Anda di halaman 1dari 12

Musica

Journal of Music
ISSN: 2807-1026 (Online - Elektronik)
Available online at: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/MSC

Interpretasi dan Ekspresi Solis Violin: Repertoar Concerto In A Minor,


Zapin Kasih dan Budi, Rangkaian Melati dan Amazing Grace
(Solis Violin Interpretation and Expression: Concerto In A Minor Repertoire, Zapin
Kasih dan Budi, Rangkaian Melati and Amazing Grace)
Arsenius Edi Susilo1, Emridawati2, Yon Hendri3, Martarosa4
1
Institut Seni Indonesia Padangpanjang, e-mail: arseniusedi77@gmail.com
2
Institut Seni Indonesia Padangpanjang, e-mail: watiemrida@gmail.com
3
Institut Seni Indonesia Padangpanjang, e-mail: yon.hendri01@gmail.com
4
Institut Seni Indonesia Padangpanjang, e-mail: martarosa02@gmail.com

ARTICLE INFORMATION
Submitted : 2022-06-27
Review : 2022-07-04
Accepted : 2022-07-05
Published : 2022-07-07
C ORRESPONDENCE AUTHOR
Nama : Arsenius Edi Susilo
E-mail : arseniusedi77@gmail.com
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk analisis interpretasi dan ekspresi solis violin dalam pertunjukan Concerto in
A Minor, Zapin Kasih dan Budi, Rangkaian Melati dan Amazing Grace. Arikel terkait interpretasi ini
penting untuk dilakukan sebagai upaya bagi seorang penyaji dalam membawakan repertoar dengan
mengedepankan aspek interpretasi terhadapa karya yang dimainkan. Repertoar Concerto in A Minor
merupakan repertoar zaman barok dengan teknik yang meliputi Staccato, Appoggiatura, Arpeggio, Trill,
Double Stop dan legato. Repertoar Zapin Kasih dan Budi yang tergolong musik Melayu, menggunakan
teknik trio/triplet, legato dan grenek atau triller. Repertoar Rangkaian Melati yang tergolong musik
keroncong, menggunakan teknik cengkok (gruppeto), gregel (mordent), mbesut (glissando), trill,
Appoggiatura, Legato dan Staccato. Sedangkan repertoar Amazing Grace merupakan musik zaman
barok, dengan teknik Sextuplet, Doublestop, vibrato, legato, dan arpeggio. Adapun metode yang
digunakan dalam artikel ini ialah analisis interpretatif terhadap karya dalam pertunjukan. Hasil dari
artikel ini menyajikan interpretasi dan ekspresi solis terhadap karya yang diwujudkan melalui
pemahaman terhadap zaman, style dan teknik dari masing–masing repertoar.
Kata kunci: Interpretasi; ekspresi; teknik; analisis; solis violin
ABSTRACT
This article aims to analyze the interpretation and expression of the violin soloist in Concerto in A Minor,
Zapin Kasih and Budi, Melati Series and Amazing Grace performances. This article related to
interpretation is important to do as an effort for a presenter in bringing a repertoire by prioritizing the
interpretation aspect of the work being played. The Concerto in A Minor repertoire is a baroque
repertoire with techniques that include Staccato, Appoggiatura, Arpeggio, Trill, Double Stop and legato.
Zapin Kasih and Budi's repertoire, which is classified as Malay music, uses trio/triplet, legato and
grenek or triller techniques. The repertoire of the Melati series, which is classified as keroncong music,
uses the techniques of cengkok (gruppeto), gregel (mordent), mbesut (glissando), trill, Appoggiatura,
Legato and Staccato. Meanwhile, Amazing Grace's repertoire is music from the baroque era, with the
techniques of Sextuplet, Doublestop, vibrato, legato, and arpeggio. The method used in this article is an
interpretive analysis of works in performances. The results of this article present a solo interpretation
and expression of the work that is realized through an understanding of the times, styles and techniques
of each repertoire.
Keywords: Interpretation; expression; technique; analysis; solo; violin
1

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2 , No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026
2

