Anda di halaman 1dari 16

Tugas Akhir

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : WA ODE FATMA WATI


NIM : F1A216055

PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook) bangsa
indonesia yang selanjutnya dapat disingkat wasantara. Wawasan nasional
merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup
bangsa bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkunagnnya tersebut
sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju
tujuannya.bagi bangsa indonesia wawasan nusantara telah menjadi cara pandang
sekalipun konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan fisional bangsa
indonesia. Konsepsi wawasan nusantara, sejak di cetuskan melalui deklarasi
djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika yang terus tumbuh
dalam praktik kehidupan bangsa.

Wawasan Nusantara bisa kita bedakan dalam dua pengertian yakni pengertian
etiomologis dan pengertian terminologi. Secara etimologi, kata Wawasan
Nusantara berasal dari dua kata wawasan dan nusantara. Wawasan dari kata
wawas (bahasa Jawa) yang artinya pandangan. Sementara kata “nusantara”
merupakan gabungan kata nusa yang artinya pulau dan antara. Kata ”nusa” dalam
bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin,
kata ”nusa” berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu
bangsa. Merujuk pada pernyataan tersebut, maka kata ”nusa” juga mempunyai
kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari
sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan
dan bangsa. Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in
dan terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. ”Antara” juga
mempunyai makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris
yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata
”antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Bisa ditafsirkan bahwa
kata ”antara” mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang, atau laut. Dari
penjabaran di atas, penggabungan kata ”nusa” dan ”antara” menjadi kata
”nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang diantara laut atau bangsa-
bangsa yang dihubungkan oleh laut. Ada pendapat lain yang menyatakan nusa
berarti pulau, dan antara berarti diapit atau berada di tengah-tengah. Nusantara
berarti gugusan pulau yang diapit atau berada ditengah-tengah antara dua benua
dan dua samudra (Pasha, 2008).

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi wawasan nusantara?
2. Pentingnya wawasan nusantara?

C. Tujuan Dan Manfaat


1. Agar mahasiswa memahami konsep dan urgensi wawasan nusantara
2. Agar mahasiswa memahami pentingnya wawasan nusantara
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian wawasan nusantara


Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook) bangsa
indonesia yang selanjutnya dapat disingkat wasantara. Wawasan nasional
merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup
bangsa bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya tersebut
sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju
tujuannya.bagi bangsa indonesia wawasan nusantara telah menjadi cara pandang
sekalipun konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan fisional bangsa
indonesia. Konsepsi wawasan nusantara, sejak di cetuskan melalui deklarasi
djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika yang terus tumbuh
dalam praktik kehidupan bangsa.

2. Pengertian wawasan nasional menurut para ahli

Pengertian wawasan nasional menurut para ahli dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Hasnan Habib
Menurut hasnan habib wawasan nusantara merupakan kebulatan wilayah
nasional termasuk kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad perjuangan dan satu
kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya dan satu kesatuan ekonomi serta
kesatuan hankam
2. Wan Usman
Menurut wan usman wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam
3. Menurut Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1998
wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai
diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam mpenyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
4. Menurut Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999
Wawasan nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional
Beradsarkan hasil pembahasan para ahli di atas dapat di simpulkan
bahwa wawasan nusantara adalah cara pandang hidup bangsa indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dalam satu kesatuan baik bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Berdasar
pengertian terminologis, wawasan nusantara merupakan pandangan bangsa
Indonesia terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri bangsa Indonesia
itu sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Menelusuri Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook) bangsa


indonesia yang selanjutnya dapat disingkat wasantara. Wawasan nasional merupakan
cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup bangsa bersangkutan.
Cara bangsa memandang diri dan lingkunagnnya tersebut sangat mempengaruhi
keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju tujuannya.bagi bangsa
indonesia wawasan nusantara telah menjadi cara pandang sekalipun konsepsi
berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan fisional bangsa indonesia. Konsepsi
wawasan nusantara, sejak di cetuskan melalui deklarasi djuanda tahun 1957 sampai
sekarang mengalami dinamika yang terus tumbuh dalam praktik kehidupan bangsa.

B. Menggali Sumber Histori,Sosiologi,Dan Politik Tentang Wawasan Nusantara

Berdasarkan sumbernya wawasan negara dapat di jelaskan melalui ketiga latar


belakang di bawah ini :
a. Latar belakang histori wawasan nusantara

Latar belakang historisnya yaitu Lahirnya konsepsi wawasan nusantara


bermula dari Perdana Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja yang pada tanggal 13
Desember 1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai
Deklarasi Djuanda. Isi deklarasi tersebut sebagai berikut:
"Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan
pulaupulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau
lebarnya adalah bagian bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara
Indonesia dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau
nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas
yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin selama
dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan
keselamatan
Negara Indonesia. Penentuan batas landas lautan teritorial (yang lebarnya 12
mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada
pulaupulau Negara Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan diatur
selekaslekasnya dengan Undang-Undang"
Isi pokok deklarasi ini adalah bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang
dihitung dari garis yang menghubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis
teritorial yang baru ini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah. Laut di
antara pulau bukan lagi sebagai pemisah, karena tidak lagi laut bebas, tetapi
sebagai penghubung pulau. Sebelum keluarnya Deklarasi Djuanda, wilayah
Indonesia didasarkan pada Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie
1939 (TZMKO 1939) atau dikenal dengan nama Ordonansi 1939, sebuah
peraturan buatan pemerintah Hindia Belanda. Isi Ordonansi tersebut pada intinya
adalah penentuan lebar laut lebar 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal
berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat. Dengan peraturan
zaman Hindia Belanda tersebut, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan
oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling
sejauh 3 mil dari garis pantai. Laut setelah garis 3 mil merupakan lautan bebas
yang berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan
pulau-pulau tersebut. Laut dengan demikian menjadi pemisah pulau-pulau di
Indonesia.

b. Latar belakang sosiologis wawasan nusantara

Latar belakang sosiologinya adalah Berdasar sejarah, wawasan nusantara


bermula dari wawasan kewilayahan. Ingat Deklarasi Djuanda 1957 sebagai
perubahan atas Ordonansi 1939 berintikan mewujudkan wilayah Indonesia
sebagai satu kesatuan wilayah, tidak lagi terpisah-pisah. Sebagai konsepsi
kewilayahan, bangsa Indonesia mengusahakan dan memandang wilayah sebagai
satu kesatuan. Namun seiring tuntutan dan perkembangan, konsepsi wawasan
nusantara mencakup pandangan akan kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan, termasuk persatuan sebagai satu bangsa. Sebagaimana
dalam rumusan GBHN 1998 dikatakan Wawasan Nusantara adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ini berarti
lahirnya konsep wawasan nusantara juga dilatarbelakangi oleh kondisi sosiologis
masyarakat Indonesia. Tahukah anda bahwa bangsa Indonesia itu beragam dan
terpecah-pecah sebelum merdeka? Bahkan antarbangsa Indonesia sendiri mudah
bertikai dan diadu domba oleh Belanda melalui politik devide et impera.

c. Latar belakang politik tentang wawasan negara

Latar belakang politik yaitu Dari latar belakang sejarah dan kondisi
sosiologis Indonesia sebagaimana telah dinyatakan di atas, Anda dapat
memahami betapa perlunya wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia.
Selanjutnya secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana agar wilayah
yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan, dilestarikan, dan
dipertahankan secara terus menerus. Kepentingan nasional itu merupakan turunan
lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-cita
nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945
alinea II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visinasional
Indonesia menurut ketetapan MPR No VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia
Masa D epan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik
dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Wawasan nusantara yang bermula dari
Deklarasi Djuanda 1957 selanjutnya dijadikan konsepsi politik kenegaraan.
Rumusan wawasan nusantara dimasukkan dalam naskah Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) sebagai hasil ketetapan MPR mulai tahun 1973, 1978, 1983,
1988, 1993, dan 1998. Setelah GBHN tidak berlaku disebabkan MPR tidak lagi
diberi kewenangan menetapkan GBHN, konsepsi wawasan nusantara dimasukkan
pada
rumusan Pasal 25 A UUD NRI 1945 hasil Perubahan Keempat tahun 2002.
Cobalah Anda telusuri kembali rumusan-rumusan Wawasan Nusantara tersebut
sejak dari GBHN 1973 sampai rumusan GBHN 1998.
C. Membangun Argumen Tentang Dinamaka Dan Tantangan Wawasan Nusantara
Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi
sangat luas dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami wilayah
itu. Namun demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh warga
negara untuk memandang keluasan wilayah dan keragaman yang ada di dalamnya
sebagai satu kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan dalam kehidupan bernegara merupakan satu kesatuan. Luas wilayah
Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mengelolanya.
Hal ini dikarenalan luas wilayah memunculkan potensi ancaman dan sebaliknya
memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan. Wawasan nusantara telah me njadi
landasan visiponal bagi bangsa Indonesia guna memperkokoh kesatuan wilayah dan
persatuan bangsa akan terus meneruis dilakukan. Hal ini dikarenakan visi tersebut
dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu berkembang dan tantangan yang
berbedavsesuai dengan perubahan zaman. Dinamika yang berkembang itu misalnya,
jika pada masalalu penguasaan wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka
sekarang ini lebih ditekankan pada upaya perlindungan pelestarian diwilayah tersebut.
Tantangan yang berubah, misalnya adanya perubahandari kejahatan konvensional
menjadi kejahatan didunia maya.

D. Mendekripsikan Esensi Dan Urgensi Wawasan Nusantara


Sebagaimana telah dikemukakan di muka, esensi atau hakikat dari wawasan
nusantara adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa” Indonesia. Mengapa perlu
kesatuan wilayah? Mengapa perlu persatuan bangsa? Sebelumnya Anda telah
mengkaji bahwa sejarah munculnya wawasan nusantara adalah kebutuhan akan
kesatuan atau keutuhan wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke. Wilayah itu harus merupakan satu kesatuan, tidak lagi terpisah-pisah oleh
adanya lautan bebas. Sebelumnya kita ketahui bahwa wilayah Indonesia itu terpecah-
pecah sebagai akibat dari aturan hukum kolonial Belanda yakni Ordonansi 1939. Baru
setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia
barulah merupakan satu kesatuan, dimana laut tidak lagi merupakan pemisah tetapi
sebagai penghubung.
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:
a. Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau.
b. Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2 dan
laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan /perairan
c. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d. Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e. Terletak pada garis katulistiwa
f. Berada pada iklim tropis dengan dua musim
g. Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik
h. Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
i. Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
j. Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam

Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan


berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak hanya
berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan
keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam
ini juga harus mampu bersatu.Cobalah anda kemukakan mengapa bangsa Indonesia
yang beragam ini harus kita pandang sebagai satu kesatuan Bangsa Indonesia sebagai
kesatuan juga memiliki keunikan yakni:
1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS,2010)
2. Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3. Memiliki keragaman ras
4. Memiliki keragaman agama
5. Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragaman suku
bangsa
Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia
sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosialbudaya,
ekonomi serta pertahanan dan keamanan. Atau dengan kata lain perwujudan wawasan
nusantara sebagai satu kesatuan politik, sosialbudaya, ekonomi dan pertahanan dan
keamanan. Pandangan demikian penting sebagai landasan visional bangsa Indonesia
terutama dalam melaksanakan pembangunan.

E. Pentingnya Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara memiliki peranan penting untuk mewujudkan persepsi


yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Perbedaan persepsi, perbedaan
pendapat, dan freksi-freksi antar kelompok dalam konteks sosologis, politis serta
demokrasi dianggap hal yang wajar dan sah-sah saja. Hal di atas justru diharapkan
dapat menghasilkan masyarakat yang dinamis dan kreatif, sinergis, untuk saling
menyesuaikan menuju integrasi. Suatu pantangan yang harus dihindari adalah
perbuatan, tindakan yang melanggar norma-norma etika, moral, nilai agama atau
tindakan anarkis menuju ke arah disintegrasi bangsa. Namun demikian wawasan
normatif, wawasan yang disepakati bersama perlu dimengerti, dipahami di
sosialisasikan bahwa Nusantara sebagai kesatuan kewilayahan, kesatuan
IPOLEKSOSBUD-HANKAM tidak dapat ditawar lagi, tidak dapat diganggu gugat
sebagai harga mati yang normatif. Dengan persepsi yang sama diharapkan dapat
membawa bangsa menuju kesepahaman dan kesehatian dalam mewujudkan cita-cita
nasional. Suatu persepsi atau pandangan yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan
bersama akan merugikan kesatuan, kebersamaan dan keserasian sehingga
menimbulkan gejolak sosial yang dapat merugikan bangsa keseluruhan sehingga
dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Perilaku koropsi, mementingkan diri sendiri,
tidak bertanggung jawab, tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas akan
mengakibatkan perilaku bunuh diri bersama-sama. Negara yang tidak bisa
menyamakan persepsi atau pandangan yang sama akan minimbulkan konflik yang
berlarut-larut sehingga menghasilakan bangsa yang gagal. Pembinaan dan sosialisasi
Wawasan Nusantara sangat penting bagi negara bangsa karena dapat menghasilkan
Ketahanan Nasional. Daya tahan yang kuat bagi sauatu bangsa dan kerja sama yang
sinergis antar bidang (IPOLEKSOSBUD-HANKAM) yang diusahakan terus menurus
dapat menghasilkan integrasi nasional yang utuh menyeluruh.

F. Wawasan Nusantara Dan Integrasi Nasinal

Dalam usaha mencapai tujuan nasional masih banyak yang mempunyai


pandangan berbeda atau persepsi berbeda. Untuk itu pemerintah Indonesia telah
mempunyai rumusan dalam konsep pandangan nasional yang komprehensif dan
integral dalam bentuk wawasan nusantara. Wawasan ini akan memberikan konsepsi
yang sama pada peserta didik tentang visi ke depan bangsa Indonesia untuk
menciptakan kesatuan dan persatuan, sehingga akan menghasilkan integrasi nasional.
Secara teoretis integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan perasaan keterikatan pada
suatu pranata dalam suatu lingkup teritorial guna memenuhi harapan-harapan yang
bergantung secara damai di antara penduduk. Secara etimologis, integrasi berasal dari
kata integrate, yang artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan.
Kata bendanya integritas berarti utuh. Integrasi mempunuyai pengertian “to combine
(part) into a whole” atau “to complate (something thet is imperfec or incomplete) by
adding parts” dan “to bring or come into equality by the mexing of group or races”.
Secara teoritis integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan keterkaitan antar bagian
yang menjadi satu.
Oleh karena itu, pengertian integrasi adalah membuat unsur-unsurnya menjadi
satu kesatuan dan utuh. Integrasi berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi
sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan
yang harmonis dalam kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) yang
bersemboyankan “Bhineka Tunggal Ika”. Integrasi nasional merupakan hal yang
didambakan yang dapat mengatasi perbedaan suku, antargolongan, ras, dan agama.
Kebhinekaan ini merupakan aset bangsa Indonesia jika diterima secara ikhlas
untuk saling menerima dan menghormati dalam wadah NKRI. Menurut Sartono
Kartodirdjo, integrasi nasional berawal dari integrasi teritorial dan merupakan
integrasi geopolitik yang dibentuk oleh transportasi, navigasi, dan perdagangan,
sehingga tercipta komunikasi ekonomi, sosial, politik, kultural yang semakin luas dan
intensif. Pada masa prasejarah telah terbentuk jaringan navigasi yang kemudian
berkembang dan sampai puncaknya pada masa Sriwijaya dan Majapahit serta yang
pada zaman Hindia Belanda diintesifkan melalui ekspedisi militer. Pada masa NKRI
diperkokoh dengan adanya sistem administrasi yang sentralistik melalui sistem
idukasi, militer, dan komunikasi.
Masyarakat Indonesia sangat heterogin dan pluralistis. Oleh karena itu, bagi
integrasi sosial budaya unsur-unsurnya memerlukan nilai-nilai sebagai orientasi
tujuan kolektif bagi interaksi antarunsur. Dalam hubungan ini ideologi bangsa, nilai
nasionalisme, kebudayaan nasional mempunyai fungsi strategis. Nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya dapat menggantikan nilai-nilai tradisonal dan primodial yang
tidak relevan dengan masyarakat baru. Dengan demikian nilai nasionalisme memiliki
nilai ganda, yaitu selain meningkatkan integrasi nasional, juga berfungsi
menanggulangi dampak kapitalisme dan globalisasi serta dapat mengatasi segala
hambatan ikatan primordial.
Apabila dipikirkan antara integrasi dan nasionalisme saling terkait. Integrasi memberi
sumbangan terhadap nasionalisme dan nasionalisme mendukung integrasi nasional. Oleh
karena itu, integrasi nasional harus terus dibina dan diperkuat dari waktu ke waktu. Kelalaian
terhadap pembinaan integrasi dapat menimbulkan konflik dan disintegrasi bangsa. Sebagai
contoh, keinginan berpisah dari NKRI oleh sebagian masyarakat Papua, Aceh, dan Maluku
karena selama puluhan tahun mereka hanya sebagai objek dan bukan subjek. Mereka hanya
mendapat janji-janji kesejahteraan tanpa bukti dan menentang ketidakadilan di segala bidang.
Oleh karena itu, diharapkan pemerintah pusat dapat mengakomodasikan setiap isu yang
timbul di daerah. Integrasi nasional biasanya dikaitkan dengan pembangunan nasional karena
masyarakat Indonesia yang majemuk sangat diperlukan untuk memupuk rasa kesatuan dan
persatuan agar pembangunan nasional tidak terkendala. Dalam hal ini kata-kata kunci yang
harus diperhatikan adalah mempertahankan masyarakat dalam keadaan harmonis dan saling
membantu atau dalam koridor lintas SARA. Integrasi mengingatkan adanya kekuatan yang
menggerakkan setiap individu untuk hidup bersama sebagai bangsa. Dengan integrasi yang
tangguh yang tercermin dari rasa cinta, bangga, hormat, dan loyal kepada negara, cita-cita
nasionalisme dapat terwujud. Dalam integrasi nasional masyarakat termotivasi untuk loyal
kepada negara dan bangsa. Dalam integrasi terkandung cita-cita untuk menyatukan rakyat
mengatasi SARA melalui pembangunan integral. Integrasi nasional yang solid akan
memperlancar pembangunan nasional dan pembangunan yang berhasil akan memberikan
dampak positip terhadap negara dan bangsa sebagai perwujudan nasionalisme. Dengan
berhasilnya pembangunan sebagai wujud nasionalisme, konflik-konflik yang mengarah
kepada perpecahan atau disintegrasi dapat diatasi karena integrasi nasional memerlukan
kesadaran untuk hidup bersama dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis. Negara dan
bangsa sebagai institusi yang diakui, didukung, dan dibela oleh rakyat diharapkan mampu
mengakomodasikan seluruh kepentingan masyarakat dan memperjuangkan nasip seluruh
warga bangsa. Dalam mengatasi isu-isu disintegrasi, pemerintah perlu melegalkan tuntutan
mereka sejauh masih dalam koridor NKRI. Selruh warga bangsa perlu berempati pada
masyarakat Papua, Aceh, dan Maluku. Perlu dimengerti bahwa masyarakat Papua adalah
Indonesia yang di dalamnya terdiri dari banyak etnis, sebab tanpa Aceh dan Papua Indonesia
bukan “Indonesia Raya” lagi. Dengan menaruh rasa empati kepada mereka, serta disertai
tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat yang menginginkan untuk
berpisah tersebut dapat menyadari bahwa mereka dan “kita” adalah satu untuk mewujudkan
kepentingan bersama, kemakmuran bersama, rasa keadilan bersama, dalam wadah NKRI.
Namun bila isu-isu tidak pernah ditanggapi dan justru dengan pendekatan keamanan (militer),
hal ini akan menimbulkan kesulitan di masa yang akan datang. Tututan yang wajar perlu
diakomodasikan sehingga mungkin dapat meredakan keinginan berpisah dari NKRI. Perlu
dicatat bahwa pemerintah RI harus meningkatkan kesejahteraan seluruh warga bangsa karena
hal ini merupakan kunci terciptanya integrasi nasional demi terwujudnya cia-cita
nasionalisme. Dalam usaha mencapai tujuan nasional, masih banyak yang memiliki
pandangan berbeda. Untuk itu pemerintah telah merumuskan pandangan nasional yang
komperhensif dan integral yang dikenal dengan wawasan nusantara. Wawasan ini akan
memberikan konsepsi yang sama kepada peserta didik tentang visi ke depan bangsa Indonesia
untuk menciptakan kesatuan dan persatuan secara utuh, sehingga dapat mewujudkan integrasi
nasional. Adanya nilai-nilai nasionalisme, khususnya nilai kesatuan, sangat mendukung
terwujudnya integrasi nasional. Dengan demikian nilai-nilai wawasan nusantara, kususnya
nilai kesatuan, yaitu kesatuan IPOLEKSOSBUD-HANKAM sangat mendukung adanya
integrasi nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2019.Pendidikan Kewarganegaraan.Tim Penyusun.Kendari


Anonim.2016.pendidikan kewarganegaraan Untuk perguruan tinggi.Risetdikti.
Kushramadi Dwi Sigit.2009.Pentingnya Kewarganegaraan Dan Integrasi Nasional.jakarta
Dimyati,M.1972. Hukum Laut Internasional.Penerbit Bharat Karya Aksara.Jakarta
Ermaya Suradinata, dkk. 2001. Geopolitik dan Konsepsi Ketahanan Nasional. Jakarta
Paradigma Cipta Tatrigama. Filip Litay. 1997. Integrasi Nasional. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai