? Berbenjol2?
- Benjolan? Nyeri Tulang belakang? Extremitas?
Status Lokalis :
3
Catatan Zen Wumu, Colorectal
RT :
TSA cekat? Longgar?
Ampula Kolaps? Terisi Feses? Kosong?
Mucosa licin? Berbenjol2?
Teraba massa?
- Dapat meraba tumor sampai + 8-9 cm dari anus ( rektum 1/3 tengah & distal )
- Yang dinilai dari RT :
1. Batas bawah jarak dari anal verge, berapa cm sampe ke anus?
2. Batas atas ( bila memungkinkan )
3. Ukuran tumor
4. Bentuk tumor indurasi, ulkus, tonjolan rapuh, pertumbuhan anular / cincin
5. Mobilitas tumor fiksasi ke dinding rektum, sfingter ( anorectal ring ), dinding
pelvis
VT : Perempuan : mucosa licin? Massa?
Sarung Tangan : Darah, lendir, feses
Foto Polos Abdomen (jika ada obstruksi). Barium enema water soluble ?
- Supine :
Dilatasi Usus halus – Colon Sigmoid, Hearring Bone (usus halus), Haustra (colon)
Distribusi Udara tidak sampai distal
- Tegak/LLD :
Multiple Air Fluid Level
Free Air Sub Diafragma Kanan
4
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Chilaiditi Sindrom (Colon interposisi antara liver dan diafragma, terlihat seperti free air sub
diafragma)
OBSTRUKSI? DEHIDRASI? SEPSIS?
Sepsis Campaign :
Quick SOFA :
Sistolik BP < 100 mmHg
RR > 22 x/m
GCS < 15
SOFA Score : Skor SOFA dapat digunakan untuk menentukan tingkat disfungsi organ dan risiko kematian
Evaluasi?
Vital Sign? Kesadaran? Urine Output?
Fungsi Organ? MOD? MOF? Berapa lama?
- Perforasi
o Perforasi terjadi sekitar tumor karena sentral nekrosis dan dipercepat oleh obstruksi sehingga
tekanan dalam rongga kolon meningkat dileptic perforation
o Perforasi di proksimal kanker juga bisa terjadi karena ada divertikel
o Perforasi paling banyak terjadi di caecum dinding caecum paling tipis dengan tekanan
yang besar karena berdekatan dengan ICJ valve ( jika masih kompeten ) sering
dihubungkan dengan Laplace law ??? ( besarnya tekanan berbanding terbalik dengan
diameter ruang ∆p = 2γ / R )
Fungsi kolonoskopi :
1. Diagnosis gold standar ca kolon
- Skrining
- Deteksi lesi sinkronous adenoma (13-62%) & sinkronous Ca (3-8%)/metakronous (8% dalam
3,7th)
2. Terapi :
- Ekstirpasi polip -Mengelola perdarahan
6
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Foto thoraks
- Fungsi :
o Staging : melihat metastase paru / pleura : Coin lesion, Miliary, sudut Costofrenikus tumpul
o Persiapan operasi : melihat penyakit paru, cardiovaskuler
CT Abdomen + Kontras
- Fungsi :
o Staging : melihat metastase hepar & KGB para aorta
o Menilai resektabilitas tumor
- Yang dinilai :
o Kondisi tumor : lihat fat line di sekitar tumor
o Infiltrasi ke struktur sekitar
Kolon :
Duodenum, Hepar, Gaster
Rektum :
Buli – buli
Uterus posterior, ovarium
Ureter tampak sebagai hidronefrosis
o Metastase : hepar, KGB para aorta
- Keuntungan & kerugian :
(+) Senstivitas tinggi
Dapat memberikan informasi keadaan di luar kolon ( invasi lokal & metastasis)
(-) Tidak dapat mendiagnosis polip < 10mm
Radiasi lebih tinggi
Kapan perlu evaluasi dengan Ctscan ?
o CTx adjuvant 1 tahun
o CTx neoadjuvant 3 siklus
MRI
- Ada 2 macam : surface ( body ) coil dan endorectal coil
- Sebagai pengganti CTscan, terutama bila ada kontra indikasi penggunaan kontras
PATOLOGI
Evaluasi makroskopis :
1. Batas sayatan proksimal distal ( bebas/tidak, jarak dari tumor )
7
Catatan Zen Wumu, Colorectal
R0 = Bebas Tumor
R1 = Makroskopis bebas tumor
R2 = Makroskopis dan mikroskopi tidak bebas
Evaluasi mikroskopis :
1. Tipe histologis tumor
a. Adenokarsinoma
- AdenoCa tanpa komponen musinosum - AdenoCa dengan komponen musinosum <50%
- AdenoCa musinosum (komponen musinosum >50%)
- Signet ring cell adenocarcinoma
Varian adenoCa musinosum, ditemukan musin intrasitoplasmik > 50%
- Squamous cell Ca - Adeno-squamous Ca
- Karsinosarkoma - Undifferentiated Ca
- Carcinoid : Tumor neuroendokrin (NET) berdiferensiasi baik
8
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Periksa All RAS : K-RAS, N-RAS dan BRAF (untuk Targeting Terapi)
STADIUM
Klasifikasi TNM dari AJCC ed 8
T = ukuran tumor primer
Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai.
T0 : Tidak terdapat tumor primer.
Tis : Karsinoma in situ : intraepitelial atau invasi lamina propria
T1 : Tumor menginvasi submukosa
T2 : Tumor menginvasi muskularis propria
T3 : Tumor menginvasi sampai jaringan perikolorektal
T4a : Tumor penetrasi ke permukaan peritoneum visera
T4b : Tumor menginvasi / menempel pada organ / struktur lain
9
Catatan Zen Wumu, Colorectal
STADIUM T N M SCORE
I T1-T2
II A T3
II B T4a
II C T4b
III A 2-3
III B N2b 3 (N2b)
4–5
III C 5–6
5 (T4b)
5 (N2b)
IV A M1a
IV B M1b
IV C M1c
TATALAKSANA
KANKER KOLON
10
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Sumary :
Stadium NeoAdjuvan Reseksi Adjuvan
Resektable Nonobstruksi Colectomi dengan Enblock Removal Regional Limf
(Insitu) Tis
Post
(st I) T1 N0 M0,
Colectomi dengan Enblock Observasi
T2 No M0
Removal Regional Limf
(St II) T3-4 N0 M0
Observasi atau
(St II) Post
Dipertimbangkan
T3-4 N0 M0 MSS/pMMR Colectomi dengan Enblock
Capecitabin atau
dan High Risk (-) Removal Regional Limf
5FU/Leucovorin
(St II)
T3-4 N0 M0 High Risk Post Capecitabin atau
sistemik rekuren (+) Colectomi dengan Enblock FOLFOX / CAPEOX
(St II) Removal Regional Limf atau Observasi
T4 N0 M0 (MSS/pMMR)
Post Disukai CAPEOX 3
(St III) T1-3 N1 Low Risk Colectomi dengan Enblock bulan atau FOLFOX 3 –
Removal Regional Limf 6 bulan
Post Disukai CAPEOX 3 – 6
(St III) T4 N1-2 (St III) Tx
Colectomi dengan Enblock Bulan atau FOLFOX 6
N2 High Risk
Removal Regional Limf bulan
1 stage Colectomy dengan
Enblock Removal regional Selanjutnya, setelah
Resektable Obstruksi limf atau Reseksi dengan ada hasil PA, lihat yang
Diversi atau Diversi atau Non Obstruksi
Stent
Selanjutnya, setelah
Bulky Nodul atau cT4b Dipertimbangkan Colectomy dengan Enblock
ada hasil PA, lihat yang
(infiltrasi ke organ sekitar) FOLFOX / CAPEOX Removal regional limf
Non Obstruksi
Sistemik terapi
Local Unresektable atau Re-Evaluasi untuk konversi Reseksi atau Sistemik
atau Capecitabin +
Medicali Inoperable ke Reseksi terapi
RT
atau Colectomy diikuti
Sinkronous atau
atau FOLFOX 2 – 3 bulan FOLFOX 2 – 3 bulan /
Staged Colectomy
atau CAPEOX atau FOLFIRI CAPEOX / FOLFIRI dan
Selanjutnya dengan Liver atau
(katagori 2B) diikuti dengan Metastasektomi
Paru reseksi dan
colectomy + metastasektomi FOLFOX / CAPEOX (6
atau local terapi
bulan)
Resektable
(St IV) Sinkronous Liver atau Paru
Unresektable
Metastase
Non Obstruksi Sistemik Terapi
Peritoneal Obstruksi Colectomy /
Sistemik Terapi
Stoma/ Bypass / Stent
Metachronous
KANKER REKTUM
11
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Work Up :
-Biopsi Tes MMR / MSIf
-Tinjauan patologi
-Kolonoskopi
-Pertimbangkan proktoskopi
-CT dada dan CT atau MRI Abdomen
-CBC, profil kimiawi, CEA
-MRI panggul dengan atau tanpa kontras
-Ultrasonografi endorektal (jika MRI merupakan kontraindikasi atau pertimbangkan untuk lesi superfisial)
-Terapi enterostomal seperti yang diindikasikan untuk penandaan situs sebelum operasi, mengajar
-PET / CT scan tidak diindikasikan
-Evaluasi tim multidisiplin, termasuk evaluasi bedah formal
-Diskusi / konseling risiko kesuburan pada pasien yang sesuai
High Risk Ca Rektum : Gambaran berisiko tinggi termasuk margin positif, invasi limfovaskular, poorly diff,
atau invasi sm3 (invasi submukosa ke sepertiga bagian bawah tingkat submukosa)
St IV Meta Tx Nx M1
Workup :
-Kolonoskopi
-Pertimbangkan proktoskopi
-CT dada dan CT atau MRI Abdomen
-MRI panggul dengan atau tanpa kontrasc
-CBC, profil kimiawi
-CEA
-Penentuan status gen tumor untuk mutasi RAS dan BRAF dan HER2, amplifikasi (secara individual atau sebagai
bagian dari sekuensing generasi berikutnya [panel NGS])
-Penentuan MMR tumor atau status MSIz (jika belum pernah dilakukan sebelumnya)
-Biopsi, jika diindikasikan secara klinis
-Pertimbangkan PET / CT scan (dasar tengkorak hingga pertengahan paha) jika penyakit M1 yang berpotensi
dapat disembuhkan dengan pembedahan pada kasus tertentu
-Pertimbangkan MRI liver untuk pasien yang berpotensi dapat dioperasi
-Evaluasi tim multidisiplin, termasuk ahli bedah yang berpengalaman dalam reseksi metastasis hepatobilier dan
paru
Sumary
12
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Transabdominal
St I (T1-2 N0) Kriteria (-)
Reseksi
Post
(St I) pT1-2, N0 M0 Observasi
Transabdominal Reseksi
Capecitabin + RT, atau
FOLFOX/CAPEOX
atau Observasi (Pengamatan
setelah reseksi transabdominal
dapat dipertimbangkan pada
Post pasien dengan ca rektum pT3N0
(St IIA) pT3 N0 M0 Transabdominal Reseksi jika tumornya berdiferensiasi
baik atau berdiferensiasi
sedang menyerang kurang dari
2 mm ke dalam mesorektum,
tanpa keterlibatan pembuluh
limfatik atau vena dan terletak
di rektum atas)
(St IIB) pT4 N0 M0 atau Post FOLFOX / CAPEOX, atau 5FU /
(St III) pT1 – 4, N 1-2 Transabdominal Reseksi Capecitabin + RT
Capecitabin + RT Restaging
(St II – III) T3 Nx + Clear
Long, atau RT Transabdominal FOLFOX / CAPEOX
CRM (by MRI) atau
Short, atau FOLFOX Reseksi
(St III) T1-2, N1-2
atau CAPEOX Kontra Indikasi Reseksi Sistemik Terapi (Kemo + TT)
Capecitabin + RT
(St II – III) T3 Nx + CRM Long, atau
terlibat (by MRI) atau FOLFOX/CAPEOX
(St II – III) T4 Nx atau (12 – 16 Minggu), Restaging 6 minggu FOLFOX / CAPEOX 12 – 16
Lokal Unresektable atau RT Short CRM terlibat minggu
atau Medicali diikuti FOLFOX /
Inoperable CAPEOX 12 – 16
minggu
Transabdominal Reseksi FOLFOX / CAPEOX
Restaging
Kontraindikasi Reseksi Sistemik Terapi (Kemo + TT)
St IV Meta Tx Nx M1
Sinkronous Liver saja Clear CRM Restaging
atau Paru Saja FOLFOX / CAPEOX Metastasektomi +
Resektable RT Short Reseksi
13
Catatan Zen Wumu, Colorectal
OPERASI
Persiapan preoperatif :
- Persiapan kolon mekanis ( Mechanical Bowel Preparation – MBP ) Beberapa studi menyebutkan MBP
tidak menurunkan resiko kebocoran anastomosis dibandingkan tanpa MBP
1. Hindari makanan padat makanan cair & rendah serat ( diet bubur kecap 2 hari preop )
2. Laksatif
Manitol + Neomicin p.o. untuk mencegah fermentasi bakteri & pembentukan gas eksplosif
Fleet phosphosoda ( 1 hari preop ) : minum air putih 1 gelas tiap 2 jam untuk cegah dehidrasi
3. Enema & distal bowel washout
Fleet enema ( 2 hari preop )
- Antibiotik profilaksis 30 menit sebelum induksi
o Gentamycin 120 mg & Metronidazole 500 mg?
o Ceftriaxon 500 mg?
KOLON
A. ELEKTIF
Prinsip operasi :
- Segmentektomi mengikuti pola vaskularisasi / drainase limfatik kolon
- Bila jarak tumor primer sama ( equidistant ) dari 2 feeding artery kedua pembuluh darah tsb
harus dipotong pada pangkalnya
- Jarak minimal reseksi 5 cm pada kedua sisi
- Panjang reseksi ileum tidak berpengaruh pada residif lokal seminimal mungkin
- Ca kolon multiple & HNPCC total colectomy ( ileorectal anastomosis )
- Kolitis ulseratif proctocolectomy
14
Catatan Zen Wumu, Colorectal
- KGB di area asal pembuluh darah harus diidentifikasi untuk pemeriksaan patologis
- KGB (+) secara klinis di luar lapangan reseksi yang mencurigakan harus dibiopsi
- Minimal 12 KGB yang diperiksa
15
Catatan Zen Wumu, Colorectal
B. EMERGENCY
REKTUM
Penentuan resektabilitas berdasarkan RT :
- F0 : tidak fixed
- FR : fixed tapi resektabel dibagi fixed anterior ( perlu pelvic exenteration ), lateral,
posterior ( perlu distal sacrectomy )
- FNR : fixed unresektabel
Kriteria unresektabel :
1. Schiatic pain ( mengenai saraf, bila hanya penekanan nyeri berkurang setelah radiasi )
2. Mengenai tulang / saraf S1-S2 ( sacrectony proksimal S2 menyebabkan unstabilitas S1 joint yang
memerlukan fiksasi internal )
3. Obstruksi ureter bilateral ( infiltrasi dinding pelvis bilateral )
4. Fiksasi dinding pelvis multipel
5. Infiltrasi dinding pelvis sirkuler
6. Extrapelvic disease
Operasi Ca rektum berdasarkan letak tumor dari anal verge ( intersphincteric groove ) :
- 1/3 Proksimal anterior reseksi
Diseksi & anastomosis di atas peritoneal reflexion
- 1/3 Distal
o Stadium dini eksisi lokal tumor rektum
Approach :
16
Catatan Zen Wumu, Colorectal
- Trans anal
Dapat dilakukan dengan Trans anal excision ( open surgery ) maupun Transanal Endoscopic
Microsurgery (TEM)
Syarat : ( ASCRS, KKR 2014 )
o < 30% dari lingkar rektum
o Ukuran < 3cm
o Margin bersih (> 3mm)
o Mobile
o Letak < 8cm dari linea dentata
o T1, N0 ( diperiksa dengan ERUS / MRI )
o Polip yang diangkat secara endoskopik dengan patologi kanker atau tidak dapat ditentukan
o Invasi limfovaskular / perineural (-)
o Diferensiasi baik / sedang
Perlu pudendal nerve block relaksasi sfingter
Potong 1-2 cm dari tepi tumor full thickness jahit transversal
(+) Morbiditas & mortalitas minimal
Pemulihan post op cepat
(-) Evaluasi penyebaran ke KGB secara patologis tidak dapat dilakukan
Residif lokal >>
o Stadium lanjut
- ELAR ( Extended Low Anterior Resection )
Mobilisasi sampai dasar pelvis memotong ligamentum lateral dan diseksi posterior (fascia
Waldeyer) sampai ujung coccyx
- ULAR ( Ultra Low Anterior Resection )
Sphincter saving + coloanal anastomosis
Kontra indikasi :
Inkontinen
Tenesmus
Invasi sfingter / septum rektovaginal
Ada 2 cara :
o Potong rektum di dasar pelvis dilanjutkan stripping mukosa anus mulai linea dentata ke
proksimal coloanal
o Mulai linea dentata, mobilisasi rektum di intersphincteric groove
Ada 2 teknik anastomosis :
1. Colonic J-pouch 5-8 cm
2. Transverse coloplasty
Batas reseksi
- Proksimal : 5 cm
- Distal : 2 cm intramural spread ke distal > 2 cm hanya 2-6%
Beberapa penelitian menyebutkan 81-95% Ca tidak menyebar / ekstensi intramural melebihi 1 cm.
Pada Ca rektum yang ekstensi > 1 cm biasanya stadium lanjut, poorly diff, metastasis jauh
- Radial TME ( Total Mesorectal Excision ) angka rekurensi turun dibanding eksisi
konvensional ( radial margin (+) 25% konvensional vs 7% TME )
TME : diseksi tajam under direct vision pada holy plane di luar mesorektum dengan batas
o Atas : holy plane ( rektum bagian atas sampai 5 cm di atas tumor untuk preservasi saraf
otonom daerah pelvis sehingga mengurangi komplikasi disfungsi seksual & miksi )
o Bawah : 5 cm di bawah tumor
o Lateral : batas ekstrafasial ( antara fascia propria rektum & fascia presacral )
Preservasi :
17
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Ligasi :
- SHA setelah keluarnya colica S ( low tie )
- IMA 1-2 cm dekat aorta & IMV dekat Treitz ( high tie ) bila curiga N di luar pelvis
Non teknis :
o Sepsis
o Komorbid sistemik
o Obesitas
o Laki – laki
o Umur
o Merokok
18
Catatan Zen Wumu, Colorectal
o Malnutrisi
- Paradigma terapi KKR dengan metastasis hati :
1. Klasik tumor primer dulu
2. Bersamaan
3. Pendekatan terbalik metastasis terlebih dulu
Tergantung tempat mana yang dominan secara onkologis & simptomatis
METASTASE HEPAR
Resektabel
- Soliter metastase pada 1 lobus
- Soliter metastase pada central hepar
- Bilateral metastase tidak melibatkan setidaknya 2 segmen besar / 3 segmen kecil
- Multipel lesi tidak melibatkan setidaknya 2 segmen besar / 3 segmen kecil
- Soliter metastase pada hepar & soliter metastase pada paru - paru
Borderline
- Small metastase ( < 2 cm )
- Masuk dalam resektabel tapi dengan kecurigaan terdapat nodul
Unresektabel
- Lesi soliter tapi dengan unresektabel lokal residif
- Metastase > 5 – 6 segmen
- Small metastase tetapi banyak
RADIOTERAPI
Hanya diberikan untuk Ca rektum, bukan untuk Ca kolon kontroversial.
Ada juga RT pada colon. Baca NCCN 2020
Waktu pemberian :
19
Catatan Zen Wumu, Colorectal
- Pre operatif
Dua modalitas RTx pre op
1. Short course
Indikasi : clearing operation field
Dosis : 25 Gy dengan fraksinasi 5x5 Gy operasi dalam 2-3 hari
Tidak boleh digunakan pada tumor unresektabel
2. Long course
Indikasi :
o Downsizing
o Mengurangi resiko local recurrence
o Mengurangi jumlah sel tumor viabel mengurangi kemungkinan kontaminasi
o Meningkatkan resektabilitas ( terutama T4 )
o Meningkatkan kemungkinan preservasi sfingter
o Menghindari penggunaan stoma
Dosis : 50 Gy dengan fraksinasi 25x2 operasi setelah 4-8 minggu
Kombinasi dengan 5-FU / Capecitabine ( radiosensitizer )
- Post operatif ( pada pasien yang belum mendapat radiasi pre operatif )
Indikasi :
o Circumferential margin (+)
o Perforasi pada area tumor
o High risk residif lokal ( > pT3b dan/atau N + )
Dosis : 45-60 Gy dengan fraksinasi 5x200 cGy
54-60 Gy batas margin (+) / gross residual disease
KEMOTERAPI
Indikasi / persyaratan CTx adjuvant : ( KKR 2014 )
- Stadium penyakit stadium III / IIB (T4) atau IIA (T3) dengan high risk
- Resiko kekambuhan ( high risk ) ( NCCN 2014 ) :
20
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Timidilat sintase
Timidilat sintase diikat oleh 5-FU dengan bantuan kofaktor folat tereduksi dari Leucovorin
ES :
- GIT :
o Diare Tx : loperamid, octreotide, tinctura opii
o Muntah Tx : serotonin receptor antagonist ( Palonosetron ) dan/atau Dexametason 8 mg
o Stomatitis, esofagofaringitis
o Tukak & perdarahan GIT
- Hematopoetik netropeni Tx : granulocyte colony stimulating factor ( G-CSF ) + AB untuk
pasien high risk
- Hand-foot syndrome / palmar-plantar erythrodysesthesia
2. Leucovorin / Asam Folinat
Mekanisme : menstabilkan ikatan timidilat sintase dgn asam fluorodeoksiuridilat (dari 5-FU)
Kontraindikasi : Anemia pernisiosa & anemia megaloblastik karena defisiensi vitamin B12
3. Capecitabine ( Xeloda )
ES :
- Hematopoetik Mielotoksik sedang, neutropeni, anemia, trombositopeni
21
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Golongan : alkaloid
Mekanisme : menghambat topoisomerase I yang memecah DNA ( fase S )
ES :
- Diare, muntah
- Hematopoetik : anemi, netropeni, trombositopeni
- Insomnia
- Gangguan enzim hepar
- Bradikardi, hipotensi
- Fatigue
Regimen terapi
- Capecitabine 2 x 1250 mg/m2 ( single drug ), hari 1-14, istirahat 7 hari.
Siklus 3 mingggu
- FOLFOX6
o Oxaliplatin 85 mg/m2 iv selama 2 jam, hari ke-1
o Leucovorin 400 mg/m2 iv selama 2 jam, hari ke-1
o 5-FU 400 mg/m2 iv bolus, hari ke-1 1200 mg/m2 infus tiap hari selama 2 hr iv
o Siklus 2 minggu
- CapeOx / XELOX
o Oxaliplatin 130 mg/m2 iv selama 2 jam, hari ke-1
o Capecitabine 1000 mg/m2 2x1 po, hari ke-1 sd ke-14
o Siklus 3 minggu x 24
- FOLFIRI
o Irinotecan 250 mg/m2 iv selama 2 jam, hari ke-1
o Leucovorin 400 mg/m2 iv selama 2 jam, hari ke-1
o 5-FU 400 mg/m2 iv bolus, hari ke-1 1200 mg/m2 tiap hari selama 2 hr iv
o Siklus 2 minggu
- XELIRI
o Irinotecan 130 mg/m2 iv selama 2 jam, hari ke-1
o Capecitabine 1000 mg/m2 2x1 po, hari ke-1 sd ke-14
o Siklus 3 minggu x 24
- Roswell Park
o Leucovorin 500 mg/m2 iv selama 2 jam, hari 1,8,15,22,29, dan 36
o 5FU 500 mg/m2 iv 1 jam setelah Leucovorin hari 1,8,15,22,29, dan 36
22
Catatan Zen Wumu, Colorectal
o Siklus 6 minggu
TARGETED TERAPI
Bevacizumab ( Avastin )
Mekanisme : anti VEGFR ( Vascular Endotelial Growth Factor Receptor )
- Vaskularisasi tumor ↓
- Menormalkan pembuluh darah tumor yang tersisa
- Menghambat pembentukan pembuluh darah tumor baru
Cetuximab ( Erbitux )
Mekanisme : anti EGFR ( Epidermal Growth Factor Receptor )
- Menghambat pertumbuhan sel
- Induksi apoptosis
- Penurunan matrix metalloproteinase
- Penurunan produksi VEGF
Diberikan pada KKR dengan KRAS & NRAS wild type periksa BRAF
Dosis : 400 mg/m2 (inisial) selanjutnya 250 mg/m2 tiap minggu + FOLFIRI
Cetuximab dikombinasikan dengan FOLFIRI ( kombinasi dengan FOLFOX / CapeOx tidak mempunyai
keuntungan )
ES : skin rash
Panitumumab ( Vectibix )
Mekanisme : anti EGFR
Diberikan pada KKR wild type
Dosis : 6 mg/kgBB + FOLFIRI / FOLFOX
ES : Skin rash
23
Catatan Zen Wumu, Colorectal
Penurunan kadar Mg
Lokasi rekurensi :
- Ca kolon : 50% di tumor bed
- Ca rektum : 90% di pelvis sentral / posterior ( tumor bed & KGB regional ), 19% di anastomosis
Follow up / surveilance
I. Anamnesis & pemeriksaan fisik (D)
- Tiap 3 bln (2 th) tiap 6 bln (5 th)
- Anamnesis : batuk, nyeri perut / panggul, perubahan pola BAB, perdarahan rektum, malaise (85%)
- Pemeriksaan fisik : hepar, rektal – vaginal, inguinal
II. Laboratorium
1. FOBT
- Sensitifitas 12,5%
24
Catatan Zen Wumu, Colorectal
FOLLOW UP
25
Catatan Zen Wumu, Colorectal
26