Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No.

02, April 2016: 132-150

VOLUME 02, No. 02, April 2016: 132-150

MENCERMATI TRANSIT DAN TRANSITION DALAM ARANSEMEN


MUSIK NYANYIAN NEGERIKU KARYA SINGGIH SANJAYA

Mei Artanto
Lembaga Pusat Informasi Musik
Art Music Today Yogyakarta
flautacloth@gmail.com

Abstract
Nyanyian Negeriku is a work of musical arrangements made by Singgih Sanjaya using
two musical materials, comprised of nine folk songs and orchestral music. These nine
folk songs areshifted (through a transit and transition process) by Singgih Sanjaya to
form aunified musical arrangement which is still in the form of a musical text. Nyanyian
Negeriku, still in a text (score) form is the object which is further shifted (transit and
transition) following the agents who bring in a performance. Agents who use the work
also contribute in the processes and mechanisms of transferring Nyanyian Negeriku’s
music text to a performance that presents different textual performances, such as the
presence of the conductor’s body and the different musicians. The difference between the
presence of the conductor body and the musicians also affects the result and quality of
sound that is produced based on NyanyianNegeriku’s musical text. It occurs due to the
impact of the transit and transition process which happens continually in the creation
process and the presence of the Nyanyian Negeriku work.

Keywords: Nyanyian Negeriku, transit and transition, music text, performance

Abstrak
Nyanyian Negeriku merupakan karya aransemen musik yang dibuat oleh Singgih
Sanjaya dengan menggunakan dua materi musik, yaitu sembilan lagu daerah dan musik
orkestra. Sembilan lagu daerah inikemudian dipindahkan (transit dan transition) oleh
Singgih Sanjaya ke dalam bentuk karya aransemen musik sebagai satu kesatuan karya
yang masih berwujud teks musik. Karya Nyanyian Negeriku yang masih berwujud teks
(score) ini merupakan obyek benda yang dapat berpindah-pindah (transit dan transition)
mengikuti agen yang ingin menghadirkan dalam sebuah pergelaran. Agen-agen yang
menggunakan karya tersebut turut andil dalam proses dan mekanisme perpindahan teks
musik Nyanyian Negeriku menuju sebuah pergelaran yang menghadirkan teks pergelaran
yang berbeda, seperti hadirnya tubuh konduktor dan musisi yang berbeda. Perbedaan
antara hadirnya tubuh konduktor dan musisi juga berpengaruh pada hasil dan kualitas
bunyi yang hadir dari teks musik Nyanyian Negeriku. Hal itu muncul karena dampak
dari terjadinya proses transit dan transition yang terjadi secara beruntun dalam proses
pembuatan dan hadirnya karya Nyanyian Negeriku.

Kata kunci: Nyanyian Negeriku, transit dan transition, teks musik, pergelaran

132
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

PENGANTAR (Sanjaya, wawancara, 19 September 2013).


Indonesia dengan berbagai Karya tersebut juga pernah direkam
keunggulannya telah menawarkan oleh orkestra profesional di Beijing, Cina
banyak hal untuk digali dan dicermati, bersama Dwiki Dharmawan, dan tahun
dan salah satunya adalah karya seni. 2004 ditampilkan oleh Gita Bahana
Karya seni yang telah dihasilkan oleh para Orkestra dalam acara pergelaran konser
seniman juga memiliki tawaran estetis misi kebudayaan, Chang Chun, Beijing,
yang beragam. Tak jarang dalam tawaran Cina, ISI Symphoni Orkestra dalam
estetisnya para seniman menggunakan pergelaran konser Hari Musik Nasional,
materi-materi yang sudah ada sebagai Istana Negara, Jakarta tahun 2004, The
basis berkarya, seperti menggunakan Bluescope Steel Youth Orchestra dari
folklor. Dan salah satu dari banyaknya Australia di halaman Kraton Yogyakarta
karya karya seni, khususnya dalam tahun 2005, SMM Orkestra, dan masih
bidang musik yang mengusung materi banyak lagi (Sanjaya, wawancara, 19
folklor adalah Nyanyian Negeriku. September 2013).
Nyanyian Negeriku, merupakan Merujuk dari apa yang terjelaskan
karya dari Singgih Sanjaya yang dibuat di atas, penulis memiliki ketertarikan
pada tahun 2000. Karya ini menggunakan untuk mencermati lebih mengenai karya
materi folklor, seperti lagu daerah sebagai ini. Untuk tulisan ini penulis ini penulis
materi berkaryanya. Lagu daerah ini akan menelusuri pembahasan perihal (1)
dipindahkan dan diolah kembali oleh bagaimana proses perpindahan teks lagu
Singgih melalui proses aransemen musik daerah ke dalam teks musik Nyanyian
sebagai pilihan kerja kreatifnya. Lantas Negeriku dengan format orkestra dan
melalui proses aransemen musik ini, paduan suara? dan (2) bagaimana proses
Singgih menghasilkan sebuah karya hadirnya musik dari teks musik atau
yang menggunakan materi lagu daerah score Nyanyian Negeriku ke dalam sebuah
namun memiliki bentuk baru, yaitu pergelaran? Lantas untuk menjawab
dengan format untuk orkestra dan paduan pertanyaan yang diajukan di atas,
suara. Penggunaan lagu daerah yang dibutuhkan sebuah kerangka berfikir
digabungkan dengan proses kreatif ala dalam mencermatinya sehingga jawaban
musik Barat tampaknya memberi keunikan yang nanti diperoleh dapat terstruktur
tersendiri bagi karya Nyanyian Negeriku. dengan baik.
Hal ini terbukti dari luas dan luwesnya Untuk membedah dan menjawab
jangkauan karya ini untuk didistribusikan pertanyaan yang diajukan, penulis
dan dikonsumsi. Beberapa acara yang akan menggunakan konsep transit dan
menggunakan karya ini, seperti tahun transition yang ditawarkan oleh Maruška
2012 Twilite Orkestra di Berlin, Jerman Svašek dalam buku Anthropology, Art and
dalam rangka memperingati 60 tahun Cultural Production. Transit dan transition,
kerjasama Indonesia-Jerman, kemudian merupakan proses yang diutarakan oleh
dilanjutkan tampil di Bratislava, Slovakia Svašek seperti berikut:

133
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

“Transit records the location or Bantul yang memuat pergelaran SMM


movement of objects overtime Orkestra pada tahun 2014 dalam
and across social or geographic
rangka memperingati Hari Sumpah
boundaries, while transition analyses
how the meaning, value and status of Pemuda dan The Bluescope Steel Youth
those objects, as well as how people Orchestra di halaman Kraton Yogyakarta
experience them, is changed by that tahun 2005. Untuk mencermati proses
process” (Svašek, 2007: 4).
perpindahan teks musik ke sebuah
pergelaran, penulis akan memfokuskan
Konsep di atas menjelaskan mengenai
pada kehadiran performance text1, seperti
transit sebagai proses perpindahan
tubuh konduktor dan musisi.
sebuah obyek (karya seni) yang dapat
melewati batas-batas geografis wilayah
PEMBAHASAN
hingga batas-batas sosialnya. Sedangkan
Singgih Sanjaya dan Aransemen
transisi lebih kepada proses perubahan
Musik
yang ada dalam nilai dan pemaknaan dari
Sebelum mencermati lebih jauh
obyek (karya seni). Apa yang ditawarkan
perihal karya Nyanyian Negeriku, kiranya
oleh konsep di atas nantinya digunakan
terlebih dahulu perlu untuk mencermati
oleh penulis untuk mencermati proses
pembuat karya aransemen ini. Singgih
perpindahan karya seni sebagai obyek,
Sanjaya, sebagai seorang arranger dari
baik bentuk materialnya hingga nilai
karya Nyanyian Negeriku, merupakan
dan maknanya. Proses perpindahan
laki-laki kelahiran Surakarta pada tanggal
sebuah obyek ini tentunya terkait dengan
7 September 1962. Ia dikenal sebagai
bagaimana pemahaman, pengalaman,
pelaku musik yang memiliki keahlian
dan konteks kesejarahan maupun sosial
cukup lengkap, dengan menguasai
yang melatar belakangi terjadinya proses
beberapa keahlian, seperti arranger,
perpindahannya (2007: 4).
saxophonist, konduktor, flutis, dan
Mula-mula penulis akan mencermati
komposer (Sanjaya, 2009: 1).
proses produksi karya ini, yaitu ketika teks
Kemampuan musikal tersebut
musik lagu daerah di pindahkan (transit
didapatkannya melalui proses yang
dan transition) menjadi karya Nyanyian
panjang, seperti pengalaman mengenyam
Negeriku. Selanjutnya mencermati
pendidikan musik secara formal dan
proses di mana karya ini digunakan dan
informal, dan pengalaman musikal sebagai
dipergelarkan di tempat yang berbeda
musisi orkestra (Sanjaya, wawancara,
dengan nilai, makna, tujuan dan fungsi
1 Maret 2015). Pengalaman yang
(konsumsi) penggunaan yang berbeda
pula (transit dan transition). Dan untuk
1
Performance text merupakan perwujudan
mencermati proses perpindahan karya teks (dramatic text, score music) dari penyaji
Nyanyian Negeriku ke sebuah pergelaran ke dalam sebuah peristiwa pergelaran, di
ini, penulis akan menggunakan dua mana perwujudan seperti bunyi, intonasi,
dialek, gaya, gerak, dan bahasa tubuh
sampel dokumentasi. Dokumentasi penyaji menjadi teks yang dicermati atau
ini berasal dari SMK N 2 Kasihan, dibaca (Simatupang, 2013: xxxiii).

134
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

dialami Singgih ini merupakan bagian mencatat sekitar 100 lagu yang telah di
dari proses menangkap dan mengalami aransemen olehnya, seperti lagu nasional,
kualitas peristiwa secara inderawi lagu pop, lagu jazz, dan lagu daerah
dengan melibatkan pikiran dan perasaan (Sanjaya, wawancara, 1 Maret 2015).
(Sumardjo, 2000: 161).Merujuk pada Namun tidak menutup kemungkinan
Merleau-Ponty, hasil dari pengalaman masih terdapat karya aransemen musik
konkret atas peristiwa seni yang teralami yang terlewatkan untuk penulis data.
langsung oleh Singgih ini yang kemudian Dari banyaknya karya aransemen
dapat teralami secara utuh dan mendalam yang telah dibuat, terdapat fakta menarik
hingga menyentuh perasaan dan ingatan di mana kemampuan aransemen musik
(Sugiharto, 2013: 16). yang diperoleh Singgih bukan berasal dari
Beberapa keahlian musik yang pendidikan formal khusus aransemen
dimiliki Singgih membuat ia dipandang musik. Hal tersebut dijelaskan oleh
sebagai musisi yang lengkap. Namun jika Singgih seperti berikut:
dilihat secara kesejarahan praktiknya,ia
cenderung lekat dengan sebutan sebagai “jadi buat saya, dalam hati itu bilang
mendengarkan, nah pas kebetulan
arranger. Sebutan ini bukan semata-
saya membaca buku Vincent
mata begitu saja terjadi, melainkan ada tulisannya kalau tidak salah ‘sebagai
kesejarahan yang dapat membuatnya komposer syarat itu mendengar,
seperti itu. Terkait dengan hal tersebut, mendengar, dan mendengar’ dan
itu yang saya lakukan sampai
dalam sesi wawancara dengan Singgih,
sekarang. Jadi saya belajarnya
saya menanyakan mengenai aktivitas campur-campur, dulu sekitar
apa yang menjadi utama selain mengajar tahun 1977 saya mulai tertarik
di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, aransemen karena alasannya dulu
mendengar aransemen Bambang
dan ia pun menjawab seperti berikut:
Waljinah. Dari mendengarkan itu
jadi pemicu saya agar tambah
“lha kalau yang utama dan repertoar, terus sekalian mencermati
profesional ya arranger, terus aransemen kok bisa bagus, seperti
juga ada tanggapan orkes saya, harmoni, tekstur, melodi, ritme,
kalau waktu tanggapan orkes itu ya itu banyak mendengarkan dan
sebenarnya saya juga menyalurkan terus dianalisa,kalau lewat buku
naluri musikalku seperti menjadi dulu sempat membuka buku dari
kreator termasuk aransemen, Genichikawa dari Jepang judulnya
terus kemarin karyaku Kinanti Arranging Pop Music, tetapi saya
juga dibawakan untuk pembukaan paling banyak dari mendengarkan
acara” (Sanjaya, wawancara, 1 dari pada lewat buku (ya sebenarnya
Maret 2015). lebih baik bisa imbang)” (Singgih,
wawancara, 23 Juni 2015).
Selain penjelasan dari yang
bersangkutan, penulis juga mendata karya Kutipan di atas menjelaskan bahwa
aransemen musik yang telah dikerjakan. kemampuan yang dimiliki oleh Singgih
Berdasarkan ingatan Singgih, penulis dihasilkan daripengalaman mendengar

135
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

musik, menganalisa, dan membaca Aransemen musik merupakan salah


beberapa refrensi yang kemudian ia satu cara dalam kerja kreatif musik,
praktikan secara terus menerus. khususnya dalam musik Barat. Malcolm
Terlepas dari perkara kemampuan Boyd dalam The New Grove Dictionary of
yang diperoleh dalam dunia pendidikan Music and Musicians, menjelaskan bahwa
formal maupun pengalaman, menurut aransemen merupakan proses kreatif
penulis akanlebih menarik jika dalam menggabungkan musik yang sudah
mencermati karya yang dihasilkan. ada, dengan arti bahwa memindahkan
Dari banyaknya karya yang dihasilkan komposisi musik tertentu dari satu
Singgih terdapat satu karya yang menarik media ke media lainnya (Sadie, 2002:
perhatian penulis, dan karya tersebut 65). Berdasarkan penjelasan pengertian
adalahNyanyian Negeriku. Ketertarikan aransemen di atas, dapat dipahami
ini dipicu dari luasnya jangkauan konteks bahwa di dalam proses aransemen musik
penggunakannya karya ini, yang tidak ini terjadi perpindahan (transit dan
hanya digunakan untuk hiburan semata transition) teks lagu, dari tempat semula
melainkan terdapat nilai dan makna lain, ke tempat teks baru.
seperti nasionalis dan edukasi. Namun Untuk karya Nyanyian Negeriku,
sebelum jauh membahas nilai dan makna Singgih telah memindahkan sembilan
karya, terlebih dahulu penulis akan lagu daerah ke dalam karyanya. Sembilan
mencermati kerja kreatif yang dilakukan lagu daerah tersebut, seperti Bungong
Singgih dalam memindahkan ( transit Jeumpa (Nangro Aceh Darussalam),
dan transition) sembilan lagu daerah ke Gundhul-Gundhul Pacul (Jawa Tengah),
format orkestra dan paduan suara. Dayuang Palinggam (Minangkabau), Don
Dap Dape (Bali), Ondhe-Ondhe (Jawa
Sembilan Lagu Daerah sebagai Proses Tengah), Pakarena (Sulawesi Selatan),
Transit dan Transition dalam Nyanyian Paris Berantai (Kalimantan Selatan),
Negeriku Gunung Salahutu (Maluku), dan Yamko
Nyanyian Negeriku sebagai karya Rambe Yamko (Papua). Jika dicermati,
yang menggunakan dua materi musik penjelasan di atas mengisyaratkan
yang berbeda kiranya memiliki sisi- bahwa Singgih telah memindahkan
sisi yang menarik untuk ditelusuri. ( transit) sembilan lagu dari tempat
Dan salah satunya mencermati perihal semula ke tempat baru (space dan place)
bagaimana proses perpindahan sembilan yang diinginkannya.
lagu daerah ke dalam yang teks musik Lantas untuk menjelaskan proses
Nyanyian Negeriku yang dilakukan transition, penulis akan merunut dari
Singgih.Atas dasar tersebut, penulis proses kreatif yang dilakukan Singgih
kemudian memulai penulusuran dengan dalam aransemen musik. Hal ini perlu
mencermati proses kreatif yang dipilih karena di dalam aransemen tidak
Singgih dalam membuat Nyanyian semata-mata hanya memindahkan lagu
Negeriku, yaitu aransemen musik. saja, melainkan terdapat manifestasi

136
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

imaji bunyi dari aranger-nya, seperti Identitas di sini, diartikan penulis


potongan-potongan komposisi pendek. sebagai karakteristik dan ekspresi yang
Hal tersebut turut ditegaskan oleh Miller terdapat dalam sembilan lagu daerah
seperti berikut: tersebut. Akan tetapi ketika sembilan
lagu daerah dipindahkan dalam Nyanyian
“Arranging involves the creation of
Negeriku, karakteristik dan ekspresi yang
a fully structured piece out of the
original melody and chords”(Miller, ditawarkan merupakan hasil pemaknaan
2007: 10). dari perspektif arangernya yaitu Singgih.
Dan musik Barat, seperti orkestra
Berdasarkan penjelasan di atas, dan paduan suara menjadi pilihan
menurut penulis kehadiran melodi dan media ekspresi Singgih dalam mengolah
harmoni baru dari arranger merupakan sembilan lagu daerah tersebut. Media
awal dari proses transition. Kemunculan ekspresi yang dipilih Singgih ini, seperti
melodi dan harmoni baru ini terkait keilmuan dan pengalaman musikal
kuat dengan rasa, nilai dan makna yang teralami merupakan bagian dari
dari arranger-nya atas lagu yang proses produksi seni. Maka nilai dan
dipindahkan. Hal itu merujuk dari makna yang termuat dalam Nyanyian
penjelasan Svašek di mana proses Negeriku tidak semata-mata muncul
produksi seni tidak semata-mata bersifat dari obyeknya itu sendiri (lagu daerah)
alamiah atau natural melainkan terdapat melainkan (orkestra) diberikan dan
berbagai faktor (pengalaman, keilmuan, disematkan oleh subyek, yaitu Singgih
sosial, dan politik) yang andil dalam (Sumardjo, 2000: 187).
mempengaruhi cara memahaminya Sebelum membicarakan nilai,
(2007: 4). Berdasarkan penjelasan maksud, dan makna dalam musik, terlebih
tersebut tampaknya cara memahami dahulu perlu mencermati ekspresi,
Singgih atas sembilan lagu daerah nuansa musikal, dan konteks musikal.
dalam kerja kreatif aransemen ini tidak Terkait perihal ekspresi, rasa,atau
sebatas hanya memindahkannya (transit) nuansa dalam musik, penulis merujuk
saja melainkan turut menambahkan dari apa yang dijelaskan oleh Vincent
rasa, nilai, makna, dan nuansa dari McDermortt, bahwa ekspresi, rasa atau
pembuatnya. Penambahan semacam ini, nuansa dari sebuah musik sangat terkait
menurut penulis merupakan bagian dari dengan kebutuhan dan kondisi dari
pemaknaan diri Singgih atas lagu daerah masing-masing budaya (McDermortt,
yang dipindahkan. 2013: 33). Lantas dalam kasus Nyanyian
Folklor, termasuk lagu daerah Negeriku, kesembilan lagu daerah ini
secara umum hakikatnya merupakan disikapi, dimaknai, dan diolah kembali
identitas lokal yang terdapat dalam oleh pembuatnya (Singgih) dengan
kehidupan masyarakat tradisional memberikan ekspresi, rasa, dan nuansa
yang berfungsi sebagai pembentukan berdasarkan pemaknaan dari individu
solidaritas sosial (Purwadi, 2009:2-3). yang membuat, seperti menggunakan

137
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

orkestra.Untuk memperjelas kembali fermata dan tempo melambat disetiap


perihal transition atas sembilan lagu perpindahan lagu agar menyatu.
daerah ini, penulis menanyakan Penggunaan dua materi dalam
kepada Singgih mengenai bagaimana kerja kreatif ini membuat Nyanyian
ia memaknai sembilan lagu iniketika Negerikumenjadi karya hybrid yang
dipindahkan melalui kerja kreatifnya, terbentuk atas pencampuran dua materi
dan ia menjawab seperti berikut: tersebut. Penjelasan mengenaihybrid,
penulis merujuk pandangan Bhabha
“Kalau untuk saya karya musik itu seperti berikut:
harus banyak memiliki ekspresi
musik. Jadi saya punya filosofi
“The borderline work of culture
untuk membuat karya, ini versi
demands an ecounter with ‘newness’
saya yang tak tangkap untuk
that is not part of the continum of past
memaknai Nyanyian Negeriku.
and present” (Bhabha, 1994: 7).
Ada empat yaitu unity (kesatuan),
complexity (kerumitan), unik, dan
representatif mewakili). Kalau Pertemuan atau percampuran dari
untuk karya ini saya memaknainya penjelasan di atas, penulis artikan sebagai
seperti karya simfoni jadi bisa juga
pertemuan antara batas-batas budaya
replikasinya, itu dilihat dari bagian
simfoni dari allegro sampai finale untuk membuat atau memunculkan
terdapat jalinan yang menyambung, kebaruan yang tidak terlepas dari
tetapi untuk karya ini lebih seperti berlangsungnya masa lalu dan sekarang.
simfoni tetapi menggunakan rasa
Namun pertemuan semacam ini perlu
Indonesia”(Sanjaya, wawancara, 23
Juni 2015). penyesuaian agar menjadi sebuah
bentuk baru yang menyatu. Bagi Svašek,
Berdasarkan paparan di atas, terjadinya penyesuaian dalam proses
pemaknaan Singgih terhadap Nyanyian produksi karya seni karena masing-
Negeriku sebagai karya yang utuh (unity, masing budaya memiliki sifat yang
complexities, unik, dan representatif) cenderung relatif, tentu dengan melihat
merupakan makna dan nilai (transition) konteks budaya dan perbandingan lintas
baru dari Singgih atas sembilan lagu budaya sebagai upaya memahami satu
daerah. Perubahan makna dan nilai objek seni (Svašek, 2007: 9).
terjadi dalam pengolahan lagu daerah
dengan keilmuan musik Barat dan format Teks dan Konteks Nyanyian
orkestra sebagai cara mengungkapkan Negeriku Sebagai Proses Transit dan
ekspresi baru atas sembilan lagu ini. Transition
Akan tetapi Singgih tidak mengambil Nyanyian Negeriku, sebagai
keseluruhan bentuk dari masing-masing sebuah karya tentunya memiliki
lagu daerah. Ia hanya mengambil maksud, nilai, dan makna yang ingin
beberapa melodi dari masing-masing lagu dikomunikasikan secara estetis. Lantas
yang diolah dengan harmoni berbeda agar ketika maksud, nilai, dan makna
lebih menarik, dan yang memberi tanda darimusik ini ingin dikomunikasikan

138
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

tentu membutuhkan unsur-unsur simbol membutuhkan perangkat untuk


dalam proses komunikasinya. Maka menafsirkannya. Nantinya perangkat
dalam proses komunikasi, khususnya tersebut berfungsi untuk muwujudkan
seni, terdapat tiga unsur yang harus benda seni yang dibuat oleh seniman agar
dipenuhi, yaitu seniman (aranger), benda dapat dinikmati dan didengar, sehingga
seni (Nyanyian Negeriku), dan publik terjalin komunikasi antara seniman
seni ( penonton) (2000: 188). Untuk dan penikmat (2000: 111). Dan untuk
membicarakan proses komunikasi ini, musik, perangkat di atas menjadi penting
penulis terlebih dahulu akan mencermati untuk mewujudkan bunyi dari simbol
material kebendaan seni, karena material dan tanda dalam teks menjadi peristiwa
kebendaan ini yang berpengaruh pada bunyi. Hal itu dikarenakan, merujuk
proses teralaminya peristiwa estetis karya Suka Hardjana, musik teralami sebagai
seni. Uraian perihal material kebendaan eksistensi yang nyata ketika musik dapat
seni, khususnya musik terkait dengan hadir menjadi perisitiwa bunyi melalui
pertanya penulis mengenai bagaimana kehadiran manusia beserta sifat-sifatnya
proses kehadiran musik dari teks musik (Harjana, 1983: 8), dan kehadiran
atau score Nyanyian Negeriku ke dalam manusia dengan kemampuan khusus ini
sebuah pergelaran. yang kemudian dapat menjadi perangkat
Maka untuk menjawab pertanyaan penafsir simbol dan tanda dari score.
tersebut, penulis akan memulai dengan Kehadiran manusia agar musik
membicarakan teks musik atau score dapat mewujud kiranya penting untuk
Nyanyian Negeriku sebagai obyek transit. dicermati, karena melalui kehadiran
Teks musikatau score ini merupakan manusia ini score musik dapat
wujud benda (lembaran kertas atau file) berpindah-pindah. Proses perpindahan
yang dapat berpindah-pindah melewati teks musik semacam ini yang membuat
wilayah geografis, yang mana teks praktik musik bermunculan di mana-
tersebut dapat menjadi obyek transit. mana, alhasil banyak masyarakat yang
Selain dapat berpindah-pindah, score menekuni ketrampilan memainkan
musik menjadi elemen penting dalam musik dipenjuru dunia, khususnya
kehadiran musik yang berbasis pada musik klasik Barat sehingga gedung
tradisi Barat, seperti musik orkestra. konser pun bermunculan (McDermott,
Pentingnya kehadiran score ini karena 2013: 33).
didalamnya terdapat simbol atau tanda Score sebagai aspek penting dalam
sebagai sistem notasiyang bertujuan tradisi musik klasik Barat, tampaknya
seperti membantu memanifestasikan tetap membutuhkan aspek untuk
ingatan dari kerja kreatif, yang kemudian menafsirkan simbol yang tertulis.
dinamakan Seeger (1958) sebagai notasi Dan tubuh manusia yang memiliki
preskriptif (terj. Putra, 2012: 97). kemampuan khusus dalam musik, seperti
Berdasarkan kutipan di atas, konduktor dan musisi yang dibutuhkan
tampaknya score yang berisi tanda dan untuk menafsirkan score ke dalam

139
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

peristiwa musik. Hal ini dikarenakan Berdasarkan paparan di atas dapat


melalui kemampuan tubuh tersebut dipahami bahwa konteks di sini diposisikan
ide komponis dapat diungkapkan dan sebagai elemen penting dalam hadirnya teks
dikomunikasikan kepada penonton seni. Dan penjelasan tersebut merupakan
sebagai relasi reorientasi dalam sebuah pijakan untuk mencermati konteks dalam
pergelaran (Clayton, Herbert, Middleton, proses transit dan transition teks Nyanyian
2003: 206). Negeriku. Maka untuk mencermati proses
Fungsi kehadiran tubuh manusia transit dan transitionini, penulis akan
tidak hanya sampai di situ saja, manusia menggunakan konteks digunakannya
juga berpengaruh dalam melatarbelakangi score Nyanyian Negeriku oleh SMK N 2
pemilihan musik untuk dihadirkan Kasihan, Bantul atau Sekolah Menengah
dalam konteks pergelaran tertentu. Musik (SMM) Yogyakartadan pergelaran
Tubuh manusia dan konteks ini ikut The Bluescope Steel Youth Orchestra di
andil dalam proses transit dan transition halaman Kraton Yogyakarta tahun 2005.
sebuahscore musik. Maka penting Berdasarkan pengalaman penulis
untuk terlebih dahulu mencermati mengenyam pendidikan musik di SMM
perihal bagaimana teks musik ini dapat dari tahun 2005 sampai 2008, Nyanyian
berpindah (transit) tempat pergelaran Negeriku merupakan repertoar yang
yang ikut merubah ( transition) nilai sering digunakan oleh orkestra SMM.
dan makna penggunaannya. Nilai dan Pergelaran tahunan di Auditorium
makna yang termuat dalam karya seni SMM dan pergelaran SMM Orkestra
(musik) apat dipengaruhi oleh konteks dalam acara peringatan Hari Sumpah
kondisi sosial, budaya, politik, dan Pemuda tahun 2014 juga menggunakan
ekonomi, di mana konteks tersebut dapat Nyanyian Negeriku sebagai salah satu
memberi nilai dan makna dalam proses repertoar. SMM sebagai agen yang
penciptaan, menikmati, memahami, menggunakan Nyanyian Negeriku tidak
dan memanfaatkan sebuah karya seni, hanya menggunakan karya hanya di
termasuk Nyanyian Negeriku (2000: satu tempat saja, melainkan berpindah-
188). pindah. Berpindahnya penggunaan karya
Pentingnya sebuah konteks juga tersebut yang digunakan penulis untuk
diutarakan oleh Heddy Shri Ahimsa- mencermati proses transit dan transition
Putra yang merujuk pada ungkapan atas Nyanyian Negeriku.
Morphy (1978), seperti berikut: SMM setiap tahunnya rutin
melakukan konser tahunan sejumlah
“Tanpa mengabaikan arti pentingnya tiga kali, yaitu welcome concert, night
teks itu sendiri, bagaimanapun juga
concert, dan farewell concert. Semasa
“without the context, it [the text]
remain lifeless” (Morphy, 1978). menempuh pendidikan di SMM, penulis
Sebuah kesenian dianggap menjadi sering menjumpai Nyanyian Negeriku
‘hidup’ karena konteksnya” (Ahimsa- menjadi repertoar yang dihadirkan.
Putra, 2000: 414).
Secara umum penggunaan karya ini

140
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

dinilai dan dimaknai oleh pihak SMM tahunan kemudian digunakan di acara
sebagai repertoar untuk pembelajaran Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun
ketrampilan siswa, penjelasan tersebut 2014 yang bertempat diPlataran Candi
merujuk dari salah satu guru SMM Prambanan. Perpindahan tempat (transit)
yang juga merupakan konduktordalam ini juga turut merubah nilai dan makna
acara konser rutin di SMM,berikut ( transition) dari penggunanya sesuai
penjelasannya: dengan konteksnya. Terkait konteks
musik dengan fungsinya perlu untuk
“Konser tahunan itu seperti acara
melihat penjelasan dari Alan P. Merriam
intern mas, setahun bisa ada empat
konser, seperti welcome, home, yaitu seperti berikut:
night, dan farewellconcert. Untuk
keempat konser itu kita termasuk “Music can function as a mechanism
sering menggunakan Nyanyian of emotional release for a large group
Negeriku sebagai repertoar. Untuk of people acting together” (Merriam,
masyarakat sekolah seperti siswa 1964: 222).
dan wali murid agar lebih tau
lagu- lagu daerah dan dari segi
Merujuk penjelasan di atas, menurut
musikalitas siswa-siswi bisa belajar
dan mengasah kemampuan melalui penulis musik merupakan sebuah
skill yang ada di repertoar Nyanyian mekanisme di dalam masyarakat sebagai
Negeriku” (Irianto, wawancara, 28 ungkapan untuk melepaskan ekspresi
Juli 2015).
emosional.
Lantas dalam acara di Plataran
Paparan di atas telah memberi
Candi Prambanan pihak SMM memiliki
penjelasan bahwa Nyanyian Negeriku
penilaian dan pemaknaan sendiri dalam
bagi SMM memiliki fungsi, makna, dan
menentukan Nyanyian Negeriku sebagai
nilai (transition) sebagai media edukasi
salah satu repertoar yang dihadirkan.
untuk melatih kemampuan bermusik para
Hal itu disampaikan oleh pihak SMM
siswa-siswi SMM. Dan fungsi, makna, dan
seperti berikut:
nilai (transition) akan berbeda mana kala
Nyanyian Negeriku digunakan di tempat “itu kan acara Sumpah Pemuda,
yang berbeda, walaupun pengunanya ada berbagai pemuda dari daerah
masih tetap subyek yang sama, yaitu di Indonesia dikumpulkan, dan
itu juga momentum bersatunya
SMM. Seperti ketika Nyanyian Negeriku
pemuda-pemudi Indonesia, makanya
digunakan oleh SMM pada acaraPeringatan disuguhkan Nyanyian Negeriku
Hari Sumpah Pemuda Tahun 2014 yang dengan materi lagu- lagu daerah,
dipergelarkan di Plataran Candi Prambanan walaupun tidak semua lagu, hanya
perwakilan saja” (Ganif, wawancara,
(www.tribunnews,com).
8 April 2015).
Secara letak (transit) sudah terlihat
bahwa teks musik sudah berpindah
Penilaian dan pemaknaan lain juga
tempat, yang semula digunakan di
disampaikan oleh tim dari pihak SMM
auditorium SMM untuk acara interen
seperti berikut:

141
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

“kalau pemilihan lagu sebenarnya Ketika Teks Musik Nyanyian Negeriku


dipercayakan kepada pihak SMM, Menjadi Pergelaran
dengan ketentuan sesuai tema.
Proses transit dan transition atas
Kemudian kami dari tim produksi
melakukan rapat, dan memutuskan teks Nyanyian Negeriku tampaknya
salah satu repertoar adalah Nyanyian tidak saja menghadirkan problematika
Negeriku. Faktor politis… ya barang dan gesekan antara teks dan konteks.
kali kalau dilihat ya ada, seperti
Kehadiran musik Nyanyian Negeriku
mengandung rasa nasionalisme
yang dimunculkan dari Nyanyian dalam konteks pergelaran juga ikut
Negeriku” (Pujiwati, wawancara, berubah dan berbeda. Maka untuk
2015). mengetahui perbedaan ini perlu untuk
menelusuri proses kehadiran musik
Merujuk dua kutipan di atas dapat Nyanyian Negeriku terlebih dahulu.
dipahami bahwa fungsi Nyanyian Negeriku Mula-mula musik agar teralami
telah mengalami perubahan penilaian dan sebagai sebuah peristiwa bunyi tampaknya
pemaknaan (transition) bagi SMM. Bagi membutuhkan suatu perangkat untuk
SMM untuk konteks ini, karya Nyanyian menghadirkannya. Perangkat dalam
Negeriku memberikan makna (transition) menghadirkan musik sebagai peristiwa
ada untuk menyadarkan kembali nilai- bunyi dalam sebuah pergelaranturut
nilai kesatuan dan nasionalisme. dijelaskan oleh Toynbee seperti berikut:
Melalui penjelasan dua konteks
penggunaan Nyanyian Negeriku oleh pihak “music (like any other symbolic
system) is fashioned by those who
SMM di atas, telah menjelaskanperihal
design and perform it. Depending
terjadinya proses transit dan trasition dari on the division of labor that exists
Svašek. Dan jika di amati proses transit in any particular case, composer,
dan trasition di atas berhubungan erat instrumentalist, and engineer all
contribute directly to shaping the
antara teks dengan fenomena dari kondisi
phenomenal form of the musical
penggunanya. Hal itu merujuk penjelasan text”(Clayton, Herbert, dan Middleton
Heddy Shri Ahimsa-Putra bahwa teks (ed), 2003: 103).
seperti Nyanyian Negerikumemiliki
hubungan dengan keadaan dan fenomena Melalui kutipan di atas dapat
yang ada dalam sebuah kebudayaan di dipahami bahwa musik memiliki sistem
masyarakat yang memilikinya, dalam hal simbol yang membutuhkan individu
ini terkait yang menggunakannya (Ahimsa- untuk menafsirkan simbol dari aranger
Putra, 2000: 413). Hubungan antara teks (design). Dan untuk tulisan ini penulis
dan konteks dalam proses berpindah- akan mencermati konduktor dan
pindah ini membuat seni ikut dalam musisi orkestra sebagai individu yang
arus kepentingan tertentu, seperti politik menafsirkan simbol dalam musik.
yangmana hal itu terpancardari kutipan Maka untuk mencermati proses
wawancara untuk acara di Plataran Candi kehadiran musik Nyanyian Negeriku,
Prambanan. penulisakan menggunakan dua

142
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

dokumentasi, yaitu dokumentasi pergelaran mewujud dalam pergelaran merupakan


acara peringatan Hari Sumpah Pemuda di hasil dari praktik tubuh konduktor
Plataran Candi Prambanan tahun 2014 dan para pemain musik. Dan untuk
dan pergelaran The Bluescope Steel Youth menjelaskan lebih lanjut perihal tubuh
Orchestra di halaman Kraton Yogyakarta. konduktor dan musisi penulis akan
Dua dokumentasi tersebut nantinya akan memulai dengan dokumentasi SMM
digunakan untuk mencermati kehadiran orkestra dalam acara peringatan Hari
performance text dalam pergelaran di dua Sumpah Pemuda tahun 2014 di Plataran
dokumentasi. Performance text merupakan Candi Prambanan, dan selanjutnya
sebuah peristiwa dan fenomena yang hadir mencermati dokumentasi pergelaranThe
dari sebuah pergelaran yang disebabkan Bluescope Steel Youth Orchestra tahun
oleh perwujudan atau hadirnya bunyi 2005.
dari teks musik melalui penyaji, di mana
bunyi yang muncul dan bahasa tubuh 1. Pergelaran SMM Orkestra di Plataran
penyaji (musisi) tersebut dibaca sebagai Candi Prambanan
teks, yaitu teks pergelaran (Simatupang, a. Konduktor
2013: xxxiii). Orkestra merupakan bentuk sajian
Berdasarkan penjelasan performance ansambel besar dalam tradisi musik
text di atas, lantas membuat penulis Barat yang mengutamakan kekompakan
berfikir untuk mencermati kehadiran dengan tingkat interaksi keintiman yang
teks pergelaran yang berkaitan erat berbeda dengan bentuk formasi lainnya
dengan proses produksi bunyi dari (Rink, 2002: 163). Terkait dengan hal itu
teks musik. Dan untuk tulisan ini akan tentu dalam menghasilkan kualitas bunyi
fokus tubuh yang menghadirkan musik, membutuhkan satu peran konduktor
seperti konduktor dan musisi. Hal ini sebagai pemimpin dalam orkestra.
berdasarkan relasi antara musik dan Dan berdasarkan pengalaman yang di
manusia yang dijelaskan oleh Suka alami penulis sebagai musisi orkestra,
Hardjana di awal, di mana tubuh manusia konduktor memegang peranan penting
menjadi faktor penting dalam kehadiran dalam upaya menafsirkan score musik, di
musik. Penjelasan serupa terkait proses mana hasil penafsiran tersebut kemudian
kehadiran musik ini juga dijelaskan oleh dikomunikasikan kepada musisi agar
Tina K. Ramnarine seperti berikut: menghasilkan kualitas bunyi yang
baik.
“Music exists in performance. … To Gempur Irianto, merupakan tubuh
say that music exists in performance
yang dipercaya SMM untuk menjadi
is to focus on a particular way of
thinking about what music is: i.e., konduktor dalam membawakan karya
that it is a practice” (Harper-Scott dan Nyanyian Negeriku di acara peringatan
Samson, 2009: 221). Hari Sumpah Pemuda tahun 2014 di
Plataran Candi Prambanan. Di lingkungan
Berdasarkan kutipan di atas dapat
SMM, Gempur kerap dan aktif berperan
dipahami bahwa musik yang hadir atau

143
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

sebagai konduktor di mana ia memiliki Lantas berdasarkan penjelasan di


pengalaman dan mengetahui situasi atas, penulis melihat bahwa tidak terjalin
dan kondisi kemampuan siswa-siswi komunikasi yang baik antara tubuh
SMM. Terkait peran Gempur sebagai konduktor dan musisi dalam menafsirkan
konduktor, penulis menanyakan pada teks musik Nyanyian Negeriku. Padahal
perihal waktu dalam mempersiapkan konduktor dalam tradisi musik orkestra
para musisinya, dan ia menjawab seperti merupakan perantara atas ekspresi
berikut: dan rasa dari seorang komposer atau
aranger kepada pemain dan pendengarnya
“Untuk mempersiapkan acara di (McDonald, 2004: 205). Maka dapat
Prambanan kemarin (2014), seingat
diketahui bahwa keberhasilan sebuah
saya itu kita latihan sekitar 10 kali
mas” (Irianto, wawancara, 2015). peristiwa musik yang memiliki format
orkestra seperti Nyanyian Negeriku
Menurut penulis, waktu latihan yang dipengaruhi oleh kemampuan konduktor
mencapai 10 kali kehadiran merupakan (komunikasi, melatih, respon, antisipasi)
suatu proses persiapan yang panjang. Hal dalam menafsir score musik yang kemudian
itu terasa wajar, karena dengan melihat disampaikan atau dikomunikasikan
teks musik Nyanyian Negeriku yang kepada musisi agar musik yang hadir
cukup kompleks untuk tingkat sekolah dapat teralami dengan baik.
menengah, mereka membutuhkan waktu
persiapan hingga sampai berulang kali. b. Musisi
Akan tetapi berdasarkan pengamatan Untuk selanjutnya penulis mencermati
dokumentasi dengan mendengar perihal tubuh musisi yang memiliki posisi
dan melihat, secara keseluruhan penting dalam menghadirkan bunyi dari
konduktor tidak begitu maksimal dalam teks musik melalui instrumen. Stanley
mengkordinasi dan mengomunikasikan Boorman (1999) mengatakan bahwa
apa yang ada dalam teks musik ke musisi. musisi memiliki bagian integral dalam
Hal itu terlihat seperti dalam pengaturan proses pergelaran sebagai tubuh yang
tempo yang tidak berjalan dengan baik, menghadirkan musik agar dijiwai dalam
padahal hal yang berkaitan dengan peristiwa bunyi (Harper-Scott dan Samson,
tempo merupakan kuasa konduktor 2009: 222). Maka tidak salah sika tubuh
yang sebelumnya telah disepakati dalam musisi memiliki peran penting dalam
proses rehersal (Rink, 2002:153-154). kehadiran musik. Hal ini dikarenakan
Secara audio visual juga tampak bahwa musisi memiliki tugas untuk menafsirkan,
konduktor kurang memberi reaksi, mengomunikasikan, dan membuat hidup
antisipasi, respon dalam mengatur teks musik (notasi, score, partitur) ke
permainan ansambel musisi sehingga dalam sebuah pergelaran (2009: 222), dan
muncul suara intrumen yang memiliki untuk orkestra hendaknya musisi juga
volume yang tidak menyatu (balancing) mematuhi apa yang dikomunikasikan oleh
secara ansambel. konduktor.

144
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

Merujuk penjelasan di atas penulis ini antar musisi dapat mendengarkan


selanjutnya mencermati dokumentasi bagian-bagian musik seperti gradasi
dari SMM orkestra untuk mengamati dinamika, artikulasi, timbre, intonasi,
peristiwa bunyi (tone, timbre, dan pitch) dan tempo yang harus muncul diposisi
yang dihasilkan musisi. Dan berdasarkan tepat seperti yang tertulis dalam score
pengamatan mendengarkan dokumentasi musik (2002: 156).
tersebut, menurut penulis kualitas dari
peristiwa bunyi yang hadir kurang begitu 2. Pergelaran The Bluescope Steel
baik di mana masih terjadi ketidaksamaan Youth Orchestra di halaman Kraton
pitch instrumen, balancing volume Yogyakarta
masing-masing instrumen hinggastyle Di bagian ini penulis kembali akan
dari masing-masing lagu daerah kurang mencermati perihal bagaimana proses
diperhatikan. Kemunculan hal semacam hadirnya musik dari teks musik atau
ini tampaknyadisebabkan oleh tidak score Nyanyian Negeriku ke dalam sebuah
maksimalnya proses mempersiapkan pergelaran dengan obyek dokumentasi
kemampuan tubuh secaramotorik, yang berbeda. Untuk bagian ini
kognitif, dan afektif dalam menghasilkan penulis akan mencermati dokumentasi
kualitas yang baik dan kesadaran bermain pergelaran dariThe Bluescope Steel
ansambel ketika dipanggung. Penyebab Youth Orchestra dalam acara Pagelaran
selanjutnya terletak dari komunikasi Seni Untuk Amal – Gita Swarasisnya
yang kurang terjalin baik antara masing- Buwana di halaman Kraton Yogyakarta.
masing pemain dengan konduktor yang Proses mencermati dokumentasi ini
kemudian berimbas pada produksi bunyi dilakukan guna memberikan komparasi
yang kurang baik. terhadap kemunculan performance
Musisi SMM orkestra juga text dari dokumentasi pergelaran SMM
kurang dan belum menyadari dan orkestra di atas. Komparasi ini dilakukan
mempertimbangkan akan pentingnya juga sebagai upaya untuk melihat hal
komunikasi secara aural dan visual dalam apa saja yang muncul karena akibat dari
bermain musik orkestra. Komunikasi proses transit dan transition teks musik
aural menekankan perihal bagaimana Nyanyian Negeriku ketika dihadirkan
musisidapat menangkap sinyal atau dalam pergelaran, khusunya terkait
tanda dari musisi lainnya dengan cara dengan tubuh konduktor dan musisi.
saling mendengarkan satu sama lain,
sedangkan komunikasi visual lebih a. Konduktor
menekankan untuk saling melihat dan Untuk pergelaran The Bluescope
merespon tubuh dari satu musisi dengan Steel Youth Orchestra, posisi konduktor
musisi yang lain (Rink, 2002: 156). Dua diisi oleh pembuat Nyanyian Negeriku,
komunikasi ini kiranya penting untuk yaitu Singgih Sanjaya. Lantas dengan
bekal musisi dalam bermain musik secara posisi Singgih sebagai aranger Nyanyian
ansambel, karena melalui komunikasi Negeriku yang kemudian berposisi sebagai

145
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

konduktor, kiranya segala sesuatu yang konduktor terlihat jauh lebih berhasil
berurusan tentang kedalaman karya dalam menafsirkan, mengkordinasi dan
(musikal hingga filosofis)sangat dikuasai mengomunikasikan maksud-maksud
olehnya. Hal ini kiranya menjadi modal dalam score kepada musisi. Salah satu
yang kuat dalam upaya menafsirkan bukti dari keberhasilan konduktor dapat
scoreNyanyian Negeriku untuk kemudian terlihat dari terjalinnya komunikasi yang
dikomunikasikan kepada musisi. baik dengan musisi. Berdasarkan hasil
Namun dalam pergelaran ini, ada pengamatan dokumentasi, konduktor
fakta lain yang muncul dari konduktor terlihat selalu berkomunikasi dengan
terkaitpemaknaan dan penilaian atas musisi melalui gerak tubuh, di mana
penggunaan Nyanyian Negeriku sebagai gerak tubuh ini bermaksud untuk
salah satu repertoar. Pemaknaan ini memberikan tanda kontrol tempo,
diutarakan oleh Singgih seperti berikut: dinamika, hingga maksud gaya musikal
dari score. Gerak tubuh yang dilakukan
“Haa, kalau untuk saya musik oleh konduktor ini berperan sebagai
memiliki fungsi untuk persahabatan,,
modus komunikasi visual, dengan arti
nah kalau seperti acara di Kraton
itu kan bentuk kepedulian, apalagi melalui gerakan tangan hingga gerak
yang ikut bukan pemain Indonesia tubuh yang menghadap ke musisi
saja, tetapi ada The Bluescope Steel merupakan bentuk dari komunikasi
Youth Orchestra dari Australia. Jadi
visual (2002: 158).
itu bisa sebagai ajang menjalin
kerjasama dan persahabatan dengan Kemampuan dan pemahaman
negara lain melalui musik” (Sanjaya, musik yang ideal adalah salah satu
wawancara, 23 Juni 2015). aspek yang diperlukan oleh seorang
kondukter. Kemampuan dan pemahaman
Menurut penulis, kutipan di atas yang tersebut nantinya akan digunakan untuk
menjelaskan pemaknaan yang berbeda menafsirkan maksud-maksud yang ada
dari konduktor merupakan dampak di dalam teks musik, yang selanjutnya
dari perbedaan konteks penggunaan dikomunikasikan kepada pemain secara
Nyanyian Negeriku. Perbedaan konteks baik. Terkait dengan kemampuan
ini juga mengisyaratkan hasil dari dan pemahaman dalam menafsirkan
terjadinya proses transit dan transition teks musik, lantas membuat penulis
atas score Nyanyian Negeriku. bertanya kepada Singgih perihal apa yang
Dampak dari proses transit dan ia tekankan ketika menggarap musik
transition dalam score Nyanyian Nyanyian Negeriku bersama The Bluescope
Negeriku tampaknya tidak hanya sampai Steel Youth Orchestra. Berdasarkan
disitu saja melainkan berpengaruh ingatannya ia menjawab seperti berikut:
pada perbedaan kualitas konduktor
dalam memimpin orkestra. Hal ini “Kalau buat saya, ansambel
tampak jelas dalam dokumentasi yang musik itu baik dan berhasil dalam
membawakan repertoar dapat
penulis cermati, di mana Singgih selaku
dilihat dari, itu lho yang sering saya

146
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

tekankan TIPPS BG. Untuk yang beranggota musisi Australia yang masih
Bluescope itu mereka kan orang luar terhitung dalam kategori musisi muda
jadi masalah seperti tone, timbre,
(youth). Namun dalam pergelaran orkestra
sama intonasi tidak jadi masalah,
tetapi yang saya hadapi mereka di halaman Kraton Yogyakarta ini,
bermain masih kaku jadi kalau orkestra beranggotakan musisi campuran
mengerjakan untuk menyatukan dari Australia dan Indonesia. Hadirnya
bagian rasa dan ketepatan tempo
musisi dengan latar belakang kultur yang
(masing-masing lagu, perpindahan
lagu sesuai rasa dalam budaya kita, berbeda tampaknya berpengaruh pada
perspektif Singgih) agak kesulitan kemunculan performance text dalam
juga” (Sanjaya, wawancara, 2015). pergelaran ini.Hal itu dapat kita cermati
melalui kutipan wawancara Singgih
Merujuk kutipan di atas,penulis di atas di mana ia mengatakan bahwa
menangkap bahwa Singgih sebagai musisi yang berasal dari Australia tidak
konduktor telah memiliki konsep dan terlalu bermasalah dengan tone, timbre,
visi bermusik perihal apa yang perlu dan dinamika.Dan berdasarkan hasil
dikerjakan ketika bertemu musisi The pengamatan dokumentasi, apa yang
Bluescope Steel Youth Orchestra untuk dikatakan oleh Singgih benar adanya di
memainkan karyanya. Dan secara mana bunyi yang dipoduksi oleh para
tidak langsung penjelasan di atas turut musisi, baik dari Australia dan Indonesia
menekankan bahwa konduktor memiliki dapat tersampaikan secara baik.
posisi penting dalam orkestra dan Terlepas dari kualitas bunyi,
berperan untuk menghadirkan kualitas menurut penulis masih ada yang
peristiwa bunyi yang diproduksi oleh kurang dari musisi Australia, hal itu
musisi secara baik. Penjelasan perihal adalah geraktubuh terhadap musik
posisi dan peran konduktor ini juga yang dibawakan. Para musisi orkestra
diungkapkan oleh John Rink (ed) yang (strings section) dari Australia terlihat
merujuk Nattiez bahwa konduktor cenderung lebih tenang dan tidak cukup
adalah orang yang memiliki kemampuan ekspresif dalam memainkan Nyanyian
mengintepretasikan teks secara bebas dan Negeriku.Hal itu sangat terbalik dengan
tak ada batasanuntuk membuat musik para musis Indonesia yang justru terlihat
yang indah (2002: 227-228). Merujuk lebih menikmati musik yang dibawakan,
penjelasan Rink di atas, untuk kasus seperti musisi bongo dan bass yang
mengintepretasikan dan menghadirkan menggerakan tubuhnya mengikuti
bunyi karya Nyanyian Negeriku ini, alunan musik. Kehadiran gerak tubuh
Singgih merupakan tubuh yang ideal yang berbeda ketika memaikan karya
untuk menjadi seorang konduktor. Nyanyian Negeriku tampaknya turut
dipengaruhi oleh latarbelakang kultural
b. Musisi yang berbeda. Dan sekecil apapun gerak
The Bluescope Steel Youth Orchestra, tubuh musisi Australia maupun Indonesia
merupakan sebuah orkestra yang tetap menjadi bagian dari ungkapan

147
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

ekspresi yang turut membentuk sebuah memindahkan sembilan lagu daerah


pengalaman utuh bagi mereka. Hal ke dalam format baru yang didasarkan
tersebut turut dijelaskan oleh Dewey pada pemaknaan Singgih atas sembilan
bahwa pengalaman merupakan unit lagu daerah tersebut. Namun sangat
koheren yang terbentuk atas pengaruh disayangkan sembilan lagu daerah ini
dari relasi, kehadiran, dan interaksi tubuh tidak secara bentuk utuh digunakan,
dengan benda-benda sekitar baik secara ia hanya mengambil bagian tertentu
sederhana maupun rumit (terj. Ekosiwi, dari masing-masing lagu. Hal ini yang
2010: 39). Berdasarkan penjelasan Dewey kemudian memberi kesan bagi penulis
di atas, dapat ditangkap bahwa sekecil bahwa karya ini semacam bentuk kolase
apapun peristiwa yang hadir dalam musik dari sembilan lagu daerah.
Nyanyian Negeriku tetap berpengaruh Walaupun terkesan kolase,
dalam membentuk pengalaman inderawi nyatanya tetap tidak mengurangi nilai-
bagi tubuh musisi. nilai karya ini untuk dipergelarkan. Hal
ini dibuktikan melalui uraian di atas
KESIMPULAN di mana karya ini dapat digunakan di
Nyanyian Negeriku merupakan dua acara yang berbeda, yaitu SMM
karya yang dibuat oleh Singgih dengan Orkestra dalam rangka memperingati
menggunakan dua meteri musik yang Hari Sumpah Pemuda tahun 2014 dan
berbeda, yaitu sembilan lagu daerah The Bluescope Steel Youth Orchestra di
dan musik orkestra. Melalui aransemen halaman Kraton Yogyakarta tahun 2005.
musik, Singgih memindahkan sembilan Bukti di atas sekaligus membuktikan
lagu daerah menjadi satu kesatuan bahwa karya ini telah mengalami proses
karya yang dibingkai dengan format transit dan transition, di mana karya yang
orkestra dan paduan suara. Proses sama dimainkan di tempat dan konteks
memindahkan sembilan lagu daerah ke yang berbeda. Mudahnya proses transit
dalam orkestra dan paduan suara ini dan transition atas karya ini disebabkan
memiliki konsekuensi di mana ketika karena bentuk manifestasi Singgih
menghadirkan karya tersebut harus berupa score musik. Score musik ini yang
mengikuti aturan yang dibawa oleh kemudian dapat berpindah melewati
musik orkestra, yaitu menggunakan batas-batas geografis dan sosial berserta
score musik. pemakanaan atas karya yang masih
Score musik Nyanyian Negeriku berbentuk teks musik. Perbedaan tempat
ini merupakan bentuk manifestasi ide, dan konteks digunakannya karya ini
imaji bunyi, abstraksi bunyi Singgih juga memberi dampak pada kehadiran
yang masih berwujud benda material performance text yang berbeda.
berupa teks musik. Dan score musik Karya musik yang sama lantas
inilah yang berdasakan uraian di atas tidak membuat kehadiran performance
merupakan hasil dari proses transit text yang sama, seperti kehadiran tubuh
dan transition, di mana Singgih telah konduktor dan musisi. Hal ini terbukti,

148
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen

di mana kehadiran tubuh konduktor dan musik, seperti konduktor dan musisi akan
musisi dari dua dokumentasi ini sangat berbeda-beda. Perbedaan kehadiran tubuh
berbeda. Perbedaan ini terjadi karena ini nantinya juga akan membuat peristiwa
adanya faktor kuasa dari agen yang bunyi yang hadir akan berbeda mengikuti
menggunakan karya ini, di mana agen kualitas dan kemampuan yang dimiliki
tersebut dapat leluasa memilih siapa saja oleh tubuh konduktor dan musisi.
yang akan mengisi posisi konduktor dan
musisi sebagai tubuh yang menghadirkan DAFTAR PUSTAKA
musik dari teksnya. Namun kuasa Ahimsa-Putra, Heddy Shri. (ed). Ketika
agen di sini juga memiliki konsekuensi Orang Jawa Nyeni.Yogyakarta: Galang
atas kualitas hadirnya bunyi-bunyian Press, 2000.
dari sebuah karya. Pemilihan tubuh Bhabha, Homi K. The Location of Culture.
konduktor dan musisi yang tepat tentu London: Routledge, 1994.
akan membuat kehadiran bunyi dari Clayton, Martin, Trevor Herbert, dan
karya semakin estetis, namun sebaliknya Richard Middleton, eds.Cultural Study
jika pemilihan tidak tepat karya musik of Music: a critical introduction. New
justru tidak akan tersampaikan dengan York:Routledge, 2003.
baik. Eaton, Marcia Mueleder. terj. Embun
Berdasarkan uraian di atas, Kenyowati Ekosiwi.Persoalan Dasar
ternyata dalam proses kreatif musik, baik Dasar Estetika. Jakarta: Salemba
dalam penggarapan karya dan proses Humanika, 2010.
menghadirkan karya memiliki mekanisme Hardjana, Suka. Estetika Musik.
sendiri. Mula-mula hal ini dapat terlihat dari Jakarta: Departemen Pendidikan
penjelasan Svašek mengenai proses transit danKebudayaan, 1983.
dan transition, di mana ia menggunakan Harper-Scott, J. P. E., dan Jim Samson
lukisan sebagai obyek karya seninya. (eds). An Introduction toMusic Studies.
Akan tetapi untuk karya musik, seperti New York: Cambridge University
aransemen musik Nyanyian Negeriku ini Press, 2009.
memiliki mekanisme proses transit dan Merriam, Alan P. Anthropology of Music.
transition yang berbeda. Proses transit Northwestern:University Press,
dan transition dalam karya Nyanyian 1964.
Negeriku terjadi beruntun, (1) terjadi McDermott, Vincent. Imagi- nation:
ketika Singgih memindahkan sembilan Membuat Musik Biasa JadiLuar Biasa.
lagu daerah ke dalam format orkestra dan Yogyakarta: Art Music Today, 2013.
paduansuara, dan (2) ketika karya sudah McDonald, Hugh. Berlioz’s Orchestration
jadi dalam bentuk score musik ini dapat Treatise a Translationand Commentary.
digunakan oleh siapa saja, di mana saja, New York: Cambridge University
dan dalam konteks berbeda-beda. Proses Press, 2004.
yang kedua ini juga memberi konsekuensi Nettl, Bruno. terj. Nathalian H.P.D.
bahwa tubuh yang menghadirkan karya Putra. Teori dan Metodedalam

149
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150

Etnomusikologi. Jayapura: Jayapura Narasumber


Center of Music, 2012. Singgih Sanjaya
Rink, John(ed). Musical Performance A Fajar Ganif
Guide to Understanding.New York: Gempur Irianto
Cambridge University Press, 2002. Retno Pujiwati
Simatupang, Lono. Pergelaran: Sebuah
Mozaik Penelitian SeniBudaya. Sumber Elektronik
Yogyakarta: Jalasutra, 2013. Lazuardi, Glery. “Peringatan Hari Sumpah
Sugiharto, Bambang. Untuk Apa Seni?. Pemuda 2014 di Candi Prambanan”.
Bandung: Matahari, 2013. TribunNews.com, 24 Oktober 2014.
Sumardjo, Jakob. Filsafat Seni. Bandung: Diakses dari: http://www.tribunnews.
Penerbit ITB, 2000. com/nasional/2014/10/24/
Svašek, Maruška. Anthropology, Art and peringatan-hari-sumpah-pemuda-
Cultural Production.London: Pluto 2014-di-candi-prambanan.
Press, 2007.

150

Anda mungkin juga menyukai