Disusun Oleh:
Pembimbing :
Evi Sinaga
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan hasil laporan
kunjungan rumah/family folder dengan salah satu warga di Kecamatan Jagakarsa,
Jakarta Selatan. Laporan kunjungan rumah ini dibuat guna memenuhi salah satu
syarat tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Kesehatan
Masyarakat dalam periode 8 Agustus – 18 September 2021. Dalam usaha
penyelesaian family folder ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu, dalam
kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
Agustus 2021,
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
Nama : Nn. S
Umur : 21 tahun
Alamat :
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Kasir
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan adalah jika
sakit yang dirasakan tidak mengganggu aktivitas maka hanya istirahat
dirumah saja. Namun bila tidak membaik maka dibawa ke Puskesmas
Kecamatan Jagakarsa.
4
- Olahraga : Tidak rutin, kadang 2
kali dalam sebulan, berjalan di sekitar rumah
- Arisan : Tidak
- Pertemuan RT : Tidak
- Organisasi : Tidak
- Lain :-
5
2.2 PROFIL KELUARGA
Serumah
5. Ny. F Kakak Kandung P 25thn SMA Ibu Rumah Sehat Tidak
Tangga
Serumah
Keterangan :
A. Keluhan Utama
Batuk sejak 3 tahun yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Nn. S usia 21 tahun mengeluh batuk sejak 2 tahun yang lalu. Batuk
disertai dahak berawarna hijau, batuk tidak disertai dahak. Keluhan tersebut
dirasakan terus menerus. Pasien sempat minum beberapa obat batuk warung
namun keluhan tidak berkurang, namun keluhan semakin parah. Pasien juga
mengeluh timbul keringat malam sejak 3 bulan terakhir. Keluhan dirasakan
ketika pasien sedang tertidur, Kasur pasien dan baju terasa basah. Pasien juga
mengeluh terjadi penurunan nafsu makan sehingga terjadi penurunan berat
badan sebanyak 5kg dalam 3 bulan terakhir. Pasien mengeluh nyeri dada sebelah
kiri ketika batuk. Nyeri dada muncul ketika pasien berusaha mengeluarkan
dahaknya. Nyeri dada saat aktivitas berat disangkal. Pasien mengaku bahwa
ayah, kakak, dan adiknya mempunyai riwayat TB dengan pengobatan tuntas di
tahun 2008 dan 2010.
Tidak didapatkan keluhan lain seperti demam, mual, muntah, batuk, nyeri
dada, demam, pengelihatan ganda, pengelihatan kabur ataupun rasa mengganjal
pada mata. BAB dan BAK normal.
a. Merokok
Pertanyaan :
● Apakah dahulu pernah merokok ? Tidak
● Apakah orang terdekat atau disekitar anda merokok? Tidak
● Apakah Anda berminat untuk berhenti merokok? Tidak
b. Minum Alkohol
● Apakah Anda minum minuman beralkohol ? Tidak
c. Olahraga
Pertanyaan :
● Apakah anda melakukan olahraga? Jarang
● Berapa kali dalam sebulan? 2x dalam sebulan
● Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tsb? 30
menit-1 jam
d. Minuman teh dan kopi
● Apakah anda minum kopi setiap hari? Jarang
● Apakah anda minum teh setiap hari ? Tidak
● Berapa jumlah (gelas/cangkir) teh yang Anda minum dalam sehari? -
Ayah, kakak dan adik pasien memiliki riwayat TB paru. Penyakit jantung,
penyakit ginjal, penyakit paru serta keganasan di keluarga disangkal.
Berat Badan : 40 kg
BMI : kg/m2
Tanda Vital
Pernafasan : 19x/menit
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,5o C
Status Generalis
Mata: Pupil isokor, reflex pupil +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, Xanthelasma -/-
Telinga: Deformitas (-), hiperemis (-), oedem (-), serumen (-), nyeri
tekan tragus (-), nyeri tarik (-)
Mulut: Sianosis (-), mulut kering (-), gusi berdarah (-), gusi hiperemis
(-), lidah tidak kotor, plak gigi (-)
Abdomen Inspeksi: tampak buncit, ikterik (-), hiperemis (-), benjolan (-), jejas (-)
Palpasi: teraba supel, massa (-), nyeri lepas (-), hepar membesar (-), lien
membesar (-), ballottement ginjal (-), undulasi (-)
Nyeri tekan
- - -
- - -
- - -
Simetris kanan dan kiri, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2
detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/- , jejas -/-, palmar eritema
(-), flapping tremor (-), clubbing finger (-)
Ekstremitas Bawah
Simetris kanan dan kiri, nyeri tekan +/+, turgor kulit 2 detik, deformitas
(+) /(+), CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/-, jejas -/-
Feel :
konsistensi keras, berbatas tegas, teraba hangat, nyeri tekan (+).
