Anda di halaman 1dari 54

ASESMEN GERIATRI

SEORANG PEREMPUAN USIA 70 TAHUN


DENGAN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS,
HIPERKOLESTROLEMIA, DERMATITIS

Disusun Oleh:

Billy Dohotan Dohar Situmorang 030.15.043


Ratih Wahyu Pertiwi 030.15.160
Zulfikar Andimapali 030.15.201

Pembimbing :
Evi Sinaga

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 9 AGUSTUS - 18 SEPTEMBER 2021
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Asesmen
Geriatri kepada salah satu warga.
Kunjungan rumah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bimbingan
dan dorongan dari banyak pihak, dan dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
Ibu Evi Sinaga selaku pembimbing yang telah rela meluangkan
waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi kepada kami.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
ini, oleh karena itu segala saran dan kritikan yang membangun sangat
diharapkan.

Jakarta, 13 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR ......................................................................i DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................1
BAB II PENDAHULUAN....................................................................................1
2.1 Identitas Pasien ...................................................................................1
2.2 Riwayat Medis/Evaluasi Fisik ............................................................1
2.3 Pemeriksaan Laboratorium..................................................................1
2.4 Hasil Pemeriksaan Tambahan Lain .....................................................1
2.5 Diagnosis Klinis...................................................................................1
2.6 Tatalaksana...........................................................................................1
2.7 Daftar Masalah dan Rencana Penanganan...........................................1
2.8 Laporan Kegiatan.................................................................................1
LAMPIRAN............................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1

ii
DAFTAR TABEL

HALAMAN
Tabel 1. Keterangan Genogram Keluarga Kandung Pasien.................................18
Tabel 2. Obat yang dikonsumsi oleh pasien saat ini............................................23
Tabel 3. Penapisan depresi...................................................................................28
Tabel 4. Activity daily living dasar dan instrumental...........................................40
Tabel 5. Keterbatasan Fungsional........................................................................41
Tabel 6. ADL (Activity Daily Living)...................................................................42
Tabel 7. Abbreviated Mental Test (AMT)...........................................................43
Tabel 8. Fall Risk Checklist.................................................................................43
Tabel 9. Geriatric Giant........................................................................................43
Tabel 10. Pemeriksaan Tanda Vital.....................................................................43
Tabel 11. Pemeriksaan Pendengaran....................................................................43
Tabel 12. Pemeriksaan Penglihatan.....................................................................43
Tabel 13. Pemeriksaan Mulut..............................................................................43
Tabel 14. Pemeriksaan Leher...............................................................................43
Tabel 15. Pemeriksaan Paru.................................................................................43
Tabel 16. Pemeriksaan Kardiovaskular................................................................43
Tabel 17. Pemeriksaan Rectum/anus...................................................................43
Tabel 18. Pemeriksaan Genital/Pelvis..................................................................43
Tabel 19. Pemeriksaan Muskuloskeletal..............................................................43
Tabel 20. Pemeriksaan Status Mentalis...............................................................43
Tabel 21. Pemeriksaan mini mental state examination (MMSE).........................43
Tabel 22. Pemeriksaan Umum.............................................................................43
Tabel 23. Pola konsumsi makan pasien selama 3 hari (24 hour-recall)..............43
Tabel 24. Daftar masalah dan rencana penanganan.............................................43
Tabel 25. Laporan kegiatan..................................................................................43

iii
DAFTAR GAMBAR

HALAMAN
Gambar 1. Genogram Keluarga kandung Pasien.................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


DM (Diabetes Melitus) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.1
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan kadar
glukosa dalam darah melebihi normal yang menjadi karakteristik beberapa
penyakit terutama diabetes melitus di samping berbagai kondisi
lainnya.Berdasarkan penyebabnya diabetes melitus diklasifikasikan menjadi
4 kelompok, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional dan DM tipe lain.
Diabetes melitus tipe 2 memiliki jumlah penderita yang terus menerus naik
tiap tahunnya, organisasi WHO ( world health organization) memprediksi
peningkatan jumlah penyandang DM tipe 2 yang cukup besar pada tahun
mendatrang, di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
juta pada tahun 2030.2,3
Hipertensi merupakan salah satu penyebab terbesar morbiditas di
dunia, sering disebut sebagai pembunuh diam-diam.Menurut American
Health Assosciation (AHA), hipertensi didefinisikan sebagai kondisi
tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg atau diastolik ≥ 80 mmHg. Data World
Health Organization (WHO) 2015 menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi di dunia mencapai sekitar 1,13 miliar individu, artinya 1 dari 3
orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penderita hipertensi
diperkirakan akan terus meningkat mencapai 1,5 miliar individu pada tahun
2025, dengan kematian mencapai 9,4 juta individu.3 Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi di
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah 34,1%
dibandingkan 27,8% pada Riskesdas tahun 2013.4
Pada diabetes melitus tipe 2 terjadi kelainan metabolisme karena
resistensi insulin yang mempengaruhi metabolisme dalam tubuh diantaranya
terjadi perubahan proses produksi dan pembuangan lipoprotein plasma. DI

1
jaringan lemak terjadi penurunan efek lipogensis dan lipolisis meningkat.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kondisi hiperkolesterolnemia dengan
peningkatan lemak di pembuluih darah terutma LDL. Diabetes melitus,
hipertensi dan hiperkolesterolnemia merupakan keadaan yang sering
dijumpai seling berkaitan dan merupakan kondisi tyang membahayakan hal
ini akan menyebabkan peningkatan risiko kejadian aterosklereosis dan
penyakit kardiovaskuler, munculnya diabetes melitus disertai dengan
hipertensi dan hiperkolesterolnemia dapat mempercepat munculnya
komplikasi makro dan mikro vaskuler. Komplikasi vaskuler yang terjadi
pada dasarnya saling berkaitan satu sama lain dan akan menjadi hal yang
sulit untuk diobati jika diabaikan.5,6

2
BAB II
ASESMEN GERIATRI

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. Y
Tanggal Lahir : 24 Februari 1951
Usia : 70 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jalan Hj. Shibi Kp. Sawah, RT 007/ RW
001, Srengseng sawah, Jagakarsa
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pensiunan
Nama Orang Terdekat : Tn. A (suami)
Jumlah Anak : 4 orang
Jumlah Cucu : 8 orang
Pembiayaan Kesehatan : BPJS

2.2 Riwayat Medis/ Evaluasi Fisik


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 12 Agustus
2021 pukul 10.00 WIB di Poli Lansia PKC Jagakarsa.

A. Riwayat Medis :
B. Keluhan Utama
Nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. Y usia 70 tahun mengeluh nyeri kepala sejak 2 hari
yang lalu. Nyeri kepala dirasakan berdenyut di seluruh kepala.

3
Keluhan dirasakan hilang timbul. Keluhan pasien dirasakan saat
pasien sedang beraktivitas seperti memasak, mencuci baju dan
menyapu dan hilang saat pasien istirahat. Nyeri dirasakan VAS 6
hingga dapat membuat pasien terbangun dari tidurnya. Pasien
sudah mengkonsumsi Paracetamol, namun keluhan tidak kunjung
membaik. Keluhan lain yang dirasakan pasien sering merasakan
kesemutan pada telapak kaki sejak 2 bulan terakhir dan keluhan
baal disangkal. Keluhan memberat terutama saat pagi hari setelah
bangun tidur. Kesemutan berlangsung selama kurang lebih lima
belas menit dan sering mengganggu aktivitas.
Selain itu pasien mengeluh gatal pada kedua kaki sejak 2
bulan yang lalu. Kemerahan muncul tiba tiba awalnya pada kedua
kaki namun keesokan harinya menjalar ke badan. Gatal dirasakan
hilang timbul, timbul saat pasien menggunakan sandal karet.
Pasien sering menggaruk ketika gatal dan menjadi luka. Luka
menjadi kemerahan dan sebagian menjadi menghitam, mongering
dan kasar.
Tidak didapatkan keluhan lain seperti mual, muntah,
batuk, nyeri dada, demam, penglihatan ganda, penglihatan kabur
ataupun rasa mengganjal pada mata. BAB dan BAK normal.
Pasien memiliki penyakit hipertensi sejak 6 tahun yang lalu
namun tidak rutin minum obat dan diabetes mellitus yang
terkontrol.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah memiliki riwayat keluhan serupa.
Riwayat penyakit penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit
paru, penyakit hati, dan riwayat keganasan disangkal.

E. Riwayat Penyakit Keluarga

4
Adik pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus.
Riwayat penyakit hipertensi, stroke, penyakit jantung, penyakit
ginjal, penyakit paru serta keganasan di keluarga disangkal.

F. Riwayat Operasi
Pasien memiliki riwayat operasi katarak pada mata kiri
sejak 3 tahun yang lalu

G. Riwayat Kesehatan Lain


a. Melakukan pemeriksaan kesehatan:
- Pasien hanya melakukan kontrol ke puskesmas setiap 1
bulan sekali
b. Pemeriksaan gigi/gigi palsu : Ada
c. Lain – lain : Tidak ada
d. Riwayat alergi
Tidak terdapat riwayat alergi obat, makanan, debu, maupun
asma.
e. Riwayat Kebiasaan
a) Merokok
 Apakah dahulu pernah merokok ? Tidak
 Apakah orang terdekat atau disekitar anda
merokok? Ya, menantu pasien memiliki
kebiasaan merokok
 Berapa jarak waktu dari bangun tidur dengan anda
menghisap rokok pertama setiap hari? –
 Apakah Anda berminat untuk berhenti merokok?
Tidak
b) Minum Alkohol
 Apakah Anda minum minuman beralkohol ? Tidak
c) Olahraga
 Apakah anda melakukan olahraga? Ya
 Berapa kali dalam sebulan? 1x dalam seminggu

5
 Berapa lama intensitas waktu anda melakukan
olahraga tsb? 30 menit-1 jam
d) Minuman teh dan kopi
 Apakah anda minum kopi setiap hari? Ya
 Apakah anda minum teh setiap hari ? 3x dalam
seminggu
 Berapa jumlah (gelas/cangkir) teh yang Anda
minum dalam sehari? 1 gelas
Kesimpulan: Pasien tidak memiliki riwayat merokok dan
terdapat menantu pasien yang merokok di sekitar pasien.
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, pasien memiliki
kebiasaan minum kopi ABC susu setiap hari dan teh 3x
dalam seminggu, pasien rutin minum air putih sebanyak 8
gelas setiap harinya. Pasien melakukan olahraga tiap 1 kali
seminggu selama 30 menit-1 jam.

H. Riwayat Sosioekonomi
Saat ini pasien tinggal bersama dengan suami dan
anaknya, pasien hanya berkerja sebagai ibu rumah tangga dan
suami pasien adalah bekerja sebagai percetakan untuk
pembiayaan kehidupan sehari - hari pasien didapatkan dari anak -
anak pasien, pasien saat ini tinggal di rumah pribadi.

I. Terapi yang Diberikan Saat Ini


 Terapi non farmakologi:
- Senam
- Rutin mengontrol tekanan darah, DM, dan
Hiperkolestrol ke PKC Jagakarsa
 Terapi farmakologi:
Tabel 2. Obat yang dikonsumsi oleh pasien saat ini
Dengan resep dokter Dosis dan pemakaian
Metformin 500 mg 3x1
Amlodipin 10 mg 1x1

6
Simvastatin 20 mg 1x1
Salep Hidrokortison 0,1% 2x1
Vitamin B Complex 1x1
Vitamin C 1x1

J. Penapisan Depresi
Untuk setiap pertanyaan dibawah ini, penjelasan mana
yang paling dekat dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Tabel 3. Penapisan depresi
Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
Pertanyaan penapisan
waktu sekali kadang sekali pernah
a. Berapa seringkah bulan
yang lalu masalah
kesehatan anda
menghalangi kegiatan √
anda (mis.pergi
mengunjungi teman,
aktivitas sosial)?
b. Berapa seringkah bulan
lalu anda merasa √
gugup?
c. Berapa seringkah bulan
lalu anda merasa √
tenang dan damai?
d. Berapa seringkah bulan
lalu anda merasa sedih √
sekali?
e. Berapa seringkah bulan
lalu anda merasa √
bahagia?
f. Berapa seringkah bulan √
lalu anda merasa begitu
sedih sampai serasa tak
ada sesuatupun yang
mungkin

7
menghiburnya?
g. Selama bulan lalu,
berapa seringnya
perasaan depresi anda √
mengganggu kerja
anda sehari-hari?
h. Selama bulan lalu,
berapa sering anda
merasa tak ada lagi √
sesuatu yang anda
harapkan lagi?
i. Selama bulan lalu,
berapa sering anda

merasa tak
diperhatikan keluarga?
j. Berapa sering selama
bulan lalu anda merasa

ingin menangis apa
saja?
k. Selama bulan lalu,
berapa sering anda
merasa bahwa hidup ini √
sudah tak ada gunanya
lagi?

Kesimpulan: Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada


pasien dalam 1 bulan terakhir.

K. Status Fungsional
a. ADL Dasar dan Instrumental
Tabel 4. Activity daily living dasar dan instrumental
Bisa sendiri Perlu bantuan Tergantung orang
sepenuhnya seseorang lain sepenuhnya
Mandi √
Ambulansi √

8
Transfer √
Berpakaian √
Berdandan √
BAB/BAK √
Makan √
Sediakan makan √
Atur keuangan √
Atur minum obat √
Telepon √
Kesimpulan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari–hari
secara mandiri.

b. Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda
membatasi kegiatan anda berikut ini?
Tabel 5. Keterbatasan Fungsional
>3 bulan <3bulan Tak terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis.

Angkat barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.
Menggeser meja/almari, angkat √
barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang

biasa dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di

kantor/sehari hari)
Naik bukit/tangga √
Membungkuk, berlutut, sujud √
Berjalan 100 m √
Makan, mandi, berpakaian, ke WC √
Kesimpulan : Terdapat keterbatasan fungsional dalam
melakukan aktivitas sedang sampai berat, seperti mengangkat
beban yang berat, menggeser atau mendorong barang dan
naik tangga, membungkuk, berlutut, sujud.

c. ADL (Activity Daily Living)


Tabel 6. Activity Daily Living
No. Item yang di nilai Skor Nilai

9
1. Makan (feeding) 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan 2
2 = Mandiri
2. Mandi (bathing) 0 = Tergantung orang
1
1 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Butuh Bantuan
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, 1
rambut, gigi
4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
(Dressing) 1 = Sebagain dibantu (mengancing
2
baju)
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter
(Bowel) dan tidak terkontrol
1 = Kadang inkontinensia (maks, 1x24
2
jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih
dari 7 hari)
6. Buang Air Besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau
(Bladder) perlu enema)
1 = Kadang inkontinensia (sekali 2
seminggu)
2 = kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
2
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk duduk (2
orang) 2
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile 3
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan 1 orang

10
3 = Mandiri
10. Tangga 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan 2
2 = Mandiri

Kesimpulan: Total skoring ADL 20, termasuk kedalam


kelompok ketergantungan ringan.

d. Abbreviated Mental Test (AMT)


Tabel 7. Abbreviated Mental Test
Salah = 0, Benar =
Pertanyaan
1
Berapakah umur Anda? 0
Jam berapa sekarang? 1
Di mana rumah Anda? 1
Tahun berapa sekarang? 0
Saat ini kita sedang berada dimana? 1
Mampukah pasien mengenali dokter atau perawat? 1
Tahun berapa Indonesia merdeka? 0
Siapa nama presiden RI sekarang? 0
Tahun berapa Anda lahir? 1
Menghitung mundur dari 20 sampai 1 1
Jumlah skor: 6
Perasaan hati (afek): pilih yang sesuai dengan kondisi
pasien 1

1. Baik, 2. Labil, 3. Depresi, 4. Gelisah, 5. Cemas


Interpretasi:
- Skor 8-10 menunjukkan normal
- Skor 4-7 gangguan ingatan sedang
- Skor 0-3 gangguan ingatan berat

11
Kesimpulan: Pada Ny. Y didapatkan hasil skor 6, yang
menyatakan bahwa pasien mengalami gangguan ingtan
sedang

12
e. Fall Risk Checklist
Tabel 8. Fall Risk Checklist
Identifikasi Faktor Risiko Ya Tidak
Riwayat Jatuh
Apakah terdapat riwayat jatuh selama satu tahun terakhir? √
Apakah terdapat kekhawatiran untuk jatuh dan
ketidakseimbangan saat berdiri atau berjalan? √
Kondisi medis
Gangguan irama/ denyut jantung? √
Gangguan kognitif? √
Inkontinensia? √
Depresi? √
Gangguan pada kaki? √
Kondisi medis lain? (Sebutkan) √
Medikasi
Obat psikoaktif/ susunan saraf pusat? √
Obat-obatan yang dapat menimbulkan hipotensi? √
Obat-obatan yang dapat menimbulkan sedasi? √
Tidak
Timed Up and Go (TUG) Test ≥12detik dilakukan
Tidak
30-detik Chair Stand Test dilakukan
Tidak
4-Stage Balance Test Full tandem stance <10 detik dilakukan
Tajam penglihatan <6/12 ATAU tidak terdapat Tidak
pemeriksaan mata selama >1 tahun dilakukan
Hipotensi Postural
Penurunan tekanan darah sistolik ≥20 mm Hg atau
tekanan darah diastolik ≥10 mm Hg atau keleyengan atau √
pusing saat bangun dari posisi berbaring ke posisi berdiri?
Faktor Risiko Lain? (Sebutkan)
Usia lanjut √
Pencahayaan kurang √
Lantai kamar mandi yang licin √
Posisi kasur yang tinggi √

Kesimpulan: Pada Ny Y memiliki gangguan medis yaitu


Hipertensi, DM, Hiperkolesterolemia, Dermatitis.

13
f. Geriatric Giant
Tabel 9. Geriatric Giant

Geriatric Giant
Ada (√) / Tidak
Geriatric Giant (x)
Immobilization √
Instability √
Incontinence √
Intellectual

Impairment
Infection √
Impairment of Vision √
Isolation √
Inanition √
Impecunity √
Iatrogenic √
Insomnia √
Immunodeficiency √
Impotence √
Irritable bowel √

Keterangan:
1. Immobilization
Pasien tidak memiliki gangguan imobilitas.
2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)
Pasien tidak memiliki gangguan instabilitas.

3. Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi)


Pasien tidak memiliki inkontinensia urin dan alvi, hal ini
dibuktikan pasien masih dapat mengontrol BAK dan
BAB.
4. Intellectual Impairment (Gangguan Intelektual Sepert
Demensia dan Delirium)
Pasien tidak memiliki gangguan intelektual.
5. Infection (infeksi)

14
Pasien tidak memiliki penyakit infeksi
6. Impairment of Hearing, Vision and Smell (Gangguan
Pendengaran, Penglihatan dan Penciuman)
Gangguan penciuman disangkal oleh pasien. Tidak
didapatkan gangguan pendengaran pada pasien.
7. Isolation (Depression, Anxiety, Stress)
Pasien tidak memiliki tanda-tanda depresi, kecemasan,
ataupun stress berdasarkan kuesioner yang ditanyakan
pada pasien.
8. Inanition (Malnutrisi)
Pasien tidak memiliki gangguan gizi.
9. Impecunity (Kemiskinan)
Pasien saat ini sudah tidak bekerja. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan keperluan pasien sehari-hari
didapatkan dari penghasilan anak-anaknya.
10. Iatrogenic
Pasien tidak mempunyai penyakit iatrogenic.
11. Insomnia
Pasien tidak mengalami gangguan tidur.
12. Immunodeficiency (Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh)
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak mengalami
Immunodeficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
13. Impotence
Pasien tidak mengalami gangguan impotensi.
14. Irritable Bowel Disease
Pada pasien tidak ditemukan irritable bowel syndrome.
Hal ini dibuktikan saat dilakukan anamnesis pada
keluarga pasien menyangkal diare.
Sehingga dari penilaian Geriatric Giant dapat
disimpulkan pasien tidak memiliki gangguan.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

15
1. Tanda vital
Tabel 10. Pemeriksaan Tanda Vital
Baring Duduk Berdiri
150/90
Tekanan darah - mmHg -
Nadi / menit - 75x/mnt -
Laju respirasi / menit - 17x/mnt -
-
Suhu 36,5 oC -

Berat badan 46 kg
Tinggi badan 155 cm
BMI 19,1

Kesimpulan: Tekanan darah pasien berdasarkan INASH,


Hipertensi derajat 1.

2. Keadaan Kulit
Turgor kulit : Kembali cepat
Lesi kulit lain : Multiple makula hiperpigmentasi
pada regio cruris bilateral
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada

3. Pendengaran
Tabel 11. Pemeriksaan pendengaran
Temuan Fisik Ya Tidak
Dengar suara normal √ -
Pakai alat bantu dengar - √
Serumen impaksi - √

4. Penglihatan
Tabel 12. Pemeriksaan penglihatan
Temuan Fisik Ya Tidak

16
Dapat membaca huruf surat kabar
Tanpa kaca mata - √
Dengan kaca mata √ -
Terdapat katarak/tidak
Kanan - √
Kiri √

5. Mulut
Tabel 13. Pemeriksaan mulut
Temuan Fisik Baik Buruk
Higiene mulut √ -
Ada Tidak
Gigi palsu
Terpasang √
Lecet di bawah gigi palsu - √
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan) - √

6. Leher
Tabel 14. Pemeriksaan leher
Temuan Klinis Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √
Kel. Tiroid √
Bekas luka tiroid √
Massa lain √
Kelainan limfa √

7. Dada
Gerak dinding dada : simetris
Massa teraba : tidak ada

17
8. Paru–Paru
Tabel 15. Pemeriksaan paru-paru
Temuan Klinis Kanan Kiri
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi
● Suara dasar Vesikuler Vesikuler
● Suara tambahan Rhonki (-) Rhonki (-)
wheezing(-) wheezing (-)

9. Kardiovaskuler
Tabel 16. Pemeriksaan kardiovaskular
Jantung
Irama Reguler
Bising Tidak ada
Gallop Tidak ada

10. Abdomen
Hepar membesar : tidak ada
Massa abdomen lain : tidak ada
Bising/bruit : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Cairan asites : tidak ada
Limpa membesar/tidak : tidak ada

11. Rektum/anus
Tabel 17. Pemeriksaan rectum/anus
Ada Tidak Ada
Tonus spchinter ani
Massa di rectum
Tidak Periksa
Impaksi fekal

12. Genital/Pelvis
Tabel 18. Pemeriksaan genital/pelvis
Ada Tidak Ada
Massa
Nyeri tekan
Tidak Periksa
Lain – lain

18
13. Ekstremitas Muskuloskeletal
Tabel 19. Pemeriksaan muskuloskeletal
Temuan Tak Tlg
Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
klinis Ada Blkg
Deformitas √
Gerak

terbatas
Nyeri √
Benjolan/

peradangan

Kesimpulan: Pada pasien didapatkan nyeri pada lutut.

14. Neurologik/psikologik
a. Status Mentalis
Tabel 20. Pemeriksaan status mentalis
Pemeriksaan Baik Terganggu
Orientasi
● Orang √
● Waktu √
● Tempat √
● Situasi √
Daya ingat
● Sangat terganggu √
● Baru terjadi √
● Ingat obyek setelah 5 menit √
segera (mengulang)

Kesimpulan: Tidak didapatkan disorientasi orang, waktu


dan situasi serta gangguan daya ingat jangka pendek dan
panjang.

Kuesioner pendek/portable tentang status mental


Betul Salah
Tanggal berapakah hari ini? √ -
Hari apakah ini? √ -

19
Apakah nama tempat ini? √ -
Berapakah usia anda? √ -
Kapankah Anda lahir (tgl/bln/thn)? √ -
Siapa nama gubernur sekarang? - √
Nama gubernur sebelum ini? - √
Nama ibumu sebelum menikah? √ -
20 dikurang 3 dst-nya? √ -

Jumlah kesalahan
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 Kesalahan : Gangguan Intelek ringan
5-7 Kesalahan : Gangguan intelek sedang
7-10Kesalahan : Gangguan Intelek Berat

Kesimpulan : Berdasarkan pemeriksaan status mentalis


dengan menggunakan kuesioner pendek, pasien tidak
mengalami gangguan intelektual

Tabel 21. Pemeriksaan Mini Mental State Examination


(MMSE)

Item Tes Nilai Maksimum Nilai


ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan),
(tanggal), hari apa? 5 5
2 Kita berada dimana? (negara),
(propinsi), (kota), (rumah sakit), 5 5
(lantai/kamar)
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (), tiap
benda 1 detik, pasien disuruh
mengulangi ketiga nama benda tadi.
3 3
Nilai 1 untuk tiap nama benda yang
benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebutkan dengan benar dan catat
jumlah pengulangan.

20
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk
tiap jawaban yang benar. Hentikan 5 3
setelah 5 jawaban. Atau disuruh
mengeja mundur kata “WAHYU”
MENGINGAT
KEMBALI/RECALL
3 3
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3
nama benda di atas.
BAHASA 2
6 Penamaan : Pasien disuruh
menyebutkan nama benda yang 2
ditunjukkan (pensil, buku) 1
7 Pengulangan: Pasien disuruh
mengulang kata-kata: “namun”, 1 3
“tanpa”, “bila”
8 Perintah 3 tingkat: Pasien disuruh 3
melakukan perintah: “Ambil kertas
ini dengan tangan anda, lipatlah 1
mennjadi dua dan letakkan di lantai”
9 Membaca: Pasien disuruh membaca 1
dan melakukan perintah: 1
“Pejamkanlah mata anda” 1
10 Pasien disuruh menulis dengan 1
spontan 1
11 Menyalin gambar: Pasien disuruh
menggambar bentuk di bawah ini

21
SKOR TOTAL 30 28

Skor: 24-30 = Normal


17-23 = Probable gangguan kognitif
0-16 = Definite gangguan kognitif
Kesimpulan: Pasien tidak menderita gangguan kognitif

b. Perasaan hati/afeksi : afek luas, suasana hati baik


c. Pemeriksaan Neurologis Umum

Tabel 22. Pemeriksaan umum


Saraf otak Normal Abnormal (Jelaskan)
Motorik
● Kekuatan √
● Tonus √
Sensorik :
● Tajam √
● Raba √
● Getaran √
Refleks Sereblar :
● Jari ke hidung √
● Tumit ke ujung kaki √
● Romberg √
Gerak langkah √
Kesimpulan: Pemeriksaan neurologis dalam batas normal

2.4 Data Laboratorik


Pasien melakukan pemeriksaan laboratorium (12 Agustus 2021)

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

GDP 121 mg/dL 90-110 mg/dL

Cholesterol total 144 mg/dL <200 mg/dL

Cholesterol LDL direk 86 mg/dL <100 mg/dL

Cholesterol HDL 53 mg/dL >= 40 mg/dL

Trigliserida 85 mg/dL <150 mg/dL

22
Ureum 19 mg/dL 17-49 mg/dL

Kreatinin 0.71 mg/dL 0.5-0.90 mg/dL

2.5 Hasil Pemeriksaan Tambahan Lain


Pola konsumsi makan pasien (24 hour-recall)
Tabel 23. Pola konsumsi makan pasien (24 hour-recall)

Nama makanan Bahan Jumlah Kalori


Waktu Jam
atau minuman makanan URT (kkal)

Bahan makanan
Nasi 3/2 gls 262,5
pokok

Ikan 1 ptg sdg 50


Makan Lauk pauk
08.00 Telur 1 btr 75
Pagi
Minyak
Minyak 3 sdt 150
jagung

Air putih 1L -

Air putih 500 ml -


Selingan 10.00
Buah Pisang 1 bh 50

Bahan makanan
Makan Kentang 2 bj sdg 200
13.00 pokok
siang
Air putih 500 ml -

Selingan 16.00 - - - -

Bahan makanan
Kentang 2 bj sdg 175
pokok

Daging
5 ptg sdg 375
Makan Lauk pauk sapi
19.30
malam Buncis 1 gls 25

23
Minyak Mentega 4 sdt 200

Air putih 500 ml -

Keterangan :
Frekuensi makan rata – rata setiap harinya 3x/hari yaitu
makan pagi, makan siang dan makan malam. Menurut pasien,
terkadang waktu makan pasien tidak teratur. Pasien mengaku selalu
mengonsumsi makanan selingan yang rata-rata adalah buah dan pasien
sangat menyukai daging merah. Makanan pasien dimasak sendiri oleh
pasien.
Dari food recall pasien didapatkan asupan kalori pasien selama
sehari adalah sebesar 1.562,5 kkal. Kebutuhan gizi pasien berdasarkan
jumlah kalori sudah memenuhi kebutuhannya yaitu 1.541,8 kkal yaitu
dihitung menggunakan rumus Harris Benedict untuk mengetahui
angka kecukupan gizi berdasarkan Angka Metabolisme Basal (AMB).
Namun disamping itu, asupan makanan pasien sudah mengonsumsi
beragam makanan yang ditambah berupa makanan cemilan snack,
protein dalam jumlah yang rendah dan pasien sering makan sayur
serta buah-buahan. Pasien mengaku sayur kesukaannya adalah sayur
bayam. Pasien juga sudah mengurangi jumlah makanan tinggi purin.
Menurut PERMENKES no. 41 tahun 2014 tentang Pedoman
Gizi Seimbang dan Badan Kesehatan Dunia (World Health
Organization / WHO) secara umum menganjurkan konsumsi sayuran
dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 g perorang perhari,
yang terdiri dari 250 g sayur (setara dengan 2½ porsi atau 2 ½ gelas
sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 g buah, (setara dengan 3
buah pisang ambon ukuran sedang atau 1 ½ potong pepaya ukuran
sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang).

2.6 Diagnosis Klinis


 Hipertensi

24
 Diabetes mellitus
 Hiperkolesterolemia
 Dermatitis

2.7 Tatalaksana
 Metformin 3x500 mg
 Amlodipin 1x10 mg
 Simvastatin 1x20 mg
 Salep Hidrokortison 0,1% 2x1
 Vitamin B Complex 1x1 mg
 Vitamin C 1x1mg

2.8 Saran Pemeriksaan Penunjang


 Pemeriksaan skin prick test
 Dianjurkan melakukan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap,
gula darah, HbA1c)

25
2.9 Daftar Masalah dan Rencana Penanganan
Tabel 24. Daftar masalah dan rencana penanganan
Aspek Problem Diagnosis Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator
Biologis Gatal pada Dermatitis 1. Edukasi Pasien mengenai penyakitnya, 1. Pasien rutin kontrol dan
kedua kaki dan juga menyarankan untuk meminum rutin mengonsumsi obat
sejak 2 bulan obat sesuai anjuran dokter
yang lalu 2. Edukasi pasien untuk meminimalisir 2. Pasien mengetahui faktor
menggaruk daerah kulit yang gatal risiko penyakit yang
dialami dan memahami
komplikasi yang dapat
dialami oleh pasien
Tekanan Hipertensi grade I 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga  Pasien mendapatkan
darah 150/90 untuk memperbaiki pola hidup dengan asupan gizi yang sesuai
mmHg pembatasan konsumsi garam (<1 sendok  Pasien rutin kontrol ke
teh garam perharinya), perubahan pola puskesmas
makan (mengonsumsi makanan seimbang  Pasien rutin
yang mengandung sayur, buah, ikan, mengkonsumsi obat yang
gandum, produk susu rendah lemak, batasi diresepkan oleh dokter
asupan daging merah, dan mengurangi  Tekanan darah terkontrol
konsumsi kopi, serta istirahat yang cukup). dengan adanya catatan di
2. Menjelaskan kepada pasien untuk rutin buku kontrol setiap

26
mengonsumsi obat antihipertensi dan bulannya.
melibatkan keluarga dalam mengingatkan
pasien mengonsumsi obat sesuai anjuran
dokter serta kontrol rutin ke puskesmas
Hiperkolesterolemia  Edukasi kepada pasien mengenai  Pasien rutin kontrol dan
hiperkolesterolemia rutin mengonsumsi obat
 Edukasi kepada pasien untuk patuh minum sesuai anjuran dokter
obat  Pasien mengetahui faktor
 Edukasi tentang menjaga pola makan gizi risiko dan memahami
seimbang serta mengurangi makanan komplikasi yang dapat
tinggi lemak dialami oleh pasien
 Pasien mendapatkan
asupan gizi yang cukup
menghindari makanan
tinggi lemak dan
melakukan program
sesuai dengan kondisi
kesehatan serta
kebutuhan pasien
Diabetes Melitus 1. Edukasi mengenai penyakit pasien yang 1. Pasien rutin minum obat.
tidak bisa sembuh dan memerlukan 2. Gula darah/HbA1C

27
kedisiplinan minum obat untuk dalam batas normal pada
mengontrol gula darah. pasien DM yang telah
2. Edukasi membatasi konsumsi gula pasien. menjalani pengobatan.
3. Edukasi mengenai pentingnya minum obat 3. Pasien mengurangi
dan control ke dokter.Edukasi mengenai konsumsi gula.
komplikasi diabetes yang dapat dialami
pasien jika pasien tidak rutin kontrol.
Psikologis - - - -
Sosial - - - -

28
2.10 Laporan Kegiatan
Tabel 25. Laporan kegiatan
Tanggal Problem diagnostic Kegiatan
12 Agustus 2021 Hipertensi - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan edukasi kepada pasien
Diabetes mellitus mengenai masalah kesehatan yang dialami.
Hiperkolesterolemia - Hasil anamnesis: Nyeri kepala, Gatal pada kedua kaki, kesemutan pada
Dermatitis telapak kaki
- Hasil pemeriksaan fisik: TD: 150/90 mmHg; HR: 75 x/menit; RR: 17
x/menit; Suhu : 36,5oC
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
keluhan yang dialami yang dialami pasien.
- Edukasi pasien untuk tidak menggaruk daerah kulit yang gatal,
memperbaiki pola hidup, yaitu membatasi konsumsi garam, makanan
tinggi lemak.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk rutin memeriksakan pasien ke dokter.
- Edukasi keluarga pasien untuk rutin mengkonsumsi obat sesuai anjuran
dokter.
16 Agustus 2021 Hipertensi - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan edukasi kepada pasien
Diabetes mellitus mengenai masalah kesehatan yang dialami.
Hiperkolesterolemia - Hasil anamnesis: Gatal pada kedua kaki sudah berkurang , kesemutan
Dermatitis pada telapak kaki

29
- Hasil pemeriksaan fisik: TD: 130/80 mmHg; HR: 78 x/menit; RR: 18
x/menit; Suhu : 36,2oC
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
keluhan yang dialami pasien.
- Edukasi pasien untuk tidak menggaruk daerah kulit yang gatal,
memperbaiki pola hidup, yaitu membatasi konsumsi garam, makanan
tinggi lemak.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk rutin memeriksakan pasien ke dokter.
- Edukasi keluarga pasien untuk rutin mengkonsumsi obat sesuai anjuran
dokter.
Pada Assessmen Geriatri (Summary)
Ny. Y usia 70 tahun mengeluh nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala dirasakan berdenyut di seluruh kepala.
Keluhan dirasakan hilang timbul. Keluhan pasien dirasakan saat pasien sedang beraktivitas seperti memasak, mencuci baju dan
menyapu dan hilang saat pasien istirahat. Nyeri dirasakan VAS 6 hingga dapat membuat pasien terbangun dari tidurnya. Pasien
sudah mengkonsumsi Paracetamol, namun keluhan tidak kunjung membaik. Keluhan lain yang dirasakan pasien sering
merasakan kesemutan pada telapak kaki sejak 2 bulan terakhir, memberat terutama saat pagi hari setelah bangun tidur.
Kesemutan berlangsung selama kurang lebih lima belas menit dan sering mengganggu aktivitas.
Pasien mengeluh gatal pada kedua kaki sejak 2 bulan yang lalu. Kemerahan muncul tiba tiba awalnya pada kedua kaki
namun keesokan harinya menjalar ke badan. Gatal dirasakan hilang timbul, timbul saat pasien menggunakan sandal karet.
Pasien sering menggaruk ketika gatal dan menjadi luka. Luka menjadi kemerahan dan sebagian menjadi menghitam, mongering
dan kasar. Pasien memiliki penyakit hipertensi dan diabetes mellitus yang terkontrol dan rutin melakukan pemeriksaan

30
kesehatan setiap 1 bulan sekali. Adik pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus. Pasien rutin mengkonsumsi kopi
setiap hari dengan gula 1 gelas, the manis 1 gelas setiap 3x/minggu, minum air putih sebanyak 8 gelas setiap harinya. Pasien
melakukan olahraga tiap 1 kali seminggu. Pasien rutin untuk melakukan pengobatan hipertensi dan diabetes mellitus di
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Dengan mengonsumsi obat yang diberikan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, pasien merasa
keluhan membaik. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes mellitus sejak 6 tahun yang lalu dan terkontrol. Pasien
rutin mengkonsumsi amlodipine, simvastatin dan metformin sejak 6 tahun yang lalu.
Berdasarkan formulir 24 hours food recall, pasien memiliki frekuensi dan jam makan yang teratur minimal 3 kali
perhari dengan total asupan kalori pasien 1.562,5 kkal. Berdasarkan food recall pasien, kalori dari makanan per hari melebihi
dari kebutuhan yang merupakan faktor resiko dari terjadinya hipertensi. Saat ini status gizi pasien baik.
Berdasarkan kuesioner penapisan depresi tidak didapatkan tanda – tanda gangguan depresi pada pasien dalam satu bulan
terakhir. Pasien tidak memiliki resiko jatuh dan berdasarkan kuesioner ADL (Activity Daily Living) pasien tidak memiliki
keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari – hari.

Rencana Perawatan Terpadu (Comprehensive Care)


a) Dari Aspek Biopsikososial
 Pasien
- Memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit yang dialami pasien.
- Menjelaskan kepada pasien untuk mengurangi kebiasaan menggaruk daerah kulit yang gatal
- Menjelaskan kepada pasien untuk mengatur diet rendah gula, rendah garam dan diet rendah lemak.
 Keluarga / Care giver

31
- Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh pasien dan penatalaksanaanya.
- Menjelaskan kepada keluarga untuk mengkonsumsi obat yang diberikan dokter secara teratur karena penyakit
yang diderita tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol.
b) Pengkajian Fisik
 Pasien
‐ Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk mengetahui tentang masalah kesehatan yang dialami.
‐ Melakukan pola diet yang baik untuk mengatasi penyakit-penyakit yang dialami.
 Keluarga / Care giver
‐ Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami, terkait komplikasi, dan tatalaksananya hingga hal
yang dapat terjadi jika pasien tinggal sendiri.
- Menjelaskan kepada keluarga untuk mengkonsumsi obat secara rutin dan mengatur pola makan
c) Pengkajian Psikologis
 Pasien
- Memberi saran supaya dapat melakukan hobi yang pasien suka didalam rumah.
- Memberi saran supaya tetap bersosialisasi, yang dapat dilakukan secara daring.
 Keluarga / Care giver
- Menjelaskan kepada keluarga untuk selalu menemani dan mendukung kondisi psikologis pasien.
- Memberikan saran kepada keluarga supaya dapat mendukung pasien melakukan hobi ataupun kegiatan yang
disukai.
d) Status Fungsional

32
 Pasien
- Menjelaskan bahwa pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan pantauan keluarga.
 Keluarga / Care giver
- Menjelaskan bahwa pasien perlu dipantau dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari
- Memberikan support kepada pasien supaya tetap melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa dibatasi.
e) Status Nutrisi
 Pasien
- Memberikan edukasi tentang gizi seimbang agar pasien dapat mengatur pola makan dengan baik dan
benar.
- Memberi saran untuk melakukan diet rendah garam dan diet rendah lemak.

 Keluarga / Care giver


- Menjelaskan bahwa pentingnya asupan gizi seimbang untuk pasien.
 Memberikan saran supaya keluarga dapat mensupport pasien saat melakukan diet rendah garam, rendah gula,
dan rendah lemak.
f) Interaksi Diantara Hal-hal Tersebut
 Pasien
- Menjelaskan kepada pasien bahwa harus mengonsumsi obat-obatan tersebut secara teratur karena dapat
meningkatkan komplikasi yang berlanjut akibat penyakit yang dialami.

33
- Memberikan edukasi pada pasien untuk tetap menjaga kesehatan fisik, aktivitas sehari-hari dan asupan gizi
yang seimbang.
 Keluarga / Care giver
 Memberikan edukasi pada keluarga dengan cara pendampingan pada pasien untuk tetap menjaga kesehatan,
rutin melakukan peregangan otot setiap hari, meminum obat secara teratur dan tepat waktu, serta mengurangi
konsumsi makanan yang berisiko tinggi menyebabkan timbulnya penyakit seperti garam dan makanan tinggi
lemak.

Comprehensive Geriatric Assessment


a) Aspek Biopsikososial
Dari aspek biopsikososial pasien tidak terdapat masalah dalam keluarga atau lingkungan tempat tinggal.
b) Pengkajian Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 150/90, terdapat multiple makula hiperpigmentasi pada region cruris dextra dan
sinistra.
c) Pengkajian Psikologis
Tidak terdapat masalah pada psikologis dan gangguan kognitif pada pasien.
d) Status Fungsional
Pasien tidak mempunyai keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
e) Status Nutrisi
Asupan gizi dari makanan per hari melebihi dari kebutuhan kalori per hari. Dianjurkan untuk melakukan defisit kalori.

34
f) Interaksi Diantara Hal Hal Tersebut
Didapatkan hasil bahwa pasien memiliki riwayat penyakit Frozen shoulder, hiperurisemia, hipertensi, diabetes mellitus
yang tidak terkontrol.

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


Pasien menempati rumah sendiri yang terletak di daerah padat penduduk dengan luas rumah 60 m 2, bentuk bangunan
satu lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri beberapa ruangan yang terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang dapur, 1 kamar
tidur, 1 ruang makan, dan 1 kamar mandi. Pasien tidur dengan beralaskan kasur. Lantai rumah pasien terbuat dari keramik,
dinding terbuat dari tembok beton, atap rumah dari genteng. Terdapat jendela kaca diruang tamu berukuran 3 x 1 m dan di
kamar tidak memiliki jendela. Untuk kebersihan rumah di dalam dan luar baik,tata letak barang-barang tertata dengan kurang
baik, listrik ± 900 watt, sumber air dari air tanah.
Jamban yang digunakan pada kedua toilet merupakan toilet jongkok keadaan bersih dengan lantai keramik. Air limbah
dialirkan ke selokan/got. Sampah rumah di kumpul ke depan rumah dan diambil oleh tukang sampah setiap hari. Kebersihan
rumah pasien kesan baik.

35
Analisis Keadaan Rumah :
1. Letak rumah di daerah : perkampungan
2. Bentuk bangunan rumah : satu tingkat
Kepemilikan rumah : sendiri

36
3. Luas rumah : 60 m2
4. Jumlah orang : 2 orang
5. Lantai rumah : keramik
6. Dinding rumah : tembok
7. Atap rumah : genteng
8. Pembagian ruangan rumah
 Ruang tamu : ada, ukuran 28,8 m2
 Ruang makan : ada, ukuran 20 m2
 Ruang tidur : ada, ukuran 20 m2
9. Jendela rumah : ada, ukuran 3x1 m2
Perbandingan luas lantai dan jendela di
 Ruang tamu : >10%
 Ruang makan : <10%
 Ruang tidur : <10%
Penerangan didalam rumah : cukup
10. Listrik di rumah : ada, 900 watt
11. Lubang ventilasi
 Ruang tamu : ada, ukuran 2 m2
 Ruang makan : ada
 Ruang tidur : ada, ukuran 2 m2

37
Kelembaban dalam rumah : tidak terasa lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : ventilasi rumah cukup
baik
12. Kebersihan dalam rumah : baik
13. Sumber air minum dari : air minum isi ulang
14. Kamar mandi : ada
15. Limbah rumah tangga : ke dalam saluran got
16. Tempat sampah diluar rumah : tertutup
17. Jalan di depan rumah lebarnya : 1 meter, terbuat dari
aspal
Kesan kebersiha pemukiman : padat namun baik

38
Analisis Keadaan Rumah

No Komponen Rumah Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien

1 Langit – langit Langit-langit dapat Kerangka atap terbuat


menahan debu dan dari genting tertutup
kotoran lain yang jatuh rapat dapat menahan
dari atap, harus debu dan kotoran lain
menutup rata kerangka
atap serta mudah
dibersihkan

2 Dinding Dinding harus tegak Dinding terbuat dari


lurus agar dapat tembok bata dan
memikul berat dinding semen, seluruh bagian
sendiri, beban tekanan sudah di cat. Sehingga
ngina dan bila sebagai sudah memenuhi

39
dinding pemikul harus kriteria bahwa dinding
dapat memikul beban kedap air sehingga
diatasnya, dinding harus terhindar dari basah
terpisah dari pondasi
oleh lapisan kedap air
agar air tanah tidak
meresap naik sehingga
dinding terhindar dari
basah, lembab dan
tampak bersih tidak
berlumut

3 Ventilasi Luas lubang minimal Luas lubang ventilasi


10% dari luas lantai lebih 10%
ruangan

4 Lantai Lantai harus kuat untuk Lantai di rumah pasien


menahan beban terbuat dari keramik.
diatasnya, tidak licin, Tinggi lantai sama tiap
stabil waktu dipijak, ruangan.
permukaan lantai

40
mudah dibersihkan.
Lantai tanah sebaiknya
tidak digunakan lagi,
sebab bila musim hujan
akan lembab sehingga
dapat menimbulkan
gangguan/penyakit
terhadap penghuninya.
Karena itu perlu dilapisi
dengan lapisan yang
kedap air seperti
disemen, dipasang
tegel, keramik. Untuk
mencegah masuknya air
ke dalam rumah,
sebaiknya lantai
ditinggikan ± 20 cm
dari permukaan tanah.

5 Pencahayaan Suatu cara sederhana Pencahayaan dalam


menilai pencahayaan rumah pasien kurang

41
baik, bila jelas jika malam hari,
membaca dengan huruf kurang dari 80%
kecil, cukup; bila
samar-samar bila
membaca huruf kecil,
kurang; bila hanya
huruf besar yang
terbaca, buruk; bila
sukar membaca huruf
besar. Pencahayaan
yang baik di atas 70%.

6 Sumber Air Bersih Air bersih adalah air Sumber air bersih
yang digunakan untuk berasal dari air tanah,
keperluan sehari- hari sedangkan sumber air
yang kualitasnya minum berasal dari air
memenuhi syarat minum isi ulang.
kesehatan dan dapat
diminum apabila telah
dimasak. Di Indonesia
standar untuk air bersih

42
diatur dalam Permenkes
RI No.
01/Birhubmas/1/1975
(Chandra, 2009).
Dikatakan air bersih
jika memenuhi 3 syarat
utama, antara lain:
syarat fisik air tidak
berwarna, tidak berbau,
jernih dengan suhu di
bawah suhu udara
sehingga menimbulkan
rasa nyaman

7 Sampah Terdapat tempat Terdapat tempat


sampah di dalam sampah di dalam
rumah. Syarat tempat rumah menggunakan
sampah terbuat dari tempat sampah yang
bahan yang mudah tertutup dan di luar
dibersihkan harus rumah terdapat tempat
ditutup rapat sehingga pembuangan sampah.

43
tidak menarik seranga
atau binatang lainnya.

8 Jamban dan Air Cara pembuangan tinja, Jamban dan air limbah
Limbah prinsipnya yaitu: di rumah pasien sudah
kotoran manusia tidak memenuhi kriteria
mencemari permukaan rumah sehat.
tanah. Kotoran manusia
tidak mencemari air
permukaan/ air tanah.
Kotoran manusia tidak
dijamah lalat. Jamban
tidak menimbulkan bau
yang mengganggu.

44
45
LAMPIRAN

46
47
DAFTAR PUSTAKA

1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta. 2015
2. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta:
InternaPublishing; 2014:1132-53.
3. Indrawan, IGNMB; Kambayana, G; Putra, TR. Hubungan konsumsi purin tinggi dengan hiperurisemia: suatu penelitian
potong lintang pada penduduk suku bali di Kota Denpasar. Jurnal Penyakit Dalam Udayana, 2017, 1.2: 38-44.

48
4. Carey RM, Whelton PK, for the 2017ACC/AHA Hypertension guideline writing committee. Prevention, detection,
evaluation, and management of high blood pressure in adults: Synopsis of the 2017 American College of
Cardiology/American Heart Association hypertension guideline. Ann Intern Med. 2018;168(5):351
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hipertensi membunuh diam-diam, ketahui tekanan darah anda [Internet].
[cited 2021 16 Agustus]. Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-membunuh-
diam-diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html
6. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, et al.disorder of lipoprotein metabolism.
Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th ed. McGraw-Hill Co,Inc.; 2015 .p. 12286-98.

49

Anda mungkin juga menyukai