PENDAHULUAN berkembang sesuai zaman yang akan penyaji


terjemahkan melalui usaha interpretasi
Pertunjukan solis violin atau biola
terhadap karya dalam langkah pemecahan
merupakan sebuah ungkapan ekspresi dan
masalah dan landasan teoritikal dalam
interpretasi musikal secara fisik pada instrument
sebuah pertunjukan (Setyawati, 2002).
musik biola. Pertunjukan menurut Bastomi,
Mewujudkan sebuah karya yang baik dalam
merupakan sebuah seni yang disajikan melalui
pertunjukan dengan mengedepankan ruang
tampilan peragaan, yang akan dapat dinikmati
interpretatif terhadap karya akan
dan dihayati oleh pelaku seni selama
mewujudkan apa yang menjadi makna
berlangsungnya ungkapan (Bastomi, 1988).
defenitif dari sebuah seni pertunjukan
Artikel ini memuat bagaimana interpretasi
(Setyawati, 2002).
penulis yang sekaligus merupakan penyaji
Interpretasi musik merupakan hal yang
dalam pertunjukan yang membawakan beberpa
menarik dalam wilayah seni pertunjukan
repertoar.
musik. Menurut Reid, interpretasi musik
Ungkapan interpretasi dan ekspresi
dikomunikasikan melalui beberapa
seorang solis violin dapat dilakukan melalui
parameter musikal seperti timing, dinamika,
kemahiran atau skill permainan instrumen
tempo, artikulasi, timbre dan lain sebagainya.
musik seperti permainan tempo, dinamik, gaya
(Reid, 2002).
dan unsur-unsur pokok musik lainnya seperti
Repertoar yang di interpretasi yaitu
teknik yang terdapat pada masing-masing
repertoar yang diciptakan oleh para
repertoar. Menurut KBBI interpretasi
komponis, sesuai zaman, style, dan teknik
merupakan usaha memberi kesan, pendapat,
baik yang tampil secara solo (sendiri)
atau pandangan teoritis terhadap sesuatu, atau
maupun diiringi dengan instrument musik
penafsiran. Dalam hal ini penafsiran yang
lainnya dalam bentuk ensambel, dan
dilakukan yaitu penafsiran terhadap karakter
orchestra.
masing-masing karya yang penyaji bawakan
Materi pokok atau repertoar yang yang
dengan dukungan data sejarah karya yang
menjadi bahasan dalam artikel ini antara lain:
dibawakan untuk mendukung interpretasi
Concerto in A minor ciptaan Johann
(Firdaus, Santosa, & Ardini, 2019).
Sebuah pertunjukan repertoar musik Sebastian Bach, Zapin Kasih dan Budi
ciptaan S.M Salim, Rangkaian Melati
melalui analisis interpretasi dan ekspresi
permainan instrumen seorang solis merupakan ciptaan R. Maladi Arimah Noramin, dan
Amazing Grace ciptaan John Newton.
segala bentuk kreativitas seorang solis yang
Keempat repertoar ini, dipilih atas dasar
dituangkan ke dalam bentuk pertunjukan.
tingkat kesulitan, periode musik dan
Dengan begitu, repertoar dapat dipertontonkan
keberagamannya.
ke audience di pentas tentang ide, pemikiran,
Repertoar yang disajikan ini adalah
maupun yang musisi proyeksikan dapat
repertoar berbeda zaman. Dengan perbedaan
dinikmati, diapresiasi, dan bermanfaat.
zaman ini menghadirkan berbagai teknik dan
Menurut Sedyawati, seni pertunjukan
interprestasi yang berbeda pula. Dengan
merupakan sebuah bentuk ungkapan budaya,
permainan teknik dan karakter khas yang
wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya
dimiliki seorang solis, akan memberikan
dan perwujudan norma-norma estetika yang
nuansa baru tanpa melupakan nilai-nilai
berkembang sesuai dengan zaman style atau
musikal yang diinginkan komposer terhadap
gaya. Norma-norma estetika dan yang
repertoar yang dimainkan. Sehingga
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2, No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026 3

audience mendapatkan tafsiran yang positif emosional, fungsi penghayatan estetis, fungsi
terhadap karya yang dimainkan dan hiburan, fungsi komunikasi, fungsi
diperdengarkan. perlambangan, fungsi reaksi jasmani, fungsi
yang berkaitan dengan norma sosial, fungsi
METODE
kesinambungan budaya, dan fungsi
Metode yang digunakan dalam artikel ini pengintegrasian masyarakat. Oleh karena itu,
menggunakan metode analisis interpretatif. fungsi musik adalah hal-hal yang berkaitan
Pendekatan yang dijadikan sebagai landasan dengan ide-ide maupun perilaku suatu
dalam artikel ini dimaknai sebagai dasar masyarakat (Merriam, 1964).
pemikiran dalam pelaksanaan pertunjukan yang Adapun metode analisis interpretatif,
sesuai dengan interpretasi dan ekspresi dalam menurut Latham, interpretasi dalam musik
bermain instrumen musik. adalah proses dimana seorang penyaji musik
Hal tersebut senada (analog) dengan menerjemahkan atau mewujudkan sebuah
pernyataan Ikranegara bahwa dalam proses karya musik dari notasi menjadi bunyi yang
penyusunan, ada dua tahap yang harus dijalani, valid secara artistik. Dalam proses tersebut
yaitu tahap internalisasi inspirasi dan 9 tahap terdapat ambiguitas yang melekat dalam
penggarapan ekspresi atau tahap (proses) notasi musik, maka seorang penyaji musik
puitikasasi. Tahap internalisasi inspirasi yang diharapkan mampu menjelaskan arti dari
dialami seniman adalah proses internalisasi atas karya musik yang dimainkan tersebut, serta
pengalaman, pengamatan, studi, renungan, mampu menjelaskan setiap aspek-aspek di
mimpi-mimpi, dan sebagainya, yang semuanya dalam karya musik yang tidak dapat
itu disebut sebagai bahan mentah. Sedangkan ditentukan maupun dijelaskan oleh komposer
pada tahap penggarapan ekspresi, seniman yang (Latham, 2004).
menuangkan atau menggarap bahan mentah Adapun metode yang penyaji gunakan
tersebut ke dalam sebuah karya (Ikranegara, untuk mencapai tujuan secara maksimal yang
1993). diinginkan dalam sebuah pertunjukan ini,
Adapun pendekatan pertama yang diperlukan metode pendekatan keilmuan
digunakan penyaji sebagai solis violin adalah dalam proses persiapan pertunjukan.
yaitu pendekatan ekspresif. Menurut Beberapa metode yang dimaksud sebagai
Aminuddin, pendekatan ekspresif merupakan berikut:
suatu pendekatan yang berusaha menemukan
1. Tahapan Persiapan
unsur-unsur yang mengajak emosi atau perasaan
pembaca (Aminuddin, 1987). Subagyo juga Pada tahap persiapan ini, diawali
mengatakan, ekspresi adalah cara orang dengan pemilihan repertoar-repertoar yang
menyampaikan pesan yang tersirat dari sebuah dibawakan sesuai dengan tingkat
lagu (Subagyo, 2004). Ekspresi menurut kemampuan penyaji. Kemudian penyaji
Jamalus adalah, ungkapan pikiran dan perasaan melakukan persiapan yang berhubungan
yang mencakup: tempo, dinamik dan warna dengan instrumen dan pendukungnya seperti:
nada dari unsur-unsur pokok musik yang buku-buku yang terkait dengan etude. Selain
diwujudkan oleh seniman dan disampaikan pada itu, persiapan video sebagai pendekatan atau
pendengarnya (Jamalus, 1988). apresiasi dalam menentukan atau memilih
Merriam dalam bukunya The repertoar yang akan dibawakan.
Anthropology Of Music menyatakan, terdapat Selanjutnya penentuan musisi dan
10 fungsi dari musik yaitu fungsi pengungkapan memaksimalkan jumlahnya yang mampu
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2 , No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026
4

