Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR PUSTAKA

Alfiro, Kike De. (2014). Skripsi: Manajemen Seni Pertunjukan “Surya Vista
Orchestra” di Semarang. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Andriyanto, R.M. Aditya. (2021). Proses Produksi Audio pada Konser Virtual
“Colorchestra” Batavia Chamber Orchestra Menggunakan Software Digital
Audio Workstation Logic Pro. Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni, Vol.
19, No. 2.
Aryani, F. (2014). Peran Peergoup dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif
Remaja. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Bahri. Aditia Saeful. (2015). Skripsi: Pertunjukan Kesenian Ebeg Grup Muncul Jaya
Pada Acara Khitanan di Kabupaten Pangandaran. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Fu’adi. (2009). Mengenal Lebih Dekat Musik Orkestra. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Fu’adi. (2011). Conductor Orchestra dalam Kegiatan Dies Natalis UNY ke 47.
Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta.
Fu’adi. (2013). Conductor Orchestra dalam Konser January Overture. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Garofalo, Robert. (1983). Rehearsal Handbook for Band and Orchestra Students.
Florida : Meredith Music Publications.
Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika
Hirza, Herna. (2014). Musik Orkestra. Medan: Universitas Negeri Medan
Kurniasari, Vivien. (2012). Skripsi: Analisis Teknik Permainan Biola Keroncong di
Orkes Keroncong Flamboyant Jakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Kuwati, Sri. (2009). Skripsi: Pengelolaan Seni Pertunjukan. Depok: Universitas
Indonesia.
Limoko, Janice Evelyn dan Olivia Evelin Sundari. (2021). Evaluasi Dampak yang
Dirasakan Mahasiswa Conservatory of Music UPH dalam Pelaksanaan
Pertunjukan Musik Virtual. Jurnal Seni Musik, Vol. 11, No. 1.
Maharesi, Gideon Bima. (2021). Proses Kreatif Orkestra Prodi Musik IKJ di Masa
Pandemi melalui Bentuk Orkestra Virtual. Jurnal Beranda Edisi 9.
Murbiyantoro, Heri. (2012). Manajemen Produksi Pertunjukan Surabaya Symphoni
Orkestra di Surabaya sebagai Sarana Pendidikan Apresiasi Musik.
Chataris : Journal of Arts Education, Vol. 1, No. 1.
Pearce, John A. dan Richard Braden Robinson. (2003). Strategic Management. New
York City: Mc Graw Hill.
Rifai. 2019. Kualitatif: Kualitatif Teologi: Jakarta: Yoyo Topten Exacta.
Rudolf, Max. (1950). The Grammar of Conducting. London: Collier Macmillan
Publisher.
Septiyan, Dadang Dwi. (2020). Perubahan Budaya Musik di Tengah Pandemi
COVID-19. Musikolastika: Jurnal Pertunjukan & Pendidikan Musik, Vol. 2
No. 1
Sinaga, Evpan H. (2017). Skripsi: Teknik Permainan Trombone pada Concertino for
Trombone Op. 4 Karya Ferdinand David. Yogyakarta: Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
Spitzer, John. (2001). The New Grove Dictionary of Music and Musicians. London:
Macmillan Publisher Limited.
Stoner, James A.F, et al. (2005). Manajemen. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Susetyo, Bagus. (2011). Pengembangan Teknik Kondakting dan Pendokumentasian
dalam Media Rekam dan Cetak untuk Mendukung Proses Latihan
Kondakting. HARMONIA: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Vol. 11
No. 2
Triyono, Doddy. (2013). Skripsi: Bentuk Pertunjukan dan Fungsi Musik dalam
Ansambel “The Concerto” di Semarang. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
GLOSARIUM
Allegro : Tempo cepat (Anderson, 2020:131).
Alto : Suara wanita bersuara rendah; rentang instrumen terendah
kedua (Anderson, 2020:131).
Arranger : Orang yang menyesuaikan karya musik dengan instrument
atau suara tertentu (Pruca, 20..:3)
Audio guide :
Auxiliary :
Balance :
Bass : 1) Bagian terendah dalam suatu komposisi, 2) suara laki-laki
paling rendah (Niecks, 1884:82).
Basson : Instrumen tiup kayu dengan bagian buluh mulut ganda,
ditemukan sekitar tahun 1539 dan sejak itu banyak perbaikan
(Niecks, 1884:83).
Baton : Sebuah tongkat yang digunakan untuk memberikan tempo
(Niecks, 1884:84)..
Beats : Denyut atau berdenyut, paling jelas terdengar ketika dua nada
yang sedikit berbeda nadanya dibunyikan bersama (Niecks,
1884:84).
Bowing : Sebuah instrumen yang terdiri dari baying kayu elastis dan
sejumlah ber dari kuda –rambut terbentang dari kepala yang
ditekuk ke yang bisa digerakkan, ini digunakan dalam
bermain alat musik gesek (Niecks, 1884:87).
Brass : Instrumen logam yang kuat dengan corong dan tabung yang
harus ditiup oleh pemain seperti terompet, trombone, tuba,
baritone (Anderson, 2020:131).
Cello : Instrumen dengan rentang suara tenor dari keluarga gesek,
istilah modern dari violincello (Anderson, 2020:132).
Channel :
Clarinet : Salah satu alat musik tiup kayu yang terdiri dari tabung
silinder dengan lubang jari dan kunci serta memiliki paruh
mulut tunggal (Niecks, 1884:100).
Concert : Konser (Niecks, 1884:103).
Concertmaster : Pemimpin orkestra, biola satu yang pertama (Niecks,
1884:104).
Conductor : Pemimpin kelompok musisi yang tampil (Anderson,
2020:132).
Conducting : Kata kerja dari conductor (Anderson, 2020:132).
Contra : Melawan, berlawanan dengan (Niecks, 1884:87).
Contrabass :
Contrabassoon : Instrumen buluh ganda yang terdengar paling rendah dari
keluarga alat musik tiup kayu (Anderson, 2020:132).
Crescendo : Semakin keras secara bertahap (Anderson, 2020:132).
Cue :
Cymbal : Instrumen perkusi, biasanya terdiri dari dua pelat kuning
melingkar yang dipukul bersama sebagai pasangan
(Anderson, 2020:132).
DAW (Digital Audio Workstation) : Software/aplikasi yang diinstak=l pada
komputer, tablet, smartphone yang mampu
mendigitalisasi dan mengedit sinyal audio
(Owinski, 205:355)
Decrescendo : berangsur-angsur menjadi lebih pelan (Anderson, 2020:133).
Dynamic :
Exercise :
Experience :
Engineer :
English horn :
Flute :
Frame :
Genre :
Gesture :
Guide :
Hand :
Intens :
Legato :
Live record :
Mallet :
Marcato :
Mastering :
Metronome :
Mixing :
Oboe :
Offline :
One frame :
Performance :
Percussion :
Personal :
Pick-up :
Piccolo :
Platform :
Premier :
Preparatory :
Pre-record :
Presto :
Principal :
Project :
Public :
Reality :
Record :
Recording :
Rehearsal :
Section :
Snare drum :
Software :
Sound :
Sound engineer :
Staccato : Not yang diberi tanda staccato (titik di atas not) dimainkan
secara terputus-putus dengan sedikit mengurangi nilai ketukan
not tersebut. (Sumber : Thursan Hakim, 2010:71)
String :
Study :
Stylist :
Tuned :
Tuned percussion :
Viola :
Violin :
Virtual reality :
Woodwind :
Xylophone :
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Kisi-kisi Wawancara dengan Pakar dan Narasumber