Move :
Pergerakan Aktif : Lingkup Gerak Sendi (LGS) normal
Pergerakan Pasif : Lingkup Gerak Sendi (LGS) normal
Neurovaskular distal :
Feel :
konsistensi keras, berbatas tegas, teraba hangat, nyeri tekan (-).
Move :
Pergerakan Aktif : Lingkup Gerak Sendi (LGS) normal
Pergerakan Pasif : Lingkup Gerak Sendi (LGS) normal
Neurovaskular distal :
Akral hangat, Capillary Refill Time (CRT) < 2’ Arteri dorsalis pedis :
Pulsasi (+), kuat angkat, reguler
Status Neurologis
● Refleks Fisiologis
- Biceps :++/ ++
- Triceps :++/ ++
- Achiles :++/ ++
- Patella :++/ ++
● Refleks Patologis
- Babinski :-/-
- Oppenheim :-/-
- Chaddock :-/-
- Gordon :-/-
- Scaeffer :-/-
- Hoffman-Trommer : - /-
● Kekuatan Otot
5555 5555
● Tonus Otot
Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
● Trofi Otot
Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
Pemeriksaan Sensibilitas
H. Diagnosis Kerja
- TB paru aktif
- Malnutrisi
I. Rencana Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa:
● Rifampisin
● Isoniazid
● Pirazinamid
● Etambutol
● Curcuma
Terapi edukasi:
⮚ Faktor pendukung:
- Pasien mengetahui makanan yang harus dihindari
- Pasien rutin minum obat
- Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
- Melakukan pengobatan fisioterapi untuk mengembalikan fungsi
aktivitas sehari – hari pasien
⮚ Faktor penghambat:
- Aktivitas fisik sehari-hari pasien terkait pekerjaanya
- Pasien tidak melakukan olahraga rutin
A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan informasi bahwa pasien
merasa nyeri pada ibu jari kaki kanan dan kaki kiri memberat sejak 2 tahun
yang lalu. Mobilisasi pasien saat ini kurang karena nyeri ibu jari kanan dan
kiri, Sejak muda pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi, Pasien
tidak berolahraga secara teratur, Ibu pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi, Ayah pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM, dan asam
urat tinggi.
B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal dirumah milik pribadi. Terdapat 5 orang yang tinggal
dirumah tersebut yaitu pasien, istri pasien dan 3 anak pasien. Pasien sudah
bekerja dan tidak mengikuti kegiatan dilingkungan rumah. , Hubungan antara
pasien, dengan keluarga dirumah, jarang ada masalah besar yang menyebabkan
pasien menjadi marah ataupun stress dan dalam tekanan.
C. Fungsi Ekonomi
Pasien bekerja dengan membiayai hidupnya sendiri, Pembiayaan untuk
pengobatan cukup dengan menggunakan BPJS. Pasien dan keluarga pasien
merasa pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
D. Fungsi Pendidikan
Pasien sekeluarga merupakan golongan dengan pendidikan yang tinggi.
pada saat dilakukan pemberian edukasi dan informasi mengenai penyakit
pasien dan upaya-upaya dalam pengendalian penyakitnya pasien bisa
memahami dan ingin melakukannya.
E. Fungsi Religius
Pasien dan keluarga memeluk agama Islam. Mereka keluarga yang cukup
taat menunaikan ibadah. Pasien cukup sering melakukan solat berjamaah di
masjid
1 A: Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada ✓
keluarga ( teman-teman ) saya untuk membantu
pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat
saya sulit
2 P: Partnership
✓
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya
3 G:Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya ✓
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
4 A:Afek
Saya puas dengan cara keluara (teman- teman) ✓
saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih,
kasih sayang, dll
5 R:Resolve
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) ✓
saya menyediakan waktu bersama- sama untuk
dihabiskan bersama anggota keluarga
Penilaian:
A. Faktor Perilaku
Pola makan pasien tidak teratur, dengan menu yang tidak bervariasi dan
tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Pasien terkadang lupa untuk minum obat
karena jam makan pasien yang tidak teratur. Selain itu, pasien sangat jarang
berolahraga, terkadang hanya berjalan kaki sekali dalam seminggu di sekitar
rumah, sehingga hal tersebut menjadi salah satu penyebab artritis gout pada pasien
semakin parah. Setelah berobat dan mendapat edukasi, pasien memiliki kesadaran
untuk minum obat, tapi jika tidak diingatkan oleh keluarga pasien lalai untuk
mengkonsumsi obatnya. Selama pandemi penerapan protokol kesehatan pada
keluarga meliputi menggunakan masker saat keluar rumah dan rajin mencuci
tangan dengan sabun.
