Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATA KULIAH

METODE PENELITIAN KUALITATIF DALAM AKUNTANSI


STUDI FENOMENOLOGI
Dosen Pengampu: Dr. Drs. I Dewa Gede Dharma Suputra, M.Si., Ak.

Disusun oleh :
I Putu Artha Satria Wibawa (2181611014)

Program Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2021
PEMBAHASAN

1. Definisi Studi Fenomenologi


Studi fenomenologis menggambarkan makna bagi beberapa individu dari pengalaman
hidup mereka terhadap suatu konsep atau fenomena. Ahli fenomenologi fokus untuk
mendeskripsikan kesamaan yang dimiliki semua peserta saat mereka mengalami fenomena
(misalnya, kesedihan dialami secara universal). Tujuan dasar dari fenomenologi adalah
untuk mereduksi pengalaman individu dengan sebuah fenomena menjadi sebuah deskripsi
tentang esensi universal (sebuah "pemahaman tentang hakikat sesuatu," van Manen, 1990,
hal. 177). Untuk tujuan ini, peneliti kualitatif mengidentifikasi sebuah fenomena (sebuah
"objek" dari pengalaman manusia; van Manen, 1990, hal 163). Pengalaman manusia ini
dapat berupa fenomena seperti insomnia, ditinggalkan, kemarahan, kesedihan, atau
menjalani operasi bypass arteri koroner (Moustakas, 1994). Penyelidik kemudian
mengumpulkan data dari orang-orang yang telah mengalami fenomena tersebut, dan
mengembangkan deskripsi gabungan dari esensi pengalaman untuk semua individu.
Deskripsi ini terdiri dari "apa" yang mereka alami dan "bagaimana" mereka mengalaminya
(Moustakas, 1994).

Stewart dan Mickunas (1990) menekankan empat perspektif filosofis dalam fenomenologi
adalah sebagai berikut.

1) Kembali ke tugas tradisional filsafat. Pada akhir abad ke-19, filsafat menjadi terbatas
pada eksplorasi yang disebut “saintisme.”
2) Filsafat tanpa prasangka. Pendekatan fenomenologi adalah untuk bergantung pada
semua penilaian tentang apa yang nyata "sikap nasional" sampai mereka menjadi
dunia dengan cara empiris, didirikan atas dasar yang lebih pasti. Penangguhan ini
disebut "epoche" oleh Husserl.
3) Intensionalitas kesadaran. Realitas, menurut bagi Husserl, tidak dibagi menjadi
subjek dan objek, tetapi ke dalam sifat Cartesian ganda dari subjek dan objek saat
mereka muncul dalam kesadaran.
4) Penolakan dikotomi subjek-objek. Tema ini mengalir secara alami dari
intensionalitas kesadaran. Realitas dari suatu objek hanya dirasakan dalam makna
pengalaman individu.

1
2. Jenis Fenomologi
Terdapat dua pendekatan phenomenological research yaitu hermeneutic phenomenology
yang dikemukakan oleh (van Manen,1990) dan transcendental phenomenology atau
psychological phenomenology yang dikemukakan oleh (Moustakas,1994). Dua pendekatan
fenomenologi, yaitu:
1) Fenomenologi hermeneutik (van Manen, 1990)
Fenomenologi bukan hanya deskripsi, tetapi juga dilihat sebagai proses interpretif
di mana peneliti membuat interpretasi (yaitu, peneliti "menengahi" antara makna
yang berbeda; van Manen, 1990, hlm. 26) tentang makna yang dihayati
pengalaman.
2) Fenomenologi empiris, transendental, atau psikologis (Moustakas, 1994).
Fenomenologi transendental atau psikologis Moustakas (1994) lebih sedikit
difokuskan pada interpretasi peneliti dan lebih pada deskripsi pengalaman peserta.
Selain itu, Moustakas berfokus pada salah satu konsep Hussed, epoche (atau
bracketing), di mana penyelidik mengesampingkan pengalaman mereka, sebanyak
mungkin, untuk mengambil perspektif baru terhadap fenomena yang diteliti. Oleh
karena itu, 'transendental' berarti "di mana segala sesuatu dipahami dengan segar,
seolah-olah untuk pertama kalinya" (Moustakas, 1994). Moustakas mengakui bahwa
keadaan ini jarang dicapai dengan sempurna. Namun, saya melihat para peneliti yang
merangkul ide ini ketika mereka memulai proyek dengan menggambarkan
pengalaman mereka sendiri dengan fenomena tersebut dan mengelompokkan
pandangan mereka sebelum melanjutkan dengan pengalaman orang lain.

3. Karakteristik Penelitian Fenomenologi


Berikut karakteristik dari penelitian fenomenologis, diantaranya:
1) Tidak berasumsi mengetahui apa makna sesuatu bagi manusia yang akan diteliti,
mereka mempelajari sesuatu itu (Douglas, 1976).
2) Memulai penelitian dengan keheningan/diam untuk menangka makna yang
sesungguhnya dari apa yang diteliti (Psathas,1973).
3) Menekankan aspek-aspek subjektif dari tingkahlaku manusia, peneliti mencoba
masuk di dalam dunia konseptual subjek agar mengerti bagaimana dan apa makna

2
yang mereka konstruk di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mereka
(Gerrtz, 1973).
4) Ahli fenomenologi memercayai bahwa dalam kehidupan manusia banyak cara yang
dapat digunakan untuk menginterpretasikan pengalaman manusia,melalui interaksi
seseorangdengan orang lain danini merupakan makna pengalaman realitas (Greene,
1978).
5) Semua cabang penelitian kualitatifmeyakini bahwa untuk memahami subjek adalah
dengan melihatnya dari sudut pandang mereka sendiri. Walaupun demikian,
fenomenologi tidak seradikal itu (Blumer, 1980) (Dalam Bogdan dan Biklen, 1982).

4. Prosedur untuk Melakukan Penelitian Fenomenologi


Saya menggunakan pendekatan psikolog Moustakas (1994) karena pendekatan ini
memiliki langkah-langkah sistematis dalam prosedur analisis data dan pedoman untuk
menyusun deskripsi tekstual dan struktural. Perilaku fenomenologi psikologis telah dibahas
dalam sejumlah tulisan, termasuk Dukes (1984); Tesch (1990); Giorgi (1985,1994);
Polkinghorne (1989); dan Moustakas (1994). Adapun langkah-langkah prosedural utama
dalam proses tersebut adalah sebagai berikut:
1) Temukan fenomena penelitian yang wajar diteliti melalui penelitian kualitatif.
2) Analisis fenomena tersebut apakah cocok diungkap melalui fenomenologi.
Apakah fenomena tersebut berkaitan dengan interaksi manusia., baik sebagai
individu maupun kelompok yang mengunakan alat, tanda, atau simbol dalam
berkomunikasi? Andai jawabannya ya dan tujuan penelitian adalah untuk
memerikan dan menggambarkan interksi tersebut, maka fenomenologi wajar
digunakan.
3) Tentukan subjek yang diteliti dan konteks yang sesungguhnya.
4) Pengumpulan data kelapangan
5) Pembuatan catatan, termasuk foto/dokumentasi
6) Analisis data
7) Penulisan laporan
Analisis data telah berlangsung sejak awal penelitian, redyksi data dan triangulasi data
(termasuk di dalam reduksi fenoomenologis, reduksi eidetis, dan reduksi transendental),
sehingga penggambaran fenomena yang sesungguhnya dilakukan secara teliti dan hati-
hati.

3
5. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian fenomenologi terdapat metode-metode analisis yang terstruktur dan
spesifik yang dikembangkan oleh Moustakas (1994) (Creswell, 2015: 268-270), yaitu
sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan pengalaman personal dengan fenomena yang sedang dipelajari;
2) Membuat daftar pernyataan penting;
3) Mengambil pernyataan penting tersebut kemudian dikelompokkan menjadi unit makna atau
tema;
4) Menuliskan deskripsi tekstural (apakah yang dialami) dari pengalaman partisipan;
5) Mendeskripsikan deskripsi stuktural (bagaimana pengalaman tersebut terjadi).

Dalam melakukan proses analisis data, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan
(Moustakas (1994), yaitu:
1) Horizonalisasi
Pada tahap ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan pengalaman individu.
Pengalaman individu yang dideskripsikan tidak hanya meliputi pengalaman dari
para partisipan tetapi juga pengalaman dari diri peneliti sendiri. Deskripsi dari
pengalaman peneliti akan dijelaskan dalam refleksi peneliti. Proses selanjutnya
yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan transkrip wawancara. Transkrip
wawancara dilakukan untuk dapat memperoleh data yang lebih tekstural. Transkrip
berfungsi untuk dapat menemukan tentang pemahaman/pengalaman yang dialami
oleh partisipan (Giorgi & Giorgi, 2003).
2) Deskripsi Tekstural
Pada tahap ini peneliti memfokuskan pada pengalaman apa yang didapatkan oleh
partisipan. Proses deskripsi tekstural yaitu dengan cara peneliti menceritakan
pengalaman-pengalaman apa yang telah partisipan dapatkan. Pengalaman-
pengalaman tersebut meliputi pengalaman partisipan menerima pembelajaran
sosiologi, pengalaman partisipan berinteraksi dengan teman-teman di kelas atau di
pondok dan juga pengalaman partisipan terhadap masyarakat yang multikultural di
luar sekolah atau di masyarakat.
3) Deskripsi Struktural
Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan pengalaman multikultural yang di miliki
atau diperoleh siswa. Proses deskripsi pengalaman pada tahap ini dapat dilihat
perdasarkan setting, yaitu meliputi waktu (kapan) dan tempat (dimana)

4
pengalaman tersebut berlangsung. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisi
tentang bagaimana makna multikultural menurut partisipan.
4) Gambaran Makna akan Fenomena
Pada tahap terakhir ini merupakan proses penggabungan antara deskripsi struktural
dan deskripsi tekstural. Dalam proses ini, peneliti penjelaskan pengalaman apa
yang partisipan dapatkan di sekolah setelah menerima materi sosiologi yaitu
masyarakat multikultural dan bagaimana pengalaman partisipan mengalami
fenomena tersebut sehingga lahirlah makna multikultural menurut para partisipan.

CHALLENGES
Fenomenologi dapat melibatkan bentuk pengumpulan data yang efisien dengan hanya
memasukkan satu atau beberapa wawancara dengan peserta. Menggunakan pendekatan
Moustakas (1994) untuk menganalisis data membantu memberikan pendekatan terstruktur bagi
peneliti pemula. Partisipan dalam penelitian ini perlu dipilih secara cermat untuk menjadi
individu yang semuanya pernah mengalami fenomena tersebut, sehingga peneliti pada
akhirnya dapat membentuk pemahaman yang sama. Kita membutuhkan definisi baru dari
epocheor bracketing, seperti menangguhkan pemahaman kita dalam sebuah langkah reflektif
yang menumbuhkan keingintahuan

REFERENSI

Creswell, John W. 2007. Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five
Approaches. Second Edition. SAGE Publication: London

Anda mungkin juga menyukai

  • Teori Akuntansi
    Teori Akuntansi
    Dokumen10 halaman
    Teori Akuntansi
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Ethnographic Research
    Ethnographic Research
    Dokumen6 halaman
    Ethnographic Research
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Grounded Theory Research
    Grounded Theory Research
    Dokumen8 halaman
    Grounded Theory Research
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Ethnographic Research
    Ethnographic Research
    Dokumen6 halaman
    Ethnographic Research
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • CASE STUDY RESEARCHdocx
    CASE STUDY RESEARCHdocx
    Dokumen7 halaman
    CASE STUDY RESEARCHdocx
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Etnography Research
    Etnography Research
    Dokumen8 halaman
    Etnography Research
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Neraca Lajur Kelompok 6
    Neraca Lajur Kelompok 6
    Dokumen11 halaman
    Neraca Lajur Kelompok 6
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Sap 5
    Sap 5
    Dokumen9 halaman
    Sap 5
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • RMK 1 - Latbeng & Pengertian GCG
    RMK 1 - Latbeng & Pengertian GCG
    Dokumen5 halaman
    RMK 1 - Latbeng & Pengertian GCG
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Materi Kuliah
    Tugas Materi Kuliah
    Dokumen3 halaman
    Tugas Materi Kuliah
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Sia 9
    Sia 9
    Dokumen15 halaman
    Sia 9
    I Putu Artha Satria Wibawa
    100% (1)
  • RMK Sap 5-6
    RMK Sap 5-6
    Dokumen10 halaman
    RMK Sap 5-6
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Paper Perekonomian
    Paper Perekonomian
    Dokumen31 halaman
    Paper Perekonomian
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Materi Pengantar Akuntansi Fix
    Materi Pengantar Akuntansi Fix
    Dokumen11 halaman
    Materi Pengantar Akuntansi Fix
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Akpri Sap 6 Proses
    Akpri Sap 6 Proses
    Dokumen8 halaman
    Akpri Sap 6 Proses
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Akuntansi I
    Pengantar Akuntansi I
    Dokumen17 halaman
    Pengantar Akuntansi I
    sylviaokta
    Belum ada peringkat
  • Paper Akuntansi SELESAI
    Paper Akuntansi SELESAI
    Dokumen18 halaman
    Paper Akuntansi SELESAI
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Akpri 1
    Akpri 1
    Dokumen5 halaman
    Akpri 1
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Sia Sap 8
    Sia Sap 8
    Dokumen13 halaman
    Sia Sap 8
    erika
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Untuk CG PDF
    Jurnal Untuk CG PDF
    Dokumen30 halaman
    Jurnal Untuk CG PDF
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Akpri 1
    Akpri 1
    Dokumen5 halaman
    Akpri 1
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • RMK Sap 3
    RMK Sap 3
    Dokumen11 halaman
    RMK Sap 3
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Akpri Sap 7 Proses
    Akpri Sap 7 Proses
    Dokumen6 halaman
    Akpri Sap 7 Proses
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • Kasus CG Sap 5
    Kasus CG Sap 5
    Dokumen4 halaman
    Kasus CG Sap 5
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • RMK Sap 7
    RMK Sap 7
    Dokumen4 halaman
    RMK Sap 7
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • RMK Sap 7
    RMK Sap 7
    Dokumen4 halaman
    RMK Sap 7
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • RMK Sap 4
    RMK Sap 4
    Dokumen28 halaman
    RMK Sap 4
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • RMK Perpajakan II (Sap 9)
    RMK Perpajakan II (Sap 9)
    Dokumen12 halaman
    RMK Perpajakan II (Sap 9)
    I Putu Artha Satria Wibawa
    Belum ada peringkat
  • RMK Perpajakan II (Sap 11 Uas)
    RMK Perpajakan II (Sap 11 Uas)
    Dokumen40 halaman
    RMK Perpajakan II (Sap 11 Uas)
    I Putu Artha Satria Wibawa
    100% (1)