Pakar Pertanyaan
Budi Utomo
Prabowo 1. Apakah definisi orkestra menurut Anda?
2. Apakah definisi conductor menurut Anda?
3. Apa saja peran seorang conductor dalam sebuah
orkestra?
4. Apa saja tahapan untuk menjadi seorang conductor
yang baik?
5. Perubahan apa saja yang dialami sebagai seorang
conductor di masa Pandemi saat ini?
6. Bagaimana cara mempertahankan eksistensi sebagai
seorang conductor serta untuk orkestra sekaligus?
7. Apa saja tantangan yang dihadapi selama menjalani
peran Conductor di masa Pandemi?
8. Bagaimana proses kreatif dalam konser “Berbagi
dalam Keterbatasan?”
9. Adakah hal baru yang didapat dalam segi
Conducting untuk menghadapi tantangan dalam
konser ini?
10. Adakah kelebihan dan kekurangan dari proses
konser tersebut?
11. Bagaimana proses kreatif dalam konser Beethoven
Marathon 250?
12. Adakah hal baru yang didapat dalam segi
Conducting untuk menghadapi tantangan dalam
konser ini?
13. Adakah kelebihan dan kekurangan dari proses
konser tersebut?
14. Bagaimana proses kreatif dalam konser “Tentang
Melly | Sebuah Pandang Balik”?
15. Adakah hal baru yang didapat dalam segi
Conducting untuk menghadapi tantangan dalam
konser ini?
16. Adakah kelebihan dan kekurangan dari proses
konser tersebut?
17. Dari ketiga konser tersebut, manakah yang paling
relevan untuk dijadikan suatu alternatif dalam
menyelenggarakan pertunjukan musik orkestra di
tengah Pandemi?
18. Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan yang
ada dari pertunjukan virtual ini, apa pesan atau
manfaat yang dapat dipetik dalam peristiwa ini?
Narasumber 1 Pertanyaan
Iwargia Renardo
Sudarno 1. Apakah definisi orkestra menurut Anda?
2. Apakah definisi conductor menurut Anda?
3. Apa saja peran seorang conductor dalam sebuah
orkestra?
4. Apa saja tahapan untuk menjadi
seorang conductor yang baik?
5. Bagaimana perkembangan konser musik, khususnya
yang melibatkan conductor di Indonesia?
6. Perubahan apa saja yang dialami sebagai
seorang conductor di masa Pandemi saat ini?
7. Bagaimana proses kreatif dalam konser musik
virtual yang sudah diselenggarakan?
8. Bagaimana kebijakan gedung aula dalam menyikapi
acara pertunjukan musik tersebut?
9. Adakah hal atau strategi baru yang didapat dari segi
conducting dalam menjalankan pertunjukan musik
virtual?
10. Kekurangan dan kelebihan yang didapat dalam
konser virtual?
11. Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan yang
ada dari pertunjukan virtual ini, apa pesan atau
manfaat yang dapat dipetik dalam peristiwa ini?
12. Bagaimana cara mempertahankan eksistensi sebagai
seorang conductor serta untuk orkestra sekaligus?
Narasumber 2 Pertanyaan
Kiki Kwintanda
1. Bagaimana perkembangan konser musik di masa
Pandemi ini, khususnya yang melibatkan conductor
di Indonesia?
2. Bagaimana proses latihan dalam pertunjukan musik
virtual tersebut?
3. Bagaimana komunikasi antara conductor dengan
pemain orkes selama proses pertunjukan musik
virtual ini berlangsung?
4. Bagaimana proses rekaman dalam pertunjukan
musik virtual tersebut?
5. Apa kelebihan yang didapat dan dirasakan dalam
berpartisipasi dalam pertunjukan musik virtual ini
dibandingkan dengan pertunjukan langsung?
6. Apa kekurangan menurut Bapak yang dirasakan
sebagai pemusik dalam pertunjukan musik virtual
ini jika dibandingkan dengan pertunjukan musik
secara langsung?
7. Adakah pesan atau manfaat yang bisa disampaikan
mengenai fenomena pertunjukan musik virtual yang
sedang marak berlangsung di tengah masa pandemi
saat ini?
LAMPIRAN 2
Hasil Wawancara

Pewawancara : Savira Maghfirlana H.

Pakar : Budi Utomo Prabowo

No
Pertanyaan Jawaban
.
1. Apakah definisi orkestra menurut Orkerstra yaitu kumpulan musisi
Anda? dengan alat musik yang bermacam-
macam, memandang sebuah
komposisi yang utuh dan merupakan
satu kesatuan. Jadi setiap anggotanya
harus mengetaui peran dia itu
seberepa, dimana, dan sebagai apa.
Agar nanti bunyi keseluruhannya itu
satu. Sebuah orkestra merupakan
bentuk ansambel, Kerjasama dalam
bentuk bunyi untuk menghasilkan
sesuatu yang menjadi karya pencipta
karyanya. Jadi dari penciptanya
punya karya seperti ini, gimana
caranya dia menyuruh orang lain dan
ia ingin mereka memainkannya
sesuai keinginannya. Itulah fungsi
orkestra.
2. Apakah definisi conductor menurut
Anda? Sebenarnya conductor itu yang
bekerja pertama di banding yang lain.
Karena dia mencari tahu tentang
maksud dari komponis dari karya
yang dibawakan inginnya seperti apa,
bisa dari secara keseluruhan maupun
detail. Nah, conductor sudah punya
keputusan untuk itu sebelum latihan.
Karena interpretasi itu banyak, gak
semua komponis menuliskan secara
rinci. Dengan semakin maju
tahunnya, semakin jauh juga dari
interpretasi awalnya, karena orang
tidak punya kontak langsung dengan
komponisnya.

3. Apa saja peran seorang conductor Peran conductor yaitu menyatukan


dalam sebuah orkestra? pemain dalam orkestra. Yang kedua
mempercepat proses latihan. Jadi
ketika ada karya susah yang dilatih,
conductor harus sudah mengetahui
bagaimana caranya bagian yang
susah bisa cepat tertangani, daripada
membiarkan mereka mengulang-
ulang sampai bisa. Selain itu
memikirkan interpretasi, di antaranya
bagaimana phraseringnya, sekaligus
memikirkan bowing untuk instrument
string itu bagaimana, juga
memikirkan nafasnya dimana. Dia
membawa jiwa dari orkestranya,
menentukan warna dan karakter dari
orkestranya.
4. Apa saja tahapan untuk menjadi Seorang conductor yang baik harus
seorang conductor yang baik? memiliki musicianship yang baik.
Jadi harus belajar tentang musik teori,
pembentukan melodi, ada harmoni.
Conductor juga harus
mengembangkan indra
pendengarannya supaya
mendeteksinya lebih mudah. Selain
itu, harus memiliki communication
skill yang baik, agar mereka (pemain
orkestra) mengerti maksud dari
penjelasan conductor saat
menyampaikan catatan-catatan di
karya yang dilatih. Lalu yang tidak
kalah penting, conductor harus
mempunyai leadership yang bagus
5. Bagaimana perkembangan
pertunjukan musik (orkestra) Kalau untuk pertunjukan musik
virtual khususnya yang melibatkan virtual secara collabjauh, hanya
conductor di Indonesia serta mengandalkan klik pada audio guide
tantangan yang dihadapi langsung atau pendengaran, bukan visual
oleh Pak Tommy? conductornya. Jadi, peran conductor
secara virtual sebenarnya tidak ada.
Nah, untuk memudahkan semuanya,
saya menggunakan catatan-catatan di
partitur, sehingga pemain tidak hanya
mengikuti audio guide saja. Selain
itu, klik dalam audio guide mengikuti
part untuk masalah tempo, jadi ketika
ada perubahan tempo audio guide
menyesuaikan, begitu pun dengan
catatan khusus lainnya seperti
dinamika. 

Kelemahan dari proses ini adalah,


pada saat latihan para pemain,
conductor tidak hadir karena semua
proses dilakukan di rumah masing-
masing. Maka, hal yang sekiranya
kurang dari permainan yang sudah
direkam, akan diselesaikan di studio
rekaman (oleh sound engineer), 

Tapi untuk live recording, peran


conductor saya kira sama saja seperti
konser biasa dengan penonton.
Bedanya adalah perasaan bahwa,
“kita bisa koreksi nanti”. Artinya, ada
rasa bahwa nanti akan bisa take ulang
ketika salah. Jadi, secara mental itu
berbeda dengan live performance.
Hal ini juga berlaku pada conductor.
6. Bagaimana strategi yang dilakukan Yang saya bisa lakukan adalah
dalam menghadapi tantangan menghapus kemungkinan untuk
tersebut? mengulang take. Jadi mereka seperti
main live saja. Cara yang dilakukan
yaitu dalam proses latihan, saya dan
pemain harus persiapkan dengan
ekstra dibandingkan konser biasa.
Karena dengan cara pre-record ini
istilahnya akan abadi nanti
kesalahannya (jika terdapat
kesalahan).
7. Bagaimana proses kreatif dalam
konser “Berbagi dalam Proses yang pertama kita cari materi
Keterbatasan?” lagunya dulu dan tidak
memungkinkan untuk membuat
materi lagu baru. Karena waktu untuk
persiapan yang pendek dan tidak ada
dana untuk itu. Jadi Sebagian besar
memang kita pakai karya yang sudah
ada atau sudah dimainkan. Jadi tidak
ada yang dikejar deadline (untuk
arranger), karena materi lagu harus
segera dikirim ke pemain.

Lalu proses selanjutnya adalah


menuntut pemain untuk mencari
studio. Karena kondisi memang harus
rekaman dari rumah masing-masing,
jadi akan repot dalam proses editing
audio jika terdapat noise di luar suara
musik dari instrument yang
dimainkan. Selain itu secara visual,
beberapa ada yang tidak bisa
menyamakan background polos putih
seperti yang sudah ditentukan. Jadi,
beberapa ada yang kita minta rekam
ulang agar menyamakan ketentuan
teknis merekam yang sudah
ditetapkan. Pada konser ini memang
kami tidak memikirkan sampai ke
visualnya seperti pertunjukan saat ini
yang sudah banyak menampilkan
dengan visual yang bagus, karena
memang baru pengalaman di tahun
pertama dalam mengadakan
pertunjukan musik virtual. Jadi untuk
ke depannya, jika akan melakukan
pertunjukan musik virtual yang
collabjauh, dibutuhkan sutradara
untuk mengatur visualnya yaitu
dengan menyusun storyboard.
Misalkan waktu intro, yang
diperlihatkan on screen tangan dari
pemain tertentu dan pemain tersebut
juga harus di-briefing.
8. Adakah hal baru yang didapat Di sini, saya menentukan saja
dalam segi Conducting untuk temponya, lalu saya dan pemain
menghadapi tantangan dalam merekam sendiri-sendiri dari rumah.
konser ini? Jadi, pemain tidak melihat
conducting saya. Bahkan prosesnya
pemain yang selesaikan dahulu
proses merekamnya, baru setelah itu
saya merekam. Jadi conductor di sini
hanya berfungsi untuk entertain di
visual saja, tidak berfungsi terhadap
pemainnya.
9. Adakah kelebihan dari proses Kelebihan yang bisa diambil yaitu
konser tersebut? lebih murah untuk produksinya.
Karena 1 orang pemain bisa diminta
untuk merekam permainannya
beberapa kali sehingga suara yang
dihasilkan lebih tebal. Selain itu juga
1 orang bisa merangkap untuk
memainkan 2 instrumen musik,
contohnya 1 pemain oboe memainkan
part oboe 1 dan oboe 2. Jadi, lebih
sedikit pemain yang diajak.
10. Adakah kekurangan dari proses
konser tersebut? Kekurangannya adalah, kita semua
tahu bahwa itu semua hanya pura-
pura (dari segi conducting). Namun,
itu adalah yang bisa kita lakukan
pada waktu itu, daripada tidak
melakukan apa-apa. Jadi, kita
melihatnya sebagai suatu
kemungkinan dengan segala
keterbatasannya. Karena belum tahu
juga bagaimana caranya bisa lebih
sesuai dengan yang kita inginkan,
dalam arti menyerupai konser virtual.

Adanya panning yang tidak sesuai


dengan formasi orkes yang sudah
ditentukan. Saya menempatkan violin
1 di sebelah kiri dan violin 2 di
sebelah kanan karena hal itu adalah
menurut historis orkes yang ada.
Namun, tidak dilakukan panning
yang sesuai dengan posisi formasi
orkes yang sudah diatur.
11. Bagaimana proses kreatif dalam Konser ini dilakukan secara live
konser Beethoven Marathon 250? recording namun tetap pre-record.
Proses kreatifnya adalah bagaimana
teknik merekam gambar dan
audionya, . Untuk tim penampil, kami
fokus dalam bermain musiknya saja.
Hal yang berbeda adalah pemain
orkestra diberi jarak satu sama lain.
Jika biasanya 1 standpart digunakan
untuk 2 orang, kali ini 1 orang
menggunakan 1 standpart dengan
diberi jarak antar pemain lainnya
yaitu 1,5 meter. Rekaman dilakukan
secara one take, jadi tidak ada
kesempatan untuk melakukan
perbaikan.
Latihan dilakukan pendek dari
biasanya, yaitu hanya selama 4 hari.
Karya yang dibawakan adalah karya
yang belum pernah dimainkan
sebelumnya oleh Jakarta City
Philharmonic Orchestra.
Terdapat kendala yang dialami yaitu,
pendingin ruangan mati, sehingga
rekaman tidak bisa dilakukan
berlama-lama. Selain itu, dari tim
kameramen sempat ada yang mati
kameranya diakeranakan overheat.
12. Adakah hal baru yang didapat
dalam segi Conducting untuk Bagaimana pun juga, ini
menghadapi tantangan dalam seperti orkes baru. Karena kita
konser ini? hamper setahun tidak pernah
kumpul. Jadi, mungkin yang
sudah mulai bermain bersama
orkes mulai peka lagi
pendengarannya, tapi bagi mereka
yang belum terbiasa bermain
bersama orkes, agak susah untuk
mereka untuk menjadi satu.

Tapi hal itu sudah saya antisipasi. Di


setiap 20 menit sebelum saya mulai
latihan dengan repertoarnya, saya
kasih exercise. Saya khusus bikin
sendiri exercisenya buat repeortar
tertentu dimana terdapat bagian sulit
yang membutuhkan kekompakan dan
balance. Jadi exercisenya hanya bisa
dipakai pada repertoar itu. Ini
dibutuhkan karena kekompakan dan
balancing terasa lebih sulit
dikarenakan adanya jarak 1,5m.
13. Adakah kelebihan dari proses Cara ini lebih efektif dibandingkan
konser tersebut? konser sebelumnya. Karena saya
kembali bisa “berperan” sebagai
conductor di konser ini. Pemain dapat
melihat saya secara langsung dan
mengikuti arahan aba-aba dari saya.
Saya pun juga bisa bereaksi untuk
membetulkan bunyinya ketika
balancing dari orkes kurang bagus.
Selain itu, saya menjadi lebih bisa
fleksibel dalam memandu tempo
sehingga pemain bisa lebih leluasa,
karena saya mampu kembali
melayani pemain orkes secara
langsung. Misalkan, ada part solo
dari salah satu pemain orkes, saya
bisa beri dia kebebasan karena sudah
tidak ada kendala jarak antara saya
dengan pemain orkes.
14. Adakah kekurangan dari proses
konser tersebut? Walaupun proses yang dilakukan
hampir sama seperti konser langsung,
namun experience yang didapat tetap
terasa berbeda dengan tidak adanya
penonton. Karena, walaupun posisi
saya sebagai conductor
membelakangi penonton, energi dari
penonton tetap terasa. Hal itu juga
yang membuat bunyi dari orkes
berubah. Ada reaksi dari penonton
ketika kita (penampil) melakukan
sesuatu, dan juga sebaliknya, ada
reaksi dari kami ketika penonton
bereaksi. Walaupun reaksi tersebut
tidak terlihat maupun terdengar, tapi
antar penampil dengan penonton
saling merasakan.

Selain itu, ketika melakukan proses


record dalam konser ini, kami tim
penampil merasa terganggu dengan
adanya kameramen yang lalu lalang
pada saat rekaman berlangsung. Hal
itu dilakukan oleh mereka untuk
mencari angle yang bagus saat
rekaman. Jadi ada gerakan yang saya
tidak inginkan sehingga cukup
mengganggu. Sebenarnya hal ini
sudah dibahas sebelum rekaman,
namun tetap terjadi. Jadi saya hanya
bisa mentolerir hal tersebut.

Dalam proses mixing, karena basic


dari sound engineernya bukan musik
klasik, jadi terdapat kendala dalam
mengatur dinamikanya. Jika harusnya
dinamika piano dan forte kontras,
mereka justru mengaturnya menjadi
rata, jadi yang dinamika
piano/pianossimo dinaikkan,
sedangkan yang forte/fortessimo
diturunkan. Pertimbangan dari
mereka adalah ketika dinamika
pianossimo, yang tejadi adalah noise
dari ruangan terlalu terdengar,
sehingga mereka tidak berani untuk
membiarkan dinamikanya kontras.
15. Bagaimana proses kreatif dalam
konser “Tentang Melly | Sebuah Untuk materi lagu semua
Pandang Balik”? aransemennya baru. Materi lagunya
tidak terlalu sulit, karena di sini kita
bekerjasama dengan band. Namun,
terdapat kendala di penulisan partitur
oleh arranger. Jadi penulisan akor
pada partitur pemain band tidak
disertai ritmik yang rinci, sehingga
tidak sinkron dengan orkes. Ketika
orkes membunyikan akor tertentu,
band mendahuluinya, jadi tidak pas.

Proses rekaman dilakukan secara live


recording, setiap lagu dilakukan take
4 kali. Lebih dari itu tidak akan
dilakukan. Karena berdasarkan
pengalaman, kalau take dilakukan
lebih dari 4 kali, tidak akan
mendapatkan hasil yang bagus.
16. Adakah hal baru yang didapat Dalam masalah antara partitur band
dalam segi Conducting untuk dengan orkes yang tidak sinkron,
menghadapi tantangan dalam saya harus memakan cukup banyak
konser ini? waktu untuk meluruskan hal tersebut.
Jadi kami mengoreksi bagian-bagian
dengan akor yang tidak selaras, lalu
memberikan catatan mengenai detail
ritmik yang tertera di partitur orkes
kepada pemain band.
17. Adakah kekurangan dari proses Kendala yang dihadapi justru bukan
konser tersebut? dari tim penampil, namun dari tim
kameramen. Ternyata seringkali telat
dalam take videonya. Jadi saya
kurang puas dengan hasilnya. Karena
seringkali tidak sinkron antara musik
dengan video yang diambil. Hal ini
dikarenakan tim cameramen yang
tidak bisa membaca partiture,
sehingga terdapat kendala dalam
menyesuaikan video dengan yang
dimainkan oleh penampil.
18. Adakah kelebihan dari proses Untuk konser kali ini dikemasnya
konser tersebut? cukup menarik dengan adanya
selingan talkshow singkat. Namun,
walaupun talkshow ini diurutkan di
tengah-tengah acara, tapi dalam
proses merekamnya pemain musik
menuntaskan dulu proses rekaman
performance, lalu baru selanjutnya
merekam talkshow tersebut. Hal ini
yang saya suka, yaitu dari segi
menghargai waktu. Jadi, pemain
musik tidak dibiarkan menunggu di
tengah-tengah rekaman, tetapi
mereka menuntaskan dahulu proses
rekaman musik, baru lanjut merekam
talkshownya. Selain itu, karena
bintang tamu untuk konser kali ini
adalah musisi yang juga selebriti,
sehingga views di live streaming
cepat naiknya
19. Dari ketiga konser tersebut, Menurut saya konser “Beethoven
manakah yang paling relevan untuk Marathon 250” dan “Tentang Melly |
dijadikan suatu alternatif dalam Sebuah Pandang Balik”. Secara
menyelenggarakan pertunjukan pribadi saya lebih ke yang
musik orkestra di tengah Pandemi? Beethoven.
20. Terlepas dari segala kekurangan Menurut saya, sebetulnya ini adalah
dan kelebihan yang ada dari suatu media baru (pertunjukan musik
pertunjukan virtual ini, apa pesan virtual). Mungkin di luar negeri
atau manfaat yang dapat dipetik media ini sudah digeluti, bahkan
dalam peristiwa ini? waktu belum terjadinya pandemi
dimana penonton masih ikut hadir
dalam konser langsung, terutama
dalam hal visual, karena bisa
menggunakan storyboard. Karena
dalam hal ini, di sana memang ada
sekolahnya, dimana lagu yang akan
dimainkan harus dianalisa terlebih
dahulu, sehingga storyboard yang
dibuat bisa lebih detail lagi. Jadi
bukan hanya belajar videographer,
namun terdapat pendidikan
videographer khusus untuk musik
klasik. Jadi seharusnya jika di
Indonesia ada kesempatan untuk
melakukan itu, ini adalah
kesempatannya. Karena satu-satunya
cara saat ini untuk menyajikan
pertunjukan hanya melalui broadcast.
Jadi ketika tim videographer perlu
mempelajari materi lagu yang akan
dimainkan sebelum recording
berlangsung. Maka tidak hanya
penampil yang latihan sebelum
recording, namun tim videographer
pun harus berlatih dengan materi
yang sudah ditentukan dserta
mengikuti storyboard yang sudah
dibuat. Kalau dalam hal audio
mungkin memang susah sampai saat
ini, namun ini juga merupakan
kesempatan yang sama dalam hal itu.
LAMPIRAN 3

Hasil Wawancara

Pewawancara : Savira Maghfirlana H.

Narasumber : Iswargia Renardi Sudarno

No
Pertanyaan Jawaban
.
1. Apakah definisi orkestra menurut Orkestra adalah suatu ansambel besar
Anda? yang mempunyai format khusus,
mulai berkembang dari abad ke-16.
Kalau yang kita kenal sekarang yaitu
suatu ansambel yang lebih dari 10
orang. Jadi sebenarnya orkestra
dengan bentuk yang kita kenal
sekarang itu mulai dikenal pada
jaman barok, yaitu dengan instrumen
string, kemudian ditambah dengan
alat tiup, lalu di jaman klasik tiupnya
mulai bertambah besar, kemudian di
akhir jaman klasik sudah terbentuk
orkes yang kita kenal sekarang yang
paling minimum ukurannya.
2. Apakah definisi conductor menurut
Anda? Conductor adalah orang yang
memimpin suatu pertunjukan
orkestra, mulai dari latihan pertama
hingga pertunjukan, bahkan persiapan
latihannya juga, itu sebenarnya sudah
merupakan tugas conductor.

3.
Apa saja peran Mulai dari latihan pertama hingga
seorang conductor dalam sebuah pertunjukan, bahkan persiapan
orkestra? latihannya juga, itu sebenarnya sudah
merupakan tugas conductor.
4. Apa saja tahapan untuk menjadi
seorang conductor yang baik? Tentu kita harus mempersiapkan
dahulu sebelum latihan bersama
dengan membaca score. Dalam
proses ini, yang paling harus kita
ketahui dan sadari adalah
instrumentasinya apa. Kemudian kita
analisa lebih jauh, detail apa saja
yang penting, hingga terbentuk
karyanya (terbentuk gambarannya).
Dari situ pula kita bisa mendapatkan
strategi latihannya, yaitu dengan
membuat target bagian-bagian mana
yang harus dicapai di waktu tertentu.

5. Sejauh ini, sudah berapa kali


menjalankan pertunjukan musik Kalau dalam bentuk live recording,
orkestra virtual bersama Jakarta dengan Jakarta Sinfonietta yang saya
Sinfonietta? pimpin langsung ada 4 konser.

6. Bagaimana proses kreatif dalam


konser musik virtual yang sudah Pada prinsipnya, kalau dari proses
diselenggarakan? kreatif pemusiknya, sebenarnya bisa
dibilang tidak ada perubahan
dibanding sebelum pandemi
berlangsung, karena apa yang kita
lakukan kurang lebih sama dengan
sebelumnya. Selama memang kita
merekam itu sebagai satu ansambel
khusus di satu ruangan yang sama
dan bermain bersama-sama. Jadi
prosesnya kurang lebih sama, dari
conductor harus menyiapkan apa,
pemusik pun juga sama menyiapkan
persiapan mandiri terlebih dahulu.

7. Apa saja perbedaan yang dihadapi


dalam proses konser virtual Perbedaannya mungkin kalau konser
dibanding konser langsung?
biasa kita lebih excited karena
adrenalinnya pasti akan bekerja dan
mengalir lebih banyak dalam diri
para pemusiknya, sehingga tangkat
konsentrasi maupun excitementnya
juga akan lain ketika rekaman/live
recording untuk pertunjukan musik
virtual. Kalau rekaman, yang
dirasakan adalah menghindari
kesalah terjadi, karena akan ketahuan
terus seumur hidup melalui rekaman
itu. Itulah salah satu mentalitas yang
mestinya dihindari, namun tidak
dipungkiri akan tetap terbawa.
Akhirnya, agak sedikit menghambat
ekspresi yang spontan atau bahkan
enjoyment dari tampilan permainan
itu sendiri. Memang tidak terlalu
krusial, tapi itulah bedanya. Selain
itu, dari segi formasi pemain, mereka
duduk berjarak dengan menggunakan
masker.

Hal yang paling berbeda dari proses


live recording dibanding konser biasa
adalah sound recording oleh sound
engineer. Karena sebenarnya orkestra
itu yang diandalkan adalah akustik
dari gedungnya. Saya pernah
berbicara dengan salah satu manager
orkes terkenal di Jepang, beliau
mengatakan bahwa, “instrument
terakhir yang paling penting buat
orkes adalah ruangannya”. Jadi
maksudnya adalah si “hall”nya itu
sendiri. Karena kalau hallnya lain,
suaranya akan lain; hallnya jelek,
suaranya akan ikut jelek.

8. Adakah strategi baru yang didapat


dari segi conducting dalam Nah, karena perubahan yang terjadi
menjalankan pertunjukan musik seperti disebutkan sebelumnya,
virtual? banyak pertimbangan yang harus
dilakukan. Saya sebagai seorang
conductor bekerja bersama sound
engineer. Kami selalu melakukan
diskusi setelah rekaman untuk
mempertimbangkan bagaimana audio
hasil rekaman diolah; apakah perlu
dikasi reverb tambahan, atau dari segi
balancing, dll. Apalagi Jakarta
Sinfonitta tidak selalu saya yang
conduct kan, jadi ketika ada
kesempatan saya tidak conduct, saya
akan duduk di kursi penonton. Begitu
saya dengar suara orkesnya dari kursi
penonton dan saya membandingkan
dengan hasil rekaman, suaranya
berbeda. Nah, saya mengusahakan
apa yang ada direkaman diolah dalam
proses mixing mendekati hasil suara
yang dihasilkan ketika saya duduk di
kursi penonton.

Selain itu, karena pemain musik lebih


berjarak, dari segi conducting
memang lebih susah. Karena kalau
mereka lebih berkumpul suara yang
dihasilkan lebih menyatu, sehingga
mereka (para pemain musik) dapat
mendengarkan lebih baik, lebih
kompak dan lebih menimbulkan
perasaan percaya diri juga. Tapi yang
dilakukan untuk itu, sebenarnya tidak
ada strategi yang terlalu signifikan.
Saya hanya membuat cue yang saya
berikan lebih clear saja, dimana
ketika cue yang diberikan semakin
clear ketika pertunjukan berlangsung
ya memang semakin bagus. Intinya,
kita semakin terpacu untuk
menganalisa lebih detail, serta dari
segi baton technique/teknik
tangannya kita harus perhatikan
betul. Dalam satu sisi, itu bagus
untuk kita karena hal tersebut melatih
diri kita untuk lebih akurat. Namun
tetap saja, pandemi bukan sesuatu
yang menguntungkan.

9. Kekurangan dan kelebihan yang


didapat dalam konser virtual? Kelebihannya, konser virtual ini
direkam. Jadi ketika ada kesalahan
masih bisa direkam ulang, meskipun
kalau sampai 10 kali ulang ya tidak
mungkin juga. Pengulangan ketika
ada kesalahan akan dilakukan di
bagian yang paling krusial (bagian
movement/gerakannya). Karena
waktu juga penting dan juga karena
orkes melibatkan banyak orang
sehingga tidak memungkinkan untuk
mengulang jika kesalahan ada pada
hanya satu atau dua orang saja, tetapi
pemain yang lain harus mengikuti
pengulangan tersebut. 

Dari tim kreatif (videographer, editor


video, sound engineer) semakin
banyak hal baru yang dapat
dipelajari. Karena banyak
pengalaman dan hal baru yang
didapatkan dari konser virtual ini.

Sedangkan kekurangannya, hasil


recording harus sangat diperhatikan.
Karena seringkali tidak sesuai dengan
ekspektasi ketika mendengar hasil
suara yang dihasilkan oleh orkes
ketika didengarkan dari kursi
penonton. Hal ini dikarenakan oleh,
sedikitnya sound engineer di
Indonesia yang memahami
bagaimana kualitas suara akustik
dalam musik orkestra. Karena musik
orkestra yang akustik, tentu berbeda
proses recording dan  editing
audionya dengan musik elektronik
seperti band. Ketika merekam musik
orkestra, sound engineer harus bisa
mempertimbangkan bagaimana bunyi
instrumen orkes tersebut dalam
akustik yang ada. Tantangannya
adalah kita ingin mendapatkan hasil
audio rekaman dengan kualitas suara
yang sama ketika didengarkan dari
dalam gedung/hall. Jadi cara
mengatur jarak microphone dan
sebagainya juga lebih sensitif. Nah,
sebenarnya di sini peran conductor
besar juga, karena dengan siapa lagi
sound engineer berdiskusi. Mungkin
untuk musik orkestra di luar negeri,
mereka sudah terbiasa dalam hal
recording musik orkestra sehingga
bukan hal baru bagi mereka. Namun,
bagi musik orkestra di Indonesia, ini
merupakan hal baru sehingga banyak
hal yang belum tercapai untuk
dipahami dan dikuasai. Justru dari
sinilah, kita jadi berpikira ke arah
sana, yaitu mengembangkan skill
tersebut (videography, sound
engineer, dsb.)

Kekurangan lainnya adalah jumlah


pemain yang dikurangi, terutama
yang pasti berukarang adalah string.
Instrumen tiup tidak dikurangi,
karena pada umunya kan 1 partitur
dimainkan oleh 1 orang. Sehingga
yang tadinya ada 30 string, sekarang
berkurang menjadi 13-16 saja. Maka
yang terjadi adalah, string harus lebih
kuat agar balancing tetap terjaga
dengan baik.

10. Terlepas dari segala kekurangan


dan kelebihan yang ada dari Saran yang paling utama adalah
pertunjukan virtual ini, apa pesan jangan berhenti dalam berkarya. Kita
atau manfaat yang dapat dipetik harus tetap melaukakn kegiatan
dalam peristiwa ini? walaupun mungkin presentasinya jadi
lebih berkurang, kita harus tetap
melakukan. Karena ini semua demi
kelangsungan ansambel itu sendiri.
Karena kalau jarang bermain
bersama, makin susah dalam
membangun kekompakkan. 

Lalu dari segi management, memang


susah untuk mengadakan konser
virtual ini. Karena kendala utama
pasti soal dana. Hal ini dikarenakan
biasanya pendanaan untuk orkes
didapat dari sponsor atau donator,
lalu satu lagi dari pendapatan
penonton. Biasanya memang yang
paling banyak selalu didapatkan dari
donator daripada pendapatan dari
penonton, walaupun bedanya tidak
terlalu signifikan. Namun, dalam
konser virtual begini, pendapatan dari
penonton bisa berkurang banyak.
Tetapi hal itu mungkin bisa
dikompensasi dengan jumlah pemain
yang dikurangi seperti yang sudah
bahas sebelumnya.

Intinya ya coba cari untuk tetap bisa


tampil. Karena kalau tidak, nanti
setelah pandemi berakhir kita seperti
harus memulai lagi dari hampir
setengahnya. Tentu kita tidak ingin
hal itu terjadi. Sama seperti halnya
anak SD, jika mereka tidak belajar
selama pandemi berlangsung, lalu
baru mulai sekolah lagi setelah
pandemi berakhir, maka yang terjadi
adalah, mereka bukan hanya
kekurangan 1 atau 2 tahun, tapi
mungkin lebih turun lagi.
LAMPIRAN 4

Hasil Wawancara

Pewawancara : Savira Maghfirlana H.

Narasumber : Kiki Kwintanada

No
Pertanyaan Jawaban
.
1. Bagaimana perkembangan konser Memang pertunjukan virtual ini
musik di masa Pandemi ini, situasi yang sebelumnya belum
khususnya yang melibatkan pernah kita alami. Jika sebelumnya
conductor di Indonesia? kita terbiasa dengan pertunjukan
langsung yang melibatkan penonton
beserta euphorianya, namun kali ini
berbeda. Pandemi merubah
semuanya, akhirnya musisi
dihadapkan dengan sesuatu yang
expected-unexpected. Jadi sesuatu
yang sebenarnya tidak diaharapkan,
namun pada akhirnya harus terjadi.
Jadi pertunjukan virtual ini adalah
satu-satunya cara dari musisi untuk
tetap menjalin komunikasi dengan
audiensnya, meskipun dengan ruang
dan waktu yang tentunya berbeda.
Lalu dari pengalaman saya pribadi,
memang di awal pandemi itu banyak
acara-acara yang dibatalkan. Lalu
untuk menghadapi hal itu, saya
dihubungi oleh Mas Addie MS
(Conductor dari “Twilite Orchestra”)
bahwa saya diajak untuk memainkan
lagu “Rasa Sayange”. Format
anggota pemain orkesnya tidak
melibatkan banyak orang,
dikarenakan kesulitan beliau dalam
masalah pendanaan dsb. Selain itu,
hal ini adalah sesuatu yang baru.
Setahu saya, pada saat itu Mas Addie
MS juga harus membeli software,
karena meskipun beliau mempelajari
sound engineer, namun untuk
menjalani sebagai editor musik
konser virtual beliau belum pernah.
2. Bagaimana proses latihan dalam
pertunjukan musik virtual tersebut? Dikarenakan materi lagu yang
dimainkan tidak baru, artinya sudah
pernah dimainkan sebelumnya, maka
proses latihan dilakukan secara
mandiri di rumah masing-masing
dengan mengandalkan audio guide
yang sudah disertai “klik” (tempo) di
dalamnya. Lalu untuk pemain
orkesnya tidak melibatkan terlalu
banyak orang.

3. Conductor memberi arahan yang


Bagaimana komunikasi antara detail mengenai SOP dalam
conductor dengan pemain orkes perekaman yang dilakukan dari
selama proses pertunjukan musik rumah masing-masing. Berikut SOP
virtual ini berlangsung? nya (nanti terlampir). Jadi sudah ada
gambaran untuk gambar yang muncul
serta suara yang didapat dalam
rekaman nantinya.

Selain itu, dalam konsep collabjauh,


sebenernya with or without
conductor, show akan tetap berjalan.
Karena patokan para pemain orkes
ada di “klik” yang terdapat dalam
audio guide.

4.
Bagaimana proses rekaman dalam Mengikuti SOP yang sudah terlampir.
pertunjukan musik virtual tersebut?

5.
Apa kelebihan yang didapat dan Kelebihan yang didapat adalah kita
dirasakan dalam berpartisipasi bisa berkarya dari rumah masing-
dalam pertunjukan musik virtual ini masing meskipun di tengah pandemi
dibandingkan dengan pertunjukan dengan mengandalkan device yang
langsung? dipunya, seperti hp. Selain itu, kita
juga bisa dengan hanya
mengandalkan internet, pertunjukan
musik virtual dapat terselenggara.

6. Kekurangan yang didapat adalah


Apa kekurangan menurut Bapak ketika jaringan internet di rumah
yang dirasakan sebagai pemusik tidak stabil, maka akan menghambat
dalam pertunjukan musik virtual ini proses pembuatan pertunjukan
jika dibandingkan dengan virtual tersebut. Karena jaringan
pertunjukan musik secara tersebut digunakan dalam proses
langsung? mengirim file materi lagu (partitur
dan audio guide) dan menerima file
rekaman dari pemain orkes. Jadi,
dibutuhkan jaringan internet yang
sangat kuat agar proses pertunjukan
virtual dapat berjalan dengan lancar
dalam proses pembuatannya maupun
untuk penayangannya.
 Kondisi rumah atau
environment kita pun menjadi
kendala dalam hal ini. Jadi ketika
kita sudah mulai merekam, tiba-
tiba ada gangguan dari pedagang
yang lewat depan rumah. Jadi
environment yang kurang
kondusif juga mempengaruhi
dalam proses merekam.
 Bilamana pemain mendapat
audio guide yang tidak disertai
“klik”, itu akan sangat
merepotkan. Karena intrepretasi
antar pemain satu dengan yang
lainnya, maupun dengan editor
audionya nanti tentu akan
berbeda.
  Selain itu experience yang
dialami dari penampil serta
penonton tentunya berbeda.
Karena euphoria yang terjadi
hanya melalui layar, tidak secara
langsung seperti pada konser yang
diadakan secara langsung. Tidak
ada tepuk tangan atau reaksi
langsung oleh penonton,
melainkan hanya respon melalui
live chat saat broadcast
berlangsung, atau pun cukup
komentar apresiasi pada konten
yang ditampilkan yang bisa
diberikan oleh para penonton.
 Pendanaan yang terbatas
karena adanya pandemi yang
mewabah sehingga
mempengaruhi perekonomian
Indonesia. Jadi hal ini juga
berdampak dalam pertunjukan
musik virtual saat ini.

7. Dalam  pertunjukan virtual ini


Adakah pesan atau manfaat yang memang dibutuhkan seseorang yang
bisa disampaikan mengenai menguasai aplikasi atau software
fenomena pertunjukan musik untuk mengolah pertunjukan virtual
virtual yang sedang marak ini. Aplikasi tersebut ada yang
berlangsung di tengah masa sederhana seperti kinemaster juga
aplikasi yang sampai tingkat
pandemi saat ini? profesional. Jadi dibutuhkan editor
yang memang memahami betul
musik orkestra. Bahkan lebih bagus
apabila editor tersebut adalah
seorang conductor ataupun musisi.

Bukan tidak mungkin bahwa trend ini


akan membosankan. Maka, perlu
dikembangan dari segi visual maupun
sisi artistik lainnya sehingga
penonton tidak merasa bosan. Jadi
tidak ada salahnya untuk menambah
referensi dari pertunjukan musik di
luar negeri baik yang orkestra
maupun di luar orkestra. Sehingga
pertunjukan musik yang disajikan
akan selalu up to date.
LAMPIRAN 5

SURAT KETERANGAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Marketing, Communication & HRD
di The Resonanz Music Studio Jakarta menerangkan bahwa mahasiswa Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta:

Nama : Savira Maghfirlana Hadi

No. Reg : 1208617035

Program Studi : Pendidikan Musik

Jenjang : Strata 1 (S1)

Benar telah melakukan observasi serta wawancara terhadap saya selaku pakar yaitu
pada hari Rabu, 15 November secara daring melalui aplikasi Whatsapp video call
untuk keperluan mata kuliah Skripsi yang saat ini sedang ditempuh mahasiswa yang
bersangkutan.

Demikian surat ini dibuat sebenar-benarnya.

Anda mungkin juga menyukai