Anda di halaman 1dari 7

1. Jelaskan pengertian dan sifat fisik mineral!

Jawab :
Definisi Mineral :
 Mineral adalah suatu senyawa homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganik mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara tertentu (Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan mineral dan batubara).
 Mineral adalah merupakan zat hablur/ kristalin yang ada dalam kerak bumi,
bersifat homogen, mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu, merupakan
persenyawaan anorganik dan mempunyai susunan kimia yang tetap.(Modul
Praktikum Mineralogi Dan Petrologi)
Beberapa sifat fisik mineral diantaranya yaitu :
a. Warna (Colour)
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral
dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi
kimia dan pengotoran padanya. Warna mineral dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :
 Idiokromatis
Idiokromatis merupakan keadaan mineral mempunyai warna yang hampir
selalu tetap, hal ini terjadi akibat unsur penyusunnya tetap. Umumnya
dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak), seperti
galena, magnetit dan pirit.
 Allokromatis
Allokromatis merupakan keadaan mineral mempunyai warna mineral
tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat
pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.
b. Bentuk (form)
Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara
ilmu ukur, dengan mengetahui susut-sudut bidangnya. Hingga saat ini baru
terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut
ada tiga hal, yaitu:
 jumlah sumbu kristal, ƒ
 letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain ƒ
 parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal
Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah:
 Sistem Isometrik
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai
sistem kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya.
 Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal
yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai
satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih
panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
 Sistem Rombis
Sistem ini disebut juga orthorombis dan mempunyai 3 sumbu kristal yang
saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.
 Sistem Heksagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling
membentuk sudut 120o satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d
mempunyai panjangyang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih
panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
 Sistem Trigonal
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal.
Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada
trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam
kemudian dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya.
 Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak
lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a.
Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya
sumbu c yangpaling panjang dan sumbu b yang paling pendek.
c. Belahan (cleavage)
Belahan atau cleavage adalah kecenderungan suatu kristal yang karena
dikenai gaya atau pemukulan akan pecah kesuatu arah tertentu sehingga
didapatkan bidang yang rata dan licin.. Berikut jenis belahan pada mineral:
 Belahan satu-arah (mika)
 Belahan dua-arah yg berpot dg sdt 900 (feldspar)
 Belahan dua-arah tdk berpot tegak lurus (amfibol)
 Belahan tiga-arah berpot tegak lurus (halit)
 Belahan tiga-arah tdk berpot tegak lurus (kalsit)
 Belahan empat arah (intan)
 Belahan enam arah (sfalerit)
Selain itu belahan juga dapat dibedakan berdasarkan bagus tidaknya
permukaan bidang belahan, diantaranya yaitu :
 Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak
melalui bidang belahan agak sukar ƒ
 Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna,
masih dapat pecah pada arah lain ƒ
 Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat
dipecah pada arah lain dengan mudah ƒ
 Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinanuntuk membentuk belahan
dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar ƒ
 Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata,
sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada
untuk membentuk pecahan.
d. Pecahan (fracture)
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan mineral untuk pecah jika
dikenai gaya atau pemukulan tanpa melalui bidang belah tertentu. Fracture
dibagi menjadi 4 yaitu :
 Conchoidal, yaitu pecah membentuk permukaan halus yang melengkung
seperti kulit bawang
 Hackly, yaitu pecah dengan membentuk tepi yang tajam-tajam
 Even, yaitu bidang pecah agak kasar dan mendekati bidang datar
 Uneven, yaitu bidang pecahnya kasar dan tidak beraturan
e. Cerat (streak)
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping
porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan
tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda.
Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna
mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
 Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin
akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
 Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin
akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
 Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
 Biotite : Ceratnya tidak berwarna
 Orthoklase : Ceratnya putih
f. Kilap (luster)
Adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya.
Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukanlogam.
Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini
biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau
mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit. Kilap bukan-logam tidak
memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat
dibedakan menjadi :
 Kilap kaca (vitreous luster)
Memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit,
kuarsa, halit. ƒ
 Kilap intan (adamantine luster)
Memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan
 Kilap sutera (silky luster)
Memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang
mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum ƒ
 Kilap damar (resinous luster)
Memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin ƒ
 Kilap mutiara (pearly luster)
Memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit
kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit. ƒ
 Kilap lemak (greasy luster)
Menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin ƒ
 Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull)
Kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.
g. Kekerasan (hardness)
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat fisik
ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs, yang dimulai dari skala 1
yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras. Skala
kekerasan mohs dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia

1 Talc H2Mg3 (SiO3)4

2 Gypsum CaSO4. 2H2O

3 Calcite CaCO3

4 Fluorite CaF2

5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2

6 Orthoklase K Al Si3 O8

7 Quartz SiO2

8 Topaz Al2SiO3O8

9 Corundum Al2O3

10 Diamond C

Untuk pengukuran kekerasan ini, dapat digunakan alat sederhana seperti kku
tangan, pisau baja dan lain-lain, seperti terlihat pada tabel berikut :
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs

Kuku manusia 2,5

Kawat Tembaga 3

Paku 5,5

Pecahan Kaca 5,5 – 6

Pisau Baja 5,5 – 6

Kikir Baja 6,5 – 7


Kuarsa 7

h. Berat jenis (Specific Grafity)


Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral
tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat
terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan
berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
i. Sifat magnetic (magnetism)
Sifat magnetic merupakan sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet
seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
j. Kelistrikan (electricity)
Kelistrikan adalah sifat mineral terhadap arus listrik. Jika mineral dapat
mengalirkan listrik disebut konduktor, sebaliknya jika tidak dapat
mengalirkan listrik disebut non konduktor. Jika dapat mengalirkan listrik
pada batas tertenti disebut semi konduktor.
2. Deskripsikan mineral minimal 5 mineral beserta gambar!
Jawab :
3. Jelaskan karakteristik batuan beku ultrabasa – basa!
Jawab :
4. Deskripsikan mineral bukan batuan beku ultrabasa dan basa masing-masing
minimal 5 mineral beserta gambar!
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai