Anda di halaman 1dari 8

MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA

Mata Kuliah:
Media Pembelajaran
Oleh Kelompok 3
Theresia O. Ambarita (4193131003)
Nurita Sari (A25120023)
Chatrine Monalisa Br Tarigan (4193131037)
Ayu Diah Anggraini (A25120012)
Tri Una (A25120011)
Silfa Sombo Tasik (A25120002)
Sri Sudiyastuti (A25120008)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
1. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA
Media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai segala bentuk peralatan fisik
komunikasi berupa software dan hardware yang merupakan bagian kecil dari teknologi
pembelajaran yang harus diciptakan atau dikembangkan, digunakan dan dikelola untuk
kebutuhan pembelajaran dalam mencapai efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran (Arsyad,
2014, pp. 7-8). Pengembangan media pembelajaran, baik untuk pendidikan formal maupun
nonformal, menggunakan acuan utama berupa kurikulum yang berlaku. Selain itu, kemudahan
pemakaian, kemenarikan, dan kebermanfaatan juga harus diperhatikan. Kriteria media
pembelajaran yang baik idealnya meliputi 4 faktor utama, yaitu relevansi, kemudahan,
kemenarikan, dan kemanfaatan (Mulyanta, 2009, pp. 3-4).
Media pembelajaran merupakan salah satu aspek yang menonjol dalam keberhasilan
suatu proses pembelajaran (Krisnanto, 2008). Proses pembelajaran adalah proses komunikasi
yang membutuhkan media, sehingga media pembelajaran menjadi salah satu unsur penting
dalam keberhasilan pelaksanaannya. Penggunaan media pembelajaran berbantuan teknologi
digital terbaru, seperti media pembelajaran berbasis perangkat smartphone, digolongkan menjadi
salah satu upaya menjawab tantangan belajar di abad 21 (Vilmala, et al., 2014). Penggunaan
perangkat teknologi dalam pembelajaran, misalnya penggunaan media pembelajaran berbasis
android, sangat disoroti dalam gaya belajar abad 21. Media pembelajaran berbasis perangkat
smartphone saat ini telah banyak dikembangkan. Media pembelajaran jenis ini selain menambah
nilai fungsi dan kebermanfaatan dari smartphone tersebut (Calimag, et al., 2014), juga dapat
meningkatkan performa akademik siswa (Chuang & Chen, 2007; Hess, 2014). Performa
akademik tersebut antara lain dapat berupa hasil belajar kognitif, motivasi belajar dan
kemandrian belajar.
Contoh dari media pembelajaran kimia yaitu adanya media laboratorium virtual dimana media
ini di lakukan dengan cara merekam segala proses praktikum agar mahasiswa dapat
mengikutinya secara virtual. Adapun aplikasi yang di gunakan untuk media laboratorium virtual
ini adalah youtube.
Berdasarkan pengertian ini menurut kelompok kami untuk pengertian media pembelajaran dalam
kimia sendiri pada saat ini untuk belajar daring yaitu melalui aplikasi seperti zoom, google meet,
lms, SPADA, dll.

2. POSISI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM KIMIA

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem,


maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran
sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran
adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam proses belajar mengajar.  Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat
yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan.Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia,
guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk
dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya
apabila media tersebut belum tersedia.

Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang dimaksud pada
pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Misalnya alat-
alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali
informasi visual atau verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat
memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar
siswa. Sehingga alat bantu yang banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual, seperti
gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya. Oleh karena dianggap sebagai alat
bantu, guru atau orang yang membuat media tersebut kurang memperhatikan aspek disainnya,
pengembangan pembelajarannya, dan evaluasinya.

3. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA

Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang
dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi,
fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual
dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar
(membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif
media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar
atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan
konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat
kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran
yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:


1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

a.       Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau
model;

b.      Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;

c.       Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-
speed photography;

d.      Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,
video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e.       Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain, dan

f.       Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di
visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar
terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara nalar dapat dikemukakan
bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman yang lebih baik
pada siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan saja akan berbeda tingkat pemahaman
dan lamanya “ingatan” bertahan, dibandingkan dengan pebelajar yang belajar lewat melihat atau
sekaligus mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan
membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan
emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat mereka belajar dan kondisi
pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman
pebelajar terhadap materi ajar.

BUKTI DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai