Oleh
Ahmad Sahla Rahman
NIM 201910901016
ii
PENGESAHAN
Mengesahkan
Dosen Pengampu Matakuliah Bahasa Indonesia,
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sehingga
karya tulis ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batu
Kapur sebagai Wisata di Desa Kotakan Kecamatan Probolinggo” dapat
terselesaikan dengan baik. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir pada
Matakuliah Bahasa Indonesia Kelas 37.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Dra. A. Erna Rochiyati S., M.
Hum. yang telah membantu baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung sehingga
bisa menyelasaikan karya tulis ilmiah ini dengan tepat waktu.
Harapannya karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum
baik sebagai referensi penelitian maupun yang lainnya untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan sehingga dapat mempermudah dalam menyelesaikan tugas
sehari-hari. Kritik dan saran juga diharapkan dari penulis agar dapat
menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN ......................................................................................................... 16
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
berdampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Kondisi lahan bekas tambang
kapur illegal yang berada di Kabupaten Situbondo tidak dapat ditanami tumbuhan
musim atau tumbuhan tahunan, sehingga dengan adanya permasalahan seperti itu
reklamasi yang dapat dilakukan yaitu menata kembali lahan bekas tambang kapur
agar dapat ditumbuhi tanaman dan dapat dijadikan wisata batu kapur.
Penelitian ini berkaitan dengan kegiatan Reklamasi lahan menjadi wisata
yang akan dilakukan di lahan bekas tambang batu kapur ilegal Kabupaten
Situbondo yang sudah tidak digunakan lagi. Reklamasi lahan batu kapur
sebelumnya harus dilakukan uji kelayakan hunian pada wilayah tersebut dengan
melihat kondisi geologi dan air daerah tersebut, tantangan yang akan dihadapi,
dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dalam proses reklamasi. Maka dari
itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Lahan
Bekas Tambang Kapur Ilegal sebagai Wisata di Desa Kotakan Kabupaten
Situbondo”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kondisi lahan bekas tambang kapur ilegal Desa Kotakan
Kabupaten Situbondo?
2. Bagaimana kelayakan reklamasi tambang kapur ilegal sebagai wisata di
Desa Kotakan Kabupaten Situbondo?
3. Bagaimana respon masyarakat mengenai lahan bekas tambang kapur
ilegal Desa Kotakan Kabupaten Situbondo yang akan di reklamasi
menjadi wisata?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui kondisi lahan bekas tambang kapur ilegal Desa
Kotakan Kabupaten Situbondo.
2. Untuk mengetahui kelayakan reklamasi tambang kapur ilegal sebagai
wisata di Desa Kotakan Kabupaten Situbondo.
3
yang netral (Rusdhi, 2018). Tanaman yang cocok ditanam di tanah ini yaitu
pohon jati.
b. Tanah kapur merupakan tanah yang bersifat sangat mudah dilalui oleh air.
Hal ini dibuktikan saat kita terjun ke sungai, kita akan lebih sering
menemukan jenis tanah kapur di bawah aliran sungai.
c. Jenis tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan kapur, sehingga tanah kapur
ini memiliki warna tanah yang terang dan tidak segelap warna tanah lainnya.
d. Kandungan nutrisi tertinggi yang terdapat pada tanah kapur adalah kalsium
dan magnesium yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.
2.3 Kondisi Air di Sekitar Tambang Kapur Situbondo
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi. Air menutupi 71 persen permukaan bumi.
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebabkan kekurangan
air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki Undang–Undang yang mengatur sumber daya air yaitu UU No.7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air (Martino, 2003).
Air dari tanah ini mengandung kapur, sehingga sering menimbulkan kerak
pada tempat–tempat yang dijadikan penampungan air tersebut. Dalam jangka
waktu panjang, tempat penampungan air tersebut akan dilapisi kapur yang
menyerupai kerak. Beberapa tempat yang seringkali muncul kerak ini adalah bak
mandi, ember, lantai kamar mandi, gayung, hingga peralatan rumah tangga yang
digunakan untuk merebus air tersebut. Air rebusan dari air tanah kapur ini
mempunyai rasa asin. Sehingga air ini akan sangat berbahaya apabila dikonsumsi
dalam jangka panjang. Kandungan kapur yang tertelan dan masuk ke dalam perut
akan menyebabkan beberapa timbulnya penyakit seperti infeksi saluran kencing
hingga kencing batu (Wulandari, 2016).
2.4 Tantangan dalam Proses Pembangunan Wisata
Tantangan dalam proses reklamasi bekas lahan tambang kapur sebagai
pembangunan wisata yaitu :
1. Pengaruh iklim terhadap penatagunaan lahan mengakibatkan daya
dukung dan kesuburan lahan menjadi rendah disebabkan terjadinya erosi
6
- Ph meter
- Orp meter
- Thermometer
- TDS meter
- Meteran
- Sekop
- Botol sampel
- Gelas
- Ember
- Plastik
3.3.2 Bahan
- Sampel air sumur di lahan bekas tambang kapur
- Sampel air sungai di lahan bekas tambang kapur
- Sampel tanah di lahan bekas tambang kapur
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Metode Penelitian secara Teknis
- Pengujian Kelayakan Air
a. Mengambil sampel dari air sumur dan air sungai di lahan bekas
tambang kapur menggunakan botol sampel.
b. Menuangkan air dalam botol sampel ke dalam beberapa gelas.
c. Menguji masing-masing sampel menggunakan pH meter, thermometer,
orp meter (untuk mengukur kandungan logam tertentu), TDS meter
(untuk mengukur partikel pada larutan air).
d. Mencatat hasil pengukuran yang dilakukan.
- Pengujian Struktur Geologi Tanah
a. Menentukan lokasi yang akan digali dan diteli menggunakan peta
topografi lahan penambangan kapur.
b. Melakukan penggalian tanah sekitar 1,5 meter dengan sekop.
c. Menganalisis struktur dan lapisan tanah yang diamati.
d. Mencatat hasil analisis.
e. Menentukan lokasi selanjutnya yaitu, berupa lereng bukit kapur.
9
4.1 Hasil
4.1.1 Kondisi Lahan
Hasil observasi lahan dapat ditunjukkan dengan pengambilan gambar
menggunakan telepon genggam di bawah ini :
4.2 Pembahasan
Reklamasi merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan lahan pasca tambang. Lahan pasca tambang biasanya memiliki
komposisi toxic berlebihan bagi tanaman yang akibatnya mempengaruhi tingkat
kesuburan bagi tanah dan menghambat pertumbuhan tanaman. Pada beberapa
daerah yang sudah menjadi pasca tambang, tidak semua direklamasi karena
seperti kita tahu hal tersebut memerlukan biaya yang sangat besar dan tidak
mudah. Fungsi dari reklamasi sendiri merupakan mengembalikan keseimbangan
ekosistem yang sudah hilang selama pertambangan dilakukan. Pengembalian
ekosistem di lahan bekas tambang dapat dilakukan dengan menata kembali lahan
dan menanami dengan tanaman yang sesuai.
Keadaan lahan yang ada di daerah pertambangan cukup memprihatinkan,
karena banyaknya debu yang sudah banyak sebelum memasuki kawasan
pertambangan, hawa panas meski berawan juga menambah kesan dekat pada
daerah pertambangan. Pemerintah setempat juga mewajibkan memakai masker
saat memasuki daerah pertambangan radius 5km. Lahan yang didominasi dengan
tanah merah serta bebatuan ini membuat ketika musim hujan akan sangat
bermasalah. Terlihat ada beberapa tumbuhan yang masi tumbuh tidak subur (layu)
meski terlihat dibawah sudah agak basah (kondisi sudah disiram). Hal ini
13
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan harus melalui proses reklamasi
pada tahapan akhir, sesuai dengan kebijakan undang-undang agar
diperuntukkan sesuai dengan kebijakan yang berguna untuk masyarakat
sekitar, tidak menggangu habitat asli dari lahan pasca tambang tersebut.
2. Lahan bekas tambang kapur memenuhi aspek-aspek dalam reklamasi yaitu
kadar air dan tanah yang harus bagus di sekitar lahan. Supaya tidak merusak
ataupun mengubah lahan awal, dapat dilakukan revegetasi atau pemanfaatan
lahan menjadi lahan destinasi wisata yang dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat, daerah dan juga Negara.
3. Dengan menggunakan metode penelitian observasi lahan dan survey
masyarakat, menghasilkan bahwa pendapat dan respon yang positif terhadap
lahan yang digunakan untuk pertambangan. Sebagian masyarakat
menginginkan adanya reklamasi dan dibuka wisata guna menghasilkan
pendapat bagi masyarakat sekitar. Selain itu, mereka juga sependapat bahwa
adanya ekosistem akan membuat ekosistem yang semua menjadi rusak akan
menjadi hijau kembali dan juga mengurangi potensi longsor dan debu kurang
sehat.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian mengenai lahan bekas tambang kapur di Desa Kotakan
Kabupaten Situbondo sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau agar
mengurangi dampak buruk pada saat melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Algunadi, I., Astawa, I. M., & S. (2010). Analisis Dampak Penambangan Batu
Kapur Terhadap Lingkungan di Kecamatan Nusa Penida. Jurnal Bencana
Dan Lingkungan Geologi, 1–13.
Andi, Nurul I. Y, Sri W, A. N. (2017). Analisis Reklamasi Tambang Batu Kapur
di Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.
Journal Geomine, 5(2), 2.
Andyano. (2016). Penilaian Tingkat Keberhasilan Reklamasi (Permen ESDM
No. 7 Tahun 2014) Lahan Bekas Tambang Pit 1 PT Pipit Mutiara Jaya di
Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara. Promine Journal, 4, 34–39.
Martino, H. E. M. R. R. (2003). Water, an Essential Element of Life, A
Contribution of the Delegation of the Holy See on the Occasion of the third
World Water Forum. Journal Internasional.
Rusdhi, I, A. I. M. (2018). Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Kapur. Jurnal
Pertambangan, 5(1), 12.
Sonenews. (2019). Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batu Kapur di Desa
Kotakan. https://sonenews.com/2019/09/09/pengusaha-bondowoso-membeli-
dan mereklamasi-bekas-tambang-illegal-di-situbondo/. (Diakses pada tanggal
6 Juni 2021).
Weven, Persada, J. H. S. (2018). Penegakan Hukum Terhadap Kegiatan
Pertambangan Emas Ilegal Sebagai Upaya Pengendalian Persoalan
Lingkungan Di Kabupaten Kotawaringin Timur. Universitas Atmajaya
Yogyakarta: Fakultas Hukum.
Wulandari, D. (2016). Kondisi Air Lahan Bekas Pertambangan Batu Kapur.
Jurnal Geologi, 4(1).
LAMPIRAN