Mei Artanto
Lembaga Pusat Informasi Musik
Art Music Today Yogyakarta
flautacloth@gmail.com
Abstract
Nyanyian Negeriku is a work of musical arrangements made by Singgih Sanjaya using
two musical materials, comprised of nine folk songs and orchestral music. These nine
folk songs areshifted (through a transit and transition process) by Singgih Sanjaya to
form aunified musical arrangement which is still in the form of a musical text. Nyanyian
Negeriku, still in a text (score) form is the object which is further shifted (transit and
transition) following the agents who bring in a performance. Agents who use the work
also contribute in the processes and mechanisms of transferring Nyanyian Negeriku’s
music text to a performance that presents different textual performances, such as the
presence of the conductor’s body and the different musicians. The difference between the
presence of the conductor body and the musicians also affects the result and quality of
sound that is produced based on NyanyianNegeriku’s musical text. It occurs due to the
impact of the transit and transition process which happens continually in the creation
process and the presence of the Nyanyian Negeriku work.
Abstrak
Nyanyian Negeriku merupakan karya aransemen musik yang dibuat oleh Singgih
Sanjaya dengan menggunakan dua materi musik, yaitu sembilan lagu daerah dan musik
orkestra. Sembilan lagu daerah inikemudian dipindahkan (transit dan transition) oleh
Singgih Sanjaya ke dalam bentuk karya aransemen musik sebagai satu kesatuan karya
yang masih berwujud teks musik. Karya Nyanyian Negeriku yang masih berwujud teks
(score) ini merupakan obyek benda yang dapat berpindah-pindah (transit dan transition)
mengikuti agen yang ingin menghadirkan dalam sebuah pergelaran. Agen-agen yang
menggunakan karya tersebut turut andil dalam proses dan mekanisme perpindahan teks
musik Nyanyian Negeriku menuju sebuah pergelaran yang menghadirkan teks pergelaran
yang berbeda, seperti hadirnya tubuh konduktor dan musisi yang berbeda. Perbedaan
antara hadirnya tubuh konduktor dan musisi juga berpengaruh pada hasil dan kualitas
bunyi yang hadir dari teks musik Nyanyian Negeriku. Hal itu muncul karena dampak
dari terjadinya proses transit dan transition yang terjadi secara beruntun dalam proses
pembuatan dan hadirnya karya Nyanyian Negeriku.
Kata kunci: Nyanyian Negeriku, transit dan transition, teks musik, pergelaran
132
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
133
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
134
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
dialami Singgih ini merupakan bagian mencatat sekitar 100 lagu yang telah di
dari proses menangkap dan mengalami aransemen olehnya, seperti lagu nasional,
kualitas peristiwa secara inderawi lagu pop, lagu jazz, dan lagu daerah
dengan melibatkan pikiran dan perasaan (Sanjaya, wawancara, 1 Maret 2015).
(Sumardjo, 2000: 161).Merujuk pada Namun tidak menutup kemungkinan
Merleau-Ponty, hasil dari pengalaman masih terdapat karya aransemen musik
konkret atas peristiwa seni yang teralami yang terlewatkan untuk penulis data.
langsung oleh Singgih ini yang kemudian Dari banyaknya karya aransemen
dapat teralami secara utuh dan mendalam yang telah dibuat, terdapat fakta menarik
hingga menyentuh perasaan dan ingatan di mana kemampuan aransemen musik
(Sugiharto, 2013: 16). yang diperoleh Singgih bukan berasal dari
Beberapa keahlian musik yang pendidikan formal khusus aransemen
dimiliki Singgih membuat ia dipandang musik. Hal tersebut dijelaskan oleh
sebagai musisi yang lengkap. Namun jika Singgih seperti berikut:
dilihat secara kesejarahan praktiknya,ia
cenderung lekat dengan sebutan sebagai “jadi buat saya, dalam hati itu bilang
mendengarkan, nah pas kebetulan
arranger. Sebutan ini bukan semata-
saya membaca buku Vincent
mata begitu saja terjadi, melainkan ada tulisannya kalau tidak salah ‘sebagai
kesejarahan yang dapat membuatnya komposer syarat itu mendengar,
seperti itu. Terkait dengan hal tersebut, mendengar, dan mendengar’ dan
itu yang saya lakukan sampai
dalam sesi wawancara dengan Singgih,
sekarang. Jadi saya belajarnya
saya menanyakan mengenai aktivitas campur-campur, dulu sekitar
apa yang menjadi utama selain mengajar tahun 1977 saya mulai tertarik
di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, aransemen karena alasannya dulu
mendengar aransemen Bambang
dan ia pun menjawab seperti berikut:
Waljinah. Dari mendengarkan itu
jadi pemicu saya agar tambah
“lha kalau yang utama dan repertoar, terus sekalian mencermati
profesional ya arranger, terus aransemen kok bisa bagus, seperti
juga ada tanggapan orkes saya, harmoni, tekstur, melodi, ritme,
kalau waktu tanggapan orkes itu ya itu banyak mendengarkan dan
sebenarnya saya juga menyalurkan terus dianalisa,kalau lewat buku
naluri musikalku seperti menjadi dulu sempat membuka buku dari
kreator termasuk aransemen, Genichikawa dari Jepang judulnya
terus kemarin karyaku Kinanti Arranging Pop Music, tetapi saya
juga dibawakan untuk pembukaan paling banyak dari mendengarkan
acara” (Sanjaya, wawancara, 1 dari pada lewat buku (ya sebenarnya
Maret 2015). lebih baik bisa imbang)” (Singgih,
wawancara, 23 Juni 2015).
Selain penjelasan dari yang
bersangkutan, penulis juga mendata karya Kutipan di atas menjelaskan bahwa
aransemen musik yang telah dikerjakan. kemampuan yang dimiliki oleh Singgih
Berdasarkan ingatan Singgih, penulis dihasilkan daripengalaman mendengar
135
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
136
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
137
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
138
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
139
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
140
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
dinilai dan dimaknai oleh pihak SMM tahunan kemudian digunakan di acara
sebagai repertoar untuk pembelajaran Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun
ketrampilan siswa, penjelasan tersebut 2014 yang bertempat diPlataran Candi
merujuk dari salah satu guru SMM Prambanan. Perpindahan tempat (transit)
yang juga merupakan konduktordalam ini juga turut merubah nilai dan makna
acara konser rutin di SMM,berikut ( transition) dari penggunanya sesuai
penjelasannya: dengan konteksnya. Terkait konteks
musik dengan fungsinya perlu untuk
“Konser tahunan itu seperti acara
melihat penjelasan dari Alan P. Merriam
intern mas, setahun bisa ada empat
konser, seperti welcome, home, yaitu seperti berikut:
night, dan farewellconcert. Untuk
keempat konser itu kita termasuk “Music can function as a mechanism
sering menggunakan Nyanyian of emotional release for a large group
Negeriku sebagai repertoar. Untuk of people acting together” (Merriam,
masyarakat sekolah seperti siswa 1964: 222).
dan wali murid agar lebih tau
lagu- lagu daerah dan dari segi
Merujuk penjelasan di atas, menurut
musikalitas siswa-siswi bisa belajar
dan mengasah kemampuan melalui penulis musik merupakan sebuah
skill yang ada di repertoar Nyanyian mekanisme di dalam masyarakat sebagai
Negeriku” (Irianto, wawancara, 28 ungkapan untuk melepaskan ekspresi
Juli 2015).
emosional.
Lantas dalam acara di Plataran
Paparan di atas telah memberi
Candi Prambanan pihak SMM memiliki
penjelasan bahwa Nyanyian Negeriku
penilaian dan pemaknaan sendiri dalam
bagi SMM memiliki fungsi, makna, dan
menentukan Nyanyian Negeriku sebagai
nilai (transition) sebagai media edukasi
salah satu repertoar yang dihadirkan.
untuk melatih kemampuan bermusik para
Hal itu disampaikan oleh pihak SMM
siswa-siswi SMM. Dan fungsi, makna, dan
seperti berikut:
nilai (transition) akan berbeda mana kala
Nyanyian Negeriku digunakan di tempat “itu kan acara Sumpah Pemuda,
yang berbeda, walaupun pengunanya ada berbagai pemuda dari daerah
masih tetap subyek yang sama, yaitu di Indonesia dikumpulkan, dan
itu juga momentum bersatunya
SMM. Seperti ketika Nyanyian Negeriku
pemuda-pemudi Indonesia, makanya
digunakan oleh SMM pada acaraPeringatan disuguhkan Nyanyian Negeriku
Hari Sumpah Pemuda Tahun 2014 yang dengan materi lagu- lagu daerah,
dipergelarkan di Plataran Candi Prambanan walaupun tidak semua lagu, hanya
perwakilan saja” (Ganif, wawancara,
(www.tribunnews,com).
8 April 2015).
Secara letak (transit) sudah terlihat
bahwa teks musik sudah berpindah
Penilaian dan pemaknaan lain juga
tempat, yang semula digunakan di
disampaikan oleh tim dari pihak SMM
auditorium SMM untuk acara interen
seperti berikut:
141
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
142
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
143
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
144
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
145
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
konduktor, kiranya segala sesuatu yang konduktor terlihat jauh lebih berhasil
berurusan tentang kedalaman karya dalam menafsirkan, mengkordinasi dan
(musikal hingga filosofis)sangat dikuasai mengomunikasikan maksud-maksud
olehnya. Hal ini kiranya menjadi modal dalam score kepada musisi. Salah satu
yang kuat dalam upaya menafsirkan bukti dari keberhasilan konduktor dapat
scoreNyanyian Negeriku untuk kemudian terlihat dari terjalinnya komunikasi yang
dikomunikasikan kepada musisi. baik dengan musisi. Berdasarkan hasil
Namun dalam pergelaran ini, ada pengamatan dokumentasi, konduktor
fakta lain yang muncul dari konduktor terlihat selalu berkomunikasi dengan
terkaitpemaknaan dan penilaian atas musisi melalui gerak tubuh, di mana
penggunaan Nyanyian Negeriku sebagai gerak tubuh ini bermaksud untuk
salah satu repertoar. Pemaknaan ini memberikan tanda kontrol tempo,
diutarakan oleh Singgih seperti berikut: dinamika, hingga maksud gaya musikal
dari score. Gerak tubuh yang dilakukan
“Haa, kalau untuk saya musik oleh konduktor ini berperan sebagai
memiliki fungsi untuk persahabatan,,
modus komunikasi visual, dengan arti
nah kalau seperti acara di Kraton
itu kan bentuk kepedulian, apalagi melalui gerakan tangan hingga gerak
yang ikut bukan pemain Indonesia tubuh yang menghadap ke musisi
saja, tetapi ada The Bluescope Steel merupakan bentuk dari komunikasi
Youth Orchestra dari Australia. Jadi
visual (2002: 158).
itu bisa sebagai ajang menjalin
kerjasama dan persahabatan dengan Kemampuan dan pemahaman
negara lain melalui musik” (Sanjaya, musik yang ideal adalah salah satu
wawancara, 23 Juni 2015). aspek yang diperlukan oleh seorang
kondukter. Kemampuan dan pemahaman
Menurut penulis, kutipan di atas yang tersebut nantinya akan digunakan untuk
menjelaskan pemaknaan yang berbeda menafsirkan maksud-maksud yang ada
dari konduktor merupakan dampak di dalam teks musik, yang selanjutnya
dari perbedaan konteks penggunaan dikomunikasikan kepada pemain secara
Nyanyian Negeriku. Perbedaan konteks baik. Terkait dengan kemampuan
ini juga mengisyaratkan hasil dari dan pemahaman dalam menafsirkan
terjadinya proses transit dan transition teks musik, lantas membuat penulis
atas score Nyanyian Negeriku. bertanya kepada Singgih perihal apa yang
Dampak dari proses transit dan ia tekankan ketika menggarap musik
transition dalam score Nyanyian Nyanyian Negeriku bersama The Bluescope
Negeriku tampaknya tidak hanya sampai Steel Youth Orchestra. Berdasarkan
disitu saja melainkan berpengaruh ingatannya ia menjawab seperti berikut:
pada perbedaan kualitas konduktor
dalam memimpin orkestra. Hal ini “Kalau buat saya, ansambel
tampak jelas dalam dokumentasi yang musik itu baik dan berhasil dalam
membawakan repertoar dapat
penulis cermati, di mana Singgih selaku
dilihat dari, itu lho yang sering saya
146
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
tekankan TIPPS BG. Untuk yang beranggota musisi Australia yang masih
Bluescope itu mereka kan orang luar terhitung dalam kategori musisi muda
jadi masalah seperti tone, timbre,
(youth). Namun dalam pergelaran orkestra
sama intonasi tidak jadi masalah,
tetapi yang saya hadapi mereka di halaman Kraton Yogyakarta ini,
bermain masih kaku jadi kalau orkestra beranggotakan musisi campuran
mengerjakan untuk menyatukan dari Australia dan Indonesia. Hadirnya
bagian rasa dan ketepatan tempo
musisi dengan latar belakang kultur yang
(masing-masing lagu, perpindahan
lagu sesuai rasa dalam budaya kita, berbeda tampaknya berpengaruh pada
perspektif Singgih) agak kesulitan kemunculan performance text dalam
juga” (Sanjaya, wawancara, 2015). pergelaran ini.Hal itu dapat kita cermati
melalui kutipan wawancara Singgih
Merujuk kutipan di atas,penulis di atas di mana ia mengatakan bahwa
menangkap bahwa Singgih sebagai musisi yang berasal dari Australia tidak
konduktor telah memiliki konsep dan terlalu bermasalah dengan tone, timbre,
visi bermusik perihal apa yang perlu dan dinamika.Dan berdasarkan hasil
dikerjakan ketika bertemu musisi The pengamatan dokumentasi, apa yang
Bluescope Steel Youth Orchestra untuk dikatakan oleh Singgih benar adanya di
memainkan karyanya. Dan secara mana bunyi yang dipoduksi oleh para
tidak langsung penjelasan di atas turut musisi, baik dari Australia dan Indonesia
menekankan bahwa konduktor memiliki dapat tersampaikan secara baik.
posisi penting dalam orkestra dan Terlepas dari kualitas bunyi,
berperan untuk menghadirkan kualitas menurut penulis masih ada yang
peristiwa bunyi yang diproduksi oleh kurang dari musisi Australia, hal itu
musisi secara baik. Penjelasan perihal adalah geraktubuh terhadap musik
posisi dan peran konduktor ini juga yang dibawakan. Para musisi orkestra
diungkapkan oleh John Rink (ed) yang (strings section) dari Australia terlihat
merujuk Nattiez bahwa konduktor cenderung lebih tenang dan tidak cukup
adalah orang yang memiliki kemampuan ekspresif dalam memainkan Nyanyian
mengintepretasikan teks secara bebas dan Negeriku.Hal itu sangat terbalik dengan
tak ada batasanuntuk membuat musik para musis Indonesia yang justru terlihat
yang indah (2002: 227-228). Merujuk lebih menikmati musik yang dibawakan,
penjelasan Rink di atas, untuk kasus seperti musisi bongo dan bass yang
mengintepretasikan dan menghadirkan menggerakan tubuhnya mengikuti
bunyi karya Nyanyian Negeriku ini, alunan musik. Kehadiran gerak tubuh
Singgih merupakan tubuh yang ideal yang berbeda ketika memaikan karya
untuk menjadi seorang konduktor. Nyanyian Negeriku tampaknya turut
dipengaruhi oleh latarbelakang kultural
b. Musisi yang berbeda. Dan sekecil apapun gerak
The Bluescope Steel Youth Orchestra, tubuh musisi Australia maupun Indonesia
merupakan sebuah orkestra yang tetap menjadi bagian dari ungkapan
147
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
148
Mei Artanto, Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen
di mana kehadiran tubuh konduktor dan musik, seperti konduktor dan musisi akan
musisi dari dua dokumentasi ini sangat berbeda-beda. Perbedaan kehadiran tubuh
berbeda. Perbedaan ini terjadi karena ini nantinya juga akan membuat peristiwa
adanya faktor kuasa dari agen yang bunyi yang hadir akan berbeda mengikuti
menggunakan karya ini, di mana agen kualitas dan kemampuan yang dimiliki
tersebut dapat leluasa memilih siapa saja oleh tubuh konduktor dan musisi.
yang akan mengisi posisi konduktor dan
musisi sebagai tubuh yang menghadirkan DAFTAR PUSTAKA
musik dari teksnya. Namun kuasa Ahimsa-Putra, Heddy Shri. (ed). Ketika
agen di sini juga memiliki konsekuensi Orang Jawa Nyeni.Yogyakarta: Galang
atas kualitas hadirnya bunyi-bunyian Press, 2000.
dari sebuah karya. Pemilihan tubuh Bhabha, Homi K. The Location of Culture.
konduktor dan musisi yang tepat tentu London: Routledge, 1994.
akan membuat kehadiran bunyi dari Clayton, Martin, Trevor Herbert, dan
karya semakin estetis, namun sebaliknya Richard Middleton, eds.Cultural Study
jika pemilihan tidak tepat karya musik of Music: a critical introduction. New
justru tidak akan tersampaikan dengan York:Routledge, 2003.
baik. Eaton, Marcia Mueleder. terj. Embun
Berdasarkan uraian di atas, Kenyowati Ekosiwi.Persoalan Dasar
ternyata dalam proses kreatif musik, baik Dasar Estetika. Jakarta: Salemba
dalam penggarapan karya dan proses Humanika, 2010.
menghadirkan karya memiliki mekanisme Hardjana, Suka. Estetika Musik.
sendiri. Mula-mula hal ini dapat terlihat dari Jakarta: Departemen Pendidikan
penjelasan Svašek mengenai proses transit danKebudayaan, 1983.
dan transition, di mana ia menggunakan Harper-Scott, J. P. E., dan Jim Samson
lukisan sebagai obyek karya seninya. (eds). An Introduction toMusic Studies.
Akan tetapi untuk karya musik, seperti New York: Cambridge University
aransemen musik Nyanyian Negeriku ini Press, 2009.
memiliki mekanisme proses transit dan Merriam, Alan P. Anthropology of Music.
transition yang berbeda. Proses transit Northwestern:University Press,
dan transition dalam karya Nyanyian 1964.
Negeriku terjadi beruntun, (1) terjadi McDermott, Vincent. Imagi- nation:
ketika Singgih memindahkan sembilan Membuat Musik Biasa JadiLuar Biasa.
lagu daerah ke dalam format orkestra dan Yogyakarta: Art Music Today, 2013.
paduansuara, dan (2) ketika karya sudah McDonald, Hugh. Berlioz’s Orchestration
jadi dalam bentuk score musik ini dapat Treatise a Translationand Commentary.
digunakan oleh siapa saja, di mana saja, New York: Cambridge University
dan dalam konteks berbeda-beda. Proses Press, 2004.
yang kedua ini juga memberi konsekuensi Nettl, Bruno. terj. Nathalian H.P.D.
bahwa tubuh yang menghadirkan karya Putra. Teori dan Metodedalam
149
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 132-150
150