Penjelasan :
Dari 24 hours food recall pasien didapatkan asupan kalori pasien selama
sehari sebesar 1.385 kkal. Dalam sehari, frekuensi makan pasien sebanyak 3x
sehari. Berdasarkan perhitungan Basal Metabolic Rate, kebutuhan kalori pasien
yaitu 1.113 kkal perhari yaitu dihitung menggunakan rumus Harris Benedict
untuk mengetahui angka kecukupan gizi. Status gizi pasien obesitas grade I.
Konsumsi makanan pasien berlebih yang dapat menjadi salah satu faktor resiko
terjadinya hipertensi.
Frekuensi makan rata – rata setiap harinya 3x/hari yaitu makan pagi,
makan siang dan makan malam. Namun pasien mengakui jika jam makannya
terkadang tidak teratur. Pasien mengaku selalu mengonsumsi makanan selingan
yang rata-rata emping dan terkadang konsumsi gorengan seperti tempe goreng.
Makanan pasien dimasak sendiri oleh istri pasien. Asupan makanan pasien sudah
beragam yang ditambah berupa makanan cemilan snack, protein dalam jumlah
yang rendah, dan sayur.
1 Alasan kedatangan a. Keluhan Utama Pasien mengeluh nyeri pada ibu jari
pasien kanan dan kiri sejak 2 tahun
b. Harapan pasien/kel
b. Pasien dan keluarga berharap
c. Kekuatiran pasien/kel keluhan berkurang dan dapat sembuh
dengan pengobatan tuntas, dapat
melakukan pemeriksaan rutin sesuai
anjuran dokter
4 Pemicu psikososial & a. Perilaku keluarga yang a. Perilaku makanan di keluarga yang
lingkungan (faktor tidak sehat tidak teratur
eksternal) yang
mempermudah
seseorang menderita b. Lingkungan fisik : b. Baik
penyakit terebut Bangunan (kriteria rumah
sehat dll)
c. Pemukiman padat penduduk dan
lingkungan sekitar rumah pasein
c. Masalah lingkungan cukup baik
pemukiman
Genetik
Status
Yan Kes kesehatan Lingkungan
30/6/2021 ● Melakukan anamnesis, pemeriksaan ● Hasil anamnesis: Nyeri pada ibu jari kaki kanan dan kaki kiri sejak 2 tahun
fisik dan edukasi kepada pasien
● Hasil pemeriksaan fisik: TD: 160/90 mmHg; HR: 96 x/menit; RR: 20 x/menit;
mengenai masalah kesehatan yang
dialami. Suhu : 36,4oC
● Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai keluhan yang
dialami yang dialami pasien.
Edukasi keluarga pasien untuk rutin mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter.
1. Widyanto FW. Artritis gout dan perkembangannya. Saintika Medika: Jurnal Ilmu
Kesehatan dan Kedokteran Keluarga. 2014;10(2):h145-52.
2. Sholihah FM. Diagnosis and treatment gout artritis. J Majority. 2014;3(7):h39-45.
3. Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Page available at :
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2018/H
asil%20Riskesdas%202018.pdf–[Accessed on Sept 2020].
4. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.
2018.
5. Jain, Ritu. 2011. Pengobatan alternative untuk mengatasi tekanan darah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
6. Lukito AA, dkk. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus
Penatalaksanaan Hipertensi. Jakarta:2019
7. IHME. Findings from the Global Burden of Disease Study 2017. Available at:
http://www.healthdata.org/sites/default/files/files/policy_report/2019/GBD_2017_
Booklet.pdf
8. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di
Indonesia. Jakarta. 2015
9. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53.
Lampiran Kegiatan