sebagai pengiring dalam memainkan repertoar interpretasi dan ekspresi penyaji dalam
yang dipilih, karena masing-masing repertoar memainkan repertoar.
tersebut memiliki kesulitan yang tinggi. 3. Teknik yang Dipakai
2. Proses Pertunjukan Pada tahap ini, penyaji terlebih dahulu
melatih repertoar-repertoar yang disajikan
Agar mendapatkan hasil baik dan efisien,
secara individu agar dapat menguasai teknik-
penyaji memulai proses latihan dengan
teknik dari repertoar-repertoar yang
melakukan beberapa langkah yaitu:
disajikan. Teknik-teknik yang dimaksud
a. Latihan Individu
seperti uraian berikut.
Latihan individu mengenai penguasaan
Repertoar Concerto in A Minor.
teknik permainan sesuai karakter masing-
Repertoar ini menggunakan teknik:
masing repertoar, hal ini sangat perlu dilakukan
arpeggio, staccato, legato dan intensitas
untuk pencapaian tingkat penguasaan materi
dinamika yang beragam, serta kecepatan dan
secara baik. Mulai dari pemanasan berupa:
kelincahan dalam bermain.
gesek nada panjang, scales, legato, staccato dan
Repertoar kedua Zapin Kasih dan Budi.
arppeggio sesuai dengan tangga nada masig-
Repertoar ini diaransemen ulang oleh Denny
masing repertoar. Latihan singkronisasi tangan
Alpan dalam format solo violin, yang
kanan dan kiri juga diperlukan. Menurut
menggunakan teknik: legato, high note, serta
Supriando, agar kedua tangan dapat bermain
kecepatan dan kelincahan bermain.
dengan baik, kedua tangan membutuhkan
Repertoar ketiga Rangkaian Melati.
sinkronisasi yang membentuk satu keasatuan
Repertoar ini diaransemen ulang oleh Andre
antara masing-masing tangan kiri dan kanan
Dwi Wibowo dalam format solo violin, yang
(Supriando, 2021). Kemudian latihan
menggunakan teknik: legato, appogiatura,
dilanjutkan dengan tahap reading section
staccato, high note, kecepatan dan
dengan iringan MIDI. Rencana kegiatan latihan
kelincahan nada serta mewujudkan eskpresi
menjadi penting dengan memperhatikan
repertoar oleh penyaji.
estimasi waktu yang disusun sedemikian rupa
Repertoar keempat Amazing Grace.
sehingga tercapai target yang diinginkan
Repertoar ini diaransemen ulang oleh
(Supriando, 2022)
b. Latihan Pengiring Hendipo Sibarani dalam format solo violin,
yang menggunakan teknik: vibrato, legato,
Latihan pengiring dilakukan tanpa solis.
Latihan ini terbagi dalam tiga tahapan antara arpeggio, doublestop dengan menggunakan
ornamentasi seperti: appoggiatura dan
lain: reading section, penyetaraan tempo serta
acciaccatura serta ketepatan nada sehingga
penggarapan dinamika. Latihan sesi ini
saat mewujudkan ekspresi penyaji lebih
dipimpin konduktor berdasarkan arahan
dapat menghayatinya.
penyaji, agar sesuai dengan interpretasi dan
ekspresi yang ingin dicapai. 4. Repertoar Yang Dimainkan
c. Latihan Dengan Musik Pengiring Seperti yang telah dijelaskan sepintas
Latihan dengan musik pengiring atau di atas, bahwa repertoar yang mainkan
gabungan diperlukan untuk menyesuaikan urutannya sebagai berikut:
keselarasan antara solis dan pengiring. Pada a. Concerto in A Minor, karya Johann
tahap ini penyaji lebih fokus pada penyelarasan Sebastian Bach.
tempo serta dinamika untuk melahirkan b. Zapin Kasih dan Budi, karya S.M Salim.
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2, No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026 5

c. Rangkaian Melati, karya R. Maladi Concertos, lagu gereja Mass in B minor,


Arimah Noramin adalah yang paling terkenal.
d. Amazing Grace, karya John Newton. Repertoar Concerto in A Minor ini
terdiri dari 3 movement atau bagian seperti:
HASIL DAN PEMBAHASAN Allegro moderato, Andante, allegro assai.
Setiap repertoar yang dimainkan solis Repertoar ini menggunakan penerapan
violin dalam pertunjukan, biasanya memiliki teknik permainan yang sangat bervariasi
teknik tertentu yang dapat membentuk skill seperti: arpeggio, staccato, legatomelodi
individu secara profesional pada instrument yang lincah, serta intensitas dinamika yang
musik. Dalam pengaplikasian teknik permainan beragam. Movement pertama atau bagian
violin oleh solis ke repertoar yang dibawakan pertama ini terdiri dari 172 birama dan
penyaji pada pertunjukan, terlebih dahulu dimainkan pada tangga nada A Minor dengan
penyaji mengutamakan interpretasi dan ekspresi sukat 2/4 serta terdapat dinamika: forte,
sebagai gagasan pokok pertunjukan. piano, fortesimo.
Agar lebih jelas pencapaian interpretasi Bagian pertama repertoar ini di birama
dan eskpresi penyaji solis violin, melalui 1 dan birama 2 terdapat teknik staccato yang
repertoar Concerto in A Minor ciptaan Johann berarti gesekan yang pendek-pendek dan
Sebastian Bach dengan iringan ensamble string, tegas dalam memainkan instrument violin,
Zapin Kasih dan Budi ciptaan S.M Salim yang ditandai dengan sebuah (.) di atas atau
dengan iringan ensamble string dan beberapa di bawah not. Teknik ini dimainkan dengan
instrument melayu, Rangkaian Melati ciptaan R. hairbow (bubat penggesek) tetap menempel
Maladi Arimah dengan iringan mini orkestra, pada senar violin, tangan kanan berperan
dan Amazing Grace ciptaan John Newton penting dalam menentukan power yang
dengan iringan orkestra. Dapat dicermati pada dikeluarkan sehingga nada yang dihasilkan
deskripsi lanjutan ini. membuat tekanan pada setiap gesekan agar
A. Interpretasi dan Ekspresi Repertoar menghasilkan staccato yang jelas sebagai
Menginterpretasikan repertoar diartikan berikut:
sebagai usaha memahami makna yang
terkandung dalam sebuah karya musik yang di
garap oleh komposer kedalam bentuk simbol
bunyi (score) (Egi, Muhammad., Supriando, S., Notasi 1. Penerapan Teknik Staccato pada Concerto
in A Minor
Awerman, 2021).
1. Repertoar Concerto In A Minor
Selanjutnya terdapat teknik legato dan
Concerto in A Minor karya Johann
dalam bahasa Italia disebut legare yang
Sebastian Bach yang merupakan karya zaman
berarti mengikat, yaitu bentuk garis
barok atau zaman basso continuo. Johann
melengkung yang menghubungkan antara
Sebastian Bach lahir 31 maret 1685 di Eisenach,
not satu dengan yang lain dengan nada yang
Jerman. Dia adalah seorang komponis dan
berbeda dan dimainkan dengan satu gesekan
organis Jerman zaman Barok. Beliau
bow yang penuh. Dalam memainkan teknik
menggubah musik untuk alat musik organ,
ini diperlukan kestabilan dalam menggesek
harpsichord, clavichord dan juga untuk
bow oleh tangan kanan serta penguasaan
orchestra. Ia telah menggubah lebih dari 1000
teknik tangan kiri juga harus konstan dan
lagu, set lagu oleh Bach Brandenburg
selaras. Seperti pada notasi berikut.
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2 , No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026
6

Notasi 2. Penerapan Teknik legatto pada Concerto in A


Minor Notasi 4. Penerapan Teknik Arpeggio pada Concerto
in A Minor

Pada birama 117 sampai 124, juga


Teknik arpeggio ini terdapat pada
terdapat beberapa dinamik seperti: forte, piano
birama 51 sampai 55 dengan nada
dan cressendo dengan not seperenambelas,
seperenambelas dan seperdelapan dan
untuk menguasai teknik ini penyaji
stacatto. Pada teknik ini Penyaji
menggunakan: etude kayser, 36 Elementary &
menggunakan buku etude kayser, “36
Progressive Studies for Violin Op.20” No. 12
Elementary & progressive Studies for Violin
(Kayser, 1915).
Op. 20” No. 24 sebagai bahan untuk latihan
Selanjutnya adalah teknik appogiatura
yang dilatih selama kurang lebih seminggu
teknik ini dimainkan dengan cara satu nada
waktu latihan.
mendahului nada beraksen, sehingga jatuhnya
Bagian kedua pada repertoar Concerto
aksen (tekanan) berpindah ke nada pendahulu
in A Minor, dimainkan dalam tempo
tersebut. Appoggiatura dimainkan dengan cara
Andante. Repertoar ini dimulai dari nada
menekan (Banoe, 2003). Berikut notasinya.
dasar A Minor dengan sukat 4/4 dan terdiri
dari 46 birama. Pada bagian kedua ini
terdapat banyak teknik legato dengan tempo
yang lambat, sehingga solis harus mampu
Notasi 3. Penerapan Teknik Appoggiatura pada mengatur pernapasan dan pembagian bow
Concerto in A Minor
pada nada yang akan dimainkan. Berikut
notasinya.
Teknik appoggiatura terdapat pada
birama 159 dan terdapat juga ornamentasi trill
dilambangkan dengan huruf tr pada ketukan
kedua trill adalah nada yang dimainkan secara Notasi 5. Penerapan Teknik Legato pada Concerto in
A Minor
bergantian dengan nada di atasnya dan
dimainkan secara cepat. Untuk menghasilkan
Melodi dengan teknik legato yang
teknik yang bersih penyaji menggunakan etude
terdapat pada birama 5 sampai 6 seperti pada
Kayser, “36 Elementary & Progressive Studies
gambar di atas tersebut, penyaji melatihnya
for Violin Op. 20” No. 15 dan 14 yang dilatih
menggunakan etude Franz Wolhfahrt Op, 45
secara konstan selama kurang lebih seminggu
Sixty Studies ffor the Violin etude nomor 8
waktu latihan.
(Wohlfahrt, 2004). Selain teknik legato,
Selanjutnya teknik arpeggio ialah langkah
bagian kedua repertoar ini juga terdapat
berurutan, teknik permainan suatu rangkaian
teknik trill yang terdapat pada birama 9.
nada atau akord terurai secara berurutan, mirip
Seperti pada notasi di bawah ini :
petikan harpa (arpa). (Banoe, 2003). Teknik
arpeggio ini dimainkan dengan teknik bowing
yang sangat ringan dengan tekanan yang
konstan. Seperti pada notasi berikut. Notasi 6. Penerapan Teknik Trill pada Concerto in A
Minor
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2, No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026 7

Selanjutnya pada birama 14 sampai 15 terdapat


teknik arpeggio, seperti pada notasi di bawah ini
:

Notasi 9. Penerapan Teknik Trill pada Concerto in A


Minor
Notasi 7. Penerapan Teknik Arpeggio pada Concerto in
A Minor Pada birama 88 ketukan pertama dan
birama 90 ketukan pertama terdapat teknik
Melodi dengan teknik arpeggio di atas,
double stop, double stop adalah teknik
penyaji latih menggunakan etude Kayser, “36
permainan alat musik berdawai, yakni
elementary & Progressive Studies for Violin Op.
dengan cara menekan dua dawai sekaligus.
20” No. 24. Dalam memainkan teknik arpeggio
Pada violin, double stop dimainkan dengan
ini teknik menggesek bow dilakukan secara
cara menggesek dua nada secara bersamaan
konstan berpengaruh terhadap nada yang
sehingga menghasilkan bunyi akord (Banoe,
dihasilkan, sehingga dalam memainkan posisi
2003). Selain dua nada, tiga atau empat nada
tangan kanan harus dimainkan secara lebih
juga dapat dimainkan secara bersamaan
lembut dan halus.
masing–masing disebut triple stop dan
Bagian ketiga dari repertoar ini adalah
quadruple stop, seperti pada birama di bawah
bagian akhir dari Concerto In A Minor.
ini. Dalam menghasilkan dua nada sekaligus
Memiliki jumlah birama sebanyak 141 birama
tekanan pada bow, sangat penting agar suara
Bagian ini merupakan klimaks dari repertoar
atau bunyi yang dihasilkan bisa menjadi
Concerto in A Minor, pada bagian ini memiliki
sebuah harmoni. Seperti pada notasi berikut.
tempo yang lebih cepat dari bagian pertama
yaitu allegro assai dan memiliki sukat 9/8. Pada
birama 42 sampai 44 terdapat teknik legato,
seperti pada notasi di bawah ini. Notasi10. Penerapan Teknik Double Stop pada
Concerto in A Minor.

2. Repertoar Zapin Kasih dan Budi


Notasi 8. Penerapan Teknik Legato pada Concerto in A
Minor
Repertoar Zapin Kasih dan Budi
diciptakan oleh S.M Salim karya ini
Melodi dengan teknik legato yang merupakan musik melayu zapin yang terdiri
terdapat pada birama 42 sampai 44 seperti pada dari 109 nada dasar dari C major atau natural
gambar di atas tersebut, dibawakan dengan dengan tempo 91 bpm atau Moderato pada
tempo yang cepat sehingga penyaji harus repertoar ini nada yang dimainkan memiliki
berhati-hati dalam memainkannya terutama tangga nada zigana atau tangga nada minor
pada fingering tangan kiri dan untuk harmonic dari sebuah scale dari nada ke–6
melatihnya, penyaji melatihnya menggunakan atau (la) yang mempunyai jarak nada atau
etude Franz Wolhfahrt Op, 45 Sixty Studies ffor interval 1 – ½ - 1 – 1 – ½ – 1 ½ - ½ dan
the Violin etude nomor 8. Selain teknik legato memiliki sukat 4/4. Repertoar ini diawali
pada bagian ketiga ini juga terdapat teknik trill dengan pengantar melodi (intro) dari birama
pada birama 26 seperti pada notasi di bawah ini. 1–21 dan pada birama 22 – 27 tempo berubah
menjadi rubato yang dimana pengertiannya
percepatan atau perlambatan tempo tanpa
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2 , No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026
8

mengikuti ketukan, melainkan secara bebas pengikat hati dua insan. Secara keseluruhan
mengikuti emosi yang ingin ditampilkan dari karya ini adalah pengungkapan ekspresi
musik tersebut. dapat dilihat seperti pada notasi melalui cerita cinta dua insan, ungkapan
berikut : perasaan ini disampaikan dengan teknik
permainan seperti: glissando dan vibrato
serta penerapan ekspresi dan dinamika
dengan teknik bowing yang halus, lembut
dan ringan.
Glissando adalah teknik permainan
tangan kiri, dalam musik glissando adalah
luncuran dari satu nada ke nada lainnya.
Sedangkan Vibrato adalah efek musik yang
terdiri dari perubahan getar suara teratur.
Notasi 11. Introduction dan Rubeto pada Zapin Kasih
dan Budi Cara ini digunakan untuk menambahkan
ekspresi musik vokal dan instrumental.
Pada birama 51 terdapat teknik Repertoar ini memiliki 66 birama, dengan
triol/triplet, ialah rangkaian tiga not perdelapan nada dasar dari 3 moll (es major), sukat 4/4
yang masing–masing nilainya telah berubah dari dan tempo adagio. Pada birama 11 terdapat
setengah ketuk menjadi sepertiga ketuk. Dapat teknik appoggiatura atau not hias,
dilihat pada partiture di bawah ini; merupakan not non-akor yang ditambahkan
sebelum not utama dengan tujuan untuk
memberikan variasi pada ritme lagu.
Ornamen ini dimainkan saat jatuhnya
ketukan, sehingga posisi not pokok menjadi
Notasi 12. Penerapan Teknik Trio/Triplet pada Zapin
Kasih dan Budi. bergeser. Nilai not appogiatura adalah
setengah dari not dasar, seperti pada notasi
Pada birama 53 terdapat teknik legato, berikut.
ialah gabungan beberapa not yang berurutan
dalam satu waktu. Untuk menghasilkan nada
legato ini secara jelas, cara memainkannya
dengan satu gesekan sehingga kesan nada yang Notasi 14. Penerapan Teknik Appoggiatura pada
dihasilkan lebih luas dan halus. Dapat dilihat Rangkaian Melati.
pada partiture di bawah ini:
Pada birama 48–55 juga terdapat
teknik legato dan sttacato dengan kelipatan
Notasi13. Penerapan Teknik Legato pada Zapin Kasih nada sepertigadua dan seperenambelas (1/32
dan Budi dan 1/16), teknik legato dimainkan dengan
cara memainkan beberapa nada dalam satu
3. Repertoar Rangkaian Melati
gesekan serta teknik sttacato yaitu nada yang
Repertoar Rangkaian Melati, repertoar ini
dimainkan dengan cara terputus-putus.
adalah sebuah karya dari R. Maladi Arimah
Dalam memainkan bagian gesekan bow yang
Noramin, repertoar Rangkaian Melati
dihasilkan harus halus dan lembut agar kesan
merupakan sebuah lagu Keroncong asli,
atau pesan yang disampaikan dalam repertoar
bercerita tentang rangkaian melati yang menjadi
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2, No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026 9

ini dapat tersampaikan. Notasi tersebur dapat utama. Penerapan ornamentasi ini dapat
dilihat berikut ini: dilihat notasi di bawah ini :

Notasi 16. Penerapan Teknik Acciaccatura pada


Repertoar Amazing Grace.
Pada birama 53 terdapat teknik
sextuplet dimainkan dengan cara memainkan
6 nada dalam satu ketukan dengan nada dasar
yang telah di modulasi ke D major. Teknik
sextuplet ini dimainkan juga berbarengan
dengan teknik legato pada not
seperenambelas yang terdiri dari enam buah
Notasi 15. Penerapan Teknik Legato dan Staccato pada nada di setiap ketukan. Pada bagian ini
Rangkaian Melati penyaji latih menggunakan etude kayser no.
13, latihan ini dilakukan selama seminggu
4. Repertoar Amazing Grace waktu latihan. Dapat dilihat pada notasi
Karya Amazing Grace ini diciptakan berikut:
oleh John Newton, repertoar ini diciptakan pada
zaman Barok di tahun 1779 dan dipublikasikan
pada tahun 1835. Pada repertoar ini terdapat
penggarapan ekspresi, serta emosi serta terdapat
Notasi 17. Penerapan Teknik Sextuplet pada
teknik tangan kanan dan tangan kiri dalam Repertoar Amazing Grace.
memainkan melodinya, penggarapan ekspresi,
serta ketepatan nada. Dalam repertoar ini Pada birama 65 dan 66 juga terdapat
penyaji mencoba menginterprestasikan cerita teknik legato dan doublestop di mana nada
tentang kasih sebagai anugrah dari Tuhan untuk dasarnya juga sudah dimodulasi ke F major
umatnya, melalui melodi permainan solis violin. yang sebelumnya dari nada dasar D major,
Biasanya suasana ini digambarkan dengan teknik legato dimainkan pada not
teknik: vibrato. Repertoar ini memiliki sukat 3/4 seperenambelas (sextuplet) dan sepertigadua
dan pada birama 86–90 terdapat pertukaran yang dimainkan dengan cara memainkan
sukat 4/4. Repertoar ini memiliki tempo 60 bpm beberapa nada dalam satu gesekan.
(beats per minute). Doublestop ialah nada yang dimainkan
Pada repertoar ini juga terdapat beberapa dengan membunyikan dua nada secara
perubahan nada dasar seperti dari C major ke D bersamaan pada instrument gesek. Penyaji
major dan ke F major. Pada birama 32 dan melatih doublestop menggunakan buku etude
birama 34 terdapat teknik acciaccatura, Enrico Polo 30 estudio en cuerdas dobles no.
acciatura merupakan ornamen yang berupa 1. (Polo, 1922). Latihan ini penyaji lakukan
sebuah not kecil yang muncul tepat saat sebelum dalam waktu seminggu masa latihan. Dapat
jatuhnya ketukan. Umumnya nilai not kecil ini dilihat pada notasi berikut :
memiliki nilai 1/32, saat dimainkan akan
menimbulkan efek suara seperti suara
pendahulu yang berbunyi hampir bersamaan Notasi 18. Penerapan Teknik Legato dan Doublestop
karena jaraknya yang sangat dekat dengan not pada Repertoar Amazing Grace
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2 , No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026
10

Pada birama 85 ke 86 terdapat perubahan Repertoar pertama yaitu Concerto in A


sukat dari 3/4 ke 4/4 dapat dilihat pada notasi Minor pada repertoar ini penyaji tidak
berikut: memiliki kendala yang signifikan terhadap
yang dimainkan akan tetapi penyaji cukup
sulit mengontrol dinamik dan ekspresi
sehingga penyaji menjadi grogi atau nervest
ketika memainkan repertoar tersebut.
Repertoar kedua yaitu Zapin Kasih dan
Notasi 19. Perubahan Sukat dari 3/4 Menjadi 4/4 pada Budi. Pada repertoar ini penyaji
Repertoar Amazing Grace
memabawakan lagu melayu dengan iringan
Pada birama 85–86 terdapat perpindahan dari beberapa instrument melayu seperti
sukat (time signature) dan di birama 89 terdapat gendang melayu dan accordion namun dalam
per-lambatan tempo yang dinamakan sebuah pertunjukannya penyaji
ritardando ialah kecepatan yang diperlambat menginterpretarikan bentuk cengkok atau
secara bertahap. grenek dari lagu melayu tersebut karena
B. Pertunjukan dan Penyajian grenek merupakan ciri khas teknik bermain
Pertujukan Solis Violin dalam Repertoar biola dalam musik melayu.
Concerto In A Minor, Zapin Kasih dan Budi, Repertoar ketiga yaitu Rangkaian
Rangkaian Melati, dan Amazing Grace melatu. Pada repertoar ini penyaji
dilaksanakan di GP (gedung pertunjukan membawakannya dengan iringan keroncong
Hoerijah Adam) tanggal 24 November 2021 dan ensamble string serta tiup. Repertoar ini
seperti di bawah ini: penyaji bawakan dengan interpretasi sebagai
solis keroncong dan menggunakan teknik
biola keroncong sendiri seperti teknik
cengkok ( gruppeto), teknik gregel
(mordent), teknik mbesut (glissando).
Repertoar keempat Amazing Grace.
Repertoar ini merupakan repertoar yang
diciptakan pada tahun 1779 dan dipopulerkan
pada tahun 1835, repertoar ini penyaji
bawakan dengan iringan orchestra. Pada
Gambar 1. Pertunjukan Solis Violin Dalam Repertoar repertoar ini penyaji tidak memiliki kendala
Concerto
In A Minor, Zapin Kasih dan Budi, Rangkaian Melati, yang signifikan terhadap yang dimainkan
Amazing Grace namun pada repertoar ini penyaji merasa
Di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam kurang adanya ekspresi yang mendalam
(Dokumentasi, 24 November 2021)
Dalam sebuah pertunjukan solis violin, terhadap repertoar ini, karena repertoar ini
penyaji dalam pertunjukannya memiliki seharusnya menuntut penyaji agar bisa
beberapa kendala yang berkaitan dengan proses merasakan maksud dan makna yang terdapat
latihan dan teknik yang akan digunakan dalama pada repertoar ini supaya pesan dan kesan
melaksanakan sebuah pertunjukan. Maka dari yang disampaikan bisa terwujud.
itu seorang penyaji dituntut latihan secara intens KESIMPULAN
dan cukup banyak dalam penguasaan materi
Pada pertunjukan ini, Solis violin
yang akan dibawakan.
memainkan 4 buah repertoar yaitu: Concerto
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2, No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026 11

in A Minor, Zapin Kasih dan Budi, Rangkaian 139.


Melati, dan Amazing Grace. Semua teknik yang Firdaus, A. S., Santosa, H., & Ardini, N. W.
terdapat pada masing-masing repertoar di atas, (2019). Transformasi Musik
menuntut penyaji membawakan repertoar ini Balaganjur Teruna Goak Ke dalam
secara profesional sesuai dengan interprestasi Musik Jazz. Panggung, 29(3), 205–
dan ekpresi yang dimiliki. Dalam 118.
https://doi.org/10.26742/panggung.v2
pengungkapan ekspresi dan interpretasi sebagai
9i3.1008
seorang solis violin, sangat ditunut untuk
memperlihatkan kematangan atau skillnya di Ikranegara. (1993). HAM dan Seni di
Indonesia. Horison. Majalah Sastra
atas pentas sesuai dengan repertoar yang
Dan Budaya.
diciptakan kom-posernya. Disamping itu,
sangat dituntut ilmu pengetahuan penyaji, Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui
Pengalaman Musik. Jakarta:
pengalaman, kesabaran, keseriusan dan kehati–
Depdiknas.
hatian dalam bermain.
Dalam memainkan masing-masing Kayser, H. E. (1915). Vol. 750 Op. 20–
Elementary and Progressive Studies.
repertoar tersebut, penyaji memiliki capaian
New York: Schirmer’s Library of
yang berbeda pada grade musik yang dihasilkan Musical Classics.
sebagai orang yang memainkan instrumen violin
Latham. (2004). Terampil Bermain Musik1.
pada pertunjukan ini. Hal ini membutuhkan
Solo: Tiga Serangkai.
proses latihan yang rutin dalam penggarapan
karya. Merriam, A. P. (1964). The Anthropology of
Music. Chicago: Chicago Nortwestern
Disamping itu, untuk mencapai intepretasi
University.
dan ekspresi solis violin pada setiap repertoar
sangat membutuhkan pendekatan etude atau Polo, E. (1922). 30 estudios en cuerdas
doubles para violin. Argentina: Ricordi
pelatihan etude dalam mengeksplorasi
Americana.
penerapan teknik.
Reid, S. (2002). Preparing for Performance.
In J. Rink (Ed.), Musical Performance:
KEPUSTAKAAN A Guide to Understanding. Cambrige:
Aminuddin. (1987). Pengantar Apresiasi Karya Cambrige University Press.
Sastra. Malang: Sinar Baru. Setyawati, E. (2002). Seni pertunjukan.
Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Jakarta: Jayakarta Agung Offset.
Kanisius. Subagyo, F. (2004). Terampil Bermain
Bastomi, S. (1988). Apresiasi Kesenian Musik1. Tiga Serangkai: Solo.
Tradisional. Semarang: IKIP Semarang Supriando, S. (2021). 120 Arpeggio Op . 1
Press. Mauro Giuliani : Pengaruhnya
Egi, Muhammad., Supriando, S., Awerman, A. Terhadap Kualitas Petikan Gitar
(2021). Interpretasi Repertoar Danzas Klasik. Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu
Espanolas Op.37, Concerto De Aranjuez, Pengetahuan Dan Karya Seni, 23(1),
Aek Sekotak, dan Moliendo Café pada 177–191.
Pertunjukan Gitar (Interpretation of the Supriando, S. (2022). Strategi
Repertoire of Danzas Espanolas Op.37, Pengembangan Bakat Siswa
Concerto De Aranjuez, Aek Sekotak, and Menghadapi Kompetisi FLS2N
Moliendo Café on Guitar performan. Cabang Solo Gitar di SMAN 1
MUSICA : Journal of Music, 1(2), 128– Bukitinggi. Gondang: Jurnal Seni Dan
Arsenius Edi Susilo /Musica Vol. 2 , No.1, Juli (2022) ISSN 2807-1026
12

Budaya, 5(1), 32–46.


Wohlfahrt, F. (2004). Vol. 2046 Op. 45–Sixty
Studies For The Violin. New York:
Schirmer’s Library of Musical Classics.

Anda mungkin juga menyukai