KEWENANGAN PEMERINTAH
Nama : Muhammad Rifqy Dwi Saputra
Pengertian Kewenangan
Logemann: Negara adalah organisasi yang berkenaan dengan berbagai fungsi. Fungsi =
lingkungan kerja yang terperinci. Fungsi-fungsi tersebut dinamakan sebagai jabatan. Negara =
organisasi jabatan.
Utrecht: kewenangan diartikan kekuataan dan kekuasaan.
Indorharto: wewenang tidak sekadar perbuatan yang menimbulkan akibat hukum, tetapi
wewenang juga untuk dapat berbuat atau melakukan sesuatu.
Soerjono Soekanto: kewenangan merupakan kekuasaan dan wewenang (authority).
Kekuasaan : kemampuan untuk memengaruhi orang lain menurut kehendak yang ada pada
pemegang kekuasaan. Wewenang : kekuasaan yang ada pada seseorang atau kelompok yang
mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat.
Prajudi Atmosudirdjo: Kewenangan merupakan kekuasaan formal yang berasal dari kekuasaan
legislatif (UU) atau dari kekuasaaneksekutif (administrasi). Wewenang : kekuasaan untuk
melakukan tindakan hukum publik. Misalnya wewenang menandatangani surat izin dari seorang
pejabat atas nama menteri. Sedangkan kewenangan tetap berada di tangan Menteri (delegasi
wewenang)
H.D Stout: keseluruhan aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang
pemerintahan oleh subjek hukum publik di dalam hubungan hukum publik.
Goorden: keseluruhan hak dan kewajiban yang secara eksplisit diberikan oleh pembuat UU
kepada subjek hukum publik.
F.P.C.L Tonnaer: kemampuan untuk melaksanakan hukum positif sehingga dapat diciptakan
hubungan hukum antara pemerintah dengan warga negara.
P. Nicolai: kemampuan untuk melakukan tindakan hukum tertentu yang menimbulkan akibat
hukum dan mencakup mengenai timbul dan lenyapnya akibat hukum. Hak berisi kebebasan
untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu, sedangkan kewajiban memuat
keharusan untuk melakukan tindakan tertentu.
Bagir Manan: membedakan antara wewenang dan kekuasaan (macth). Kekuasaaan hanya
menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Sedangkan wewenang berarti hak dan
kewajiban. Dalam otda, hak berarti kekuasaan untuk mengatur dan mengelola sendiri, kewajiban
merupakan kekuasaan untuk menyelenggaran pemerintahan
Pertama, wewenang terikat. Apabila peraturan dasarnya menentukan kapan dan dalam keadaan
yang bagaimana wewenang tersebut dapat digunakan atau peraturan dasarnya sedikit banyak
menentukan tentang isi dari keputusan yang diambil. Dengan kata lain, peraturan dasar yang
menentukan isi dari keputusan yang harus diambil secara terinci.
Kedua, wewenang fakultatif. Badan atau pejabat TUN tidak wajib menerapkan wewenangnya
atau memiliki pilihan, meskipun pilihan itu hanya dilakukan dalam hal keadaan tertentu
sebagaimana ditentukan dalam peraturan dasarnya.
Ketiga, wewenang bebas. Peraturan dasar memberi kebebasan kepada badan atau Pejabat TUN
untuk menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan yang akan dikeluarkannya.
Philipus M Hadjon membagai kekuasaan bebas atau kekuasaan diskresi (i) kewenangan untuk
memutus secara mandiri (ii) kewenangan interpretasi terhadap norma samar (vage norm).