Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DI BERBAGAI TATANAN

Disusun Oleh :

Kelas B

Kelompok

1. Noviyanti Rizky Saputri (841418049)


2. Apriliya Ismail ( 841418056)
3. Vikryanto R Iman (841418051)
4. Meyrin Hasan (841418058)
5. Zulfiana Salsabila (841418045)
6. Dea Apriliya Anastasya Mano ( 841418065)
7. Ririn Abas (841418071)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA AYULA SELATAN,
KECAMATAN BULANGO SELATAN, KABUPATEN BONE BOLANGO

I. Tatanan Masyarakat Umum


Sasaran Primer : Masyarakat Desa Ayula Selatan
Sasaran Sekunder : Kepala Desa Ayula Selatan
Sasaran Tersier : Camat Bulango Selatan
1. Program Remaja Bebas Narkoba ( REBANA)
Permasalahan penyalahgunaan narkoba dan seks bebas merupakan
permasalahan yang masih sering dihadapi oleh berbagai kalangan masyarakat.
Tidak terkecuali masyarakat yang berada di wilayah desa ayula selatan kecamatan
bulango selatan, Kabupaten Bone Bolango. Di desa Ayula selatan ini, sudah
banyak sekali remaja yang sudah mulai mencoba-coba untuk terjerumus ke hal
negatif seperti narkoba. Banyak dari mereka yang sudah mulai mencoba-coba
untuk menghirup lem dan mereka gunaka untuk mabuk dengan alasan untuk
mencari kesenangan. Oleh karena itu, kami menciptakan program Rebana
( remaja Bebas Narkoba ) untuk mencegah masyarakat khususnya remaja agar
tidak terjerumus dalam penyalah gunaan narkoba.
Untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat khususnya
remaja di Desa Ayula Selatan, kami melakukan beberapa hal. Yang pertama yaitu,
memalui pelatihan dengan metode Dinamika Kelompok. Pemilihan metode itu
didasari oleh asumsi bahwa diantara masyarakat khususnya remaja di Desa Ayula
Selatan telah memiliki pengetahuan tentang Narkoba, yang biasanya mereka
peroleh dari sosialisasi di desa, sosialisasi dari pihak kepolisian, atau sosialisasi
dari dinas terkait seperti DINSOS, DINKES, atau mereka memperoleh berbagai
informasi tentang penyalahgunaan narkoba dari iklan maupun dari poster-poster
yang biasa di pajang. Kegiatan tersebut bukan berarti tidak memberikan manfaat
untuk masyarakat khususnya para remaja. Tetapi, semua itu dipengaruhi oleh sikap
masyarakat khususnya para remaja untuk berani menolak dan berkata tidak pada
narkoba.
Pengelolaan dalam pelatihan ini dilaksanakan secara team work Yang satu
sama lain memiliki kesetaranan, namun dibedakan dalam tugas dari masing-masing
bagian. Dan dalam pelatihan ini dikelola oleh beberapa bagian yaitu fasilitator
laboratorium, fasilitator kelas, fasilitator materi, dan juga fasilitator lapangan.
Secara umum bahwa materi pelatihan dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu
pengetahuan, sikap, dan kterampilan. Secara rinci materi yang disampikan dalam
pelatihan adalah pengetahuan tentang narkoba dan seks bebas, dan peran remaja
dalam penyalahgunaan narkoba.
Nah, kemudian setelah para remaja telah melakukan pelatihan, kemudiam
dibentuk yang namanya remaja peduli narkoba yang nantinya mereka mempunyai
tanggung jawab untuk :
- Melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan seks bebas bagi
masyarakat di Desa Ayula Selatan yang belum megetahui bahaya dari
penyalahgunaan narkoba.
- Sebagai mediator antara masyarakat yang sudah menggunakan narkoba
dengan pihak BNN untuk dapat mencari solusi agar terbebas dari jeratan
narkoba.
- Sebagai motivator yang dapat mendorong atau memotivasi diantara teman-
teman untuk dapat lebih meningkatkan prestasi, potensi, dan bakat.
Daripada lebih fokus kepada hal-hal negatif.

Model program seperti ini menurut kami efektif dalam mencegah


penyalah gunaan narkoba dan juga seks bebas di kalangan remaja karena
kelompok tersebut bisa dijadikan sebagai ujung tombak dalam
penanggulangan masalah ini. Kenapa kami berkata demikian, karena
kenyataanya bahwa remaja lebih dekat dengan temanya dibandigkan dengan
orang tua. Mereka lebih mau bercerita atau istilahnya curhat dengan teman
dibandingkan dengan orang tua.

Tetapi harus diperhatikan juga dalam program ini kami merencanakan


untuk selalu melakukan pelatihan secara rutin, dimana kami berharap di
pelatihan selanjutnya sudah banyak anggota baru yang ingin bergabung. Selain
itu juga evaluasi secara rutin yang harus kami lakukan bersama dengan
pemerintah Desa Ayula Selatan mengenai sejauh mana program ini sukses
untuk diterapkan dan juga dijalankan.

2. Program Penemuan Door to Door kasus Tuberculosis ( PDKT)


Infeksi penyakit TB menjadi tantangan besar bagi sebagian masyarakat
pedesaan yang cenderung belum paham bahkan tidak mengerti sama sekali tentang
TB dan juga penularanya. Oleh karena itu kami merancang program PDKT ini untuk
mengetahui secara cepat siapa saja yang mempunyai gejala atau bahkan siapa saja
yang sudah terinfeksi TB.
TB merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih tinggi
kasusnya di masyarakat. TB sendiri berdampak luas terhadap kualitas hidup dan
ekonomi bahkan mengancam keselamatan jiwa manusia. TB merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. TB dapat diderita
oleh siapa saja, orang dewasa atau anak-anak dan dapat mengenai seluruh organ tubuh
kita, walaupun yang paling banyak diserang yaitu organ paru (WHO,2014).
Dalam program Door to door ini, selain fokus untuk mencari atau menemukan
siapa saja masyarakat yang terinfeksi TB, sebelum itu kami melakukan sosialisasi
terlebh dahulu mengenai berbagai macam gejala yang biasanya terdapat pada
penderita TB. Kami juga secara bersamaan bertanya dan melihat apakah ada beberapa
masyarakat yang kami curigai terinfeksi TB. Karena, pada dasarnya masih banyak
sekali masyarakat yang tidak mau datang ke puskesmas ketika mereka sudah
terinfeksi batuk selama 1 bulan lebih. Sehingga perlu kita sebagai tenaga kesehatan
untuk datang langsung menemui masyarakat dan menilai siapa saja yang bisa kita
curigai terinfeksi TB ini. Selain itu juga, di jaman yang serba janggih ini, kita bisa
melakukan survei secara online, jadi kita siapkan beberapa pertanyaan nantinya kita
bagikan link kepada masyarakat, dan meminta mereka mengisinya. Dari situ kita bisa
mengetahui siapa saja yang sudah mengarah ke tuberculosis.
Selain itu program ini kami rancang bukan hanya untuk klien yang dicurigai
terinfeksi TB tetapi juga bagi klien yang sudah terinfeksi TB dan sedang dalam masa
pengobatan, untuk mengetahui kepatuhan dari klien dalam minum obat. Program ini
juga kami melibatkan keluarga untuk memantau kepatuhan dari klien dalam
meminum obat.

DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2014. Global tuberculosis report 2014. WHO press prancis.
Dewi hapsari wulandari (2015). Factoros Associated Compliance Patiens Lung Tuberculosis
To Swallowing Drug At Rumah Sehat Terpadu HospitaL, YEAR 2015.

Muhammad Mansur, Siti Khadijah, Rusmalawaty (2015). Analisi Penatalaksanaan Program


Penanggulangan Tuberkulosis Paru Dengan Strategi Dots Di Puskesmas Desa Lalang
Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.

Suryani, Rafiyah I. Mardiah, W, Sutini T. (2014). Upaya Pencegahan Penyalahgunaan


Narkoba Dan Seks Bebas Serta Peningkatan Kemampuan Koping Remaja Berbasis Kelompok
Sebaya Di SMP Dan SMA Jatinangor 3(2): 105-108

Anda mungkin juga menyukai