Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN II (PKK II)


DIRUMAH SAKIT HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS

Disusun Oleh:
Nama : Yoanda Miftahul Jannati
NPM : F0G019007

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Winny Lestari, S.Tr. Keb) (Asmariyah,S.ST.,M.Keb)


NIP. 19930130201503 2 0005

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Konsep Teori

1. Pengertian
Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram.
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode
neonatal adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi
mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan (Mary
Hamilton, 1995 : 217).
Berdasarkan umur kehamilan dibagi dlm 3 kelompok:

 Pre term/bayi premature : kurang dari 37 minggu lengkap

 Term/bayi cukup bulan: Mulai dari 37 minggu - kurang dari 42 minggu

 Post term/bayi lebih bulan : 42 lengkap atau lebih

Bayi berat lahir dibedakan dalam:

 Bayi berat lahir makrosomia (bblm) berat lahir >4000 gram


 Bayi berat lahir normal 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram
 Bayi berat lahir rendah (bblr) berat lahir 1500-2500 gram
 Bayi berat lahir sangat rendah (bblsr) berat lahir <1500 gram
 Bayi berat lahir ekstrem rendah (bbler) berat lahir <1000 gram

2. Penanganan Bayi Baru Lahir (Neonatus)


Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir, adalah:
1. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi
tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada
bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih
terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan
dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut
kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali
basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat
telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari
selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral
dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum
diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di
daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu
diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam
pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru

3. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
 Baru lahir sebelum usia 6 jam
 Usia 6-48 jam
 Usia 3-7 hari
 Minggu ke-2 pasca lahir
Langkah-langkah pemeriksaan:
 Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
 Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan
tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
 Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi
Pemeriksaan Fisik yang Keadaan Normal
Dilakukan
Lihat postur, tonus dan aktivitas  Posisi tungkai dengan lengan fleksi
 Bayi sehat dan bergerak aktif

Lihat kulit  Wajah, bibir dan selaput lender,


dada harus berwarna merah muda,
tanpa adanya kemerahan atau bisul

Hitung pernapasan dan lihat tarikan  Frekuensi normal 40-60x/menit


dinding dada bawah ketika bayi  Tidak ada tarikan dinding dada
sedang tidak menangis bawah yang dalam

Hitung denyut jantung dengan  Frekuensi denyut jantung normal


meletakkan stetoskop di dada kiri 120-160x/menit
setinggi apeks kordis
Lakukan pengukuran suhu ketiak  Suhu normal adalah 36,5-37,5°C
dengan thermometer
Lihat dan raba bagian kepala  Bentuk kepala terkadang asimetris
karena penyesuaian pada saat
proses persalinan, umumnya hilang
dalam 48 jam
 Ubun-ubun besar rata atau tidak
menonjol, dapat sedikit menonjol
saat bayi menangis

Lihat mata  Tidak ada kotoran/secret

Lihat bagian dalam mulut  Bibir, gusi, langit-langit utuh dan


tidak ada bagian terbelah
Masukkan satu jari yang  Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
menggunakan sarung tangan ke mengisap kuat jari pemeriksa
dalam mulut, raba langit-langit
Lihat dan raba perut  Perut bayi datar, teraba lemas

Lihat tali pusat  Tidak ada perdarahan,


pembengkakan, nanah, bau yang
tidak enak pada tali pusat, atau
kemerahan sekitar tali pusat

Lihat punggung dan raba tulang  Kulit terlihat utuh, tidak terdapat
belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang

Pemeriksaan ekstremitas atas dan  Tidak terdapat sindaktili,


bawah polidaktili, siemenline, dan
kelainan kaki (pes equino varus da
vagus)

Lihat lubang anus

 Hindari memasukkan alat atau jari  Terlihat lubang anus dan periksa
dalam memeriksa anus apakah mekonium sudah keluar
 Tanyakan pada ibu apakah bayi  Biasanya mekonium keluar dalam
sudah BAB 24 jam setelah lahir

Lihat dan raba alat kelamin luar  Bayi perempuan kadang terlihat
Tanyakan kepada ibu apakah bayi cairan vagina berwarna putih atau
sudah BAK kemerahan
 Bayi laki-laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis. Teraba
testis di skrotum
 Pastikan bayi sudah BAK dalam 24
jam setelah lahir
 Yakinkan tidak ada kelainan alat
kelamin, misal hipospadia,
rudimenter, kelamin ganda

Timbang bayi  Berat lahir 2,5-4 kg


Timbang bayi dengan menggunakan  Dalam minggu pertama, BB
selimut, hasil peimbangan dikurangi
berat selimut mungkin turun dahulu (tidak
melebihi 10% dalam waktu 3-7
hari) baru kemudian naik kembali

Mengukur panjang dan lingkar  Panjang lahir normal 48-52 cm


kepala dan dada bayi  Lingkar kepala normal 33-37 cm
 Lingkar Dada normal 30-38 cm

4. Reflex pada Bayi Baru Lahir(Neonatus)


1. Rooting reflex
Refleks ini terjadi ketika Anda menyentuh pinggir mulut bayi. Bayi
akan mengikuti arah sentuhan tersebut sambil membuka mulutnya. Hal ini
membantu bayi ketika ia sedang ingin menyusu. Refleks ini muncul sejak
lahir dan bertahan hingga usia 3-4 bulan.
2. Refleks menghisap (sucking reflex)
Ketika bagian atas atau langit-langit mulut bayi disentuh, bayi akan
mulai menghisap. Refleks menghisap mulai muncul saat usia 32 minggu
kehamilan dan menjadi sempurna saat usia 36 minggu kehamilan. Oleh
karena itu, bayi prematur biasanya belum bisa menghisap dengan baik.
3. Refleks moro
Refleks moro biasanya muncul ketika bayi terkejut. Ketika bayi Anda
terkejut misalnya karena suara yang berisik atau gerakan yang terjadi
secara tiba-tiba, bayi akan mengeluarkan refleks ini. Bayi akan melakukan
gerakan dengan memanjangkan lengan dan menekuk kakinya. Refleks ini
muncul sejak lahir dan bertahan hingga usia 4 bulan.
4. Asymmetric tonic neck reflex
Ketika kepala bayi menengok ke satu sisi, ia akan memanjangkan
lengan di sisi yang sama. Sebaliknya, lengan pada sisi yang berlawanan
akan ditekuk. Refleks ini muncul sejak lahir dan bertahan hingga usia 2
bulan.
5. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)
Refleks menggenggam pada bayi muncul ketika Anda menyentuh
telapak tangannya. Bayi akan menutup jari-jarinya seperti gerakan
menggenggam. Refleks ini muncul sejak lahir dan bertahan hingga usia 3-
4 bulan.
6. Refleks Babinski
Refleks Babinski muncul ketika Anda menggaruk telapak kaki bayi
Anda. Jempol bayi akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki lainnya akan
terbuka. Refleks ini menetap hingga usia 2 tahun.
7. Stepping reflex
Refleks ini juga dikenal dengan istilah walking/dance reflex karena
bayi terlihat seperti melangkah atau menari ketika ia diposisikan dalam
posisi tegak dengan kaki yang menyentuh tanah. Refleks ini muncul sejak
lahir dan terlihat paling jelas setelah usia 4 hari.

5. Penilaian Bayi Baru Lahir Normal


APGAR SCORE
APGAR 0 1 2
Badan merah, Seluruh
Biru/pucat
Appearance/ warna kulit ekstremitas tuubuh
seluruh tubuh
biru merah
Tidak >100x/meni
Pulse/denyut jantung <100x/menit
terdengar t
Gerakan
Tidak ada Gerakan
Grimace/reflek iritability kuat/melaw
respon sedikit
an
Fleksi pada Gerakan
Activity/tonus otot Lemah
ekstremitas aktif
Menangis Menangis
Respiration Tidak ada
lemah/merintih kuat

Interpretasi skor:
0–3 : asfiksia berat
4–6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan

PENILAIAN UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN

 Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda – tanda berikut :
 Tidak buang air kecil atau buang air kecil kurang dari 6 kali setelah
usianya 5 hari
 Sudah 48 jam tidak buang air besar
 Tidak mau menyusu
 Terdapat jeda lebih dari 10 detik setiap mengambil napas
 Sulit dibangunkan dari tidur
 Kotoran berwarna kuning tua dengan jumlah yang sangat sedikit setelah
usianya 4 hari
 Tali pusat mengeluarkan bau tidak sedap, nanah, atau darah
 Dada, lengan, kaki, dan mata berwarna kekuningan
 Tidak mampu menyusu dengan benar
 Muntah cairan berwarna kuning atau hijau
 Demam tinggi

6. Kunjungan Neonatus
a. Pengertian Kunjungan Neonatus
Kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus
sedikitnya 3 kali yaitu kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai
dengan 48 jam setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3
s/d 7 hari, kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari.
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat
dilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan
kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar (ASI
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat,pemberian
vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian
imunisasi hepatitis B1 apabila tidak diberikan pada saat lahir) dan
manajemen terpadu Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari (Depkes
Jateng, 2010).
Berdasarkan Profil Kesehatan Jateng 2011, kunjungan neonatal
menurut Permenkes 741/ Th. 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan (SPM-BK), KN dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Kunjungan Neonatal ke satu (KN1)
Adalah kunjungan neonatal pertama kali yaitu pada hari pertama
sampai hari kedua.
2) Kunjungan Neonatal ke dua (KN2)
Adalah kunjungan neonatal yang kedua kalinya yaitu pada hari kedua
sampai hari ke tujuh.
3) Kunjungan Neonatal ke tiga (KN3)
Adalah kunjungan neonatal yang ketiga kalinya yaitu pada hari ke
tujuh sampai hari ke dua puluh delapan.
Menurut definisi operasional standar pelayanan minimal kunjungan
neonatal adalah kontak neonatus (0-28 hari) dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dengan syarat usia 0-7 hari
minimal 2 kali usia 8-28 hari minimal 1 kali (KN2).
b. Tujuan Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar
kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu
pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama (Depkes RI, 2009)
c. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Neonatus
Berdasarkan Panduan pelayanan Kesehatan Bayi baru Lahir Berbasis
Perlindungan anak yang dikeluarkan oleh kementrian Kesehatan Republik
Indonesia 2010, pelaksanaan kunjungan neonatus dibagi 3 dan pada
intinya, yang diperiksa pada tiap kunjungan adalah sama yaitu :
1) Berat Badan (kg)
Tinggi Badan/Panjang Badan (cm) Suhu (oC)
Tanyakan ibu, bayi sakit apa?
2) Memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri
Frekuensi napas (kali/menit)
Frekuensi denyut jantung (kali/menit)
3) Memeriksa adanya diare
4) Memeriksa ikterus
5) Memeriksa kemungkinan berat badan rendah/masalah pemberian ASI
6) Memeriksa status pemberian vitamin K
7) Memeriksa status imunisasi
8) Memeriksa keluhan lain
9) Memeriksa masalah/ keluhan ibu
10) Tindakan(Terapi/Rujukan/Umpan balik)

B. Asuhan Kebidanan Neonatus


Tanggal/Waktu Pengkajian :

Tempat :

Pengkaji :

DATA SUBJEKTIF

1. Biodata Bayi

Nama :

Tanggal lahir :

Jam :

Jenis kelamin :

Anak ke :

Biodata Orang Tua

Nama ibu : Nama suami :

Umur : umur :

Agama : agama :

Pendidikan : pendidikan :

Pekerjaan : pekerjaan :

Alamat :

2. Riwayat Antenatal

a. Kehamilan ke : 1 (satu)

b. Riwayat ANC : Teratur

Frekuensi : 16 kali
Tempat : Bidan

Keluhan : TM 1: Pusing, Mual dan

muntah

TM 2: -

TM 3: sering buang air kecil

Komplikasi : Tidak ada

Terapi : Fe

c. Kenaikan BB selama hamil : 12 kg

d. Kebiasaan merugikan : Ibu mengatakan tidak memiliki


kebiasaan merugikan seperti merokok, minum jamu, alcohol

3. Riwayat Intranatal

a. Usia kehamilan : 38 minggu

b. Tanggal/Pukul : 02 April 2021/10.00 WIB

c. Jenis persalinan : Spontan

d. Penolong : Bidan

e. Komplikasi : Ibu tidak ada hipertensi, KPD,


Perdarahan,Janin tidak ada gawat janin, tidak ada lilitan tali pusat

f. Keadaan bayi baru lahir : Menangis spontan, gerakan aktif,


warna kemerahan

4. Riwayat Kesehatan

a. Faktor Genetik (kelainan bawaan/sindrom genetik)

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat kelainan bawaan baik dari


keluarga ibu maupun keluarga suami.
b. Faktor Maternal (Penyakit Jantung, DM, Hipertensi, Asma, Penyakit
kelamin, RH/iso imunisasi)

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan penyakit seperti


Jantung, DM, Hipertensi, Asma, Penyakit kelamin dan RH/iso
imunitas baik dari keluarga ibu maupun keluarga suami.

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan keadaan umum

Keadaan umum : Bayi menangis kuat, tonus otot baik, warna


kulit kemerahan

2. Tanda vital

Nadi : 120 x/menit

Pernapasan : 34 x/menit

Suhu : 36,8ºC

Berat Badan (BB) : 3200 Gram

Panjang Badan : 40 Cm

3. Pemeriksaan Antropometri
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 36 cm
Berat Badan : 3.200 Gram
Panjang Badan : 40 cm

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : normal, tidak ada benjolan, rambut hitam, ubun-ubun


datar
b. Wajah : tidak pucat
c. Mata : simetris, sclera tidak ikterik, pupil mengecil ketika diberi
rangsangan cahaya, ada respon mengedip ketika disentukan jari
ditengah-tengah antara kedua alis
d. Telinga : simetris, letak telinga sejajar dengan mata, tidak ada kulit
tambahan
e. Hidung : normal,lubang hidung ada,tidak ada sekret tidak ada
obstruksi jalan nafas, tidak ada pernafasan cuping hidung
f. Mulut : simetris,tidak ada kelainan, tidak ada bercak putih pada
gusi dan palatum terdapat reflek rooting,suckling dan swallowing
g. Leher : simetris, tidak ada trauma pad leher, tidak ada
pembengkakan/pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, tidak
ada lipatan berlebih dibelakang leher, terdapat reflek tonilk neck
h. Dada : simetris,putting susu simetris, tidak ada apneu dan
retraksi dada, bunyi nafas dan jantung normal
i. Ekstermitas Atas : simetris, gerakan lengan dan tangan aktif, tidak ada
fraktur,jumlah jari lengkap dan normal, terdapat reflek morro dan
reflek grasping
j. Abdomen : simetris, gerakan abdomen normal, tali pusat normal,tidak
ada massa, tidak ada pembengkakan
k. Punggung : normal, tidak ada spina bifida, tidak ada pembengkakan,
l. Genetalia : normal, panjang penis 4cm,letak lubang uretra normal,
jumlah testis 2 dan sudah turun di skrotum
m. Anus : normal, tidak ada atresia ani
n. Ekstermitas Bawah : normal,simetris, tidak ada terjadi dislokasi,
jumlah jari normal, terdapat reflek Babinski
ANALISIS DATA

Neonatus cukup bulan umur 6 jam normal.

PENATALAKSANAAN

1. Rawat gabung ibu dan bayi dan mengobservasi tanda-tanda vital dan
tangisan bayi stiap 30 menit sekali dan melihat warna kulit bayi
2. Mengukur antropometri bayi, perempuan, BB 3000 gram, PB 50 cm,
anus ada
3. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara memberikan
pakaian yang hangat dan bersih.
4. Bonding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera dan bayi
mau menghisap, bayi dibungkus dengan kain bedong.
5. Memberikan injeksi Vit K 1 jam setelah bayi lahir melalui
intramuskuler
6. Memberikan salep mata gentamisin kepada bayi 1 jam setelah bayi
lahir
7. Memberikan injeksi HB 0 sebanyak 0,5 cc secara im.
8. Merencanakan bayi dimandikan 6 jam setelah bayi lahir
9. Melakukan perawatan tali pusat saat atau setelah bayi dimandikan atau
bila diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan. 2005.


Keperawatan
Maternitas.Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda juall. 2006. Buku Saku Diagosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Varney,H.,2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • LP MTBS
    LP MTBS
    Dokumen24 halaman
    LP MTBS
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • SAP Kehamilan Resiko Tinggi
    SAP Kehamilan Resiko Tinggi
    Dokumen4 halaman
    SAP Kehamilan Resiko Tinggi
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • PDF Satpel Karies Gigi
    PDF Satpel Karies Gigi
    Dokumen9 halaman
    PDF Satpel Karies Gigi
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • LP Persalinan
    LP Persalinan
    Dokumen29 halaman
    LP Persalinan
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • C Majelis Etika
    C Majelis Etika
    Dokumen4 halaman
    C Majelis Etika
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Definisi Naturopati
    Definisi Naturopati
    Dokumen2 halaman
    Definisi Naturopati
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • 6 Kunjungan Neo
    6 Kunjungan Neo
    Dokumen2 halaman
    6 Kunjungan Neo
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Kel. 4 Makalah 4 Terapi Kommplementer Dalam Masa Hamil
    Kel. 4 Makalah 4 Terapi Kommplementer Dalam Masa Hamil
    Dokumen25 halaman
    Kel. 4 Makalah 4 Terapi Kommplementer Dalam Masa Hamil
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Terapi Pikiran Kel 4
    Terapi Pikiran Kel 4
    Dokumen13 halaman
    Terapi Pikiran Kel 4
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Y OANDA
    Y OANDA
    Dokumen2 halaman
    Y OANDA
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Kel 4
    Kel 4
    Dokumen28 halaman
    Kel 4
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Homeopati
    Homeopati
    Dokumen5 halaman
    Homeopati
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • PT 11
    PT 11
    Dokumen10 halaman
    PT 11
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat