Tinea Capitis:

Treatment and
Management
(Review Article)

Disusun oleh:
Fortune De Amor (406181083)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
PERIODE 4 FEBRUARI – 10 MARET 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
 JOURNAL IDENTITY

Title: Tinea capitis treatment and management

Writers: • Alzaharani A, Alshafie A, Murayr F, Alkhaldi M, Ghazwani M,

Shamlan N, Bakri S, Almughel S, Alqadheb A, Albelihsi S

Published by: • International Journal of Community Medicine and Public Health

Published : • July 2018

 ABSTRACK
• Griseofulvin biasanya digunakan sebagai terapi untuk Tinea capitis. Namun, antifungal
agent yang lebih baru, terutama terbinafine, semakin sering digunakan dikarenakan
periode pengobatan yg singkat dan tingkat penyerapan lebih dapat diandalkan.

• Dilakukan perbandingan tingkat keefektifan antara griseofulvin oral dan terbinafine

oral sebagai terapi Tinea capitis.
• Tidak ada perbedaan yang signifikan antara griseofulvin (mean durasi pengobatan 8
minggu, kisaran 6-12 minggu) dan terbinafine (mean durasi pengobatan 4 minggu,
kisaran 2-6 minggu)

• Meta-analisis ini merekomendasikan :

- Terbinafine lebih efektif dalam mengobati Tinea capitis disebabkan oleh
Trichophyton
- Griseofulvin lebih lebih efektif mengobati Tinea capitis disebabkan oleh
Microsporum
 INTRODUCTION

Griseofulvin: aman,
Tinea capitis dirasakan relatif murah, mudah di Terbinafine,
terutama pada anak- dapatkan. itraconazole,
anak pra-remaja. flukonazol: lebih
Griseofulvin: rasa mahal, waktu
pahit, dikonsumsi pengobatan lebih
bersama makanan pendek, tingkat
untuk absorbsi yg lebih absorpsi lebih baik
Distibusi infeksi: global
baik, durasi
pengobatan 2 bulan.

Inclusion criteria:
- Randomized Control Trial
- Subjek: anak anak imunokompeten dan
dewasa yang telah didiagnosa Tinea capitis
Search methodology
pencarian sistematis PubMed dan Cochrane
Library dilakukan hingga Juli 2017 untuk
mengenali percobaan yang relevan.
METHODS
Primary outcome: angka kesembuhan
Secondary outcome:
- Angka kesembuhan mikologi (tidak adanya
dermatofit secara microscopy)
- Tingkat keparahan dari efek samping
- Tingkat penyembuhan klinis (resolusi gejala klinis)
Data analysis
- menggunakan software STATA 10.
- Pooling efek pengobatan dilakukan dengan
random effect model.
- rasio odds (OR) dihitung sehingga: nilai kurang
dari 1 mendukung terbinafine dan nilai lebih dari
1 mendukung griseofulvin
RESULTS
 DISCUSSION

TERBINAFINE

• Merupakan fungicidal tertiary allylamine yang menghambat produksi

ergosterol, konstituen penting dari membran sel jamur
• Dimetabolisme di hati dan hampir 80% dari dosis berhasil dievakuasi dalam
urin sebagai metabolit.
• Pada pasien dengan gangguan ginjal (yaitu, kreatinin dari ≤50 mL / menit),
penggunaan terbinafine tidak disarankan.
• Lebih baik daripada griseofulvin dalam hal mikologis, klinis, dan tingkat
kesembuhan lengkap untuk pasien yg terinfeksi Trichophyton .
 DISCUSSION

GRISEOFULVIN

• Dihasilkan dari Penicillium griseofulvum.

• Menjadi standar perawatan dan disetujui untuk pengobatan Tinea capitis di
sebagian besar negara.
• lebih baik daripada terbinafine dalam hal tingkat kesembuhan dan klinis
untuk pasien yang terinfeksi Microsporum .