Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA SEKOLAH


Kanaikan Titik Didih
Dosen Pengampu,
Nur Asbirayani Limatahu S.Pd,. M.Si

Oleh,

Oleh,

Nama : Rosani M Hi. Saleh


Npm : 03291911053
Kelas : A
Semester : V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021
I. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih larutan.
2. Mengidentifikasi hubungan antara konsentrasi larutan dengan kenaikan titik didih
larutan.

II. Dasar Teori


Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah
temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung
terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan
tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang
mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan
yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan
akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan
tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan
secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang
gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik
lemah, titik didihnya rendah .
Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan
komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut
tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih,
penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah
disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang
sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan
titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena
untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur
harus lebih tinggi.
Roult menyederhanakan ke dalam persamaan :

ΔTb = Kb . m
ΔTb = Kenaikan titik didih larutan
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol
zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik
didih pelarutnya, seperti persamaan :

ΔTb = Tb – Tbº
III. Alat Praktikum
1. Gelas kimia
2. Termometer
3. Pembakar spiritus
4. Gelas ukur
5. Neraca digital
6. Korek api
7. Stopwatch
8. spatula

IV. Bahan Praktikum


1. NaCl
2. Gula pasir
3. Aquadest

V. Prosedur Kerja
A. Pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih
1. Menyalakan pembakar spiritus, menaruh gelas kimia yang berisi air
50 ml di atas pembakar spiritus sekaligus mengukur suhu dengan
menggunakan termometer.
2. Menghitung suhu air yang dipanaskan selang 2 menit, sampai suhu
yang ditunjukkan oleh termometer konstan.
3. Mengulang percobaan dengan memanaskan larutan NaCl (air 50 ml +
NaCl 1 gr) dan larutan air (air 50 ml + air 10 ml).
4. Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap percobaan dan
dibandingkan.
B. Hubungan Konsentrasi larutan dengan kenaikan titik diudih
1. Menyalakan pembakar spiritus, menaruh gelas kimia yang berisi larutan
gula ( air 50 ml + gula pasir 0,5 gr) di atas pembakar spiritus sekaligus
mengukur suhu dengan menggunakan termometer.
2. Menghitung suhu larutan yang dipanaskan selang 2 menit, sampai suhu
yang ditunjukkan oleh termometer konstan.
3. Mengulang percobaan dengan memanaskan larutan gula (air 50 ml + NaCl
1,0 gr) dan larutan gula (air 50 ml + air 1,5 ml).
4. Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap percobaan dan dibandingkan.
VI. Data Pengamatan
a. Hasil Percobaan pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih

Suhu (T±1)˚C
No
Waktu Air 50 Air 50 mL + NaCl 1 Air 50 mL + Air 10
.
mL gr mL
1. 0 29 30 31
2. 2 42 49 50
3. 4 60 72 73
4. 6 78 89 89
5. 8 87 93 95
6. 10 92 94 96
7. 12 92 94 96

b. Hasil percobaan hubungan kosentrasi larutan dengan kenaikan titik didih

Suhu (T±1)˚C
c. No. Waktu Air 50 mL + Air 50 mL + Air 50 mL +
Gula 0,5 gr Gula 1 gr Gula 1,5 gr
1. 0 29 30 28
2. 2 51 50 54
3. 4 72 77 77
4. 6 86 87 88
5. 8 91 92 91
6. 10 91 93 91
7. 12 91 93 91

VII. Pembahasan
Dari tabel pengamatan pertama, dapat diketahui bahwa ketika air murni
dipanaskan, air tersebut memiliki titik didih 92 ˚C, sedangkan ketika ditambahkan gula ke
air tersebut titik didihnya naik mencapai angka 94 ˚C. Begitu pula ketika air tersebut
diberi tambahan air lagi, titik didihnya menjadi 96 ˚C. Sedangkan dalam tabel 2 dapat
dilihat bahwa air gula jika dipanaskan memiliki nilai yang variatif tergantung dengan
banyaknya zat terlarut didalamnya, yakni ketika gula yang dimasukkan adalah 0,5 gr
maka titik didihnya adalah 91˚C, sedangkan ketika ditambah 1 gr titik didihnya adalah 93
˚C dan ketika ditambahkan gula 1,5 gr maka titik didihnya adalah 91 ˚C.
Dari tabel perbandingan di atas dapat diketahui bahwa hasil percobaan dan
perhitungan kenaikan titik didih menunjukkan perbedaan. Kenaikan titik didih larutan air
50 mL + NaCl 1 gr pada percobaan didapat 94 oC, sedangkan pada perhitungan didapat
92,348 oC. Kenaikan titik didih larutan air 50 mL + gula 0,5 gr pada percobaan didapat 91
o
C, sedangkan pada perhitungan didapat 92,015 oC. Kenaikan titik didih larutan air 50 mL
+ gula 1 gr pada percobaan didapat 93 oC, sedangkan pada perhitungan didapat 92,030 oC.
Kenaikan titik didih larutan air 50 mL + gula 1,5 gr pada percobaan didapat 91 oC,
sedangkan pada perhitungan didapat 92,045 oC.
Dari data yang ada pada tabel dan analisis dapat dilihat bahwa nilai dari titik didih
dari larutan garam dan larutan gula memiliki nilai yang berbeda yakni 94 ˚C dan 93 ˚C.
Hal tersebut dikarenakan larutan NaCl merupakan larutan elektrolit yang dipengaruhi
dengan factor Van’t hoff sehingga titik didih larutan elektrolit lebih besar daripada
larutan non elektrolit. Kemudian, titik didih air murni pertama (50 mL) dan kedua (60
mL) seharusnya sama, tetapi pada waktu percobaan kami mendapatkan nilai yang
berbeda. Selain itu, semakin banyak massa gula yang dilarutkan, seharusnya semakin
tinggi pula titik didihnya. Namun, pada percobaan yang kami lakukan terjadi penurunan
nilai kenaikan titik didih pada saat gula yang dilarutkan bermassa 1,5 gr setelah
sebelumnya naik dari yang bermassa 0,5 gr ke 1 gr. Pada percobaan yang kami lakukan,
nilai kenaikan titik didih larutan gula bermassa 1,5 gr sama dengan larutan gula bermassa
0,5 gr. Ketidaksesuaian hasil dengan teori ini disebabkan karena ketidaktelitian dan
kelalaian yang dilakukan saat pelaksanaan percobaan misalnya kesalahan dalam
membaca skala yang ditunjukkan oleh termometer, api dari spiritus yang tidak konstan
dikarenakan spiritusnya akan habis, pemegangan termometer yang tidak konstan, serta
suhu dipengaruhi oleh lingkungan seperti AC.

VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan “Kenaikan Titik Didih” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh jenis zat terlarut (volatile dan nonvolatile). Jenis zat
terlarut yang non volatile menyebabkan kenaikan titik didih, sedangkan pada jenis zat
terlarut yang volatile tidak terjadi kenaikan titik didih.
2. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Semakin besar konsentrasi
larutan (molalitas), maka semakin besar kenaikan titik didih larutan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Kenaikan Titik Didih (Online).


(http://berbagidiblog.blogspot.com/2021/10/kenaikan-titik-didih_4.html, diakses 28
oktober 2021).
Anonim. Tanpa tahun. Kenaikan Titik Didih (Online). (http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/sifat-koligatif-dan-koloid/kenaikan-titik-didih/,
diakses 28 oktober 2021).
Harnanto, Ari, Ruminten. 2009. Kimia 3: Untuk SMA/M Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai