Anda di halaman 1dari 1

UAS

Nama : Ni Wayan Eka Damayanti


Semester : IV
Mata Kuliah : Acara Agama Hindu
Dosen : I Wayan Suraba, SH., MPdh.

1. Wiwaha bertujuan untuk membayar hutang kepada orangtua atau leluhur. Maka dapat
disamakan dengan dharma. Wiwaha Samskara diabdikan berdasarkan Veda, karena ia
merupakan salah satu Sarira Samskara atau penyucian diri melalui perkawinan.
Sehubungan dengan itu Manawa Dharmasastra menjelaskan bahwa untuk menjadikan
bapak dan ibu maka diciptakan wanita dan pria oleh Ida Sang Hyang Parama
Kawi/Tuhan Yang Maha Esa, dan karena itu Veda akan diabdikan sebagai dharma
yang harus dilaksanakan oleh pria dan wanita sebagai suami istri dalam berbagai
macam kewajibannya.
Dalam wiwaha samskara terdapat 3 saksi yang wajib dipenuhi yang disebut tri
upasaksi. Tri upasaksi terdiri dari dewa saksi, manusa saksi,bhuta saksi. Dewa saksi
adalah saksi dewa/Ida Sang Hyang Widhi dalam perkawinan Hindu. Disimbolkan
dengan penggunaan banten-banten. Pemujaan kepada Dewa-Dewa khusunya Sang
Hyang Smara Ratih
Manusa saksi adalah saksi dari orang-orang yang hadir dalam pernikahan tersebut.
Bhuta saksi adalah saksi dari para bhuta kala yang disimbolkan dengan penggunaan
banten caru atau kala sepetan.
Ketiga unsur tersebut harus dipenuhi untuk mendapatkan perkawinan yang sah.

2. Makna entas-entas untuk memperingati kematian ini adalah, agar arwah dan keluarga
yang telah meninggal bisa diangkat sehingga mendapatkan tempat yang lebih baik.
Ritual ini juga bisa disebut sebagai ritual penyucian roh leluhur.
Persamaan: sama2 bagian dari pitra yadnya, sama-sama dilakukan untuk
penghormatan terhadap leluhur.
Sama-sama menggunakan api untuk sarana pembakaran yang bertujuan untuk
mempercepat proses pengembalian unsur-unsur panca maha bhuta.
Perbedaan : entas-entas menggunakan banten hindu versi jawa sedangkan ngaben dan
memukur menggunakan banten hindu versi Bali.

Anda mungkin juga menyukai