Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA

PEREMPUAN USIA 21 TAHUN


DENGAN TB PARU AKTIF DAN MALNUTRISI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Komunitas / Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Billy Dohotan Dohar Situmorang 030.15.043
Ratih Wahyu Pertiwi 030.15.160
Zulfikar Andimapali 030.15.201

Pembimbing :
Evi Sinaga, S. KM, MPH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN


KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 8 AGUSTUS - 18 SEPTEMBER

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan hasil laporan
kunjungan rumah/family folder dengan salah satu warga di Kecamatan Jagakarsa,
Jakarta Selatan. Laporan kunjungan rumah ini dibuat guna memenuhi salah satu
syarat tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Kesehatan
Masyarakat dalam periode 8 Agustus–18 September 2021. Dalam usaha
penyelesaian family folder ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu,
dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Evi Sinaga, S. KM, MPH selaku pembimbing kami.
2. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas/Kesehatan Masyarakat Trisakti.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan
kritikan yang membangun guna penyempurnaan tugas laporan ini.

Jakarta, Agustus 2021,

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................11
BAB II LAPORAN HASIL ANAMNESIS........................................................13
2.1 Identitas Pasien dan Keluarga.................................................................13
2.2 Riwayat Medis/Evaluasi Fisik................................................................17
2.3 Hasil Pemeriksaan Fisik.........................................................................19
2.4 Hasil Pemeriksaan Penunjang................................................................22
2.5 Fungsi Sosial Pasien...............................................................................22
2.6 Diagnosis Kerja......................................................................................22
2.7 Rencana Penatalaksanaan.......................................................................22
2.8 Identifikasi Fungsi – Fungsi Keluarga....................................................24
2.9 Identifikasi Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kesehatan...................28
2.10 Pola Konsumsi Penderita......................................................................29
2.11 Identifikasi Lingkungan Rumah...........................................................33
2.12 Diagram Realita Yang Ada Pada Keluarga yang tidak ada/kurang......38
2.13 Permasalahan Pada Keluarga................................................................39
2.14 Pembinaan dan Hasil Kegiatan.............................................................41
2.15 Kesimpulan Pembinaan Keluarga........................................................45
LAMPIRAN KEGIATAN...................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................48

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Tinggal Serumah..............................................3


Tabel 2. Status Generalis Pasien..............................................................................3
Tabel 3. Pemeriksaan Laboratorium........................................................................3
Tabel 4. APGAR Score............................................................................................3
Tabel 5. SCREEM Score.........................................................................................3
Tabel 6. Formulir 24 hour recall..............................................................................3
Tabel 7. Formulir 24 hour recall..............................................................................3
Tabel 8. Meal Plan Pasien........................................................................................3
Tabel 9. Penilaian Rumah Sehat berdasarkan Kepmenkes RI No.
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan...3
Tabel 10. Diagnostik Holistik..................................................................................3
Tabel 11. Permasalahan Pada Keluarga...................................................................3
Tabel 12. Pembinaan dan Hasil Kegiatan................................................................3

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Genogram Keluarga...............................................................................3


Gambar 2. Keterangan Genogram...........................................................................3
Gambar 3. Denah Rumah.........................................................................................3
Gambar 4. Diagram Realita Yang Ada Pada Keluarga Keadaan Yang
Tidak/Kurang.........................................................................................3
Gambar 5. Lampiran Kegiatan.................................................................................3
Gambar 6. Kondisi Rumah Pasien...........................................................................3

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri


Mycobacterium tuberculosis. TB Paru merupakan salah satu penyakit infeksi
yangprevalensinya cukup tinggi di dunia. Sampai saat ini TB paru masih
menjadimasalah kesehatan yang pelik di berbagai negara. Berdasarkan
GlobalTuberculosis Report tahun 2015, saat ini TB berada pada peringkat yang
samadengan penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV) sebagai
penyakitinfeksi paling mematikan di dunia. Laporan dari World Health
Organization(WHO) pada tahun 2015 menyebutkan terdapat 9,6 juta kasus TB
paru di duniadan 58% kasus terjadi di daerah Asia Tenggara dan Afrika. Tiga
negara denganinsidensi kasus terbanyak pada tahun 2015 adalah India (23%),
Indonesia (10%),dan China (10%). Saat ini, Indonesia berada pada urutan kedua
negara dengankasus TB tertinggi di dunia.1
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada
tahun2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru
TBCtahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada
perempuan.Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis prevalensi pada
laki-laki 3kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang
terjadi dinegara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih
terpaparpada fakto risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan
minumobat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang
merokoksebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok.2
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang
penyebarannyasangat mudah, yaitu melalui batuk, bersin dan berbicara (airborne
disease). Untuk mengurangi bertambahnya kasus TB paru dan masalah yang
ditimbulkan olehpenyakit TB paru, penanganan awal yang dapat dilakukan adalah
di lingkungankeluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepalakeluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat di bawahsatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. 3 Pengobatan TB

1
paru dapat dilaksanakan secara tuntas dengan kerjasamayang baik antara penderita
TB Paru dengan tenaga kesehatan atau lembagakesehatan, sehingga penyembuhan
pasien dapat dilakukan secara maksimal.4

2
BAB II
LAPORAN HASIL ANAMNESIS

2.1 Identitas Pasien dan Keluarga


A. Identitas Pasien
Nama : Nn. S
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jl. Warung Sila RT 03/04, Cipedak, Jagakarsa
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Kasir

Identitas keluarga (Ibu pasien)


Nama : Ny. A
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Sudah menikah
Alamat : Jl. Warung Sila RT 03/04, Cipedak, Jagakarsa
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan :-

B. Sumber Pembiayaan Kesehatan


Jaminan : BPJS

3
C. Perilaku Kesehatan Keluarga
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan adalah
jika sakit yang dirasakan tidak mengganggu aktivitas maka hanya
istirahat dirumah saja. Namun bila tidak membaik maka dibawa ke
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
2. Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
- Posyandu : Tidak
- Posbindu : Tidak
- Perkumpulan Kesehatan Lainnya: Tidak
3. Pemanfaatan waktu luang:
- Olahraga : Tidak rutin, kadang 2 kali dalam
sebulan, berjalan di sekitar rumah
- Rekreasi : Jarang, 1x dalam 3 bulan. Belum pernah
sejak pandemi
- Melakukan hobi : Tidak
- Aktivitas sosial : Pengajian 3x/minggu, namun berhenti
selama pandemi
- Arisan : Tidak
- Pertemuan RT : Tidak
- Organisasi : Tidak

D. Profil Keluarga
a. Daftar Anggota Keluarga Tinggal Serumah
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Tinggal Serumah
Kedudukan Pendidikan Tempat
No Nama L/P Umur Pekerjaan Keterangan
dalam Keluarga Terakhir tinggal
1. Tn. Y Ayah Kandung L 46thn SMP Buruh Wafat Serumah
Ibu Rumah
2. Ny. A Ibu Kandung P 40thn SMP Sehat Serumah
Tangga
Ibu Rumah Tidak
3. Nn. Y Kakak Kandung P 33thn SMA Sehat
Tangga Serumah
4. Tn. Z Kakak Kandung L 30thn SMA Peadagang Sehat Tidak

4
Serumah
Ibu Rumah Tidak
5. Ny. F Kakak Kandung P 25thn SMA Sehat
Tangga Serumah
6. Nn. E Kakak Kandung P 23thn SMA Wiraswasta Sehat Serumah
7. Nn. S Pasien P 21thn SMP Kasir TB Aktif Serumah
8. An. F Adik Kandung L 17thn SMA Pelajar Sehat Serumah
9. An. R Adik Kandung L 14thn SMP Pelajar Sehat Serumah

b. Genogram Keluarga Kandung Pasien

Gambar 1. Genogram Keluarga

Keterangan Genogram
1. Ayah pasien : Meninggal (riwayat kecelakaan lalu
lintas, riwayat TB pengobatan
tuntas)
2. Ibu pasien : Sehat
3. Kakak kandung pasien ke-1 : Sehat
4. Kakak kandung pasien ke-2 : Sehat
5. Kakak kandung pasien ke-3 : Sehat (Riwayat sakit TB
pengobatan tuntas)
6. Kakak kandung pasien ke-4 : Sehat
7. Adik kandung pasien ke-1 : Sehat
8. Adik kandung pasien ke-2 : Sehat (Riwayat TB pengobatan
tuntas)

5
9. Pasien : Sakit (TB Aktif)

c. Bentuk keluarga : Keluarga inti

2.2 Riwayat Medis/Evaluasi Fisik


Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 16 Agustus
2021 di Poli Penyakit Menular Puskesmas Jagakarsa

A. Keluhan Utama
Batuk sejak 3 bulan yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Nn. S usia 21 tahun mengeluh batuk sejak 3 bulan . Batuk disertai
dahak berawarna hijau,namun tidak batuk darah . Keluhan batuk mulai
dirasakan ketika pasien bekerja di tempat barunya, pasien mengeluh
keluhan batuk dirasakan setelah pasien melakukan pembersihan tempat
kerja secara bersama dengan rekan kerja pasien, salah satu rekan kerja
pasien mengalami keluhan yang sama. Pasien sempat minum beberapa
obat batuk warung namun keluhan tidak membaik, namun keluhan
semakin buruk. Pasien juga mengeluh timbul keringat malam sejak 3
bulan terakhir. Keluhan dirasakan ketika pasien sedang tertidur, Kasur
pasien dan baju terasa basah. Pasien juga mengeluh terjadi penurunan
nafsu makan sehingga terjadi penurunan berat badan sebanyak 5kg dalam
3 bulan terakhir. Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri ketika batuk.
Nyeri dada muncul ketika pasien berusaha mengeluarkan dahaknya. Nyeri
dada saat aktivitas berat disangkal. Pasien mengaku bahwa ayah, kakak,
dan adiknya mempunyai riwayat TB dengan pengobatan tuntas di tahun
2008 dan 2010.

6
Tidak didapatkan keluhan lain seperti demam, mual, muntah,
batuk, nyeri dada, demam, pengelihatan ganda, pengelihatan kabur
ataupun rasa mengganjal pada mata. BAB dan BAK normal.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah memiliki riwayat keluhan serupa. Riwayat
penyakit penyakit hipertensi, diabetes mellitus, jantung, penyakit ginjal,
penyakit paru, penyakit hati, dan riwayat keganasan disangkal.

D. Riwayat Kebiasaan Pasien


a. Merokok
- Apakah dahulu pernah merokok ? Tidak
- Apakah orang terdekat atau disekitar anda merokok? Tidak
- Apakah Anda berminat untuk berhenti merokok? Tidak
b. Minum Alkohol
- Apakah Anda minum minuman beralkohol ? Tidak
c. Olahraga
- Apakah anda melakukan olahraga? Jarang
- Berapa kali dalam sebulan? 2x dalam sebulan
- Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tsb? 30
menit-1 jam
d. Minuman teh dan kopi
- Apakah anda minum kopi setiap hari? Jarang
- Apakah anda minum teh setiap hari ? Tidak
- Berapa jumlah (gelas/cangkir) teh yang Anda minum dalam
sehari?

E. Riwayat Penyakit Keluarga

7
Ayah, kakak dan adik pasien memiliki riwayat TB paru. Penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyakit paru serta keganasan di keluarga
disangkal.

2.3 Hasil Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2021 di Poli Penyakit
Menular Puskesmas Jagakarasa
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 40 kg
BMI : 17,7 kg/m2
Keadaan Gizi : Gizi Kurang

Tanda Vital
Tensi : 110/70 mmHg
Pernafasan : 19x/menit
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,5o C

Status Generalis
Tabel 2. Status Generalis
Kepala Normosefali, rambut hitam, tidak rontok, terdistribusi merata, tidak
terdapat jejas
Mata: Pupil isokor, reflex pupil +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, Xanthelasma -/-
Telinga: Deformitas (-), hiperemis (-), oedem (-), serumen (-), nyeri
tekan tragus (-), nyeri tarik (-)

8
Hidung: Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret (-), pernapasan cuping
hidung (-)
Tenggorokan: Uvula ditengah, arkus faring simetris, T2/T2, hiperemis
(-), kripta (-), detritus (-)
Mulut: Sianosis (-), mulut kering (-), gusi berdarah (-), gusi hiperemis
(-), lidah tidak kotor, plak gigi (-)
Leher Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.
Paru-paru: Jantung:
Inspeksi: bentuk dada fusiformis, Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak
bentuk thorax simetris pada saat tampak
statis dan dinamis, retraksi Palpasi: vocal fremitus sama
intercostal (-), sela iga melebar (-), antara dinding dada kanan dan
kelainan kulit (-), tipe pernapasan kiri, thrill (-), ictus cordis teraba
thorakoabdominal. di ICS V 2cm di linea
Palpasi: gerak dinding dada midclavicularis sinistra.
simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-) Perkusi: batas paru dan jantung
Perkusi: sonor di kedua lapang kiri setinggi ICS VI linea
Thorax
paru, batas paru dan hepar setinggi midclavicularis sinistra dengan
ICS VI linea midclavicularis dextra perkusi redup, batas paru dan
dengan perkusi redup dan jantung kanan setinggi ICS V
peranjakan hepar pada 2 jari linea sternalis dextra dengan
dibawah ICS IV, batas bawah paru perkusi redup.
dan lambung setinggi ICS VIII linea Auskultasi: bunyi jantung I dan II
axillaris anterior sinistra dengan reguler, gallop (-), murmur (-)
perkusi timpani
Auskultasi: Suara nafas vesikuler +/
+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen Inspeksi: tampak buncit, ikterik (-), hiperemis (-), benjolan (-), jejas (-)
Auskultasi: bising usus 3x/menit, arterial bruit (-), venous hum(-)
Palpasi: teraba supel, massa (-), nyeri lepas (-), hepar membesar (-), lien
membesar (-), ballottement ginjal (-), undulasi (-)
Nyeri tekan

9
- - -
- - -
- - -

Perkusi: tymphani diseluruh regio abdomen (-), shifting dullness (-)


Ekstremitas Atas
Simetris kanan dan kiri, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2
detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/- , jejas -/-, palmar eritema
Ekstremitas (-), flapping tremor (-), clubbing finger (-)
Ekstremitas Bawah
Simetris kanan dan kiri, nyeri tekan +/+, turgor kulit 2 detik, deformitas
(+) /(+), CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/-, jejas -/-
Status Regio Pedis Sinistra
Lokalis Look :
Kulit tampak utuh, kontur terkesan normotrofi, hiperemis (-),
Oedem (+), Sikatriks (-), Deformitas (+),tampak tophi di MTP-1,
swelling (+), hiperemis (-).

Feel :
konsistensi keras, berbatas tegas, teraba hangat, nyeri tekan (+).

Move :
Pergerakan Aktif : Lingkup Gerak Sendi (LGS) normal
Pergerakan Pasif : Lingkup Gerak Sendi (LGS) normal

Neurovaskular distal :
Akral hangat, Capillary Refill Time (CRT) < 2’ Arteri dorsalis
pedis : Pulsasi (+), kuat angkat, reguler

Regio Pedis Dextra


Look :

10
Kulit tampak utuh, kontur terkesan normotrofi, tidak terdapat
deformitas, swelling (-), hiperemis (-).

Feel :
konsistensi keras, berbatas tegas, teraba hangat, nyeri tekan (-).

Move :
Pergerakan Aktif : Lingkup Gerak Sendi (LGS) normal
Pergerakan Pasif : Lingkup Gerak Sendi (LGS) normal

Neurovaskular distal :
Akral hangat, Capillary Refill Time (CRT) < 2’ Arteri dorsalis pedis :
Pulsasi (+), kuat angkat, reguler

Status Neurologis
● Saraf Kranial (I-XII) : dalam batas normal
● Tanda rangsang meningeal : tidak dilakukan
● Refleks Fisiologis
- Biceps : ++/++
- Triceps : ++/ ++
- Achiles : ++/ ++
- Patella : ++/ ++
● Refleks Patologis
- Babinski :-/-
- Oppenheim :-/-
- Chaddock :-/-
- Gordon :-/-
- Scaeffer :-/-
- Hoffman-Trommer : - /-

● Kekuatan Otot

11
Ekstremitas Superior Dextra Ekstremitas Superior Sinistra
5555 5555
Ekstremitas Inferior Dextra Ekstremitas Inferior Sinistra
5555 5555

● Tonus Otot

Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus

● Trofi Otot
Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi

Pemeriksaan Sensibilitas
● Eskterospektif / rasa permukaan

a. Rasa raba/nyeri : N/N


b. Rasa suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
● Propioseptif / rasa dalam

a. Rasa raba : N/N


b. Rasa gerak : N/N
c. Rasa getar : Tidak dilakukan pemeriksaan

2.4 Hasil Pemeriksaan Penunjang


A. Pemeriksaan Laboratorium
Pasien melakukan pemeriksaan laboratorium (12 Agustus 2021)

12
Tabel 3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
TCM MTB Rifampisin resistance not detected - -

B. Pemeriksaan Rontgen

2.5 Diagnosis Kerja


- TB paru aktif
- Malnutrisi

2.6 Rencana Penatalaksanaan


 Terapi medikamentosa:
- Rifampisin 1x150mg
- Isoniazid 1x75mg
- Pirazinamid 1x400mg
- Etambutol 1x275mg
- Curcuma 1x1
 Terapi edukasi:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai keadaan penyakit yang
dialami oleh pasien.

13
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya berobat dan
pemeriksaan kesehatan dan meminum obat teratur sesuai anjuran
dokter.
- Menganjurkan pasien untuk tetap memakai masker walaupun di
dalam rumah saat kontak dengan keluarga.
- Menganjurkan pasien pentingnya makan yang teratur 3x/hari dengan
makanan diet tinggi protein dan karbohidrat.
- Menganjurkan kepada pasien tentang pentingnya olahraga rutin
seperti melakukan senam secara rutin tiap minggu.
- Edukasi pasien agar kondisi rumah tetap dalam ventilasi udara yang
baik dengan membuka jendela dan pintu rumah saat pagi dan siangf
hari.

Hasil Penatalaksanaan Medis.


⮚ Faktor pendukung:
- Pasien memiliki kesadaran untuk berobat secara rutin ke
puskesmas
- Pasien rutin minum obat
- Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien

⮚ Faktor penghambat:
- Aktivitas fisik sehari-hari pasien terkait pekerjaanya memiliki
jadwal yang padat
- Pasien tidak melakukan olahraga rutin
- Nafsu makan pasien menurun sehingga makan hanya 1-2x/ hari

2.7 Identifikasi Fungsi – Fungsi Keluarga


A. Fungsi Biologis

14
Dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan informasi bahwa
pasien sering mengeluhkan batuk terus menerus selama 3 bulan disertai
dahak, kerigat malam dan merasakan tidak nafsu makan. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan tanda tanda vital dalam batas normal
pemeriksaan paru didapatkan reels di apex kedua lapang paru. Pasien
memiliki jadwal makan2x/hari namun pasien merasakan tidak nafsu
makan sejak 3 bulan terakhir. Pasien tidak rutin berolahraga. Setelah
diedukasi, keluarga pasien mendukung untuk mendisplinkan pasien agar
taat dalam mengkonsumsi obat anti TBC dan menerapkan pola hidup
sehat
B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal dirumah milik orang tua. Terdapat 5 orang yang
tinggal dirumah tersebut yaitu ibu pasien, 1 kaka pasien dan 2 adik
pasien. Pasien sudah bekerja dan tidak mengikuti kegiatan dilingkungan
rumah. Hubungan antara pasien, dengan keluarga dirumah, jarang ada
masalah besar yang menyebabkan pasien menjadi marah ataupun stress
dan dalam tekanan.
C. Fungsi Ekonomi
Pasien bekerja dengan membiayai hidupnya sendiri dan dibantu
oleh kakak pasien, Pembiayaan untuk pengobatan cukup dengan
menggunakan BPJS. Pasien dan keluarga pasien merasa pendapatan
tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
D. Fungsi Pendidikan
Pasien sekeluarga merupakan golongan dengan pendidikan yang
tinggi. pada saat dilakukan pemberian edukasi dan informasi mengenai
penyakit pasien dan upaya-upaya dalam pengendalian penyakitnya pasien
bisa memahami dan ingin melakukannya.

E. Fungsi Religius

15
Pasien dan keluarga memeluk agama Islam. Mereka keluarga yang
cukup taat menunaikan ibadah. Pasien cukup sering melakukan solat
berjamaah di masjid
F. Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di tempat pemukiman yang cukup padat penduduk
dan saling membantu, lingkungan sekitar rumah cukup bersih. Jarak dari
rumah ke puskesmas cukup dekat, tetapi harus ditempuh menggunakan
sepeda motor. Lingkungan rumah pasien ramah dan selalu saling
membantu.

Tabel 4. APGAR Score


Kadang- Tidak
No Items Penilaian Selalu (2)
Kadang (1) Pernah (0)
A: Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada

1 keluarga ( teman-teman ) saya untuk membantu
pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat
saya sulit
P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) ✓
2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya
G: Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya ✓
3
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
A: Afek
Saya puas dengan cara keluara (teman- teman)

4 saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih,
kasih sayang, dll
5 R: Resolve ✓
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman)

16
saya menyediakan waktu bersama- sama untuk
dihabiskan bersama anggota keluarga

Penilaian:

 Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi


 Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
 Nilai : 7-10 : Tidak ada disfungsi keluarga
Penjelasan : Pada penilaian APGAR, didapatkan hasil tidak ada disfungsi
keluarga terutama dalam beradaptasi dan beraktivitas

Tabel 5. SCREEM Score

Sumber Patologi Keterangan

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga. Pasien jarang


Social berinteraksi dengan tetangga. Pasien dan keluarga kurang aktif -
dalam kegiatan masyarakat.

