TINDAKAN PEMERINTAHAN
Nama : Muhammad Rifqy Dwi Saputra
H.J Romeijn: Tindakan Hukum Administrasi adalah suatu pernyataan kehendak yang
muncul dari organ administrasi dalam keadaan khusus, dimaksudkan untuk menimbulkan
akibat hukum dalam bidang Hukum Administrasi Negara (HAN).
Pemerintah atau administrasi negara adalah sebagai subjek hukum atau pendukung hak
dan kewajiban-kewajiban.
Pemerintah sebagai subjek hukum melakukan tindakan baik tindakan nyata
(feiteliikhandelingen) maupun tindakan hukum (rechtshandelingen).
Tindakan nyata adalah tindakan-tindakan yang tidak ada relevansinya dengan hukum dan
oleh karenanya tidak menimbulkan akibat-akibat hukum.
Tindakan hukum adalah tindakan yang mengakibatkan akibat hukum tertentu atau
tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban.
Akibat hukum yang lahir dari tindakan hukum adalah akibat-akibat yang memiliki
relevansi dengan hukum seperti penciptakan hukum baru, perubahan atau pengakhiran
hubungan hukum yang ada.
Dengan kata “Akibat Hukum” dapat berupa hal-hal sebagai berikut: (i) jika menimbulkan
beberapa perubahan hak, kewajiban atau kewenangan yang ada (ii) bilamana
menimbulkan perubahan kedudukan hukum bagi seseorang atau objek, yang ada (iii)
bilamana terdapat hak-hak, kewajiban, kewenangan atau status tertentu yang ditetapkan.
Tindakan hukum pemerintah merupakan pernyataan kehendak sepihak dari organ
pemerintahan . Karenanya kehendak organ pemerintah tersebut tidak boleh: khilaf
(dwaling), penipuan (bedrog), paksaan (dwang), menyimpang dari peraturan per-UU-an
yang berlaku, dll yang mengakibatkan akibat hukum yang tidak sah, batal (neitig) atau
dapat dibatalkan (neitigbaar).
Perbedaan Tindakan Hukum Administrasi dan Tindakan Hukum Perdata:
1. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai penguasa
maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuursorganen) dengan prakarsa dan
tanggungjawab sendiri.
2. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan
3. Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum di
bidang HAN
4. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan negara
dan rakyat.
5. Perbuatan hukum administrasi harus didasarkan peraturan perundang- undangan yang
berlaku. Jika tindakan hukum tanpa peraturan per-UU-an, dikategorikan tindakan hukum
tanpa kewenangan (onbevoged).
1. Perbuatan hukum yang terjadi dalam lingkup hukum publik selalu bersifat sepihak atau
hubungan hukum bersegi satu (eenzijdige). Bagi kelompok ini, tidak ada perjanjian yang
diatur oleh hukum publik. Bila pun antara pemerintah dan pihak swasta diadakan suatu
perjanjian, maka hukum yang mengatur adalah hukum privat.
2. Perbuatan hukum pemerintah bersegi dua (tweezjidige). Kelompok ini mengakui pang
perjanjian yang diatur hukum publik seperti perjanjian kerja yang berlaku selama jangka
pendek. Meski mengakui adanya perbuatan hukum bersegi dua, pada prinsipnya semua
tindakan pemerintahan dalam menyelenggarakan tugas-tugas publik lebih merupakan
tindakan sepihak/bersegi satu.
Indroharto: tindakan hukum tata usaha negara (TUN) selalu bersifat sepihak: Alasannya
dilakukan tidaknya suatu tindakan hukum TUN yang memiliki kekuatan hukum itu pada
akhirnya tergantung kehendak sepihak dari badan atau jabatan TUN yang memiliki
wewenang pemerintahan.
Menurut Indrorharto, perjanjian kerja jangka pendek yang dijadikan contoh hubungan
dua pihak, harus dianggap sebagai cara pelaksanaan tindakan pemerintahan bukan esensi
dari tindakan hukum pemerintahan.
Kewenangan hanya diberikan kepada organ pemerintahan tertentu, tidak kepada pihak
lain, maka tindakan hukum pemerintah bersifat sepihak, bukan hasil persetujuan dengan
pihak yang dikenai tindakan hukum tersebut.
Dalam HAN, hubungan hukum (rechtsbetrekking) antara pemerintah, dalam kapasitasnya
sebagai wakil dari jabatan pemerintahan bukan dalam kapasitasnya selaku wakil dari
badan pemerintahan, dengan seseorang atau badan hukum perdata, tidak berada dalam
kedudukan yang sejajar.
Pemerintah memiliki kedudukan khusus, sebagai satu-satunya pihak yag diserahi
kewajiban untuk mengatur dan menyeleng arakan kepentingan umum di mana dalam
rangka melaksanakan kewajiban ini aa pemerintah diberikan wewnenag membuat
peraturan per-UU-an, menggunakan paksaan pemerintahan, atau menerapkan sanksi-
sanksi hukum.
Sifat bebungan hukum antara pan dengan seseorang atau badan hukum sifatnya
ordinatif. Sedangkan hubungan perdata, bertumpu pada asas, kebebasaik berkontrak dan
otonom.
Pemerintah dalam kapasitasnya sebagai wakil badan hukum pemerintahan, bukan sebagai
wakil dari jabatan pemerintahan, dapat mengadakan hubungan hukum berdasarkan
hukum perdata dengan kedudukan yang sejajar atau sama saja dengan seseorang atau
badan hukum perdata. Pemerintah tetap tidak dapat melakukan indakan hukum secara
bebas dan semena-mena terhadap warga negara.
Ada pula tindakan hukum pemerintah yang melibatkan pihak swastajuag disebut sebagai
tindakan hukum campuran (de gemengd rechtshandeling).