Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab I diuraikan secara berturut-turut mengenai:
(1.1) Latar Belakang Masalah; (1.2) Fokus Karya; (1.3)
Tujuan Penciptaan Karya; dan (1.4) Manfaat Penciptaan
Karya.
1.1Latar Belakang Masalah
Musik adalah karya seni bunyi berbentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu
irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus, 1988:1). Rina
(2003:9) stuju dengan pendapat bahwa musik merupakan
salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya
dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian. Prier
(1991:9) sependapat dengan Aristoteles bahwa musik
merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran
yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan
suara (melodi) yang berirama. Disamping itu musik
adalah suatu karya seni yang tersusun atau kesatuan
unsur-unsur seperti, irama, melodi, harmoni, bentuk atau
struktur dan ekspresi. Salah satu fungsi musik adalah
sebagai hiburan (entertainment) adalah suatu kegiatan
yang menyenangkan hati bagi seseorang atau publik.
Musik sebagai salah satu cabang seni juga memiliki
fungsi menyenangkan hati, membuat rasa puas akan
irama, bahasa melodi atau keteraturan dari harmoninya.
Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi
ia cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan polapola melodi atau pola-pola ritme dalam irama musik
tertentu. Jika para penikmat musik klasik sangat senang
dengan kompleksitas bangun musik dan orkestranya,
maka pecinta musik pop lebih terhibur dengan teks syair,
1

2
melodi yang menyentuh kalbu, atraksi panggung atau
bahkan ditenggarai lebih berfungsi hiburan karena
industri musik berkembang dengan sangat cepat. Salah
satu musik yang dibahas dalam penelitian ini adalah
musik ansambel.
Musik Ansambel adalah kegiatan seni musik dengan
jenis kegiatan yang tercantum dalam sebutannya.
Biasanya tampil sebagai hasil kerjasama peserta,
dibawah pimpinan seorang pelatih (Soeharto,1992:4).
Terdapat 2 macam ansambel, yaitu: 1) ansambel sejenis
adalah ansambel yang dimainkan dengan alat yang
sejenis, alat yang dimainkan didalam ansambel sejenis
merupakan alat yang sama, contohnya: ansambel sejenis
dengan
format
ansambel
cello,
maka
didalam
ansambelnya terdapat alat musik cello saja; 2) ansambel
campuran adalah ansambel yang dimainkan dengan alat
yang tidak sama atau alat yang tidak sejenis, contohnya
ansambel yang didalamnya ada alat musik gitar, biolin,
cello dan biola.
Violoncello yang hampir selalu disebut cello,
merupakan sebuah alat musik gesek dan anggota dari
keluarga biola. Orang yang memainkan cello disebut
cellist. Cello adalah alat musik yang populer dalam
banyak segi: sebagai instrumen tunggal, dalam musik
kamar, dan juga sebagai fondasi dalam suara orkestra.
(https://id.wikipedia.org), diakses tanggal 20 November
2015. Cello yang merupakan bagian string quartet
traditional sebagai mana juga string quintet, sextet atau
trios dan campuran ensemble lainnya. Ada juga karya
yang ditulis untuk dua, tiga, empat cello atau lebih, jenis
ensemble ini disebut dengan cello choir dengan suara
yang familiar dari awal sampai overture Rossini William
Tell dan sebagaimana pula dalam Verdis Nabucco karya
accharias. Sebagai sebuah ensemble, karya yang paling
populer adalah Bachianas Brasileiras untuk cello ensmble

3
karya Villa-Lobos. Contoh lainnya adalah Messagesquisse
untuk 7 cello karya boule.

Walaupun cello termasuk kategori instrument gesek


yang bersuara rendah, namun jangkauan nadanya cukup
luas, sehingga memungkinkan bagi cello untuk
menjalankan fungsi lain sebagai penggiring atau
penopang konstruksi harmoni. Cello juga sangat menarik
digunakan sebagai instrument solo tanpa pengiring yang
bahkan dapat memproduksi efek-efek polifonis yang
sederhana. Didalam keluarga berdawai, cello adalah
instrument bersuara tennor (Muttaqin,2008:265). Nama
cello awalnya merupakan sebuah singkatan dari bahasa
Italia Violon Cello, yang bermakna violin kecil yang
bukan merujuk pada instrument double bass namun pada
instrument yang sedikit besar yang sekarang ini jarang
ditemukan yaitu bass Violon dimana terkadang lebih
rendah dari cello. Cello terkait erat dengan musik klasik
Eropa. Instrument ini merupakan bagian dari sebuah
orchestra dan mengisi suara bass dalam string quartet,
selain itu juga banyak digunakan dalam musik kamar.
Walaupun demikian alat musik gesek cello ini masih
digunakan oleh para komposer dalam karya lagunya.
Pada kutipan buku Music Teraphy Aikin, J. (2012:165)
bahwa Until this century, almost no other composers
wrote for unaccompanied cello, maksudnya adalah saat
ini, hampir tidak ada satu komposerpun yang tidak
menulis dengan menggunakan iringan cello, artinya
mereka selalu menggunakan iringan cello. Sayangnya,
pemain cello di Indonesia khususnya Surabaya sangat
langkah untuk dijumpai, terbukti dari pengalaman
komposer sendiri, didalam proses mengikuti mata kuliah
yang ada di institusi dan mengikuti acara workshop
maupun konser di luar institusi, pemain cello sangat

4
jarang dijumpai khususnya di Surabaya. Fenomena ini
menginspirasi untuk membuat suatu ide atau gagasan
mencipta karya musik Cello, agar karya musik Cello
menjadi semarak dan banyak diminati masyarakat,
khususnya bagi para komposernya.
Karya
musik
yang
diciptakan
komposer,
menggunakan format ansambel dengan ansambel sejenis
menggunakan alat musik cello. Cello merupakan alat
musik yang ditekuni komposer selama mengikuti
perkuliahan
khususnya
perkulihan
mayor.
Dalam
kesempatan ini, komposer juga ingin berinovasi
menciptakan karya dengan mengelaborasi format
ansambel cello double quartet, dengan 8 pemain cello
yang dibagi menjadi 4 section cello I, cello II, cello III dan
cello IV. Komposer memilih format ini karena format
ansambel adalah format yang menurut komposer
mempunyai
tingkat
kesulitan
tersendiri,
selain
menyatukan idealis dan ideologi yang berbeda setiap
pemainnya pemain ansambel juga harus mempunyai skill
dan kemampuan yang cukup untuk bermain di musik
ansambel tersebut.
Di dalam menginovasi
karya ini, komposer
terinspirasi oleh beberapa kelompok atau grup ansambel
cello yang ada saat ini, contohnya seperti Longhorn cello
Double Quartet, NYO USA cello ansambel, L.A cello
quartet, Cellisimo cello, Institut Seni Indonesia (ISI)
Yogyakarta, dan pengalaman selama bermain cello baik
di lingkungan kampus, masyarakat maupun aktivitas
entertainment lainnya. Dalam karya cipta ini, komposer
lebih memberi warna melodi yang merupakan rangkaian
nada-nada yang terkait, biasanya bervariasi dalam tinggi
rendah dan panjang pendek nada. Perbedaan tinggi
rendahnya suara berlangsung secara berurutan, artinya
antara nada satu dengan nada yang lain tidak terdengar
secara serempak. Dapat merupakan suatu bentuk

5
ungkapan penuh, atau hanya berupa penggalan
ungkapan. (Soeharto,1992:80).
Melodi merupakan unsur yang sangat penting
didalam suatu karya musik, oleh karena itu komposer
ingin meneliti lebih dalam mengenai melodi serta
mengaplikasikan dalam karya komposer nantinya,
sehingga dalam karya ini peneliti mengambil judul Karya
Musik Cello dalam Tinjauan Karakteristik Melodi. Aspek
yang ingin di tampilkan dan di analisis adalah
karakteristik melodinya.
Musik yang ditampilkan dalam karya ini berasal dari
beberapa motif melodi yang dikembangkan sesuai ilmu
musik yang peneliti terima selama kuliah, beberapa
literatur, dan pengalaman peneliti. Fokus yang dinikmati
adalah bagaimana melodi itu mengalun dan harmoni
tersebut terbentuk. Pada akhirnya peneliti berusaha
untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai karakteristik
melodi pada karya tersebut.
1.2 Fokus Karya
Dari latar belakang diatas, penulisan ini difokuskan
pada ilmu bentuk musik pada umumnya, warna musik
dan karakteristik melodi pada khususnya.
1.3 Tujuan Penciptaan Karya
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1 Untuk
mengaplikasikan
fenomena
yang
komposer temukan di dalam komposisi musik.
1.3.1.2 Untuk menuangkan ide yang ada dalam pikiran
komposer kepada penikmat seni dan masyarakat agar
lebih mengenal alat musik cello.
1.3.2

Tujuan Khusus

6
Dalam karya musik ini tujuan khusus yang ingin
dicapai penulis adalah meninjau karakteristik melodi
dalam karya musik Cello.

1.4 Manfaat Penciptaan Karya


1.4.1 Bagi Komposer
Sebagai salah satu kekayaan intelektual serta
penambahan wawasan komposer dalam menciptakan
komposisi musik yang juga dipertanggung jawabkan
melalui tulisan. Sebagai evaluasi komposer terhadap
perkuliahan yang telah dijalani di Jurusan Seni, Drama,
Tari dan Musik (Sendratasik) Fakultas Bahasa dan Seni
(FBS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
1.4.2 Bagi Jurusan Sendratasik
Dapat menambah perbendaharaan bagi jurusan
Sendratasik
Unesa,
serta
menambah
wawasan
mahasiswa Sendratasik dan memberikan dorongan bagi
mahasiswa Sendratasik untuk menciptakan karya yang
lebih baik dari yang sudah ada, dan penambahan bentuk
karya inovasi.
1.4.3 Bagi Penikmat Musik
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru
tentang musik ansambel, serta memberikan sebuah
sajian yang jarang didapatkan di wilayah Surabaya pada
umumnya serta di jurusan sendratasik pada khususnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab II tentang Kajian Pustaka, akan
dipaparkan teori-teori yang terkait dengan (2.1) Kajian
Teoritis mengenai Bentuk Musik seperti: Melodi, Dinamika
Melodi, Tempo dan Warna Musik (2.2) Hasil Ciptaan Yang
Relevan dan (2.3) Kerangka Berfikir.
2.1 Kajian Teoritis
Karya tulis ini adalah skripsi jenis tinjauan ilmiah.
Tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti
mempelajari sesuatu dengan cermat, sedangkan tinjauan
adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat (KBBI,
2008:1713). Sedangkan definisi ilmiah adalah segala
sesuatau yang bersifat keilmuan, didasarkan pada ilmu
pengetahuan, atau memenuhi syarat kaedah ilmu
pengetahuan. Dalam karya musik Cello ini tinjauan
lebih difokuskan terhadap:
2.1.1 Bentuk Musik
Form in music is the organiation of musical ideas in
time. Music exist only in time; there its sound begin, vary,
repeat and end (Hill, McGraw, 1980:68). Yang dimaksud
bentuk musik adalah kumpulan ide musik yang
terorganisir dalam suatu waktu. Musik muncul hanya
dalam waktu; hal ini merupakan suara awal, selingan,
ulangan dan akhir. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada
saat komposer itu imajinasinya mengalir dia mengkreasi
sesuatu secara terpadu terhadap semua elemen musik
seperti titi nada, warna tinggi nada, dinamika, ritme,
melodi, harmoni dan tekstur atau susunan. Secara logika
mengorganisasi musik berasal dari satu pemikiran yang
saling berkembang satu dengan yang lain, dan semua
bagian adalah saling berkaitan. Memori kita menerima
8

9
bentuk secara keseluruhan dengan cara memanggil
kembali macam-macam bagian dan bagaimana mereka
saling keterkaitan. Ketika kesadaran dan pemanggilan
kembali dari bagian-bagian ini adalah pengembangan
melalui pengulangan apa yang telah didengarkan. Bentuk
menjadi lebih jelas dan membawa sebuah arti emosi dari
komposer itu.
Dalam kajian ini penulis akan memaparkan dua hal
terpenting dari bentuk musik. Secara rinci akan
dijelaskan dibawah ini.
2.1.1.1 Tehnik-Tehnik Untuk Menciptakan Bentuk
Musik
Repetition, contrast and variation are essential
techniques in short tunes as well as in compositions
lasting much longer. Repetition creates a sense of unity;
contrast provides variety; and variation, in keeping some
elements of a musical thought while changing others,
gives a work unity and variety at the same time (Hill,
McGraw, 1980:68). Pengulangan, kontras dan variasi
adalah teknik-teknik esensi dalam musik sebagai
komposisi
agar
dapat
berlangsung
lebih
lama.
Pengulangan menciptakan rasa persatuan; kontras
menyediakan
variasi;
dan
variasi,
untuk
mempertahankan beberapa elemen musik yang dicipta
pada saat saling berubah, komposer harus menyatukan
dan memvariasi lagu tersebut pada waktu yang sama.
Secara detail dijelaskan dibawah ini
2.1.1.2 Tipe-tipe Bentuk Musik
Seperti yang diungkapkan Karl Edmund Prier didalam
buka Ilmu Bentuk Analisi Musik ialah suatu ide atau
gagasan yang nampak dalam pengolahan/susunan
semua unsur musik dalam sebuah komposisi (melodi,
irama, harmoni dan dinamika. Ide ini mempersatukan
nada-nada musik serta bagian-bagian komposisi yang

10
dibunyikan satu per satu sebagai kerangka. Bentuk musik
juga bisa dilihat secara praktis: sebagai wadah yang diisi
oleh seorang komponis dan diolah sedemikian rupa
hingga menjadi musik yang hidup.
Kalimat musik merupakan satu kesatuan musik.
Kalimat-kalimat musik dapat disusun dengan bermacammacam bentuk. Bentuk yang paling banyak dipakai
adalah bentuk lagu/bentuk bait. Nyanyian rakyat,lagu
nasional, lagu anak, lagu gereja hampir selalu
menggunakan bentuk lagu. Menurut jumlah kalimat,
maka dibedakan: 1) Bentuk lagu satu bagian, yaitu
bentuk lagu dengan satu kalimat saja, 2) Bentuk lagu dua
bagian, yaitu bentuk lagu yang menggunakan dua
kalimat yang berlainan, 3) Bentuk lagu tiga bagian, yaitu
bentuk lagu yang menggunakan tiga kalimat yang
berlainan. Pada karya musik Cello ini komposer
menggunakan bentuk lagu dua bagian, karena menurut
komposer dengan bentuk lagu dua bagian karya musik
Cello ini lebih sering dipakai dalam musik sehari-hari.
Menurut buku Ilmu Bentuk Analisis Musik Karl
Edmund Prier hal 7, bentuk lagu dua bagian adalah
bentuk lagu yang banyak dipakai dalam musik seharihari, contohnya lagu anak-anak, lagu daerah, lagu pop,
lagu instrumental dan lagu untuk iringan tari. Berikut
kemungkinan urutan kalimat untuk bentuk lagu dua
bagian:

AB
: Dari kalimat A langsung masuk
ke kalimat B dan berhenti disitu.

AA B : Lagu kalimat A diulang dengan


sama persis (biasanya dengan kata
syair lain dan masuk ke kalimat B).

11
AA B : Lagu kalimat A diulang
dengan variasi (maka kodenya A)
dan masuk ke kalimat B.

A BB : Dari kalimat A langsung


masuk ke kalimat B dengan ulangan
kalimat B.

A BB
: Dari kalimat A masuk ke
kalimat B dengan ulangan kalimat B
tanpa variasi.

AA BB : Lagu kalimat A diulang


tanpa/dengan variasi, kalimat B
diulang dengan variasi lagu dan
kata.
Dalam musik, bentuk berdasarkan susunan rangka
lagu yang ditentukan menurut bagian-bagian kalimatnya
(Banoe, 2003 : 151). Sebuah karya musik yang
mempunyai struktur frase dan struktur periode adalah
bagian-bagian yang luas atau panjang dari struktur
musik. Dalam proses analisis sebuah karya musik, bentuk
bentuk musik dibagi dalam:
Bentuk lagu satu bagian. Terdiri atas satu buah
kalimat saja (A). Banyak ditemui dalam komposisi
lagu anak.
Bentuk lagu dua bagian. Adalah lagu yang terdiri
dari dua kalimat utuh yang berbeda. Sehingga jika
ada kalimat yang diulang secara utuh belum
termasuk lagu dua bagian ( A B ).
Bentuk lagu tiga bagian adalah terdapatnya tiga
kalimat yang kontras atau berbeda dari satu dan
yang lainnya (A B C ).
Bentuk nyanyian (song form) apabila bagian 1 dari
sebuah bentuk 3 bagian yang sederhana diulang
(A A B A), struktur demikian dikenal dengan
bentuk nyanyian (song form). Karena banyaknya

12
lagu rakyat yang yang memiliki struktur ini, atau
dikenal dengan nama binner melingkar (rounded
binary).
Apabila dalam sebuah karya musik tidak terdapat
pengulangan yang sama, baik dari tema, motif, maupun
kalimatnya disebut bentuk tidak beraturan. Biasanya
dijumpai dalam karya-karya musik modern dan
kontemporer. Keterangan bentuk lagu tersebut telah
mencakup dalam semua karya musik, artinya setiap
karya musik akan mempunyai bentuk seperti keterangan
tersebut.
2.1.2 Melodi
Dalam musik barat, bahkan dalam pengertian musik
pada umumnya, belum ada istilah lain yang tepat. Orang
pada umumnya lebih sering mengistilahkan musik adalah
melodi,
sekalipun
konotasinya
yang
terbatas.
Kenyataan ini tidak hanya terdapat di Indonesia saja,
tetapi
di
seluruh
duniapun
pengertian
secara
konvensional tentang musik disebut melodi khususnya
yang berkaitan dengan musik barat hal ini masih amat
membingungkan.
Sangat menarik juga untuk didiskusikan bahwa
didalam dunia musik masih jarang para ahli, pakar,
musisi bahkan pencipta lagu sendiri yang melakukan
suatu kajian buku ilmiah tentang teori melodi atau
estetika melodi. Anehnya, para komposer dari zaman
ke zaman hampir belum pernah memperdulikan sungguhsungguh
masalah
melodi,
melainkan
mereka
menggarap jenis-jenis molodi yang bermacam-macam,
sesuai dengan keinginannya dan estetika aman mereka.
Hardjana, (1983:5) dalam hal ini mengungkapkan
Apabila kita mengamati dan menganalisis melodi, sudah
cepat tampak bahwa karakter dan peran sangat

13
bervariasi sesuai dengan estetika masing-masing, fungsi,
kebutuhan, bahkan aspek individual. Unsur-unsur melodi
kadang-kadang sama sekali tidak merupakan pola dasar
salah satu jenis musik, khususnya kalau kita sekali
mengingatkan kembali pengertian secara konvensional.
Selaras dengan Hardjana, Mack, Dieter (2012:129)
mengingatkan kita juga bahwa pengertian melodi
konvensional merupakan suatu yang bisa diterima.
Namun, kalau semua karya-karya musik diukur melalui
pengertian konvensional tersebut, sekitar 90% musik
yang bermutu seolah-olah terabaikan.
Untuk itu sangat tepat kiranya, bila Kamien, Roger
(1980 : 47) pernah mengungkapkan bahwa Melody is
easier to recognize than to define. Melodi lebih mudah
untuk di kenal dari pada didefinisikan. Menurutnya
banyak orang mengartikan musik itu adalah melodi,
karena setelah orang bernyanyi di sekolah, di mobil, di
perkemahan bahkan di kamar mandi, yang biasanya
diingat adalah melodi lagu tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan musik dari tahun
ke tahun ternyata berkembang cukup pesat, hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya kajian-kajian pakar musik
yang mulai mendefinisikan melodi yang lebih inten dan
spesifik seperti Kamien, Roger (1980 : 48) pada saat itu
sudah mulai memberikan menjelaskan yang cukup
spesifik bahwa: A melody is a series of single tones that
up to recognizable whole. A melody begins, moves, and
ends; it has direction, shape and continuity. Kamien,
Roger sudah mulai mendefinisikan bahwa melodi
merupakan rangkaian nada tunggal tinggi yang muncul
untuk melengkapi. Melodi awal, iringan, dan akhir,
semuanya memiliki arah, bentuk dan kontinyuitas. Lebih
aktual dan jelas seperti yang diungkapkan Simanungkalit
(2008:1) yang mendefinisikan melodi merupakan urutan
nadanada yang diperdengarkan dari tangga nada

14
universal maupun dari musik berbagai bangsa. Tangga
nada universal umumnya terdiri dari mayor dan minor.
Begitu juga Jamalus, (1988:16) yang mendefinisikan
melodi hampir sama dengan Simanungkalit yaitu melodi
merupakan susunan rangkaian nada atau bunyi dengan
getaran teratur yang terdengar berurutan serta berirama
dan mengungkapkan suatu gagasan.
Bunyi dalam hal ini adalah peristiwa getaran.
Getaran bunyi dapat cepat maupun lambat. Jika suatu
sumber bunyi bergetar dengan cepat, maka bunyi yang
dihasilkan tinggi. Jika suatu sumber bunyi bergetar
dengan lambat, maka suara yang dihasilkan rendah
(Jamalus,1988:16). Senada dengan Kamien, Roger (1980 :
48) The up and down of its pitches convey tension or
release, expectation and arrival. This is the melodic curve
or line. Kamen, Roger menandaskan bahwa naik
turunnya titinada menyampaikan gagasan tentang
tekanan atau pembebasan, harapan atau kedatangan.
Hal ini disebut dengan melodi kurva atau melodi garis
datar. Melodi bergerak dari interval kecil yang disebut
steps atau urutan digerakkan dari interval besar yang
disebut leaps atau lompatan.
Steps adalah interval antara dua nada yang
berdekatan dalam skala do-re-mi dari do ke re, re ke mi
dan seterusnya. Jadi steps
merupakan nada yang
berurutan. Interval yang lebih besar dari pada steps
adalah leaps seperti dari do ke mi contohnya, artinya
antara do ke mi terdapat satu nada yang dilompati yaitu
re. Disamping naik turun, dan urutan dan lompatan,
melodi
juga
ada
yang
sederhana
merupakan
pengulangan notasi yang sama. Susunan melodi atau
jarak antara nada tertinggi atau terendah bisa jadi luas
atau sempit. Sebagai contoh lagu Marry Had a Little
Lamb, bergerak hampir tak lebih dari urutan yang
sempit. Pada lagu Rock a Bye Baby memiliki urutan

15
yang lebih luas dan memiliki banyak lompatan dari pada
urutan nadanya, begitu juga urutan nadanya. Melodi
yang ditulis untuk instrumen cenderung memiliki susunan
yang lebih luas atau panjang dari pada untuk suara
nyanyian, dan sering berisi lompatan-lompatan yang luas
atau panjang dan cepat dan akan menjadi sulit untuk
dinyanyikan. Lebih khusus panjang dan pendeknya
melodi sangat penting. Melodi hampir tidak dikenal bila
tidak dinyanyikan dalam irama yang jelas. Catatan
penting, durasi begitu juga titinada berkontribusi pada
hilangnya karakter melodi. Sebagai contoh: kelembutan,
ketenangan irama dari lagu Twinkle, Twinkle Little Star
adalah tenan, sementara itu panjang dan pendeknya
irama lagu The Battle Hymn Of the Republic adalah
menggairahkan. Banyak melodi yang dibuat pada bagian
tertentu pendek hal ini disebut frasa. Bagian yang
pendek tersebut memiliki titinada yang serupa atau mirip
dan bentuk irama yang membantu menyatukan melodi.
Disisi lain, mengkontraskan frasa dapat melengkapi
variasi melodi. Frasa sering muncul dalam pasangan yang
seimbang, frasa pertama titinada muncul mungkin dapat
diikuti dengan frasa yang ke dua yaitu titinada yang
jatuh. Frasa yang ke dua bisa jadi terdapat pengulangan
frasa pertama, akan tetapi hal ini akan menghasilkan
lebih pada penentuan akhir lagu. Seperti, peristirahatan
akhir pada pada sebuah frasa ini disebut irama.
Nada adalah bunyi yang teratur, artinya: mempunyai
frekuensi tertentu. Tinggi rendahnya bunyi bergantung
pada besar kecilnya frekuensi tersebut. Dalam musik,
tinggi rendah dan panjang pendeknya nada dapat
ditunjukkan dengan tanda yang disebut titinada atau not.
Jadi
not
berfungsi
sebagai
huruf
musik
(Sukohardi,2011:5).
Tangga nada karena merupakan urutan nada yang
disusun secara berjenjang (Banoe,2003:406). (1) Tangga

16
nada diatonik adalah susunan rangkaian nada berurutan
dengan dua macam perbandingan jarak nada atau
interval yang disebut interval satu dan interval setengah.
Tangga nada karena merupakan urutan nada yang
disusun secara berjenjang (Banoe,2003:406). (1) Tangga
nada diatonik adalah susunan rangkaian nada berurutan
dengan dua macam perbandingan jarak nada atau
interval yang disebut interval satu dan interval setengah.

Interval

Solmisas
i

Nama Interval

cc

do do

Prim

cd

do re

Sekon

ce

do mi

Tert

cf

do fa

Kuart

cg

do sol

Kuin

ca

do la

Sekt

cb

do si

Septim

c c

do do

Oktaf

2.1 Tabel interval


Tabel 2.1 diatas merupakan nama interval beserta
jarak intervalnya. Tangga nada diatonik menggunakan
tujuh buah nada pokok dengan diberi nama menurut
tujuh huruf abjad yang pertama dari abjad a sampai g
(Jamalus,1988:17). (2) Tangga nada mayor memiliki jarak
1 1 - - 1 1 1 , sedangkan tangga nada minor
memiliki jarak 1 1 - 1 1 . (3) Interval adalah

17
jarak antara dua nada. Setiap interval atau jarak
mempunyai nama dan arti tersendiri (Banoe,2003:196).
Pada karya musik ini komposer ingin menjelaskan
tentang beberapa melodi yang ada pada beberapa
bagian lagu kemudian menganalisa karakter dari melodi
yang dibawakan oleh player. Karakter yang dianalisa oleh
komposer dilihat dari melodi, ritme dan harmoninya.

2.1.2.1 Dinamika Melodi


Melodi mengandung unsur dinamika yang dapat
dikelompokan menjadi beberapa bagian, berikut tabel
dinamika:
TINGKAT
VOLUME
Sangat
Lemah
Lemah

ISTILAH
DINAMIKA
Pianosisim
o

Agak
Lemah
Agak Kuat

Mezzo
Piano
Mezzo
Forte

Kuat
Sangat
Kuat

Piano

SIMBOL
Pp
P
Mp
Mf

Forte

Fortisimo

Ff

2.2 Tabel dinamika

18
Didalam karya musik Cello, aspek dinamika
merupakan aspek yang terpenting. Didalam karya musik
Cello ini dinamika digunakan bertujuan untuk
tercapainya suasana yang dikehendaki oleh komposer.
Dinamika forte (f) digunakan dalam karya ini untuk
mempertegas suatu melodi. Dinamika piano (p)
digunakan untuk mendapatkan suasana yang lembut.
Dinamika piano (p) sering digunakan komposer dalam
sebuah iringan.

Dalam keadaan tertentu terdapat perubahan


dinamika. Yang paling umum diantaranya ialah sebagai
berikut:
TINGKAT
VOLUME
Berangsur
Menguat
Berangsur
Melemah

ISTILAH
DINAMIKA
Crescendo
Descrescendo
atau
Diminuendo

SIMBOL
<
>

Tekanan
Mendadak
atau aksen
Sforzando
Sf / forced
pada satu
nada atau
saru akor
2.3 Tabel Perubahan Dinamika
Berkaitan dengan penjelasan melodi diatas karya
Serenade For Cello dinamika Crescendo paling sering
digunakan pada semua section Cello yang bertujuan

19
untuk tercapainya suara dan nada yang lebih jelas.
Dinamika decresendo merupakan aspek yang penting
dalam pembuatan karya ini, karena dinamika decresendo
bertujuan untuk tercapainya nada yang keras perlahanlahan menjadi lembut.
2.1.3 Tempo
Weve seen that the speed of the beat may be fast or
slow. This speed of the beat is known as tempo, the basic
pace of the music. (Kamien, Roger, 1980:39). Kecepatan
ketukan bisa cepat atau lambat. Kecepatan ketukan inilah
yang disebut tempo, yang merupakan dasar musik.
Kecepatan tempo diasosiasikan dengan perasaan dari
energi, stimulasi, dan kesenangan. Tempo yang lambat
sering berkontribusi ke arah khidmat, serius, atau dengan
sungguh-sungguh, penuh dengan pujian atau suasana
jiwa
atau
hati
yang
tenang.
Apabila
untuk
membangkitkan
gairah
hati
maka
tempo
lebih
dicepatkan, tentu saja gerak dan berbicara harus lebih
cepat. Kamien, Roger (1980:39) membagi tempo yang
berasal dari bahasa Itali ini ke dalam 10 bagian:
Tempo
Largo
Grave
Adagio
Andante

Dynamics
Very slow, broad
Very slow, solemn
Slow
Moderately slow, a walking
pace
Moderato
Moderate
Allegretto
Moderately fast
Allegro
Fast
Vivace
Lively
Presto
Very fast
Prestissimo
As fast as possible
2.4. Tempo dan dinamika

20
Menurut Kamien, Roger tempo dibagi dalam 10
bagian pada permasalahan dinamika yang dijelaskan di
bawah ini:
1. Largo memiliki dinamika musik sangat lambat, dan
luas
2. Grave
memiliki dinamika musik sangat lambat, dan
khidmat
3. Adagio memiliki dinamika musik lambat
4. Andante memiliki dinamika musik sedang lambat,
langkah berjalan
5. Moderato memiliki dinamika musik sedang
6. Allegretto memiliki dinamika musik sedang cepat
7. Allegro memiliki dinamika musik cepat
8. Vivace memiliki dinamika musik lincah, bersemangat
9. Presto memiliki dinamika musik sangat cepat
10. Prestissimo memiliki dinamika musik
cepatnya.

secepat

Sunaryo L.E, (1978:106) dalam hal ini menjelaskan


bahwa Tempo ialah istilah dari bahasa Italia yang secara
ilmiah

berarti

waktu

didalam

musik

dinamakan

kecepatan.
No
1.

Kategori
Tempo
sangat
lambat

Tanda
tempo

Keterangan

Largissimo

Sangat lebar,
perlahan-lahan

sangat

Largo

Luas,
lebar,
kadang
ditambah dengan katakata lagi seperti ma non
troppo(jangan
belebihan), Assai/Molto

21
(lebih luas/lebar)

2.

3.

4.

Adagio

Lambat

Lento

Lambat
merana

Grave

Berat, sangat
khidmat.

Tempo
yang
lambat
ugahari
(tidak
terlalu
lambat)

Larghetto

Lambat
tetapi
lebih
cepat sedikit daripada
largo.

Andante

Tempo berjalan- jalan

Andantino

Sedikit lebih cepat dari


andante

Tempo
Sedang

Moderato

Sedang,
juga
merupakan
singkatan
dari Allegro Moderato

Allegretto

Agak ramai, ringan agak


cepat

Allegro

Cepat

Allegro con
brio

Ramai dan suka hati

Allegro con
fuoco

Berapi-api,
nyala

Allegro con
spirito

Ramai dan bersemangat

Tempo
Cepat

menarik-narik,
lambat,

menyala-

22

5.

Tempo
sangat
cepat

Allegro
agitato

Ramai, bernafsu

Allegro
assai,
allegrisimo,
allegro
vivace

Sangat ramai, suka hati.

Vivace

Ramai, suka hati

Presto

Cepat

Presto
assai

Sangat Cepat

Prestissimo

Secepat ,mungkin

Presto
volante

Tercepat

2.5 Tempo dan istilahnya


Tempo yang digunakan pada karya Cello ini bertempo
dasar adagio yang merupakan tempo lambat, karena
dengan tempo lambat makna awal dari karya ini akan
mudah tersampaikan. Ada pergantian melodi ditema
kedua. Tema kedua di karya Cello ini menggunakan
tempo Piu Mosso karena meurut komposer dengan
dipercepatnya tempo maka akan mendapatkan suatu
rasa emosi yang mendalam pada karya ini.
2.4 Estetika
Istilah Estetika di
dalam
Bahasa
Indonesia
merupakan serapan dari kata Aesthetica, yaitu sebuah
istilah yang pertama kali digunakan oleh seorang filosof
Jerman bernama Alexander Gottheb Baumgarten (1714-

23
1762) sebagai judul sebuah buku karangannya yang
berisi uraian tentang seni dan keindahan. Istilah itu
digunakan oleh Baumgarten untuk menunjukkan sebuah
cabang filsafat yang membahas seni dan keindahan.
Istilah Aesthetica sendiri berasal dari kata Yunani:
"aisthetika yang berarti hal-hal yang dapat diserap
dengan
panca
indera;
dan aisthesis yang
berarti
pencerapan
indera
(sense
perception)".Pengertian
istilah aisthesi disini terdapat beberapa macam. Selain
yang
disebutkan
tadi,
ada
pula
mengartikan perasaan atau sensitivitas, dan ada yang
mengartikan
pencerapan, persepsi, pengalaman, perasaan,
atau pandangan.
The Liang Gie (1976:48) memaparkan estetika dalam
teori keindahan yang dikelompokan menjadi tiga bagian
sudut pandang yaitu :
a.Teori Subyektif
Ciri-ciri yang menciptakan keindahan pada sesuatu
benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanyalah
tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang
mengamati suatu benda.
b. Teori Reseptif
Keindahan pada sesuatu obyek didapat dari hasil
interaksi masyarakat pengamat/penikmat dengan obyek
tersebut, seberapa jauh obyek itu bisa diterima
penikmatnya.
c. Teori Obyektif

24
Keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai
estetis adalah sifat (kwalitatif) yang memang telah
melekat pada benda indah yang bersangkutan, terlepas
dari orang yang mengamatinya. Dengan teori obyektif ini
kemudian diperjelas oleh asumsi Teori Monroe Beardsley
yang menyatakan bahwa ada tiga ciri yang menjadi sifatsifat indah dari benda-benda estetis pada umumnya :
Kesatuan(unity),Kerumitan (complexity),
Kesungguhan
(intensity).
Komposer akan memfokuskan karya musik Oracion A
Dios dalam tinjauan estetika menurut Teori Monroe
Beardsley karena sangat cocok. Dalam ketiga ciri yang
diterangkan oleh Monroe Beardsley dirasa sangat cukup
untuk melihat sisi estetikanya yang dimana disana ada
kesatuan dari semua karya musik kemudian tingkat
kerumitan yang terkanung dalam karya musik ini serta
intensitas atau kesunguhan karya musik ini untuk
menyapaikan makna yang ada dalam isi karya Oracion A
Dios.
2.4.1 Nikmat Indah (Estetis)
Pada dasarnya tidaklah ada perbedaan antara nikmat
keindahan karya seni. Kedua-duanya menyangkut
kesenangan,
keterbawaan,
dan
kepuasan,
tetapi
kepuasan itu tidak terhenti sampai disana, sedangkan
kepuasan itu meninggalkan kesan dan menimbulkan
keinginan
untuk
menikmatinya
sekali
lagi
dan
seterusnya. Kemampuan untuk menikmati keindahan dari
suatu benda atau pemandangan alam atau suatu karya
seni berbeda antara perorangan. Kemampuan ini
berkaitan dengan bakat yang setiap manusia miliki
karena keturunannya, pendidikannya, pengalamannya,
dan lingkungan hidupnya.

25
Menikmati keindahan merupakan suatu peristiwa
didalam jiwa dan budi manusia merupakan proses
psikologis dan spritual. Proses tersebut dapat ditangkap
dan dirasakan oleh panca indra manusia yang berfungsi
untuk mengenal keadaan dunia luar disekitarnya yang
antara lain ada sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Visual untuk melihat.


Akustis/auditif untuk mendemgar.
Taktil untuk meraba.
Gustatoris untuk mengecap.
Olfaktoris untuk mencium dan membau.

Masing- masing dapat membangkitkan dalam jiwa,


kesenganan dan kepuasan, atau sebaliknya kesakitan
dan kesedihan. Perasaan yang berkaitan dengan nikmatindah
dibangkitkan
melalui
indera
visual
dan
auditif.Rentetan peristiwa-peristiwa dalam proses nikmat
indah dapat di lihat dari beberapa bagian :
2.4.2 Sensasi
Rasangan dari luar yang ditangkap oleh mata dan
telinga menimbulkan dalam alat penerimaan itu semcam
getaran yang disebut sensasi (sense=rasa). Akibat
getaran ini, didalam alat penangkap itu terjadi suatu
proses biologis yang bersifat biokimiawi. Lokasinya
adalah ujung-ujung syaraf perasa, yang beraneka bentuk
dan fungsinya, tergantumg alat indra yang bersangkutan.
Sensasi dalam proses pendengaran seperti halnya kita
akan mengenal suara yang didengar setelah mengenal
suara tersebut. Ini berarti setelah kita bisa mengkaitkan
sensasi yang baru dengan yang lama, baru kita bisa
mengambil makna dari sensasi tersebut. dengan
demikian sensasi ituy telah berkesan.

26
2.4.3 Persepsi dan impresi
Tahap ini dimana sensasi itu telah berkesan disebut
persepsi. Pada orang yang berfungsi otaknya kurang
cepat, atau yang kurang berpengalaman, anatara sensasi
dan persepsi beselang sejenak waktu. Pada orang
dewasa biasa ini tidak memerlukan waktu, asosiasi dari
sensasi yang baru dengan pengalaman yang lalu
berlangsung seketika. Lain daripada itu yang lebih
menarik adalah bahwapersepsi itu secara langsung juga
menggerakkan proses asosiasi-asosiasi dan mekanisme
lain seperti komparasi (perbandingan) dan sintesis
(penyimpulan). Kesemuanya itu menghasilkan pengertian
yang lebih luas dan mendalam. Yang semula hanya
merupakan kesan dan sekarang menjadi keyakinan.
Tahap dimana persepsi (kesan) telah menjadi
keyakinan disebut impresi. Perbedaan dengan persepsi
adalah bahwa yang sudah bersifat impresi setiap waktu
dapat diingatkan kembali, karena sudah tertanam dalam
wilayah kesadaran kita. Keyakinan-keyakinan yang
dahulu yang ada kaitanya, atau yang relevan terhadap
yang baru (adanya sangkut paut yang khas dan penting).
Dengan pengkaitan ini terjadilah dua proses bersamaan:
emosi dalam bidang perasaan, interpretasi, dalam bidang
pemikiran.
2.4.4 Emosi
Emosi adalah sesuatu yang tidak dapat di elakkan
dan dalam menikmati kesenian memang diperlukan.
Tanpa adanya emosi tidak bisa ada penikmatan seni.
Keindahan yang ada dalam kesenian dan keindahan alam
bisa dinikmati hanya oleh manusia yang bisa beremosi,
yang perasaanya bisa digugah. Perlu diingatkan bahwa
emosi nikmat-indah sifatnya berlainan daripada apa yang
dalam perkataan sehari-hari kita sebut emosi, yakni
perasaan yang meluap tanpa dapat
dikendalikan,

27
misalnya jengkel, marah, kecewa, panik, tetapi juga
perasaan yang antusias dan gembira.
2.4.5 Intrepretasi, Apresiasi dan Evaluasi
Intepretasi menyangkut aktivitas dari daya pikir
akibat impresi yang masuk ke wilayah kesadaran,
iterpretasi merupakan fungsi aktif intelek manusia, yang
karena
ditambah
dengan
emosi,
menghasilkan
pengertian yang lebih mendalam tentang apa yang
dipersepsi. Setelah kita lebih mengerti apa yang kita
yakini, intelek tidak berfungsi, tetapi terus memikirkan
dan merenungkan tentang interpretasi yang telah
dilakukan.
Merenungkan tentang pengertian itu atau yang
telah diinterpretasikan, mempersoalkan interpretasi itu,
menimbangnya terhadap fakta-fakta yang lain, adalah
funsi intelek yang berganda yang bisa dirumuskan
dengan kata apresiasi. Pada dasarnya semua pengertian
yang menambah pengetahuan dan pengalaman kita
adalah sesuatu yang kita hargai. Aktivitas intelek
semacam ini menjadikan penikmatan keindahan dalam
seni keseluruhannya sebagai obyek atau benda untuk
diselidiki, aktivitas intelek ini disebut obyektivisasidari
peristiwa yang berlangsung. Apresiasi memberi kepuasan
intelektual, mental dan spiritual.
Sampai dengan apresiasi semua tahap-tahap yang
disebut berlangsung dalam jiwa kita sendiri dan untuk
kita sendiri. Seringkali apa yang kita renungkan dan
rumuskan, perlu juga disampaikan kepada orang lain,
kepada masyarakan umumnya. Untuk itu renugan tadi
dapat disampaikan secara lisan atau juga tertulis.
Renungan dan rumusan yang disampaikan kepada orang
lain, baik secara lisan atau tertulis yang disebut evaluasi
atau penilaian.

28

2.1.5 Warna dan Musik


Seni atau ilmu warna dan terapi musik adalah ihwal
yang sudah ada sejak zaman purba. Diperkenalkan
pertama kali oleh orang-orang bijak dan kini muncul
kembali di zaman kita. Dahulu kala, di Yunani dan Mesir,
warna dan musik dipakai untuk penyembuhan dan
penduduk primitif di India dan China juga lebih
memanfaatkan terapi warna dan musik ketimbang pergi
ke rumah sakit seperti yang kita lakukan sekarang.
Mereka mempunyai kuil-kuil yang digunakan sebagai
tempat peristirahatan, tempat yang secara spiritual
memiliki energi dimana teknik penyembuhan diterapkan.
Warna dan musik tidak hanya sebagai penyembuhan
saja, tetapi juga untuk penghalang dalam diri seseorang,
agar energi alam leluasa melakukan penyembuhan. Kini
kita dpat mempelajari beberapa kearifan zaman dan
menerapkannya kembali, agar beroleh faedah yang
banyak dan pengetahuan yang lebih luas di zaman
mutakhir ini.
Warna dan musik juga bisa digolongkan sebagai
bentuk komunikasi no-verbal. Ketika orang yang sedang
diterapi berbicara, kita bisa merekam nada dasar suara
dan sinar warnanya dengan alat khusus, dan beberapa
saat kemudian kita dapat mengetahui keadaan orang
tersebut. Pasien selanjutnya menyadari bahwa ahli terapi
mampu menyadari perasaannya; disitulah komunikasi
dan perawatan dapat dimulai.
Begitu pula alunan nada musik tertentu bisa
mengalirkan bunyi khas yang dapat ditangkap oleh
pendengar
orang
yang
menyimaknya.
Musik
dikomuunikasi sebagaimana warna.
Warna dan musik yang indah sangat berpengaruh
terhadap kehidupan kita. Kita merasakan, mendengar,
dan melihat dengan berbagai anggota tubuh kita. Sel

29
kecil dalam tubuh dapat merasakan getaran audio dan
visual tanpa bantuan telinga dan mata, contohnya tuna
netra adalah contoh yang tepat mengenai hal ini. Di satu
sisi dia dapat melihat dan merasa seperti tengah berada
di acara dansa dengan menempelkan tangannya ke lantai
dan merasakan getaran dan irama dansa. Seorang tuna
netra bisa mengetahui warna dengan menyentuhnya;
jari-jari yang sangat peka mampu membedakan warna
percobaan telah dilakukan di Bulgaria dengan teknik
soviet, yaitu pengamatan kulit (Englewood,Cliffs ,Nc,
1970: 290). Tujuh spektrum warna dipakai sebagai
seperangkat dasar kerja sistem warna (Marry, Bassano,
2009: 17). Berikut contoh warna dan karakteristiknya
NO
1.

Warna
Merah

Nada
C

2.

Oranye

3.

Kuning

4.

Hijau

5.

Biru

Karakteristik
-Kekuatan fisik
-Kepemimpinan
-Kemandirian
-Menghargai diri sendiri
-Ekstroved
-Berani
-Introverd
-Pemikir
-Emosional
-Cerdas
-Seimbang
-Tenang
-Punya
daya
penyembuhan
-Tenang
-Kalem
-Damai
-Religius
-Bersih

30
6.

Nila

7.

Ungu

-Intuisi
-Dedikasi
-Jernih
-Kuat ingatan
-Mmapu
berhubungan
dengan dunia lain

-Dedikasi
-Mengabaikan diri sendiri
demi membantu orang
lain
-Peduli pada hal-hal yang
berkaitan dengan Tuhan
2.5 Warna musik dan karakteristiknya

Ketika kita memulai merenungkan energi spiritual


yang indah yang dapat diberikan oleh warna dan musik,
marilah kita menilik manfaat setiap warna spektrum.
Pikirkan pula tentang komposisi yang hebat, nada
tunggal dan berbagai harmoni yang meyenangkan,
membangkitkan semangat dan mengubah keadaan kita.
Perlu diketahu cahaya warna dan nada musik memiliki
hubungan langsung dengan yang lainya, dan kita dapat
menggunakan energi ini untuk keperluan kita guna
meraih hasil positif.
Berikut beberapa hal yang dihasilkan dari suatu
warna (Basaano, Mary,2009:41);
2.1.5.1 Karakteristik Warna Merah Pada Musik
Warna merah bisa menghasilkan suatu positif dan
meningkatkan sirkulasi didalam tubuh. Bagi sebagian
lainnya warna merah mungkin berlebihan , kasar dan
kejam.
Kita
menanggapi
rangsangan
sementara
berdasarkan tingkat saraf penerima saat itu.sangat wajar
jika terjadi suatu perbedaan dalam menaanggapi warna

31
dan musik, meski secara umum dapat dapat diwakili oleh
salah satu dari energi-energi tersebut.
Hubungan warna merah dan musik terletak pada
kunci C atau nada tunggal di oktaf tengah. Menyanyikan
nada-nada yang berhubungan, memainkan instrument
atau mendengarkan komposisi pada kunci ini bisa
meningkatkan energi jika didukung oleh kekuatan warna
merah. Terkadang warna merah bisa digunakan untuk
meredakan amarah seseorang. Melalui perawatan
singkat, ahli terapi dapat behubungan dengan pasien.
Disaat yang sama, pasien dibantu menyalurkan
kemarahan yang terpendam, karena warna merah dapat
membantunya melampiaskan kemarahannya. Beberapa
contoh musik yang mengandung warna musik merah: (1)
March Militaire karya Schubert, Sousa Marches; (2) The
Sailors Dance dari album Red Poppy Ballet Suite
2.1.5.2 Karakteristik Warna Oranye Pada Musik
Warna oranye menghangatkan, menyegarkan dan
membantu kesehatan apabila dipakai secara tepat.
Warna ini dapat membangkitkan gairah, namun
sebagaimana merah mungkin terlalu berlebihan bagi
sebagian orang karena ia juga mempunnyai frekuensi
energi tinggi.
Pada ranah fisik, oranye dapat membantu mengatasi
penyakit, semisal anemia, radang sendi, diabetes dan
penyumbatan atau kekakuan.
Pada ranah mental dan emosi, oranye dapat
mengurangi depresi, serta meningkatkan kepercayaan
diri dan keberanian bagi orang yang kurang percaya diri.
Warna oranye adalah warna yang bersahaja dan bisa
menyemangati jika diperlukan. Nada musik yang
berhubungan dengan warna oranye adalah nada D
dioktaf tengah dan kord pada kunci nada.

32
Orang-orang yang diterangi warna oranye berwatak
pekerja alami dan juga bijaksana. Kebijaksanaan adalah
ciri khas orang-orang bertipe oranye. Mereka sangat
terbuka dan lebih suka bekerja sama dengan orang lain
daripada bekerja sendiri. Beberapa contoh musik yang
mengandung warna musik merah: (1) Hungarian Dances
No. 5 karya Brahms; (2) Habanera dari album Carmen
karya Bier; (3) Capriccio Espagnole karya RimskiKorsakov
2.1.5.3 Karakteristik Warna Kuning Pada Musik
Warna kuning merupakan warna spektrum ketiga
sekaligus pusat psikis ketiga, berkaitan dengan saraf di
ulu hati dan kelenjar pankreas. Cakra ini adalah tempat
emosi. Ini melambangkan tingkat keberanian reaksi kita
dan sering dikaitkan dengan otak tengah. Pikiran dan
emosi yang diterima akan terasa oleh saraf di ulu hati.
Orang yang bertipe kuning adalah orang yang suka
membaca, terpelajar dan sangat baik dalam bekerja.
Mentalitas kerja adalah salah satu wataknya. Dia harus
pandai mengendalikan emosi, karena jika tidak, masalah
akan muncul.
Musik yang berhubungan dengan warna kuning
adalah E di oktaf tengah. Sebagaimana yang lain dengan
kunci-kunci nadanya, nada ini bisa juga dibunyikan,
improvisasi di kunci E dapat dilakukan, atau musik di
nada E bisa diterima dengan mendengarkan rekaman
atau dengan memainkan langsung alat musik. Beberapa
contoh musik yang mengandung warna musik merah: (1)
Arabesce karya Schuman; (2)Fountains of Rome karya
Respighi; (3) Piano Concerto No. 26 karya Moart.
2.1.5.4 Karakteristik Warna Hijau Pada Musik
Hijau adalah warna alami alam, warna planet kita
saat ini. Warna ini melambangkan tahap perubahan yang

33
sedang terjadi sekarang. Hijau yang berada di tengah
spektrum dengan campuran antara kuning dan biru di
satu sisi, dianggap sebagai penyeimbang yang tepat.
Karena itu, hijau bisa digunakan untuk penyembuhan
pada situasi apapun ketika warna lain belum tentu dapat
digunakan.
Didalam musik hijau berhubungan dengan kunci F.
Warna hijau adalah warna pertumbuhan dan pembaruan
kehidupan. Berikut contoh musik yang mengandung
warna hijau: (1) Melody in F karya Rubenstein; (2) Violin
Concerto in E minor karya Mendelshon; (3) Clair de Lune
karya De Bussy
2.1.5.5 Karakteristik Warna Biru Pada Musik
Warna biru berhubungan dengan kunci G. Warna ini
menandakan kesadaran spiritual, ketaatan kepada Tuhan,
menandakan kedamaian dan kesenangan batin. Orang
bertipe biru biasanya bergaya sederhana dan alami.
Apabila orang-orang perlu menengok masa lalu,
warna biru bisa membantu mereka, karena warna
inimerupakan warna reflektif. Warna ini juga bisa
membantu seseorang menapaki jalan spiritual. Orang
religius biasanya bertipe biru, karena kejujuran, kesetiaan
dan pengabdian adalah ciri-ciri warna biru. Berikut contoh
musik yang mengandung warna biru: (1) Air on G string
karya Bach; (2) Ave Maria karya Schubert (3) The Swan
karya Saint Saens
2.1.5.6 Karakteristik Warna Nila Pada Musik
Warna nila memiliki getaran spiritual yang sangat
tinggi. Ia dapat membantu kita di bebagai situasi. Hanya
saja hal ini belum dipahami orang lantaran energinya
yang sagat tinggi. Sinar pada warna nila berpengaruh
terhadap struktural mental dan saraf.

34
Warna nila mengandung nada A. Apabila kita sering
memainka nada (warna nila) secara tidak langsung kita
bisa meningkatkan kemampuan intuitif dan musik yang
dimainkan. Beberapa orang akan menemuka getaran dua
warna terakhir ini(nila dan ungu) terlalu tinggi, sehingga
hasil positif dari kedua warna ini tidak diperoleh. Berikut
contoh musik yang mengandung warna nila: (1)
Traumerei karya Schuman; (2) Adagio Movement dari
Symphony No.1 in C minor karya Brahms; (3) Poeme for
Violin and Orchestra karya Chausson
2.1.5.7 Karakteristik Warna Ungu Pada Musik
Ungu adalah warnak terakhir dari ketujuh spektrum
warna. Ungu adalah warna yang mempunyai vibrasi
spiritual yang sangat tinggi. Pemakaian warna ini dan
musik yang terkait dengannya akan membantu kita
dalam mencapai dimensi yang lebih tinggi.
Ungu adalah warna yang besar dan orang yang
bertipe ungu ini seharusnya berada diatas secara
sempurna. Orang yang menuntun orang lain dalam
kehidupan dan setia kepada nilai-nilai ideal. Satu-satuya
kekurangannya barangkali adalah kebajikan yang amat
berlebihan.
Bedanya seniman dan musisi besar terilhami oleh
cahaya ungu. Syahdan, Leonardo Da Vinci bermeditasi di
bawah sinar ungu yang menyusup lewat kaca jendela
bergambar. Wagner, ketika mengubah musik Parsifal,
berada disekitar cahaya ungu, menyerap vibrasi energi
spiritual yang sangat tinggi.
Nada musik yang berhubungan dengan warna ungu
adalah B pada oktaf tengah. Apabila anda memainkan
atau mendengarkan nada ini, cobalah untuk lebih peka
terhadap vibrasi. Berikut contoh musik yang mengandung
warna nila:
(1) Piano Concerto in B monir karya Tschaikovsky

35

Ada 3 macam jenis musik yang dikaegorikan didalam


pembahasan kali ini, yaitu 1) Musik yang terlalu banyak
ritme, 2) Musik melodis dan 3) Musik yang harmonis.
Berikut penjelasannya: 1) Musik yang terlalu banyak
ritme cenderung mempengaruhi tubuh fisik, contohnya
irama musik yang nyaring dan nada yang sumbang dapat
merusak
indra
fisik,
memecahkan
gelas
dan
menghancurkan benda. Hal berikut bisa menjadi contoh
mengapa musik yang terlalu banyak ritme bisa
menghancurkan benda, contohnya satu kompi tentara
yang
menyeberangi
jembatan
kayu
haruslah
memelankan langkah mereka, sebab kalau tidak mereka
akan menghancurkan jembaan kayu yang dilewatinya.
Namun hal ini bisa dibandingkan dengan musik perang,
meski sangat musiknya sangat beritmis namun musik
tersebut bisa berdampak positif, karena musik perang
merangsang sirkulasi darah atau membangkitkan
kekuatan tubuh, sehingga anggota yang terlibat dalam
peperangan menjadi semangat untuk berperang, 2)
Musik melodis cenderung mempengaruhi emosional.
Musik dengan melodi yang jernih membantu kita
melepaskan
tekanan
dan
memungkinkan
kita
menemukan diri kita dengan mengenali emosi dan
perasaan, 3) Musik yang harmonis cenderung berkaitan
dengan energi spiritual , karena musik dengan harmoni
yang dalam dan bermakna dapat enaikan kita keatas
kesadaran yang lebih tinggi. Di alam bawah sadar, kita
bisa belajar mendengarkan suara serta nada kita sendiri
dan mengalihkannya ke dalam jiwa yang murni guna
mendapatkan arahan dan bimbingan (Marry, Bassano,
2009: 25). Sesuai pernyataan diatas komposer
memfokuskan bahasannya yaitu musik melodis.
2.2 Hasil Penciptaan yang Relevan

36
Pada karya musik Cello ini komposer menggunakan
karya yang sudah ada guna memperkuat karya ini.
Relevansi dari karya musik Cello jika ditinjau dari
karaktreristiknya yaitu dengan karya Alif Agus alumni
2010 sendratasik UNESA yang berjudul dolce con spirito.

37
2.3 Kerangka Berpikir

2.3 Kerangka Berpikir

BAB III
METODE PENCIPTAAN
3.1 Rangsang Awal
Proses penciptaan karya musik yang berjudul Cello
ini berawal dari pengalaman musikal ketika mengikuti
proses latihan dan konser ansambel 12 cello yang berada
di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Dari konser tersebut
peneliti terinspirasi untuk membuat suatu karya musik
ansamble cello dengan format ansambel yang dimainkan
oleh 8 pemain cello. Alasan membuat format musik
kamar ini, peneliti ingin menunjukan bahwa alat musik
cello juga bisa dimainkan dengan format musik kamar,
selain itu peneliti merasa prihatin dengan kurangnya
pemain cello di Surabaya.
3.2 Konsep Penciptaan
3.2.1 Judul dan Sinopsis
Judul pada karya musik peneliti adalah Cello yang
berarti karya musik ini merupakan karya musik pertama
dengan format instrumen 8 pemain cello dalam tonal
utama F mayor. Karya ini merupakan perwujudan dari
musikalitas dan pembelajaran kuliah yang diperoleh
peneliti
sebelumnya,
seperti
ansambel,
mayor,
aransemen dan IABM (Ilmu Analisis Bentuk Musik).
Semua kuliah-kuliah tersebut dilaksanakan secara
bertahap dan mengerucut pada kuliah akhir ini yang
merupakan kesimpulan dari semua kuliah-kuliah yang
telah dilaksanakan.
Alur Musikal dalam karya musik ini menggunakan formasi
double quartet cello. Tempo yang digunakan adalah Largo
dan Andante dengan sukat 4/4 menggunakan tangga
nada F. Karya musik ini merupakan lagu satu bagian
dengan beberapa pengembangan tema atau variasi.

38

39
3.2.2 Tipe / Jenis Karya
Jenis karya yang akan disajikan adalah jenis karya
musik kamar. Dalam penyajiannya karya musik ini
dikategorikan termasuk dalam kategori musik kamar,
karena dalam karya ini terdiri dari 4 section cello, yaitu 2
pemain cello I, 2 pemain cello II 2, 2 pemain cello III dan 2
pemain cello IV. Pernyataan ini diperkuat oleh Banoe
(2003:78) yang menyatakan bahwa Chamber music
dapat berarti komposisi musik untuk kelompok kecil
(ansambel).
Pada karya musik Cello ini komposer memilih
formasi double cello quartet karena komposer ingin
menonjolkan keseimbangan dan harmoni dari kedelapan
pemain serta teknik-teknik yang digunakan pada alat
musik cello.
3.2.3 Teknik
Teknik merupakan bagian terpenting dalam sebuah
karya. Karya dapat dinilai tinggi salah satunya
disebabkan oleh teknik. Pada suatu karya musik, teknik
yang paling sering ditonjolkan adalah teknik permainan.
Dalam Kamus Musik menyebutkan bahwa teknik
permainan diartikan sebagai cara sentuhan pada alat
musik atas nada tertentu sesuai petunjuk atau simbolnya
pada notasi musik (Banoe, 2003: 409). Pada karya musik
Cello ini komposer menggunakan teknik-teknik
permainan yang biasa digunakan dalam komposisi musik
kamar pada umunya, terdiri dari legatto, staccato,
accent, dan vibratto
3.2.4 Gaya
Karya musik ini tergolong gaya musik klasik. Karya ini
menggunakan tangga nada diatonis. Komposer memilih
penggarapan proses dan penyajian karya musiknya
mengacu pada gaya musik barat. Hal ini disebabkan

40
proses penggarapan musik barat lebih disiplin dan
terstruktur. Mulai dari teknik, sight reading, intonasi dan
artikulasi dengan tujuan agar makna pembuatan karya
musik Cello tepat sasaran. Penyajian karya musik ini
sederhana, tidak menggunakan banyak properti. Gaya
yang sederhana ini mengnotasikan kesederhanaan dari
komposer.
3.2.5 Pemain dan Instrumen
Dalam karya musik Cello komposer menggunakan
8 (delapan) alat musik cello, yaitu:
1) Violoncello I
Pada kelompok Violoncello I, komponis ikut terlibat
untuk memainkannya dan memilih memilih Regi Ony
Yahaya (Sendratasik UNESA 2012) untuk pemain
pendamping. Alasan Komposer memilih memainkan cello
I sebagai principle karena komposer mengetahui seluk
beluk dari lagu ini dan untuk memudahkan dalam
penyampaian ekspresi dan artikulasi pada saat berproses
bersama. komposer memilih Regi Ony Yahya sebagai
pendamping karena menurut komposer Regi mempunyai
skill yang cukup bagus untuk memainkan alat musik cello
dan mempunyai banyak pengalaman mengikuti orkestra
dan ansambel yang diikutinya selama ini.
2) Violoncello II
Pada kelompok violonello II, komponis memilih Anya
(alumni UNESA 2007) dan arga (alumni UNESA 2010).
Alasan komponis memilih Anya dan Barok Argashabri
sebagai cellist II karena cello II mempuyai tingkat
kesulitan yang tinggi dan sebagian besar unsur melodis
cello I juga berkaitan dengan melodis di cello II, jadi cello
II juga membutuhkan tehnik dan skill yang matang.
3) Violoncello III

41
Dalam kelompok cello III, komponis memilih para
pemain yang mempunyai skill yang baik, menguasai
tonalitas dan mampu menyelaraskan suara dan
permainan dengan instrumen lain, diantara nama
pemainnya adalah Ahmad Fauzi (alumni UNESA
Sendratasik 2002) dan Wlidany (mahasiswi Musik murni
UNESA 2015).
Komposer memilih Ahmad Fauzi dan Wildany sebagai
pemain cello III, karena mempunyai banyak pengalaman
saat mengikuti orkestra dan ansambel, juga mampu
merangkul semua player serta memberikan pengarahan
akan bowing dan teknik sesuai dengan partitur yang
sudah tertulis.
4) Violoncello IV
Dalam kelompok violoncello IV, komponis memilih
para pemain yang mempunyai skill yang baik, menguasai
tonalitas dan mampu menyelaraskan suara dan
permainan dengan instrumen lain, diantara nama
pemainnya adalah Saf Dwi Widianto (alumni Sendratasik
2008) dan Choiril Anam (mahasiswa sendratasik UNESA
2014)
Penulis memilih Saf Dwi Widianto dan Choiril Anam
sebagai player violonCello IV karena mampu merangkul
semua player serta memberikan pengarahan akan
bowing dan teknik sesuai dengan partitur yang sudah
tertulis.
3.2.6 Tata Teknik Pentas
Dalam penyajian karya musik Cello, komposer
membutuhkan beberapa alat pembantu yang dapat
membantu kenyamanan para pemain dalam memainkan
komposisi ini. Komposer membutuhkan beberapa
standmusik, dikarenakan para pemain memainkan
komposisi dengan membaca notasi balok. Pada seni tata
cahaya, komposer hanya menggunakan lampu general

42
dari awal hingga akhir. Hal ini dikarenakan untuk
mempermudah para player membaca notasi yang akan
dimainkan.

3.3 Proses Penciptaan


3.3.1 Eksplorasi dan Kerja Studio
Karya musik yang berjudul Cello ini berawal dari
keinginan komposer membuat karya yang dikhususkan
untuk ansamble cello. Dari peristiwa itulah akhirnya
komposer menyenandungkannya sebagai motif-motif
nada dalam pikiran komposer untuk dikembangkan
menjadi frase-frase dan akhirnya terbentuklah sebuah
kalimat dalam sebuah lagu, sehingga dari
kalimatkalimat tersebut terbentuklah sebuah karya musik.
Sebelum menciptakan karya yang berjudul, Cello
komposer sangat terinspirasi dengan lagu-lagu serenade

43
dari Georg Goltermann, schubert, tchaikovsky, Dvorak.
Komposer mempunyai rasa ingin tahu yang besar
tentang karya-karya tersebut, misal bagaimana cara
memasukan unsur kontrapung, harmoni, ilmu analisis
bentuk musik dll sehingga menghasilkan sebuah karya
yang bagus dan terkesan tidak membosankan. Maka dari
itu, komposer menciptakan karya musik yang bergaya
serenade klasik, tetapi dikemas dalam bentuk yang
sederhana, dimana tangga nada F mayor menjadi tangga
nada yang diambil. Dalam mengolah variasi pola ritme,
proges akord, dan variasi timbre komposisi musik,
komposer menggunakan keyboard sebagai alat bantu.
Sedangkan dalam penggabungan bentuk-bentuknya,
komposer menggunakan software Sibelius 7.5.
3.3.2 Metode Analisa dan Evaluasi
Karya ini berasal dari perenungan dari dan pikiran
komposer yang akhirnya dituangkan dalam bentuk nada
dan akhirnya menjadi sebuah lagu. Metode analisa yang
digunakan adalah pertama mendengarkan referensi
musik yaitu lagu-lagu klasik. Dari referensi musik
tersebut komposer tertarik untuk membuat melodi
utama, kemudian mencari proges acord dan ritmis yang
cocok sesuai dengan keinginan komposer. Tangga nada
yang dipergunakan berpacu pada tangga nada F mayor
dan D minor. Proges akord yang sering digunakan oleh
komposer adalah do menuju sol, akan tetapi pada akord
sol komposer selalu menggunakan balikan tiga dengan
alasan agar interval akar dari akord ini tidak terlalu jauh
dengan akord do, serta agar suasana yang diinginkan
oleh komposer bisa tercapai.
Metode analisa dan evaluasi komposer dalam
penciptaan karya musik Cello ini adalah menggunakan
Ilmu Analisi Bentuk Musik. Karya ini terdiri dari 3 bagian
A-B-A. Bagian pertama (A) memaikai tempo adagio,

44
bagian B menggunakan tempo
menggunakan tempo adagio.

vivace,

bagian

(A)

3.3.3 Metode Penyampaian Materi Kekaryaan


Setelah menciptakan karya musik Cello komposer
terlebih dahulu mencari pemain, setelah mendapatkan
pemain musik maka komposer memberikan materi dalam
bentuk partitur. Dengan demikian para pemain dapat
mempelajari materi secara individu dan mengenal
karakteristik komposisi tersebut. Setelah itu, melakukan
latihan rutin agar terjadi kekompakan dalam bermain
musik. Dalam masa latihan, penulis mengkoordinasi dan
mengarahkan pemain dengan menggunakan metode
pada umumnya pada penggarapan musik orkestra.
Misalnya dalam section I mempunyai principle yang
bertugas memberikan arahan tentang bowing.

BAB IV
HASIL PENCIPTAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Musik Cello
Sebagai gambaran umum, karya musik Cello
memiliki 86 birama dengan durasi waktu 8 menit 32
detik. Karya musik ini memiliki 2 bagian yaitu bagian A
kompleks (Ak) dan B kompleks (Bk) dengan diawali
introduksi. Pada bagian Ak terdiri dari kalimat A, A, A
dan A. Bagian Bk terdiri dari kalimat B, B, B dan
cadenza. Karya musik Cello dimainkan dengan tempo
largo namun pada birama 64 terdapat tempo piu mosso
dan terdapat cadenza (kalimat D) yang dimainkan oleh
cello I. Tangga nada yang dimainkan pada karya musik
Cello adalah tangga nada F mayor dan D minor.
4.1.1 Introduksi
Introduksi pada karya musik Cello terdapat pada
bagian birama 1-10, melodi utama didalam introduksi
dimainkan oleh kedelapan pemain cello, namun
memainkannya dengan cara bergantian.

Gambar 4.1 gambar introduksi


4.1.2 Bagian Ak
Bagian Ak terdapat pada birama 11 sampai 50. Pada
bagian ini dimainkan dengan tangga nada D minor.
Kalimat A melodi utama dimainkan oleh Cello I mulai dari
birama 11 sampai 18. Kalimat A melodi utamanya
dimainkan oleh Cello II mulai birama 19 sampai 28,
45

46
kemudian terdapat bridge secara tekstur harmoni dan
melodinya hampir sama seperti introduksi. Pada birama
34 sampai 41 terdapat kalimat A, pada birama ini
melodi utama dimainkan oleh Cello I dan Cello II
kemudian pada birama 42 sampai 50 terdapat kalimat
A melodi utamanya dimainkan oleh Cello III. Bagian Ak
dimainkan dengan tempo largo.
4.1.2.1 kalimat A

Gambar 4.2 Kalimat A


4.1.2.2 kalimat A

Gambar 4.3 Kalimat A


4.1.2.3 Bridge

Gambar 4.4 Bridge

47

4.1.2 Kalimat A

Gambar 4.5 Kalimat A


4.1.2.4 Kalimat A

Gambar 4.6 Kalimat A


4.1.3 Bagian Bk
Bagian Bk terdapat pada birama 51 sampai 56. Pada
bagian ini dimainkan dengan tangga nada D minor.
Kalimat B terdapat pada birama 51 sampai birama 55,
pada kalimat ini melodi utama dimainkan oleh Cello I.
Kalimat B terdapat pada birama 56 sampai birama 63,
pada kalimat ini melodi utama tetap dimainkan oleh Cello
I. Pada kalimat B pada birama 64 sampai birama 76.
Pada bagian kalimat B terdapat tempo piu mosso dan
pada birama 74 terdapat rituendo dan birama 76
terdapat tempo Accelerando. Kalimat D merupakan
bagian cadenza pada karya Cello ini. Kalimat E
merupakan ending pada karya Cello ini terdapat pada
birama 85 dan birama 86. Birama 85 terdapat tehnik
pizzicato dan birama ke 86 diakhiri dengan tehnik Arco.

48

4.1.3.1 Kalimat B

Gambar 4.7 Kalimat B


4.1.3.2 Kalimat B

Gambar 4.8 contoh kalimat B


4.1.3.3 Kalimat B

Gambar 4.9 contoh kalimat B

49

4.1.3.4 Kalimat (cadenza)

Gambar 4.10 contoh kalimat cadenza

4.2 Karakteristik Melodi


4.2.1 Karakteristik Melodi Introduksi
Introduksi pada karya musik Cello berada pada
birama 1 sampai dengan birama 10.

Gambar 4.11 warna hijau dan merah, karakter


melodi seimbang dan tenang
Melodi didalam introduksi dimainkan dengan cara
bergantian, mulai dari cello III kemudian berganti ke cello
II dan disusul dengan cello I. Melodi pada birama
introduksi ini menggunakan iringan dengan tangga nada
F,
namun
semua
melodi
ketukan
pertamanya
menggunakan nada C. Rujukan teori mengenai karakter
warna dan musik dalam buku yang berjudul terapi musik
dan warna menggambarkan bahwa, nada F adalah warna
hijau yang mempunyai karakter seimbang dan tenang.
Sedangkan nada C adalah warna Merah yang mempunyai

50
karakter kekuatan fisik, kepemimpinan dan kemandirian.
Dengan paparan teori diatas membantu komposer untuk
menyimpulkan bahwa introduksi pada karya musik
Cello mempunyai karakter melodi,
1.) Seimbang,
karena secara melodi dia bermain secara bergantian dan
berhentinya secara bersamaan pada birama yang sama.
2.) Tenang, karena menggunakan tempo largo yaitu
tempo pelan yang mempunyai kecepatan hanya 50-60
Bpm dan banyak mengandung dinamika p (pianno), yaitu
dinamika yang dibawakan dengan lembut.
4.2.2 Bagian Ak
Bagian Ak terdapat pada birama 11 sampai 50. Pada
bagian ini dimainkan dengan tangga nada D minor dan
menggunakan tempo largo
4.2.2.1 Kalimat A
Melodi utama dimainkan oleh cello I mulai dari
birama 10 sampai 18.

Gambar 4.12 warna oranye dan kuning, karakter


melodi berani dan emosional
Didalam kalimat A melodi utamanya menggunakan
tangga nada nada D minor namun pada birama ke 16
ketukan ke 4 terdapat tangga nada E mayor. Rujukan
teori mengenai karakter warna dan musik dalam buku
yang berjudul terapi musik dan warna menggambarkan
bahwa, nada D adalah warna oranye yang mempunyai
karakteristik menghargai diri sendiri, berani dan
ekstrovert. Sedangkan nada E adalah warna kuning yang
mempunyai karakteristik intovert, pemikir, emosional dan
cerdas. Dengan paparan teori diatas membantu

51
komposer untuk menyimpulkan bahwa introduksi pada
karya musik Cello mempunyai karakter melodi, 1)
Berani, karena jangkauan melodi utama selalu melompat
dari nada C4 ke nada C5 oktaf, 2) Emosional. Karakter
emosional ini ditujukan pada kalimat melodi utama
birama ke 16 ketukan ke 4. Pada birama ini mengandung
karakter emosinoal karena, notasi tersebut menggunakan
nilai not yang sempit, sehingga terkesan mempercepat
kalimat dan memberi karakter emosi pada melodinya.
4.2.2.2 Kalimat A
Melodi utamanya dimainkan oleh cello II mulai
birama 19 sampai 28

Gambar 4.13 warna oranye, karakter melodi berani


Didalam kalimat A melodi utama menggunakan
tangga nada D minor. Rujukan teori mengenai karakter
warna dan musik dalam buku yang berjudul terapi musik
dan warna menggambarkan bahwa, nada D adalah warna
oranye yang mempunyai karakteristik menghargai diri
sendiri, berani dan ekstrovert. Dengan paparan teori
diatas membantu komposer untuk menyimpulkan bahwa
kalimat A pada karya musik Cello mempunyai karakter
melodi, 1.) Berani, karena jangkauan melodi utama pada
birama ke 26 sampai dengan birama ke 28 nada yang
dihasilkan merupakan nada tinggi yaitu nada A5 serta
dinamika yang keras (fortesimo), sehingga menghasilkan
kalimat melodi yang tinggi serta tegas.

52
4.2.2.3 Kalimat A
Melodi utamanya dimainkan oleh Cello 1 dan II mulai
birama 34 sampai birama 41

Gambar 4.14 warna oranye, karakter melodi berani


Didalam kalimat A melodi utamanya menggunakan
tangga nada nada D minor. Pada birama ke 34 sampai
birama ke 37 melodi utamanya dimainkan oleh cello II
namun pada birama ke 37 sampai birama ke 41 melodi
utamanya dimainkan oleh cello I. Rujukan teori mengenai
karakter warna dan musik dalam buku yang berjudul
terapi musik dan warna menggambarkan bahwa, nada D
adalah warna oranye yang mempunyai karakteristik
menghargai diri sendiri, berani dan ekstrovert. Dengan
paparan teori diatas membantu komposer untuk
menyimpulkan bahwa introduksi pada karya musik
Cello mempunyai karakter melodi, 1) Berani, karena
jangkauan melodi utama selalu melompat dari nada C4
ke nada C5,
4.2.2.3 Kalimat A
Melodi utamanya dimainkan oleh Cello III mulai
birama 42 sampai dengan birama 50.

Gambar 4.15 warna oranye, karakter melodi berani


Didalam kalimat A melodi utama menggunakan
tangga nada D minor. Rujukan teori mengenai karakter
warna dan musik dalam buku yang berjudul terapi musik
dan warna menggambarkan bahwa, nada D adalah warna

53
oranye yang mempunyai karakteristik menghargai diri
sendiri, berani dan ekstrovert. Dengan paparan teori
diatas membantu komposer untuk menyimpulkan bahwa
kalimat A pada karya musik Cello mempunyai
karakter melodi, 1.) Berani, karena pada birama 42 dan
birama 45 terjadi penegasan dinamika f (forte), jadi
melodinya terkesan berani.
4.2.3 Bagian Bk
Bagian Bk terdapat pada birama 51 sampai 56. Pada
bagian ini dimainkan dengan tangga nada D minor.
Kalimat B terdapat pada birama 51 sampai birama 55,
pada kalimat ini melodi utama dimainkan oleh cello I.
Kalimat B terdapat pada birama 56 sampai birama 76,
pada kalimat ini melodi utama tetap dimainkan oleh cello
I. Pada kalimat B pada birama 64 terdapat tempo piu
mosso dan pada birama 74 terdapat rituendo dan birama
76 terdapat tempo Accelerando. Kalimat cadenza
merupakan bagian cadenza pada karya Cello ini.
4.1.3 Kalimat B
Kalimat B terdapat pada birama 51 sampai birama
55, pada kalimat ini melodi utama dimainkan oleh cello I

Gambar 4.16 warna biru dan kuning, karakter


melodi tenang
Didalam kalimat B melodi utama menggunakan
tangga nada Es minor yang merupakan minor dari tangga
nada G mayor. Rujukan teori mengenai karakter warna
dan musik dalam buku yang berjudul terapi musik dan
warna menggambarkan bahwa, nada G adalah warna biru
yang mempunyai karakteristik tenang, kalem, damai,

54
religius dan bersih. Sedangkan nada E adalah warna
kuning yang mempunyai karakter intovert, pemikir,
emosional dan cerdas. Dengan paparan teori diatas
membantu komposer untuk menyimpulkan bahwa
kalimat B pada karya musik Cello mempunyai karakter
melodi, 1) Tenang dan kalem, karena pada melodi ini
menggunakan tempo yang lebih pelan dari birama
sebelumnya, yaitu menggunakan tempo 30 Bpm.
4.1.3.2 Kalimat B
Kalimat B terdapat pada birama 56 sampai birama
76, pada kalimat ini melodi utama tetap dimainkan oleh
cello I

Gambar 4.17 warna oranye, karakter melodi berani


Didalam kalimat B melodi utama menggunakan
tangga nada D minor.Rujukan teori mengenai karakter
warna dan musik dalam buku yang berjudul terapi musik
dan warna menggambarkan bahwa, nada D adalah warna
oranye yang mempunyai karakteristik menghargai diri
sendiri, berani dan ekstrovert. Dengan paparan teori
diatas membantu komposer untuk menyimpulkan bahwa
kalimat B pada karya musik Cello mempunyai karakter
melodi, 1.) Berani, karena pada bagian ini dimainkan
cello I sendiri (solois).

55

4.1.3.3 Kalimat B
Pada kalimat B pada birama 64 terdapat tempo piu
mosso dan pada birama 74 terdapat rituendo dan birama
76 terdapat tempo Accelerando

Gambar 4.18 warna oranye, karakter melodi berani


dan ekstrovet
Didalam kalimat B melodi utama menggunakan
tangga nada D minor. Rujukan teori mengenai karakter
warna dan musik dalam buku yang berjudul terapi musik
dan warna menggambarkan bahwa, nada D adalah warna
oranye yang mempunyai karakteristik menghargai diri
sendiri, berani dan ekstrovert. Dengan paparan teori
diatas membantu komposer untuk menyimpulkan bahwa
kalimat B pada karya musik Cello mempunyai karakter
melodi, 1) Berani, karena melodi utama pada kalimat ini
menggunakan nada yang tinggi jika digunakan di alat
musik cello, nada yang digunakan dimulai dari nada D5
sampai ke nada F5. 2) Ekstrovet, karena pada kalimat ini
selalu terjadi penambahan dinamika dari dinamika f
(forte) ke ff ( fortesimo) dan ke fff (fortesisimo).

56

4.1.3.4 Kalimat Cadenza

Gambar 4.19 warna oranye, karakter melodi berani


Didalam kalimat cadenza menggunakan tangga nada
D minor. Rujukan teori mengenai karakter warna dan
musik dalam buku yang berjudul terapi musik dan warna
menggambarkan bahwa, nada D adalah warna oranye
yang mempunyai karakteristik menghargai diri sendiri,
berani dan ekstrovert. Dengan paparan teori diatas
membantu komposer untuk menyimpulkan bahwa
kalimat cadenza pada karya musik Cello mempunyai
karakter melodi, 1) Berani, karena menggunakan
dinamika yang cukup keras yaitu ff (fortesimo), selain
dinamika yang mendukung karakter berani, cadenza
mempunyai arti yaitu pemeragaan kemahiran teknik
improvisasi pada solis.

57

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan
hasil
pembahasan
mengenai
Karakteristik Melodi pada karya musik Cello dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Karya ini menggunakan format ansambel dengan
ansambel sejenis menggunakan alat musik cello.
Ansambel sejenis adalah ansambel yang dimainkan
dengan alat yang sejenis. Alat yang dimainkan didalam
ansambel sejenis merupakan alat yang sama, contohnya:
ansambel sejenis dengan format ansambel cello, maka
didalam ansambelnya terdapat alat musik cello saja.
Kurangnya pemain cello khususnya di Surabaya dijadikan
fenomena untuk membuat suatu ide atau gagasan untuk
membuat karya ini. Seperti yang diungkapkan Aikin, J.
(2012:165) bahwa Until the 20th. century, almost no
other composers wrote for unaccompanied cello,
maksudnya walaupun saat ini adalah abad modern tetapi
hampir semua komposer selalu menggunakan iringan
cello. Cello merupakan alat musik yang ditekuni
komposer selama mengikuti perkuliahan khususnya
diperkulihan mayor. Komposer berinovasi menciptakan
karya dengan mengelaborasi format ansambel cello
double quartet, dengan 8 pemain cello yang dibagi
menjadi 4 section cello I, cello II, cello III dan cello IV.
Musik yang ditampilkan dalam karya ini berasal dari
beberapa motif melodi yang dikembangkan sesuai ilmu
musik yang peneliti terima selama kuliah, beberapa
literatur, dan pengalaman peneliti. Fokus yang dinikmati
adalah bagaimana melodi itu mengalun dan harmoni
tersebut terbentuk. Pada akhirnya peneliti berusaha
untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai karakteristik
melodi pada karya ini.
58

59

5.2 Saran
Dalam menciptakan karya tulis ilmiah ini komposer
mempunyai saran terhadap mahasiswa sendratasik yang
akan menempuh mata kuliah tugas akhir (skripsi),
mahasiswa yang menempuh mata kuliah mayor
khususnya mayor cello dan jurusan Sendratasik.
Saran kepada mahasiswa yang menempuh mata
kuliah mayor terutama mayor cello agar lebih giat dalam
berlatih. Memperbanyak ansambel terutama ansamble
cello, karena semakin sering bermain musik dengan
format ansamble semakin banyak ilmu yang didapat.
Saran kepada mahasiswa sendratasik yang akan
menempuh mata kuliah tugas akhir agar lebih mengenal
akan isi bahasan yang akan dibahas dikarya ilmiahnya
guna mempermudah menulis karya ilmiah yang akan
ditulis. Dengan banyaknya buku di perpustakaan semakin
banyak ilmu yang akan didapat.
Saran kepada jurusan Sendratasik agar lebih
memperkaya
buku-buku
tentang
musik
supaya
memudahkan
mahasiswa
khususnya
mahasiswa
sendratasik prodi musik. Semakin banyak buku di
perpustakaan jurusan sendratasik, mahasiswa akan
bertambah wawasan mengenai dunia pendidikan maupun
secara kesenian.

Anda mungkin juga menyukai