Pasien dan keluarga menggunakan bahasa Indonesia, tata karma


Cultural -
sopan.

Pemahaman agama seluruh anggota keluarga cukup baik yang


Religious -
ditandai keluarga selalu rutin beribadah ke masjid.

Economy Ekonomi keluarga kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari -

Education Tingkat Pendidikan dan pengetahuan anggota keluarga cukup. -

Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga menggunakan


Medical pelayanan Rumah Sakit secara rutin. Pasien sudah mempunyai -
jaminan Kesehatan (asuransi).

Berdasarkan nilai SCREEM, pada keluarga pasien tidak ditemukan adanya


fungsi patologis. Pasien dan keluarga mampu bersosialisasi dengan baik,
hubungan antar keluarga harmonis berasal dari suku yang sama dan tidak ada
masalah dalam penggunaan bahasa. Melakukan ibadah rutin sesuai dengan
kepercayaan, tingkat pendidikan yang baik dan memiliki ekonomi yang baik

17
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika pasien dan keluarga jatuh sakit,
masing – masing langsung berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.

2.8 Identifikasi Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


A. Faktor Perilaku
Pola makan pasien tidak teratur, dengan menu yang tidak
bervariasi dan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Selain itu, pasien
sangat jarang berolahraga, terkadang hanya berjalan kaki santai sebulan
sekali dalam di sekitar rumah. Setelah berobat dan mendapat edukasi,
pasien memiliki kesadaran untuk minum obat dan meminum obat setiap
hari tidak boleh putus obat sampai waktu yang ditentukan. Selama
pandemi penerapan protokol kesehatan pada keluarga meliputi
menggunakan masker saat keluar rumah dan rajin mencuci tangan
dengan sabun. Namun pasien tidak menggunakan masker di rumah saat
kontak dengan keluarga.
B. Faktor Non Perilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan, Keturunan)
- Lingkungan rumah padat penduduk.
- Kondisi rumah pasien yang dimiliki dasarnya lantai keramik dan
bersih dari genangan air, tidak licin.
- Rumah pasien memiliki ventilasi yang kurang baik pada kamar tidur
pasien dan kamar mandi tidak memiliki ventilasi atau jendela.

2.9 Pola Konsumsi Penderita (Formulir 24 Hour Recall)


Tabel 6. Formulir 24 hour recall (weekday)

Jumlah yang dikonsumsi


Waktu Nama Makanan Bahan Makanan
URT Kalori
Pagi Nasi Beras 2 centong 350
Telur mata sapi Telur 1 butir 40
(07.00) Minyak goreng Minyak 2 sdm 60
Air putih Air 2 gelas 0
Siang
Sari roti sandwich Roti, coklat 1 buah 150
(12.00-16.00)

18
Nasi Beras 2 centong 350
Malam Sayur, wortel,
Sayur sop 1 mangkok 95
(18.30-21.00) buncis,ayam
Ikan teri goreng Ikan 1 piring 66
Minyak goreng Minyak 2 sdm 60
Air putih Air 2 gelas 0

Penjelasan:
Jumlah kalori perhari yang dimakan pada weekday sebanyak 1.171
kkal dan 828 kalori/hari dan untuk weekend sebanyak 1.217 kkal dengan
frekuensi makan rata-rata 1-2x/hari yaitu makan pagi, siang, dan makan
malam disertai selingan. Menu makan pagi dan malam yaitu nasi, sayur dan
ikan, sedangkan untuk menu selingan pagi dan sore adalah buah-buahan.
Pasien jarang makan siang dikarenakan tidak nafsu makan dan pekerjaannya
yang sibuk.

AKG = Angka Metabolik Basal x Aktivitas Fisik


= 655 + (9,6 x berat badan ) + (1,8 x tinggi badan) - (4,7 x usia)
= 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 155) - (4,7 x 21)
= 655 + 528 +279 -98,7
= 1.219,7 kkal
Angka kecukupan gizi yaitu suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-
rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang
dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas
fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat. Berdasarkan data diatas makan
kebutuhan gizi pasien berdasarkan jumlah kalori belum memenuhi kebutuhannya
berdasarkan usia, berat badan dan tinggi badan, dimana seharunya kebutuhan
harian pasien yaitu 1.219 kkal berdasarkan rumus Harris Benedict untuk
mengetahui angka kecukupan gizi berdasarkan Angka Metabolisme Basal (AMB)
yang di pengaruhi jenis kelamin, umur, berat badan dan tinggi badan seseorang.
Maka dari itu dilihat dari angka metabolisme basal untuk kecukupan gizi
pada pasien ini lebih dari kebutuhan perharinya.. Sedangakan kebutuhan gizi

19
pasien berdasarkan AKG di PMK RI NOMOR 28 TAHUN 2019 adalah 1.219
5
kalori/hari. Selain berdasarkan kebutuhan kalori menurut PMK no. 41 tahun
2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang konsumsi buah dan sayuran pasien belum
memenuhi kebutuhan untuk hidup sehat sejumlah 400 g perorang perhari, yang
terdiri dari 250 g sayur (setara dengan 21⁄2 porsi atau 2 1⁄2 gelas sayur setelah
dimasak dan ditiriskan) dan 150 g buah, (setara dengan 3 buah pisang ambon
ukuran sedang atau 1 1⁄2 potong papaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran
sedang), sehingga berdasarkan hal tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki
asupan gizi pasien agar memenuhi gizi seimbang serta menu makanan yang sesuai
dengan kondisi kesehatan pasien agar lebih optimal untuk kesehatannya.
Disarankan untuk mengkonsumsi tinggi protein dan karbohidrat seperti kentang,
nasi putih, telur, ikan dan daging lemak, dan konsumsi susu sumber protein
khusus malnutrisi.

2.10 Diagnosis Fungsi Keluarga


 Fungsi Biologis
- Pasien saat ini menderita TB paru aktif dan malnutrisi
- Pasien saat ini dalam pengobatan OAT minggu 1
 Fungsi Psikologis
- Hubungan pasien dengan keluarga yang serumah baik. Keluarga
pasien mendukung pasien dengan memberikan kasih sayang dan
memberi dukungan pasien untuk berobat tuntas.
 Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
- Kondisi perekonomian keluarga tercukupi, pasien dan kakak
pasien menjadi tulang punggung keluarga.
 Fungsi Sosial
- Pasien bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dengan cukup
baik.
- Pasien kurang aktif dalam kegiatan lingkungan RT dan
organisasi semenjak pandemi

20
- Pasien kurang aktif dalam kegiatan keagamaan disekitar
rumahnya semenjak pandemi.
 Faktor Perilaku
- Pola makan pasien tidak sesuai dengan gizi seimbang
- Pasien mengaku jarang berolahraga.
- Pasien tidak menggunakan masker di dalam rumah saat kontak
dengan keluarga
 Faktor Non Perilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan, Keturunan)
- Lingkungan perumahan padat penduduk.
- Rumah pasien memiliki ventilasi yang kurang baik pada kamar
tidur pasien dan kamar mandi tidak memiliki ventilasi atau
jendela.
-

21
2.11 Identifikasi Lingkungan Rumah
A. Gambaran Lingkungan Rumah
Pasien menempati rumah milik pribadi pasien yang terletak di
daerah padat penduduk dengan luas rumah ± 70 m2, bentuk bangunan
satu lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri beberapa ruangan
yang terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang dapur, 2 kamar tidur dan 1
kamar mandi. Lantai terbuat dari keramik, dinding terbuat dari tembok
bata merah, atap rumah dari genteng. Terdapat jendela diruang tamu
berukuran 1 m x 2 m sebanyak 2 jendela dan hanya 1 kamar yang
memiliki jendela keluar rumah dengan ukuran 1 m x 2 m. Untuk
kebersihan rumah di dalam dan luar baik,tata letak barang-barang
tertata dengan baik, listrik ± 900 watt, sumber air dari air tanah.
Jamban yang digunakan oleh pasien merupakan toilet jongkok
keadaan sangat sempit dan kurang bersih dengan lantai keramik
dengan lantai namun jika kondisi basah lantai menjadi licin. Air
limbah dialirkan ke selokan/got. Kebersihan rumah pasien kesan baik.

B. Denah Rumah

Gambar 3. Denah Rumah

22
C. Analisis Keadaan Rumah
1. Letak rumah di daerah : padat penduduk
2. Bentuk bangunan rumah : 1 tingkat
3. Kepemilikan rumah : sendiri
4. Luas rumah : 7 x10 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 4 orang
Lantai rumah dari : keramik
5. Dinding rumah dari : tembok beton
6. Atap rumah : genteng
7. Pembagian ruangan rumah
- Ruang tamu : ada, ukuran 1 x 2 m2,jumlah 2
- Ruang makan : tidak ada
- Kamar tidur : ada, ukuran 1x2 m2 ; Jumlah 1
- Dapur : ada, ukuran 1x2 m2 ; Jumlah 1
- Toilet/WC : tidak ada
- Jemuran : tidak ada
8. Perbandingan luas lantai dan jendela di :
- Ruang tamu : 90% : 20 %
- Kamar tidur : 90% : 10 %
- Dapur : tidak ada jendela
- Toilet/WC : tidak ada jendela
Penerangan didalam rumah : kurang
9. Listrik di rumah : ada 900 watt
10. Lubang ventilasi
- Ruang keluarga : tidak ada
- Kamar tidur : ada
- Dapur : tidak ada
- Toilet/WC : tidak ada
Kelembaban dalam rumah : terasa lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : kurang
11. Kebersihan dalam rumah : cukup

23
12. Sumber air minum dari : air isi ulang
13. Kamar mandi : ada
14. Limbah rumah tangga dialirkan ke : got (saluran limbah)
15. Tempat sampah diluar rumah : ada
16. Jalan di depan rumah lebarnya : 1 m terdiri dari aspal
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman : Kurang

Tabel 9. Penilaian Rumah Sehat berdasarkan Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999


6
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

Komponen Kondisi Rumah


No Indikator Rumah Sehat
Rumah Pasien
Langit-langit dapat  menahan debu dan Kerangka atap
kotoran lain yang jatuh dari atap, harus terbuat dari
menutup rata kerangka atap serta genteng tertutup
1 Langit-langit
mudah dibersihkan rapat dapat
menahan debu
dan kotoran lain
Dinding harus tegak lurus agar dapat Dinding terbuat
memikul berat dinding sendiri, beban dari tembok batu
tekanan angin dan bila sebagai dinding bata dan semen,
pemikul harus dapat memikul beban seluruh bagian
diatasnya, dinding harus terpisah dari sudah di cat.
pondasi oleh lapisan kedap air agar air Sehingga sudah
2 Dinding
tanah tidak meresap naik sehingga memenuhi
dinding  terhindar dari basah, lembab kriteria bahwa
dan tampak bersih tidak berlumut dinding kedap air
sehingga
terhindar dari
basah
3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas Luas lubang
lantai ruangan ventilasi kurang

24
dari 10% dari luas
lantai ruangan.

Lantai harus kuat untuk menahan Lantai di rumah


beban diatasnya, tidak licin, stabil pasien terbuat
waktu dipijak, permukaan lantai dari keramik.
mudah dibersihkan. Lantai tanah
sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab
bila musim hujan akan lembab
sehingga dapat menimbulkan
4 Lantai gangguan/penyakit terhadap
penghuninya. Karena itu perlu dilapisi
dengan lapisan yang kedap air seperti
disemen, dipasang tegel, keramik.
Untuk mencegah masuknya air ke
dalam rumah, sebaiknya lantai
ditinggikan ± 20 cm dari permukaan
tanah.
Suatu cara sederhana menilai Pencahayaan
pencahayaan baik, bila jelas membaca dalam rumah
dengan huruf kecil, cukup; bila samar- pasien kurang
samar bila membaca huruf kecil, yaitu <70%.
5 Pencahayaan
kurang; bila hanya huruf besar yang
terbaca, buruk; bila sukar membaca
huruf besar. Pencahayaan yang baik di
atas 70%.
6 Sumber air Air bersih adalah air yang digunakan Sumber air bersih
bersih untuk keperluan sehari-hari yang berasal dari PAM,
kualitasnya memenuhi syarat tidak berbau,
kesehatan dan dapat diminum apabila jernih dengan
telah dimasak. Di Indonesia standar suhu dibawah
untuk air bersih diatur dalam suhu udara.

25
Permenkes RI No.
01/Birhubmas/1/1975 (Chandra,
2009). Dikatakan air bersih jika
memenuhi 3 syarat utama, antara lain:
syarat fisik air tidak berwarna, tidak
berbau, jernih dengan suhu di bawah
suhu udara sehingga menimbulkan
rasa nyaman
Terdapat tempat sampah di dalam Terdapat tempat
rumah. Syarat tempat sampah terbuat sampah di dalam
dari bahan yang mudah dibersihkan rumah
harus ditutup rapat sehingga tidak menggunakan
menarik seranga atau binatang lainnya. tempat sampah
7 Sampah
yang tertutup.
Diluar rumah
terdapat tempat
sampah yang
tertutup pula
Cara pembuangan tinja, prinsipnya Jamban dan air
yaitu: kotoran manusia tidak limbah di rumah
mencemari permukaan tanah. Kotoran pasien sudah
Jamban dan manusia tidak mencemari air memenuhi
8
air limbah permukaan/ air tanah. Kotoran kriteria rumah
manusia tidak dijamah lalat. Jamban sehat.
tidak menimbulkan bau yang
mengganggu.

26
2.12 Diagnosis Holistik
Tabel 10. Diagnostik Holistik
No. Aspek Rincian Keterangan
1 Alasan a. Keluhan Utama a. Pasien mengeluh batuk
kedatangan pasien b. Harapan terus menerus sejak 3
pasien/kel bulan yang lalu
b. Kekuatiran b. Pasien dan keluarga
pasien/kel berharap keluhan pasin
berkurang, dapat
sembuh dengan
pengobatan tuntas,
dapat melakukan
pemeriksaan rutin
sesuai anjuran dokter
c. Kekhawatiran pasien
dan keluarga khawatir
keluhan tidak
membaik, lupa untuk
minum obat
dikarenakan pasien
sibuk bekerja setiap
harinya dari pukul 7
pagi sampai 8 malam
2 Diagnosis Bila diagnosis TB Paru aktif, Malnutrisi

27
penyakit klinis belum dapat
ditegakkan, cukup
diagnosis kerja
3 Aspek risiko a. Faktor non a. Riw penyakit keluarga
internal (faktor perilaku dan riwayat teman
yang menunjang b. Faktor perilaku memiliki keluhan yang
terjadinya/bertam sama
bah parahnya b. Tidak memakai masker
penyakit dari saat berkegiatan
dalam diri pasien) dirumah, tidak selalu
memakai dan lalai akan
protokol kesehatan saat
di tempat kerja, pola
makan tidak teratur dan
olahrga tidak teratur .
4 Pemicu a. Perilaku a. Perilaku tidak memakai
psikososial & keluarga yang masker dirumah, tidak
lingkungan tidak sehat rajin melakukan
(faktor eksternal) b. Lingkungan pemeriksaan rutin ke
yang fisik : Bangunan fasilitas kesehatan
mempermudah (kriteria rumah primer
seseorang sehat dll) b. ventilasi pada kamar
menderita c. Masalah tidur pasien kurang dan
penyakit terebut lingkungan kamar mandi tidak ada
pemukiman ventilasi
c. Pemukiman padat
penduduk dan
lingkungan sekitar
rumah pasein cukup
bersih
5 Fungsi sosial Aktivitas Pasien tidak cukup akrab
seseorang menjalankan fungsi tetangga sekitar dikarenakan

28
sosial dalam pasien bekerja dari pagi
kehidupan : hingga larut
termasuk skala 3

2.13 Diagram Realita Yang Ada Pada Keluarga

Gambar 4. Diagram Realita Yang Ada Pada Keluarga Keadaan Yang Tidak/Kurang

2.14 Permasalahan Pada Keluarga


Tabel 11. Permasalahan Pada Keluarga

29
Resiko dan Masalah Indikator keberhasilan
No Rencana Pembinaan
kesehatan penilaian
1. Tidak memakai masker Menyarankan agar ● Pasien dan
di rumah yang memiliki pasien untuk tetap keluarga
kontak TB memakai masker menggunakan
medis atau masker masker saat
kain selama di rumah dirumah

2. Pasien memiliki pola Memberikan ● Terdapat


makan yang tidak teratur. penjelasan tentang perubahan pola
kondisi pasien saat ini makan yang
dan pentingnya untuk teratur pada pasien
menjaga pola makan dan peningkatan
teratur dan gizi yang berat badan dari
sesuai pasien untuk
mencapai IMT
normal

3. Pasien tidak rutin Memberikan Pasien mulai


melakukan olahraga penjelasan pentingnya berolahraga secara rutin
olahraga secara rutin, minimal 3x/minggu
seperti berjalan kaki dengan durasi 30 menit
3x/minggu dengan
durasi 30 menit dan
dapat dilakukan
bersama istri pasien
5. Adik pasien yang tinggal Edukasi pasien Pasien mengerti tentang
serumah mempunyai mengenai risiko dan penyakit TB, risiko,
riwayat penyakit TB cara penularan tb penularan dan
dengan pengobatan kepada pasien pencegahan
tuntas

30
6. Indeks Masa Tubuh Gizi Menyarankan agar Kebutuhan kalori
Kurang pasien menjalani diet pasien tercukupi dan
tinggi energi dan terukur, Indeks Masa
asupan kalori sesuai tubuh kembali normal
angka kecukupan gizi
dengan cara membuat
susunan menu
makanan harian tetapi
tetap mengandung gizi
yang seimbang
7. Ventilasi di kamar tidur Menjelaskan tentang Pasien paham dan mau
dan kamar mandi kurang ventilasi udara yang meningkatkan ventilasi
baik terhadap penyakit dirumah dengan cara
TB contoh menambah
jendela atau membuka
pintu

31
2.15 Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tabel 12. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tanggal
Kegiatan yang Dilakukan Hasil Kegiatan
Kunjungan
● Melakukan anamnesis, pemeriksaan ● Hasil anamnesis: Batuk terus menerus sejak 2 bulan
fisik dan edukasi kepada pasien ● Hasil pemeriksaan fisik: TD: 110/70 mmHg; HR: 80
mengenai masalah kesehatan yang x/menit; RR: 19 x/menit;
dialami Suhu : 36,5oC
● Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai keluhan yang dialami yang dialami pasien.
● Edukasi pasien untuk selalu memakai maker saat di rumah
16/8/2021 atau di luar rumah, rutin meningkatkan aktivitas fisik
seperti olahraga, memperbaiki pola makan, yaitu
membatasi konsumsi makanan tinggi energi dan protein.
● Edukasi pasien dan keluarga untuk rutin memeriksakan
pasien ke dokter dan melakukan pemeriksaan dahak
sesuai jadwal
● Edukasi keluarga pasien untuk rutin mengkonsumsi obat
rutin setiap hari dan tidak boleh lupa

32
● Melakukan anamnesis, dan edukasi ● Mengetahui perkembangan keadaan pasien
kepada pasien mengenai masalah ● Mengevaluasi kepatuhan minum obat dan melakukan
kesehatan yang dialami edukasi kepada pasien
18/08/2021
● Evaluasi kepatuhan pasien dalam ● Menanyakan kondisi rumah pasien
minum obat dan kebiasaan pasien

33
2.16 Kesimpulan Pembinaan Keluarga
1. Tingkat pemahaman:
Pasien dan keluarga dapat memahami penjelasan yang diberikan.

2. Faktor pendukung:
- Pasien bersikap kooperatif dan mau menerima masukkan serta
edukasi
- Anggota keluarga bersedia memberikan dukungan kepada pasien
untuk pola hidup yang sehat dan mengingatkan untuk rutin
mengonsumsi obat serta kontrol ke fasilitas pelayanan kesehatan
yaitu ke puskesmas kecamatan jagakarsa sesuai dengan instruksi
dokter

3. Faktor penyulit:
- Kebiasaan pola makan pasien yang tidak teratur
- Pasien tidak memakai masker dirumah dan lalai akan protokol
kesehatan
- Pasien khawatir lupa akan minum obat dikarenakan jadwal kerja
pasien dan tidak ada yang melihat dan mengingatkan pasien
minum obat

4. Indikator keberhasilan:
- Pasien Pasien dan keluarga menggunakan masker saat dirumah
- Terdapat perubahan pola makan yang teratur pada pasien dan
peningkatan berat badan dari pasien untuk mencapai IMT normal
- Pasien mulai berolahraga secara rutin minimal 3x/minggu dengan
durasi 30 menit
- Pasien mengerti tentang penyakit TB, risiko ,penularan dan
pencegahan

34
- Kebutuhan kalori pasien tercukupi dan terukur, Indeks Masa
tubuh kembali normal
- Pasien paham dan mau meningkatkan ventilasi dirumah dengan
cara contoh menambahjendela atau membuka pintu
- Kebutuhan kalori pasien tercukupi dan terukur, Indeks Masa
tubuh kembali normal

35
LAMPIRAN KEGIATAN

36
37
38
39
40
DAFTAR PUSTAKA

1. Gerdunas TB. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.


Jakarta.
2. Depkes RIPDPI. 2006. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta.
3. Fattiyah I.2011.Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di
Indonesia.Perhimpunan Dokter Paru Indonesia:Jakarta.
4. Djojodibroto, Darmanto. 2015. Respirologi (Respiratory Medicine). Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

41

Anda mungkin juga menyukai