Anda di halaman 1dari 22

STUDI KELAYAKAN PEMANFAATAN LAHAN BEKAS TAMBANG

BATU KAPUR ILEGAL SEBAGAI WISATA DI DESA KOTAKAN


KABUPATEN SITUBONDO

KARYA TULIS ILMIAH


disusun sebagai tugas akhir pada Matakuliah
Bahasa Indonesia Kelas 37

Oleh
Ahmad Sahla Rahman
NIM 201910901016

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


nama : Ahmad Sahla Rahman
NIM : 201910901016
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batu Kapur sebagai Wisata di Desa
Kotakan Kecamatan Probolinggo” adalah benar-benar hasil karya sendiri,
kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum diajukan pada
instansi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas
keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus
dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada
tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Probolinggo, 2 Juni 2021


Yang menyatakan,

Ahmad Sahla Rahman


NIM 201910901016

ii
PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah berjudul “Pemanfaatan lahan bekas tambang batu


kapur sebagai wisata di desa Kotakan Kecamatan Probolinggo” telah diuji dan
disahkan pada:
hari, tanggal : ……., ………
tempat : Fakultas Teknik Universitas Jember.

Mengesahkan
Dosen Pengampu Matakuliah Bahasa Indonesia,

Dra. A. Erna Rochiyati S., M. Hum.


NIP 196011071988022001

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sehingga
karya tulis ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batu
Kapur sebagai Wisata di Desa Kotakan Kecamatan Probolinggo” dapat
terselesaikan dengan baik. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir pada
Matakuliah Bahasa Indonesia Kelas 37.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Dra. A. Erna Rochiyati S., M.
Hum. yang telah membantu baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung sehingga
bisa menyelasaikan karya tulis ilmiah ini dengan tepat waktu.
Harapannya karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum
baik sebagai referensi penelitian maupun yang lainnya untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan sehingga dapat mempermudah dalam menyelesaikan tugas
sehari-hari. Kritik dan saran juga diharapkan dari penulis agar dapat
menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Probolinggo, 3 Juni 2021 Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


HALAMAN ORISINALITAS ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PRAKATA/KATA PENGANTAR .....................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
BAB 2. LANDASAN TEORI ................................................................................ 4
2.1 Pertambangan Batu Kapur ........................................................................ 4
2.2 Kondisi Geologi Tambang Kapur Situbondo ........................................... 4
2.3 Kondisi Air di Sekitar Situbondo ............................................................... 5
2.4 Tantangan Dalam Proses Pembangunan Wisata ...................................... 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 7
3.1 Teknik Implementasi .................................................................................. 7
3.2 Rancangan Penelitian .................................................................................. 7
3.3 Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
3.3.1 Alat ...................................................................................................... 7
3.3.2 Bahan .................................................................................................. 8
3.4 Prosedur Penelitian ..................................................................................... 8
3.4.1 Metode Penelitian Secara Teknis ........................................................ 8
3.4.2 Metode Penelitian Secara Sosial ......................................................... 9
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 9
3.6 Analisis Data ............................................................................................... 10
3.6.1 Analisis Data Sampel ........................................................................ 10
3.6.2 Analisis Data Wawancara ................................................................. 10
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 11
4.1 Hasil ............................................................................................................ 11
4.1.1 Kondisi Lahan ................................................................................... 11
4.1.2 Respon Masyarakat ........................................................................... 11
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 12
BAB 5. PENUTUP .............................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14
5.2 Saran ............................................................................................................ 14

v
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN ......................................................................................................... 16

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam
yang melimpah salah satunya dalam sektor pertambangan. Tanah Air tercinta
diberkahi kekayaan alam dan hasil bumi yang bisa dimanfaatkan untuk
masyarakat dan Negara. Pertambangan di Indonesia memiliki hasil yang
melimpah dan bermacam-macam, misalnya dalam bentuk energi, mineral logam,
dan mineral non logam. Salah satu hasil bumi Indonesia yang cukup melimpah
adalah batu kapur. Pertambangan merupakan salah satu industri yang dapat
mendatangkan devisa Negara Indonesia. Industri pertambangan yang ada di
Indonesia dapat menciptakan lapangan pekerjaan di wilayah yang ditempati
sehingga membantu ekomi masyarakat dan Negara.
Kabupaten Situbondo merupakan salah satu daerah yang memiliki hasil
tambang batu kapur dibuktikan dengan adanya bukit kapur yang terbentang di
Jalan Tembus Baru Desa Kotakan Kabupaten Situbondo. Pengelolaan batu kapur
di Kabupaten Situbondo perlu memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang
diatur dalam UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara yang menyatakan seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pascatambang. Kenyataannya, pengelolaan bukit kapur ini
disalahgunakan oleh oknum yang tidak memiliki izin resmi dari pemerintah yang
bisa dikatakan menjadi Pertambangan Ilegal (Salim, 2012).
Pertambangan ilegal yang dilakukan oleh oknum atau seseorang yang tidak
bertanggungjawab mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup diantaranya,
perubahan topografi seperti perbukitan yang rusak, banyak jurang-jurang akibat
penggalian tanpa pengawasan, dan tidak adanya reklamasi. Lahan bekas tambang
kapur ilegal yang tidak di reklamasi setelah melakukan penambangan sangat
2

berdampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Kondisi lahan bekas tambang
kapur illegal yang berada di Kabupaten Situbondo tidak dapat ditanami tumbuhan
musim atau tumbuhan tahunan, sehingga dengan adanya permasalahan seperti itu
reklamasi yang dapat dilakukan yaitu menata kembali lahan bekas tambang kapur
agar dapat ditumbuhi tanaman dan dapat dijadikan wisata batu kapur.
Penelitian ini berkaitan dengan kegiatan Reklamasi lahan menjadi wisata
yang akan dilakukan di lahan bekas tambang batu kapur ilegal Kabupaten
Situbondo yang sudah tidak digunakan lagi. Reklamasi lahan batu kapur
sebelumnya harus dilakukan uji kelayakan hunian pada wilayah tersebut dengan
melihat kondisi geologi dan air daerah tersebut, tantangan yang akan dihadapi,
dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dalam proses reklamasi. Maka dari
itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Lahan
Bekas Tambang Kapur Ilegal sebagai Wisata di Desa Kotakan Kabupaten
Situbondo”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kondisi lahan bekas tambang kapur ilegal Desa Kotakan
Kabupaten Situbondo?
2. Bagaimana kelayakan reklamasi tambang kapur ilegal sebagai wisata di
Desa Kotakan Kabupaten Situbondo?
3. Bagaimana respon masyarakat mengenai lahan bekas tambang kapur
ilegal Desa Kotakan Kabupaten Situbondo yang akan di reklamasi
menjadi wisata?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui kondisi lahan bekas tambang kapur ilegal Desa
Kotakan Kabupaten Situbondo.
2. Untuk mengetahui kelayakan reklamasi tambang kapur ilegal sebagai
wisata di Desa Kotakan Kabupaten Situbondo.
3

3. Untuk mengetahui respon masyarakat mengenai lahan bekas tambang


kapur ilegal Desa Kotakan Kabupaten Situbondo yang akan di reklamasi
menjadi wisata?
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa dalam memperdalam
pengetahuan dan juga pengalaman dalam bidang reklamasi lahan bekas
tambang.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini sebagai referensi bagi seluruh pihak yang ikut bernaung di
bawah dunia pertambangan untuk menciptakan inovasi baru dalam
melakukan reklamasi lahan bekas tambang kapur. Kegiatan reklamasi ini
dapat melaksanakan kemampuan dan tata guna lahan dalam tata ruang
dengan keadaan wilayah, sosial, dan ekonomi masyarakat setempat.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bentuk sumber dan bahan masukan kepada para penulis lain
untuk menggali dan juga melakukan percobaan (eksperimen) mengenai
reklamasi lahan bekas tambang kapur sebagai wisata.
4. Bagi Pemerintah
Sebagai bentuk sumbangan pemikiran atau masukan dalam
menanggulangi lahan bekas tambang kapur ilegal untuk mengurangi
penggunaan lahan yang terbengkalai sebagai wisata.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pertambangan Batu Kapur


Batu kapur merupakan salah satu mineral golongan C yang banyak digunakan
dalam proses industri dan konstruksi. Batu kapur memiliki batuan padat yang
mengandung banyak kalsium karbonat. Mineral karbonat yang umum ditemukan
berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonite (CaCO3), yang merupakan
mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit
(CaCO3).
Penambangan batu kapur dilakukan di daerah kering dengan tanah kapur.
Sesuai dengan perubahan undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pemerintah daerah, kewenangan penerbitan izin usaha pertambangan (IUP, IUPK,
IPR) dilimpahkan kepada pemerintah provinsi, sehingga pemerintah
kabupaten/kota tidak lagi memiliki izin dari departemen pertambangan (Weven,
2018).
Reklamasi adalah setiap pekerjaan yang bertujuan memperbaiki atau
mengambil manfaat tanah yang rusak akibat penambangan yang telah dilakukan.
Kegiatan reklamasi telah diatur oleh UU Nomor 3 Tahun 2020 yang berisi tentang
kewajiban pemegang izin konsepsi tambang untuk melaksanakan reklamasi dan
pascatambang dengan tingkar keberhasilan 100 persen, serta pemberian sanksi
bagi pemegang izin yang tidak melaksanakan reklamasi dan pascatambang (Andi,
2017).
2.2 Kondisi Geologi Tambang Kapur Situbondo
Tanah kapur merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur.
Batuan kapur yang sudah tua akan melapuk lama-kelamaan akan menjadi tanah.
Tanah yang terbentuk inilah yang dinamakan sebagai tanah kapur (Algunadi,
2010). Oleh karena itu tanah kapur memiliki warna yang terang sebagaimana
batuan kapur tersebut. Karakteristik tanah kapur yaitu:
a. Tidak memiliki unsur hara, sehingga tanah jenis ini tidak subur tetapi dapat
menurunkan tingkat keasaman pada tanah, sehingga akan diperoleh tanah
5

yang netral (Rusdhi, 2018). Tanaman yang cocok ditanam di tanah ini yaitu
pohon jati.
b. Tanah kapur merupakan tanah yang bersifat sangat mudah dilalui oleh air.
Hal ini dibuktikan saat kita terjun ke sungai, kita akan lebih sering
menemukan jenis tanah kapur di bawah aliran sungai.
c. Jenis tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan kapur, sehingga tanah kapur
ini memiliki warna tanah yang terang dan tidak segelap warna tanah lainnya.
d. Kandungan nutrisi tertinggi yang terdapat pada tanah kapur adalah kalsium
dan magnesium yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.
2.3 Kondisi Air di Sekitar Tambang Kapur Situbondo
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi. Air menutupi 71 persen permukaan bumi.
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebabkan kekurangan
air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki Undang–Undang yang mengatur sumber daya air yaitu UU No.7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air (Martino, 2003).
Air dari tanah ini mengandung kapur, sehingga sering menimbulkan kerak
pada tempat–tempat yang dijadikan penampungan air tersebut. Dalam jangka
waktu panjang, tempat penampungan air tersebut akan dilapisi kapur yang
menyerupai kerak. Beberapa tempat yang seringkali muncul kerak ini adalah bak
mandi, ember, lantai kamar mandi, gayung, hingga peralatan rumah tangga yang
digunakan untuk merebus air tersebut. Air rebusan dari air tanah kapur ini
mempunyai rasa asin. Sehingga air ini akan sangat berbahaya apabila dikonsumsi
dalam jangka panjang. Kandungan kapur yang tertelan dan masuk ke dalam perut
akan menyebabkan beberapa timbulnya penyakit seperti infeksi saluran kencing
hingga kencing batu (Wulandari, 2016).
2.4 Tantangan dalam Proses Pembangunan Wisata
Tantangan dalam proses reklamasi bekas lahan tambang kapur sebagai
pembangunan wisata yaitu :
1. Pengaruh iklim terhadap penatagunaan lahan mengakibatkan daya
dukung dan kesuburan lahan menjadi rendah disebabkan terjadinya erosi
6

dan sedimentasi terutama saat musim hujan (Andyano, 2016). Upaya


yang dapat dilakukan adalah memperbanyak sump/pond yang insite
sebagai tampungan air, mencegah longsor di musim hujan, penyiraman
musim kemarau, dan mengurangi beban air pencemar di hilir.
2. Kegiatan penambangan akan menyebabkan kerusakan terhadap
komposisi tanah diakibatkan oleh penggalian top soil untuk mencapai
lapisan bahan tambang yang lebih dalam sehingga mengubah topografi
dan komposisi tanah permukaan.
3. Keberhasilan pelaksanaan reklamasi tidak terlepas dari sumber daya
manusia yang melaksanakan kegiatan tersebut.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Implementasi


Perencanaan reklamasi pada lahan bekas tambang kapur ilegal menjadi
wisata merupakan salah satu alternatif pilihan penyelesaian reklamasi yang
berbeda dari biasanya. Reklamasi ini dapat menjamin peningkatan pendapatan
masyarakat, dan mengurangi lahan lahan bekas tambang yang tidak digunakan.
Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian untuk mengetahui kelayakan lahan bekas
tambang kapur tersebut.
Pelaksanaan penelitian ini harus disempurnakan dengan cara melakukan
observasi, pengujian laboratorium, dan wawancara. Pengujian laboratorium
digunakan untuk menguji sample tanah dan air wilayah tersebut. Bimbingan dari
para ahli dan narasumber sangat diperlukan dalam melakukan penelitian ini.
Peralatan dan laboratorium yang memadai juga dapat memaksimalkan pengujian
sampel.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian yang berjudul Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Kapur Ilegal
sebagai Wisata di Desa Kotakan Kabupaten Situbondo menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena
secara detail. Jenis pendekatan merupakan studi kasus.
Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
berbagai informasi yang akan diolah dan menghasilkan suatu solusi. Penelitian
kualitatif pendekatan studi kasus pada penelitian ini digunakan untuk menguji
kelayakan lahan bekas tambang yang akan direklamasi menjadi wisata dengan
memperhatikan aspek teknis dan aspek sosial ekonomi.
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
- NPK tester
8

- Ph meter
- Orp meter
- Thermometer
- TDS meter
- Meteran
- Sekop
- Botol sampel
- Gelas
- Ember
- Plastik
3.3.2 Bahan
- Sampel air sumur di lahan bekas tambang kapur
- Sampel air sungai di lahan bekas tambang kapur
- Sampel tanah di lahan bekas tambang kapur
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Metode Penelitian secara Teknis
- Pengujian Kelayakan Air
a. Mengambil sampel dari air sumur dan air sungai di lahan bekas
tambang kapur menggunakan botol sampel.
b. Menuangkan air dalam botol sampel ke dalam beberapa gelas.
c. Menguji masing-masing sampel menggunakan pH meter, thermometer,
orp meter (untuk mengukur kandungan logam tertentu), TDS meter
(untuk mengukur partikel pada larutan air).
d. Mencatat hasil pengukuran yang dilakukan.
- Pengujian Struktur Geologi Tanah
a. Menentukan lokasi yang akan digali dan diteli menggunakan peta
topografi lahan penambangan kapur.
b. Melakukan penggalian tanah sekitar 1,5 meter dengan sekop.
c. Menganalisis struktur dan lapisan tanah yang diamati.
d. Mencatat hasil analisis.
e. Menentukan lokasi selanjutnya yaitu, berupa lereng bukit kapur.
9

f. Melakukan pengamatan lapisan dan pengukuran kemiringan lereng


menggunakan meteran.
g. Menganalisis kembali lapisan dan kemiringan lereng.
h. Mencatat hasil analisis.
- Pengujian Kondisi Tanah
a. Menentukan lokasi yang akan diambil sampelnya dan diteli
menggunakan peta topografi.
b. Mengambil sampel tanah menggunakan sekop, kemudian di masukkan
ke dalam botol sampel.
c. Meneliti sampel menggunakan NPK tester untuk menguji suhu, pH,
kesuburan, dan kadar logam tertentu pada tanah.
d. Mencatat hasil penelitian.
3.4.2 Metode Penelitian secara Sosial
- Pengujian Sosial
Pengujian secara sosial dilakukan dengan cara wawancara kepada
beberapa narasumber. Narasumber yang dituju adalah pemilik lahan dan
masyarakat sekitar lahan bekas tambang. Proses wawancara meliputi alasan
reklamasi lahan bekas tambang kapur ilegal sebagai wisata dan pendapat
masyarakat mengenai reklamasi bekas tambang kapur ilegal ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, pengujian
laboratorium, dan wawancara. Observasi dilakukan dengan cara melihat keadaan
lahan bekas tambang kapur di Desa Kotakan Kabupaten Situbondo, dan
melakukan pengambilan sampel air dan tanah yang ada di wilayah tersebut.
Pengujian laboratorium dilakukan sampel tanah dan air bertujuan untuk
menentukan struktur gologi, kandungan logam dalam air, dan kualitas air untuk
memastikan tidak berbahaya jika digunakan sebagai tempat tinggal.
Pengumpulan data penelitian juga dilakukan dengan menggunakan metode
wawancara kepada narasumber dengan memberikan beberapa pertanyaan
mengenai keadaan perekonomian sekitar wilayah lahan bekas tambang yang akan
direklamasi. Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk narasi yang akan
10

dijadikan dasar dalam menjawab masalah penelitian.


3.6 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
3.6.1 Analisis Data Sampel
- Melakukan uji geologi tanah, kandungan logam dalam tanah, tingkat
kesuburan tanah, dan pH tanah.
- Melakukan uji kelayakan air, pH air, kandungan logam pada air, dan suhu
air.
- Menentukan kondisi geologi tanah, kandungan logam dalam tanah, dan
kondisi air.
- Menentukan kemiringan lereng lahan bekas tambang kapur.
- Menentukan kelayakan lahan bekas tambang kapur untuk dijadikan wisata.
3.6.2 Analisis Data Wawancara
- Memahami kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar lahan bekas
tambang kapur.
- Menentukan manfaat pembangunan wisata bagi masyarakat sekitar lahan
bekas tambang kapur.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Kondisi Lahan
Hasil observasi lahan dapat ditunjukkan dengan pengambilan gambar
menggunakan telepon genggam di bawah ini :

Gambar 1. Kondisi lahan bekas tambang batu kapur Desa Kotakan


Kabupaten Situbondo

Tabel 1. Keadaan Lahan Penggalian

NO. Masalah Kondisi


1. Tanah Kering
2. Kedalaman 7 meter
3. Tinggi Tebing 7 meter
4. Komposisi - Batu 20%
- Tanah 50%Merah
- Pasir 15%
- Air 15%
5. Kesuburan Tidak subur

4.1.2 Respon Masyarakat


Tabel 2. Respon Masyarakat Terhadap Pertambangan dan Reklamasi wisata
No. Pertanyaan YA Tidak
12

1. Apakah masyarakat mengetahui adanya 80% 20%


aktifitas pertambangan?

2. Apakah masyarakat mengetahui tentang 80% 20%


reklamasi?
3. Apakah masyarakat pernah mengetahui lahan 75% 25%
reklamasi bekas tambang
4. Apakah kalian bersedia mengembalikan 75% 25%
keseimbangan ekosistem?
5. Bentuk reklamasi lahan bekas tambang kapur 75% 25%
menjadi wisata apakah diterima oleh
masyarakat?

4.2 Pembahasan
Reklamasi merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan lahan pasca tambang. Lahan pasca tambang biasanya memiliki
komposisi toxic berlebihan bagi tanaman yang akibatnya mempengaruhi tingkat
kesuburan bagi tanah dan menghambat pertumbuhan tanaman. Pada beberapa
daerah yang sudah menjadi pasca tambang, tidak semua direklamasi karena
seperti kita tahu hal tersebut memerlukan biaya yang sangat besar dan tidak
mudah. Fungsi dari reklamasi sendiri merupakan mengembalikan keseimbangan
ekosistem yang sudah hilang selama pertambangan dilakukan. Pengembalian
ekosistem di lahan bekas tambang dapat dilakukan dengan menata kembali lahan
dan menanami dengan tanaman yang sesuai.
Keadaan lahan yang ada di daerah pertambangan cukup memprihatinkan,
karena banyaknya debu yang sudah banyak sebelum memasuki kawasan
pertambangan, hawa panas meski berawan juga menambah kesan dekat pada
daerah pertambangan. Pemerintah setempat juga mewajibkan memakai masker
saat memasuki daerah pertambangan radius 5km. Lahan yang didominasi dengan
tanah merah serta bebatuan ini membuat ketika musim hujan akan sangat
bermasalah. Terlihat ada beberapa tumbuhan yang masi tumbuh tidak subur (layu)
meski terlihat dibawah sudah agak basah (kondisi sudah disiram). Hal ini
13

menjelaskan bahwa tanah yang ada di sekitar pertambangan memiliki kandungan


yang kurang baik bagi tumbuhan dan juga memiliki unsur toxic berlebihan bagi
tanaman. Apabila akan dilakukan revegetasi maka dibutuhkan proses yang lebih
intensif dengan menambahkan pupuk atau bahan penunjang lainnya.
Kegiatan pemantauan lingkungan akan dilakukan selama empat kali setiap
tiga bulan dalam jangka waktu satu tahun. Proses Pengambilan sampel dilakukan
bertujuan untuk memastikan bahwa kondisi kualitas air di lahan reklamasi sesuai
dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Kualitas air sangat dipengaruhi oleh
pelarutan beberapa unsur-unsur kimia dalam tanah atau batuan di sekitar area
tambang kapur illegal. Air hujan sangat mempengaruhi unsur-unsur tertentu lalu
menuju ke jalur aliran air permukaan seperti sungai dan kolam endapan. Dengan
demikian, konsentrasi unsur-unsur tersebut di kolam endapan dan sungai sangat
penting sebagai keberhasilan dalam reklamasi. Sementara itu, pada saat
terjadinya musim kemarau intensitas pelarutan mineral maupun unsur kimia
tanah dan batuan di lahan reklamasi bekas tambang batu kapur lebih jauh
berkurang dibandingkan saat musim penghujan.
Proses reklamasi akan terwujud dengan adanya kerjasama antar warga.
Reklamasi yang akan dilaksanakan menjadi wisata, akan menghasilkan
pendapatan tambahan bagi warga sekitar yang tidak lagi memiliki pekerjaan.
Sudah banyak perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia namun masih
dapat dihitung dengan jari yang melaksanakan reklamasi secara benar dan
berkelanjutan. Sisanya hanya dibiarkan atau direklamasi namun tidak seutuhnya.
Dengan kata lain, reklamasi yang tidak dirawat secara benar akan membuang
uang secara percuma karena tidak ada kelanjutan dari perawatan lahan tersebut.
Daripada lahan menjadi terbengkalai, akan lebih baik apabila dikembalikan
kepada masyarakat untuk diolah kembali guna mengembalikan keseimbangan
ekosistem dan menambah pendapatan warga setempat.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan harus melalui proses reklamasi
pada tahapan akhir, sesuai dengan kebijakan undang-undang agar
diperuntukkan sesuai dengan kebijakan yang berguna untuk masyarakat
sekitar, tidak menggangu habitat asli dari lahan pasca tambang tersebut.
2. Lahan bekas tambang kapur memenuhi aspek-aspek dalam reklamasi yaitu
kadar air dan tanah yang harus bagus di sekitar lahan. Supaya tidak merusak
ataupun mengubah lahan awal, dapat dilakukan revegetasi atau pemanfaatan
lahan menjadi lahan destinasi wisata yang dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat, daerah dan juga Negara.
3. Dengan menggunakan metode penelitian observasi lahan dan survey
masyarakat, menghasilkan bahwa pendapat dan respon yang positif terhadap
lahan yang digunakan untuk pertambangan. Sebagian masyarakat
menginginkan adanya reklamasi dan dibuka wisata guna menghasilkan
pendapat bagi masyarakat sekitar. Selain itu, mereka juga sependapat bahwa
adanya ekosistem akan membuat ekosistem yang semua menjadi rusak akan
menjadi hijau kembali dan juga mengurangi potensi longsor dan debu kurang
sehat.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian mengenai lahan bekas tambang kapur di Desa Kotakan
Kabupaten Situbondo sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau agar
mengurangi dampak buruk pada saat melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Algunadi, I., Astawa, I. M., & S. (2010). Analisis Dampak Penambangan Batu
Kapur Terhadap Lingkungan di Kecamatan Nusa Penida. Jurnal Bencana
Dan Lingkungan Geologi, 1–13.
Andi, Nurul I. Y, Sri W, A. N. (2017). Analisis Reklamasi Tambang Batu Kapur
di Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.
Journal Geomine, 5(2), 2.
Andyano. (2016). Penilaian Tingkat Keberhasilan Reklamasi (Permen ESDM
No. 7 Tahun 2014) Lahan Bekas Tambang Pit 1 PT Pipit Mutiara Jaya di
Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara. Promine Journal, 4, 34–39.
Martino, H. E. M. R. R. (2003). Water, an Essential Element of Life, A
Contribution of the Delegation of the Holy See on the Occasion of the third
World Water Forum. Journal Internasional.
Rusdhi, I, A. I. M. (2018). Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Kapur. Jurnal
Pertambangan, 5(1), 12.
Sonenews. (2019). Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batu Kapur di Desa
Kotakan. https://sonenews.com/2019/09/09/pengusaha-bondowoso-membeli-
dan mereklamasi-bekas-tambang-illegal-di-situbondo/. (Diakses pada tanggal
6 Juni 2021).
Weven, Persada, J. H. S. (2018). Penegakan Hukum Terhadap Kegiatan
Pertambangan Emas Ilegal Sebagai Upaya Pengendalian Persoalan
Lingkungan Di Kabupaten Kotawaringin Timur. Universitas Atmajaya
Yogyakarta: Fakultas Hukum.
Wulandari, D. (2016). Kondisi Air Lahan Bekas Pertambangan Batu Kapur.
Jurnal Geologi, 4(1).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai