Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM
DI RUMAH SAKIT IBNU SINA PADANG

OLEH :

INDAH MAYANG SARI, S.Kep

2114901018

(Pembimbing Akademik ) ( Pembimbing Klinik)

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES ALIFAH PADANG


A. DEFISINI
Post partum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang di mulai
setelah partus selesai sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ
kandungan pulih kembali seperti semula. Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2
jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Puerperium yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous melahirkan. Jadi,
puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Sekitar
50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post partum sehingga pelayanan
pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Rini, 2016).

B. TAHAP MASA NIFAS


Periode masa nifas di bagi menjadi tiga tahap yaitu ( Yuli, 2017, hlm. 459 –
460 ) :
1. Puerperium dini
Merupakan masa kepulihan yang dalam hal ini sudah di perblehkan
berdiri.
2. Puerpurium intermedial
Kepuliham menyeluruh alat – alat genetalia, yang lamamnya 6 -8 minggu.
3. Remote purperium
Masa yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna, berlangsung
selama berminggu – minggu, bulanan, bahakan tahunan.

C. PATHOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat – alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur – angsung pulih kembali keadaan sebelum hamil. Perubahan
alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disampng involusi terjadi
perubahan – perubahan penting lainnya yakni mekonsentrasi dan timbunya laktasi
yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap
kelenjar mamame.
Otot- otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh – pembuluh darah yang
ada antara otot – otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan – perubahan yang terdapat pada seviks ialah segera
post partum, bentuk serviks agak mengaga seperti corong, bentuk ini di sebabkan oleh
korpus uteri terbentuk semacam cincin . Perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implamasi plasenta pada
hari pertama yang kira – kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan yang kusus
akibat pelepasan desidual dan selaput regenerasi endometrium terjadi dari sisa – sisa
sel desidua basalis sampai 2 sampai 3 minggu. Ligamen – ligamen dan diagfragma
pelbis seta fasia yang melenggang sewaktu kehamilan dan janin lahir berangsur
angsung membaik (Asis, 2015, ¶14-15 & Yuli, 2017, hlm. 466).

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dan gejala pada masa nifas ( post partum) menurut Yuli ( 2017, hlm 460 –
465) yaitu :
a. Tanda – tanda vital
Suhu tubuh dalam 24 jam pertama > 38 ˚C. Jika sampai paa hari ke 10 >
38˚C hati hati adanya infeksi puerporalis, infeksi saluran kemih dll.
b. Involusio
Merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir
setalah bayi di lahirkan hingga mencapai kedaan sebelum hamil. Proses
involusi terjadi karena :
1) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh
karena  adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih
panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa
hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula.
2) Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah
anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah
karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi
uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan
terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot
kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih
kecil.
3) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi
pada jaringan otot uterus.
Involusi pada alat kandungan :
a) Fundus Uteri
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras,
karena kontraksi   dan  retraksi otot-ototnya.
Tabel perubahan uterus setelah melahirkan menurut masa involusi

Diameter
Berat
Involusi TFU Bekas Melekat Keadaan Cervix
Uterus
Plasenta
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 Lembik
plasenta
lahir

1 minggu Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari


pusat

2 minggu symphisis 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1 jari


Tak teraba

6 minggu Sebesar hamil 50 gr 2,5 cm


2 minggu

8 minggu Normal 30 gr

b) Tempat Insersi Plasenta


Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas
implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah
permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga
sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
c) Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh
darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan
lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi
dalam masa nifas.
d) Perubahan cervix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat
dilalui oleh 2 jari, pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh  1
jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena karena retraksi dari cervix,
robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang  sangat diregang waktu
persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu
ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali.
e) Endometrium
Mengalami involusi daerah implantasi plasenta. Nekrosis
pembuluh darah terjadi 2 – 3 post partum.pada hari ke tuju terbentuk
lapisan basal dan pada 16 hari normal kembali.
f) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri
dan vagina dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea
rubra atau lochea cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-
sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa,
lanugo dan mekonium.
1) Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput
ketuban, sel-sel dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium.
2) Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan
3) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.
5) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah
berbau busuk.
6) Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya.
g) Clitoris
Kenceng dan tidak terlalu keras.
h) Vagina dan perineum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan
lama, tetapi biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada
wanita yang asthenis menjadi diastasis dari otot-otot rectus
abnominis sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah
terdiri dari perineum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah dan
menonjol kalau berdiri atau mengejan.
Perubahan vagina, vagina mengecil dantimbul rugae
(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. Terjadi robekan
perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya.
i) Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang
begitu lama, biasanya akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia
dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus setelah bayi
lahir berangsur angsur mengecil dan pulih kembali.
j) Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan secara normal volume darah  untuk
mengakomodasi   penambahan aliran darah yang diperlukan oleh
placenta dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari estrogen
mengakibatkan  diuresis yang menyebabkan  volume plasma
menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada 
24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran.
k) Sistem Urinaria
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi
dari volume darah dan ekskresi produk sampah dari autolysis.
Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari pertama post partum.
l) Sistem endokrin
1) Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior
danbereaksi pada otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala
tiga persalinan aksi oxytoxin menyebabkan pelepasan plasenta.
Setelah itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus,
memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta dan mencegah
perdarahan.
2) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi
oleh glandula  hipofise  anterior bereaksi pada alveolus payudara
dan merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui kadar
prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada
wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14
sampai 21 post partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH
disekresi kelenjar hipofise anterior  untuk bereaksi pada ovarium
yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam
kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan
menstruasi.
m) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran
air susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan
yang terbaik dan bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu
yamg baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya
dan ibunya sendiri.
n) Sistem pencernaan
Terjadi konstipasi akibat takut episiotomi rusak, penururnan
tonus abdoment kurang intake menjelang partus dan pengaruh
klisma.
o) Sistem muskloskeletal
1) Peningkatan ukuran uterus menyebabkan distasis rektus
abdominis
2) Sensasi ekstremitas bawah mengalami penururnan
3) Tromboplebitis terjadi aibat penururnan aktivitas dan
peningkatan protomblin
4) Edema terjadi pada periode post parm dini
2. Perubahan psikologis
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi
dalam 3 tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadi  interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini
dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal
yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi. Sedangkan stres  emosional pada ibu nifas
kadang-kadang  dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah
tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yaitu :
a. Kondisi uterus : palpasi fundus, kontraksi TFU
b. Jumplah pendarahan : inspeksi perinium, laserasi, hematom
c. Pengeluaran loche
d. Kandung kemih : distensi bladder

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu post partum menurut Yuli ( 2017, hlm. 467
– 468) yaitu :
1) Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL
selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi)
2) Endometritis (radang edometrium)
3) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
4) Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
5) Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras dan
berbenjol-benjol)
6) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ;  Jika tidak ada pengobatan
bisa terjadi abses)
7) Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan
nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
8) Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3
°C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau
nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas

H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yaitu :
1) Penatalaksanaan medis
a) Pemeriksaan laboratorium darah lengkap ( hemoglobin, hematokrit, leukosit
).
b) Urinalisis : kadar urin
c) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
d) Berikan antibiotik bila ada indikasi
2) Penatalaksanaan keperawatan
a) Mobilisasi dini
b) Rawat gabung
c) Pemeriksaan umum ( keluhan dan kesadaran)
d) Pemeriksaan khusus ( TTV, fundus uteri, payudara, lochea, luka jahitan
episiotomi).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
2. Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
3. Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,
siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.
4. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan sah
atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?
5. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG,
Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan
impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang
diperoleh.
b. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
c. Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam, keadaan
lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah
melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan
eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga.
d. Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his, pembukaan,
bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi atau
tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi
atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan
placenta, jumlah perdarahan.
e. Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis atau
tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis kelamin
Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding
attatchment secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI
atau susu formula.
6. Riwayat KB&perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi
yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
7. Riwayat penyakit dahulu
8. Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita sampai
saat ini atau kambuh berulang-ulang ?
9. Riwayat psikososial-kultural
Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan,
apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola koping, hubungan dengan
suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga lain, dukungan
social dan pola komunikasi.
10. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.

11. Profil keluarga


Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type rumah,
community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam
kegiatan masyarakat.
12. Kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan
ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, freguensi,.
2) Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman
yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang
atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum).

3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah


inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin),Personal Hygiene : Pola
mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan
genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah.

4) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,


kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan
menyusui.

5) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang
membuat fresh dan relaks.
13. Sexual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi freguensi koitus
atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan, kesulitan
melakukan seks, continuitas hubungan seksual. Pengetahuan pasangan kapan
dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat dilakukan setelah luka
episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3).
14. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu
tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan klien
bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek.
15. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-tugas
perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,
perubahan fungsi blass dan bowel.
16. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2) BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy,
suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
3) Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
4) Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan,
nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening
diketiak.
5) Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal
utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus,
konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan
distensi blas.
6) Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina
(licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka
episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna,
jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr
alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
7) Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.
17. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g%
dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
2) Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

1. Dx 1 : Nyeri akut b.d agent cidera fisik


Tujuan : setelah di lakukan tinfakan keperawatan selama 1 x 7 jam di harapakan
nyeri berkurang.
Kriteria Hasil :
- Pasien mengetahui tanda – tanda dan penyebab nyeri
- Tanda – tanda vital dalam keadaan norma
- Dapat mengunakan tehnik non farmokologis untuk mengurangi nyeri
- Skala nyeri berkurang menjadi 2
Intervensi
a. Manajeman nyeri
1) Kaji secara kompersensif tanda tanda nyeri ( lokasi, onset, durasi,
frekuensi, kualitas, faktor pencentus).
2) Ajarkan tehnik non farmakologi ( relaksasi nafas dalam)
3) Tingkatkan istirahat
4) Observasi isyarat non verbal dalam merasakan nyeri
2. Dx 2: Risisko Infeksi
Tujuan : setelah di laukan tindakan keperawatan selam 1 x 7 jam di harapkan
dapat meningkatkan pertahanan tubuh
Kriteria Hasil :
- Tidak ada tanda – tanda infeksi
- Tanda – tanda vital normal
- Tidak ada peningkatan leukosit
- Luka di daerah perinium tidak ada pus
Intervensi
a. Kontrol infeksi
1) Lakukan perawatan vulva dan perinium
2) Ajarkan klien untuk mengganti pembalut setiap kotor
3) Tingkatkan asupan nutrisi
4) Anjurkan istirahat
5) Ajarkan klien dan keluarga tetang mencegah infeksi
b. Proteksi Infeksi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi sitemik
2) Pertahankan tehnik aseptik
3. DX 3 :Gangguan eliminasi BAK b.d trauma perinium
Tujuan : setalah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapakan
eliminasi urine kembali normal
Kriteria hasil :
- Klien dapat BAK secara normal
- Klien tidak mengalami nyeri saat BAK
- Urine output normal
- Klien tidak takut untuk BAK
Intervensi :
a. Urinary Elimination Managemant (Manajeman eliminasi urin)
1) Monitor eliminasi urin termasuk frekuensi, konsentrasi, bau, volume, dan
warna
2) Ajarkan klien tanda dan gejlaa infeksi saluran kemih
3) Anjurkan klien banyak minum

4. Dx 4 : Risisko gangguan proses parenting b.d kurangnya pengetahuan tentang cara


merawat bayi
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
tida terjadi gangguan proses parenting.
Kriteria Hasil :
- Klien dapat dapat mengidentifikasi strategi untuk melindungi anak dari kelalaian
- Pengetahuan klien tetang cara perawatan bayi meningkat
- Klien dapat merawat bayi
Intervensi :
a. Family intergrity Promotion Childbayring
1) Cipkatakan hubungan salng percaya
2) Berikan dukungan verbal langkah demi langkah dengan tenang
3) Observasi situasi keluarga saat ini
4) Observasi hubungan pasangan terhadap kelahiran bayi
b. Family intergryti promotion
1) Jadi pendengar yang baik untuk anggota keluarga
2) Tentukan pemahaman klien mengenai penyebab sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,Achmad,N.(2015).https://www.academia.edu20780577/asuhan_keperawatan_post_part
um_spontan, di akases tanggal 18 Juli 2017

Yuli, Reni. (2017). Buku ajar asuhan keperawatan maternitas amplikasi nanda nic noc.
Jakarta: CV Trans Infomedia

Maritalia D, 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika

Riskesdas.(2014).HasilRiskesdas2013.http://www.depkes.go.id/resources/download/general/
Hasil%20Riskesdas%202013.pdf diperoleh tanggal 24 Juli 2017.

Kneale, Julia D. (2011). Keperawatan ortopedik dan trauma edisi kedua. Jakarta: EGC
Potter & Perry. (2010). Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai