Anda di halaman 1dari 15

Ujian Akhir Evaluasi Pembelajaran Seni Musik

Makalah
Asesmen Kompetensi Minimum

Oleh :
Yehezkiel Petrus ( 1208617006)

Prodi Pendidikan Seni Musik

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Jakarta


Abstrak

Asesmen merupakan suatu keputusan yang berisi data kualitatif maupun


kuantitatif, data tersebut digunakan oleh seorang pendidik untuk
menginformasikan kepada siswa mengenai pembelajaran yang merekan ikuti dan
sebagai proses memperoleh kemampuan literasi membaca dan numerisasi. Tanpa
adanya asesmen, proses pembeljaran yang dilakukan tidak akan mencapai hasil
yang optimum. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman
masyarakat awam dan intelektual mengenai program asesmen nasional yang
digagas oleh Kementriab Pendidikan dan Kebudayaan.
Daftar Isi

Cover..........................................................................................................................
Abstrak.....................................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Kata Pengantar.........................................................................................................4
Bab I.........................................................................................................................5
Bab II........................................................................................................................6
Bab III....................................................................................................................13
Penutup...................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................................14
Kata Pengantar

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan masalah ini dengan tepat
waktu.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi Ujian Akhir Semester
mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Seni Musik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.

Saya juga berterima kasih kepada ibu dosen Dra. Sri Hermawati, M.Pd. selaku
dosen Evaluasi Pembelajaran Seni Musik yang telah memberikan tugas ini
sehingga menambah wawasan dan pengetahuan saya dalam bidang pembelajaran
ini.

Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang selalu


membantu saya dalam menyelesaikan masalah ini

Saya menyadari bahwa makalah ini lebih dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan untuk kesempurnaan
makalah ini.

Bekasi, 21 Juni 2021


Penulis

Bab I
Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu teknologi, informasi, dan komunikasi telah


berkembang dengan sangat pesat dewasa ini, apalagi ditambah dengan kondisi
pandemi 2 tahun ini, orang-orang sudah semakin terbiasa dengan kondisi yang
serba virtual. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap ilmu pendidikan yang
dimana harus beradaptasi dengan keadaan yang baru.

AKM atau kepanjangan dari Asesmen Kompetensi Minimum adalah


upaya pemerintah untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru. Di mana yang
sebelumnya ada Ujian Nasional (UN) yang dilakukan secara tatap muka. Asesmen
Kompetensi Minimum bukan hanya sekadar merubah gaya penilaian dari
langsung menjadi tidak langsung, tetapi merubah juga sistem penilaian nasional
terhadap siswa – siswi yang ada di Indonesia.

UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa


pendidikan merupakan usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pendidikan juga terdapat hal yang sangat penting yaitu belajar.
Slameto (2003) menegaskan bahwa belajar adalah salah satu rangkaian kegiatan
untuk merubah sebuah tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya dan menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dalam belajar seorang peserta didik harus melalui proses
serangkaian proses pembelajaran untuk mencapai suatu perubahan.
Bab II
Isi

Istilah asesmen atau assessment adalah “…a process of gathering


information to monitor progress and make educational decisions if necessary”.
(Terry Overtun, 2008). Dengan arti Assessment adalah suatu proses pengumpulan
informasi untuk memonitor kemajuan dan bila disebutkan dalam definisi saya
tentang tes, suatu penilaian bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri dari
berbagai metode seperti obsevasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan
sebagainya. Kemudian Gebel (1993: 388-390) berpendapat bahwa “ The process
of collecting data which shows the development” mengkategorikan asesmen
kedalam dua kategori yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen
tradisional berisi tes benar – salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes
jawaban terbatas. Asesmen alternatif merupakan asesmen yang terdiri dari essai
atau uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar cek,
penilaian oleh teman sebaya, penilaian diri sendiri, portofolio, observasi, diskusi,
dan wawancara.

Asesmen nasional merupakan suatu program yang dibuat oleh Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim Asesmen nasional akan dijadikan
pengganti Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021, pada asesmen nasional peserta
didik tidak akan dititik beratkan pada pemaham materi kurikulum ataupun
berdasarkan mata pelajaran, namun akan diarahkan kepada dua kompetensi
minimum yaitu literasi membaca dan numerisasi. Literasi membaca dalam
konteks asesmen nasional bukan hanya kemampuan membaca peserta didik,
namun juga pemahaman peserta didik tentang menganalisis suatu teks dan
memahami makna teks tersebut. Numerisasi pada asesmen nasional berarti
kemampuan perserta didik dalam menganalisis menggunakan angka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah
menyatakan bahwa masyarakat Indonesia perlu menguasai enam literasi dasar,
yaitu literasi bahasa, numerasi, sains, digital, finansial, dan literasi budaya dan
kewargaan. Penguasaan ini ditujukan agar peserta didik mempunyai kemampuan
berpikir kritis, inovatif, kreatif dalam menyelesaikan atau memecahkan suatu
masalah yang terjadi di abad ke – 21 ini. Penguasaan literasi ini merupakan dasar
untuk meningkatkan kualitas hidup, daya saing, pengembangan karakter bangsa.

Definisi dari enam literasi dasar yang disebutkan di atas dideskripsikan


dalam Buku Panduan Gerakan Literasi Nasional (Kemendikbud, 2017)1, sebagai
berikut :

1. Literasi Bahasa (baca dan tulis) adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi
untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai
tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di
lingkungan sosial.

2. Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk bisa memperoleh,


menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam
angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam konteks
kehidupan sehari-hari.

3. Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu


mengindentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami
karakterikstik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi
membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan
kemauan untuk terlibat dan peduli kepada isu – isu yang terkait sains.

1
Kemendikbud, 2017. Panduan Gerakan Literasi Nasional, Jakarta
4. Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a)
pemahaman terhadap konsep resiko, (b) keterampilan, dan (c) motivasi dan
pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial
untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan
dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media


digital, alat – alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara bijak, cerdas,
cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi
dalam kehidupan sehari-hari.

6. Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan


bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu,
literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan
kewajiban sebagai warga masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi oleh Kemendikbud sekarang adalah


minimnya siswa yang dapat menyelesaikan soal yang berjenis higher order
thinking skills (HOTS). Masalah ini diakibatkan rendahnya daya berpikir kritis
dan nalar berdasarkan hasil riset tes PISA dan dalam riset yang dilakukan
terhadap soal-soal yang dimuat dalam Ujian Nasional. Oleh sebab itu
Kemendikbud menetapkan untuk melaksanakan asesmen kompetensi untuk semua
sekolah, terkhusus untuk literasi membaca dan numerasi. Kedua kompetensi ini
adalah kompetensi yang sangat penting yang harus dimiliki oleh semua siswa,
sehingga menjadi kompetensi minimum yang harus diukur. Untuk asesmen
literasi sains dan budaya dapat diselipkan didalam soal tes AKM, dengan
membuat soal pengukuran literasi membaca dan numerasi yang mencakup
konteks saintifik dan budaya.
Pada literasi membaca AKM, terdapat tiga level kognitif yang diujikan,
yaitu :

1. Menemukan Informasi (Access and Retrieve)

Kemapuan untuk mengetahui informasi sangat dibutuhkan dalam


kehidupan sehari-hari. Pada level kognitif ini, siswa diharapkan untuk dapat
menemukan, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan suatu gagasan atau informasi
eksplisit dalam suatu teks. Kemampuan menarik informasi (retrieve)
mendeskripsikan proses memilih informasi yang diperlukan. Sedangkan untuk
mengakses informasi (access) terkait proses mencapai tempat atau keberadaan
informasi yang diperlukan

2. Memahami (Interpret and Integrate)

Memahami atau mengiterpretasikan adalah salah satu level kognitif


lanjutan yaitu untuk memahami teks kemudian diinterpretasikan dan
diintegrasikan. Disini siswa diharapkan dapat mengolah apa yang telah dibaca
sehinggu muncul sebuah pemahaman dalam dirinya dari teks. Untuk memahami
ini, siswa harus dapat mengintegrasikan dan menguraikan informasi yang
ditemukan dengan cara mencari perbandingan ide atau informasi antarteks,
membuat simpulan, mengelompokkan, dan mengombinasikan ide dan informasi
dalam teks atau antarteks.

3. Mengevaluasi dan merefleksi (Evaluate and Reflect)

Level tertinggi dalam membaca adalah mengevaluasi dan merefleksi diri.


Dalam tahap ini siswa harus bisa mengevaluasi dan merefleksikan dirinya dengan
pengetahuan, ide, dan sikap yang berada diluar teks untuk membuat penilaian
pada dirinya sendiri. Kompetensi yang dimiliki siswa yang mampu melakukan
refleksi dan evaluasi adalah kemampuan menganalisis, memprediksi, dan menilai
konten, Bahasa, dan unsur-unsur dalam teks.

Berikut adalah tabel kompetensi dan subkompetensi literasi

Kompetensi Subkompetensi
1. Menemukan informasi a. mengakses dan mencari informasi dalam teks
b. mencari dan memilih informasi yang relevan
2. Memahami a. memahami teks secara literal
b. menyusun inferensi, membuat koneksi dan
prediksi baik teks tunggal maupun jamak
3. Mengevaluasi dan a. menilai kualitas dan kredibilitas konten pada
merefleksi teks informasi tunggal dan jamak
b. menilai format penyajian dalam teks
c. merefleksi isi wacana untuk pengambilan
keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi
teks terhadap pengalaman pribadi

Pada literasi numerasi juga terdapa tiga level kognitif yaitu

1. Mengetahui ( Knowing)

Level kognitif ini mencakup kemampuan pengetahuan siswa tentang fakta,


proses, konsep, dan prosedur. Terdapat tiga kata kunci yang sangat umum pada
level ini yakni : mengingat, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menghitung,
mengambil/memperoleh, dan mengukur. Berikut adalah tabel yang memuat
aspek-aspek kemampuan pada level kognitif mengetahui :

Aspek Mengetahui Contoh


Mengingat Mengingat definisi, sifat bilangan, unit pengukuran,
sifat bentuk geometris, notasi bilangan
Mengidentifikasi Mengidentifikasikan bilangan, ekspresi, kuantitas, dan
bentuk. Mengidentifikasikan identitas yang secara
matematis setara seperti decimal, persentase, pecahan
Mengklasifikasikan Mengklasifikasikan bilangan, ekspresi, jumlah, dan
bentuk-bentuk yang memiliki sifat serupa
Menghitung Melakukan prosedur algoritma: penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian serta
kombinasinya, melakukan prosedur aljabar yang
efektif
Memperoleh Mengambil atau memperoleh informasi dari bagan,
teks, atau sumber-sumber yang lain
Mengukur Menggunakan instrument pengukuran dan memilih
unit yang tepat

2. Penerapan (Applying)

Level ini mencakup kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan


dan pemahaman matematika terkait fakta-fakta, relasi, proses, konsep, prosedur,
dan metode pada konteks kehidupan nyata dalam menyelesaikan masalah. Kata
kuncinya adalah : memilih atau menentukan, menyatakan atau membuat model,
dan menerapkan atau melaksanakan. Berikut adalah tabel yang memuat aspek-
aspek tersebut.

Aspek Contoh
Menerapkan
Memilih strategi Menentukan operasi, strategi, dan aturan yang sesuai dan
efisien untuk memecahkan masalah dunia nyata yang dapat
diselesaikan dengan menggunakan berbagai metode.
Menyatakan Menyajikan data dalam tabel atau grafik, merumuskan
persamaan, pertidaksamaan, gambar geometris, atau diagram
yang memodelkan suatu masalah, membangun sebuah
representasi dari hubungan matematika yang diberikan
Menerapkan Menerapkan atau melaksanakan strategi dan operasi untuk
memecahkan suatu masalah dunia nyata yang berkaitan
dengan konsep dan prosedur matematika yang dikenal
Menafsirkan Memberikan interpretasi atau tafsiran terhadap penyelesaian
masalah yang diperoleh

3. Penalaran (Reasoning)

Level kognitif ini mencakup kemampuan penalaran siswa dalam


menganalisis data dan informasi, membuat simpulan, memperluas mereka dalam
situasi baru. Situasi yang baru tersebut mungkin sebuah situasi yang belum pernah
mereka temukan sebelumnya atau konteks yang lebih rumit. Kata kuncinya adalah
: menganalisis, memadukan (mesintesis), mengevaluasi, menyimpulkan, dan
membuat justifikasi. Tabel berikut memuat aspek-aspek tersebut.

Aspek Penalaran Contoh


Menganalisis Menentukan, menggambar, atau menggunakan
hubungan dalam bilangan, ekspresi, jumlah, dan bentuk
Memadukan Menghubungkan elemen, pengetahuan yang berbeda,
menghubungkan representasi untuk memecahkan
masalah
Mengevaluasi Menilai strategi pemecahan masalah dan solusi
alternatif
Menyimpulkan Membuat kesimpulan yang valid berdasarkan informasi
dan fakta-fakta
Membuat Justifkasi Memberikian argumen matematis untuk mendukung
klaim

Bab III
Penutup

Kesimpulan
Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM adalah salah satu upaya
Kemendikbud untuk mendorong potensi siswa untuk berpikir secara kritis,
inovatif, dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di kehidupan sehari-
hari dan mendorong siswa untuk merefleksikan dan mengevaluasi dirinya dengan
masalah-masalah tersebut.

Asesmen nasional sebagai pengganti Ujian Nasional memiliki tujuan


untuk menghasilkan informasi menggenai peserta didik, kemudian informasi
peserta didik tersebut digunkan oleh pendidik untuk meningkatkan kualitas
kegiatan belajar mengajar, hasil dari tujuan tersebut ialah adanya peningkatan
hasil belajar peserta didik.
Daftar Pustaka

Sani, Ridwan Abdullah. 2021. Pembelajaran Berorientasi AKM : Asesmen


Kompetensi Minimum. Jakarta : Bumi Aksara

Gebel, D.L. 1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning


NewYork: Maccmillan Company.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai