Anda di halaman 1dari 44

ANALISIS KONSENTRASI TANNIN DARI TEH GAHARU YANG DIAMBIL

DARI BERBAGAI HABITAT POPULASI GAHARU DI PULAU LOMBOK

SKRIPSI

DI SUSUN OLEH;

LIA MULYANINGSIH

41117005

FAKULTAS SAINS TEHNIK DAN TERAPAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

2O2O/2021

i
ANALISIS KONSENTRASI TANNIN DARI TEH GAHARU YANG DIAMBIL

DARI BERBAGAI HABITAT POPULASI GAHARU DI PULAU LOMBOK

(Gyrinops Verstegii)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

FSTT UNDIKMA untuk memenuhi persyaratan

Dalam menyelesaikan program sarjana ( SI ) Kehutanan

Oleh

Sarowan Wahid

411.17,005

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS SAINS TEHNIK DAN TERAPAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

2O2O/2021

ii
iii
MOTTO

“ ILMU UNTUK DIRI SENDIRI BUKAN UNTUK ORANG LAIN “

iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang telah disusun oleh:

Nama : LIA MULYANINGSIH

Nim : 41117005

Program Studi : KEHUTANAN

Tanggal Pengesahan :

Judul : ANALISIS KONSENTRASI TANNIN DARI TEH GAHARU YANG

DIAMBIL DARI BERBAGAI HABITAT POPULASI

GAHARU DI PULAU LOMBOK

Mengesahkan

Pembibing Pembimbing II

I Gde Adi Suryawan Wangiyana.S.Si..M.Sc Ir..Kemas Usman. MP..M.Sc

Mengetahui

Dekan Fakultas Sains, Teknik Dan Terapan

v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini telah di susun oleh LIA MULYANINGSIH ( 41117005 ) yang berjudul
“ANALISIS KONSENTRASI TANNIN DARI TEH GAHARU YANG DIAMBIL
DARI BERBAGAI HABITAT POPULASI GAHARU DI PULAU LOMBOK”

vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Lia Mulyaningsih

lahir di lombok tengah di desa bangket parak tepatnya di dusun pasung pada

tanggal 7 juni 1998 merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan suami

istri bapak mulie dan ibu kanim. Penulis menyelesaikan pendidikana Dasara SDN

Pasung , SMPN 6 Praya Timur , SMAN 2 Pujut. Dan pada tahun 2021

Menyelesaikan Program Strata I pada Program Studi Kehutanan FSTT UNDIKMA.

vii
HALAMAN PERNYATAAN

Judul Proposal Skripsi Analisis Konsentrasi Tannin Dari Teh Gaharu Yang
Diambil Dari Berbagai Habitat Populasi Gaharu Di Pulau Lombok.
Penulis menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal ini sepenuhnya

hasil karya sendiri dan saya tidak melakukan plagiat atau pengutipan dengan cara-

cara yang tidak sesuai dengan etika ilmuan yang berlaku dalam mencantumkan

sumber dalam dalam daftar pustaka.

viii
ABSTRAK

Lia Mulyaningsih:’Penelitian dengan judul Analisis Konsentrasi Tannin Teh Yang


Diambil Dari Berbagai Habitat Populasi Gaharu (Gyrinops Verstegii) Di Pulau
Lombok’ dibimbing oleh I Gde Adi Suryawan Wangiyana. S.Si. MSc dan
Ir.Kemas Usman. MP,,M.Sc
pulau Lombok memiliki potensi sebagai penghasil bahan baku produk teh

herbal (Gunawan,2020). Metoda yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode percobaan eksperimental dengan metode acak lengkap

Berfaktor dengan dua macam faktor dalam perlakuan yaitu :

Faktor pertama: Pengolahan daun segar tanpa pengeringan dan daun dengan proses

pengeringan.

Faktor kedua: lokasi pengambilan sample Kekait, Lingsar dan Lendang nangke

Semua daun gaharu yang dijadikan sebagai sample eksperimen dilakukan seleksi

dengan kriteria daun yang segar, berwarna hijau dan tidak diserang ulat. Penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui hasil uji konsentrasi tannin secara kuantitatif dengan metode

titrimetrik terhadap produk teh herbal gaharu (Gyrinops versteegii) dari daun

gaharu yang diambil dari 3 lokasi berbeda di pulau Lombok.

2. Untuk mengetahui hasil uji konsentrasi tannin secara kuantitatif dengan metode

titrimetrik terhadap produk teh herbal gaharu (Gyrinops versteegii) dari daun

gaharu yang dengan metode pengolahan berbeda.

Kata Kunci: The Gaharu, Gyrinops versetegii, Kadar Tanin.

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian

yang berjudul ;Analisis Konsentrasi Tannin Teh Yang Diambil Dari Berbagai

Habitat Populasi Gaharu (Gyrinops Verstegii) Di Pulau Lombok’

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada:

1. Orang tua penulis Mulia dan Ibu Kanim yang telah memberikan kasing

sayang tak terbatas, membesarkan,memotivasi serta mendanai dan mendidik

penulis selama ini serta saudara tersayang yang selalu menghibur.

2. I Gde Adi Suryawan Wangiyana, S,Si, M.Sc dan Ir.Kemas Usman

MP,,M.Sc selaku pembimbing satu dan pembimbing dua yang telah

membing dan memberi masukan berharga kepada penulis mulai menetapkan

judul penelitian hingga pada ujian akhir.

3. Teman-teman kehutanan angkatan 2017 yang telas mensupport

4. Semua Staf Pengajar dan pegawai di program studi kehutanan yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Sahabat-Sahabat Sekolah Menengah Atas yang selalu mendukung untuk

selalu semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan

menjadi sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv

ABSTRAK........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR...................................................................................... vi

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3

1.3 Tujuan.......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4

2.1 Konsep Gaharu............................................................................ 4

2.1.1 Karakteristik Gaharu..................................................... 4

2.1.2 Syarat –Syarat Tumbuh Dan Penyebaran Gaharu Di

Indonesia....................................................................... 5

2.2 Konsep Teh.................................................................................. 6

2.2.1 Definisi.......................................................................... 6

2.3 Konsep Tannin............................................................................. 7

xi
2.3.1 Definisi tannin............................................................... 7

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 9

3.1 Rancangan Percobaan.................................................................. 9

3.2 Pengambilan Sampel Daun Gaharu............................................. 9

3.3 Preparasi Sampel Daun Gaharu Tanpa Proses Pengeringan....... 10

3.4 Preparasi Sampel Daun Gaharu Dengan Proses Pengeringan..... 10

3.5 Persiapan Reagen Untuk Pengukuran Kadar Tannin.................. 10

3.6 Standardisasi Larutan KMnO4................................................... 11

3.7 Perhitungan Kadar Tannin........................................................... 11

3.8 Analisis Data............................................................................... 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 14

BAB V PENUTUP........................................................................................... 23

5.1 Kesimpulan.................................................................................. 23

5.2 Saran............................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24

LAMPIRAN..................................................................................................... 24

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Lokasi Pengambilan Sampel Daun Gaharu........................................ 9

Tabel 2. Hasil Uji Kadar Tanin......................................................................... 14

Tabel 3. ANOVA.............................................................................................. 17

Tabel 4. Hasil Uji BNJ...................................................................................... 18

Tabel 5. Analisis Standar Eror.......................................................................... 19

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Histogram Persentasi Kadar Tanin................................................ 16

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teh merupakan produk minuman yang terbuat dari seduhan daun

tanaman teh (Camelia sinensis). Beberapa produk teh yang berkembang di

masyarakat dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yang ditentukan oleh

metode pengolahannnya. Terdapat produk teh hijau, teh oolong dan teh hitam

(Nugraha et al., 2017). Selain berasal dari tanaman teh, terdapat pula produk

teh yang bukan berasal dari tanaman teh. Produk itulah yang dikenal dengan

sebutan teh herbal (Ravikumar, 2014).Produk teh herbal ini memiliki sebaran di

beberapa wilayah di Indonesia dan memiliki prospek bagus untuk berkembang

(Herlambang et al., 2011).

Salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi tempat berkembangnya

produk teh herbal adalah Pulau Lombok. Bagian dari Provinsi Nusa Tenggara

Barat ini memiliki potensi tanaman yang dapat dijadikan bahan baku produk teh

herbal (Gunawan, 2020). Gaharu yang diolah dari spesies Gyrinops versteegii

merupakan salah satu produk teh herbal andalan yang berasal dari Pulau

Lombok (Wangiyana dkk, 2019). Pengolahan teh herbal dari gaharu spesies

Gyrinops versteegii ini semakin mendapat perhatian karena spesies ini

merupakan spesies endemic Pulau Lombok dengan persebaran yang cukup

merata (Mulyaningsih and Yamada, 2008).


Gyrinops versteegii merupakan spesies gaharu yang tersebar di beberapa

wilayah di Pulau Lombok. Studi menunjukkan terdapat perbedaan di tingkat

genetis terhadap individu – individu G. versteegii yang tersebar di beberapa

wilayah Pulau Lombok, diantaranya Lombok Utara, Lombok Barat dan

Lombok Timur (Iswantaridkk, 2017). Variasi tingkat genetis memiliki

keterkaitan dengan variasi ditingkat morfologis. Perbedaan karakteristik

morfologis terlihat dari adanya perbedaan karakter daun dari individu G.

versteegii yang diambil dari lokasi berbeda di Pulau Lombok. Perbedaan

karakter daun sebagai bahan baku teh gaharu juga berdampak pada kualitas

produk yang dihasilkannya (Wangiyana et al., 2020)

Variasi karakteristik daun gaharu (Gyrinops versteegii) di beberapa

wilayah pulau Lombok Perlu diantisipasi dengan melakukan standarisasi

kualitas produk. Salah satu langkah awal dalam melakukan standarisasi kualitas

adalah dengan melakukan uji Fitokimia. Pengukuran kadar tannin merupakan

salah satu uji fitokimia yang penting terutama produk teh (Khasnabis et al.,

2015). Tannin juga merupakan parameter penting yang dapat dijadikan sebagai

dasar dalam menentukan standar teh herbal, salah satunya adalah teh Gaharu.

Hasil studi menunjukkan bahwa daun gaharu yang diambil dari lokasi berbeda

memiliki konsentrasi tannin yang berbeda pula (Batubara et al., 2018)

Selain perbedaan lokasi pengambilan sampel, perbedaan konsentrasi

tannin pada teh gaharu juga dapat disebabkan oleh perbedaan metode

pengolahan daun gaharu sebagai bahan baku. Hasil riset menunjukan bahwa

2
daun gaharu yang diolah dengan cara berbeda menghasilkan produk teh gaharu

dengan kadar tannin yang berbeda – beda pula (Wangiyana et al., 2018).

Dengan demikian dua parameter ini merupakan parameter penting untuk diteliti

lebih lanjut dalam rangka standarisasi produk teh herbal gaharu.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hasil uji konsentrasi tannin dari teh gaharu yang diambil dari

berbagai habitat populasi gaharu di pulau Lombok? dan bagaimana metode

pengolahan yang berbeda.

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui hasil uji konsentrasi tannin secara kuantitatif dengan

metode titrimetrik terhadap produk teh herbal gaharu (Gyrinops versteegii)

dari daun gaharu yang diambil dari 3 lokasi berbeda di pulau Lombok

2) Untuk mengetahui hasil uji konsentrasi tannin secara kuantitatif dengan

metode titrimetrik terhadap produk teh herbal gaharu (Gyrinops versteegii)

dari daun gaharu yang dengan metode pengolahan berbeda.

3
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gaharu

2.1.1 Karakteristik Gaharu

Gaharu merupakan hasil hutan bukan kayu berupa suatu resin

aromatic berwarna coklak muda, coklat tua dan kehitaman sampai hitam

yang dihasilkan oleh beberapa jenis pohon seperti Aquilaria dan

Gyrinops. Gubal gaharu terbentuk sebagai respon tanaman terhadap

infeksi pathogen yang menimbulkan luka pada bagian batang tanaman .

Pembentukan gubal gaharu ditandai dengan proses pencoklatan jaringan

batang pada area terinfeksi akibat akumulasi resin, yaitu metabolis

sekunder yang merupakan senyawa penentu kualiitas gaharu. Gubal

gaharu mengandung senyawa-senyawa terpenoid dan chromone,

(Santoso dkk,2007).

Bagian tanaman penghasil gaharu yang dimanfaatkan adalah

bagian tanaman yang membentuk gubal. Secara umum maanfaat gaharu

adalah sebagai bahan ritual keagaamaan di china (bahan hio), bahan

pengikat parfum, bahan industri kosmetik, aromatherapy dan bahan

obat-obatan (Tarigan,2004)
Secara umum pohon penghasil gaharu merupakan tumbuhan tiggi

berkayu, dimana tinggi pohon ini mencapai 40 m dengan diameter 60

cm, dengan permukaan batang licin , warna keputihan, kadang beralur

dan kayunya agak keras. Pohon ini memiliki bentuk daun lonjong agak

memanjang, panjang 6-8 cm, lebar 3-4 cm, bagian ujung meruncing.

Daun yang kering berwarna abu-abu kehijauan, agak bergelombang,

melengkung, permukaan daun atas –bawah licin dan mengkilap, tulang

daun sekunder 12-16 pasang. Posisi bunga terdapat diujung ranting,

ketiak daun, kadang –kadang dibawah ketiak daun. Bunga berbentuk

lancip, panjang sampai 5 cm, buah berbentuk bulat telur atau lonjong

,panjang sampai 4 cm , lebar 2,5 cm yang tertutup rapat oleh rambut-

rambut yang berwarna merah. Penyebaran tanaman gaharu di sumatera,

Bangka dan Kalimantan. Gaharu tumbuh pada ketinggian 0-700 meter

diatas permukaan laut ( mdpl). Berikut adalah taksonomi tanaman

gaharu menurut (Tarigan,2004).

2.1.2 Syarat –Syarat Tumbuh Dan Penyebaran Gaharu Di

Indonesia

Syarat untuk tumbuh dengan baik, gaharu tidak memilih lokasi

khusus. Umumnya gaharu masih dapat ditemui di daerah hutan rawa,

hiutan gambut, hutan dataran rendah , ataupun daerah pegunungan.

Gaharu sesuai di tanam kawasan datara rendah hingga ke pegunungan

5
pada ketinggian 750mdpl dengan curah hujan kurang dari 2000

mm/tahun, dengan suhu 27°C hingga 32°C dengan pencahayaan 70

persen. Kesesuaian tanah adalah jenis lembut dan liat berpasir pH tanah

antara 4.0 sampa 6.0 (Sumarna,2009).

Menurut Bizzy dkk (2011), dalam Andriana (2015) pucuk

daun gaharu berpotensi untuk diolah menjadi minuman teh mengingat

pohon gaharu dapat tumbuh di Indonesia dengan baik. Di indonesia

terdapat beberapa jenis gaharu yang tumbuh subur, adapun gaharu yang

tersebar di Indonesia adalah: Aquilqria malaccensis Lamk (Sumatera

dan Kalimantan), Aqularia microcarpa (Sumatera dan Kalimantan),

Aqularia beccariana (Sumatera dan Kalimantan), , Aqularia

cumingiana (Sulawesi), Aqularia filarial, (Irian dan Maluku),

Aquilaria tomntosa (Irian), Grynops audate dan Grynops podocarpus

(Irian), Wikstoemia androsaemifolia (Jawa, Kalimantan, Nusa

Tenggara dan Sulawesi), Grynops verssteegii (Nusa Tenggara,

Sulawesi dan Irian).

2.2 Konsep Teh

2.2.1 Definisi

Teh sebagai bahan minuman yang dibuat dari pucuk daun teh yang

mengalami beberapa tahapan proses pengolahan seperti,oksidasi,

6
enzimatis, penggilingan, pelayuan dan pengeringan. Manfaat yang

diberikan dari minuman teh adalah rasa segar,dapat memulihkan

kesehatan badan dan tidak terbukti menimbulkan dampak negative.

Khasiat yang di dapat dari minuman teh tersebut di timbulkan dari

senyawa kimia yang ada dalam daun teh. Senyawa yang terdapat dalam

yang tergantung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok besar yitu,

golongan aromatis, fenol, bukan fenol dan enzim. Keempat kelompok

tersebut bersasa mendukung terjadinya sifat-sifat baik pada seduhan daun

teh, apanbila selama proses pengolahan dapat dilakukan dengan tepat.

Komposisi senyawa kimia dalm daun teh sangat bervariasi tergantung

beberapa faktor yaitu, jenis klon, variasi musim,jenis tanah, perlakuan

kultur teknis, umur daun dan banyaknya sinar matahari yang diterima

(Toaha,2013).

2.3 Konsep Tannin

2.3.1 Definisi tannin

Tannin merupakan zat organic yang sangat komplek dan terdiri dari

senyawa fenolik. Istilah tannin pertama kali diaplikasikan pada tahun

1979 oleh Seguel.Tannin terdiri dari sekelompok zat-zat kompleks yang

terdapat secara meluas di dalam dunia tumbuh-tumbuhan, antara lain

terdapat pada batang kayu, daun, kulit kayu dan buah-buahan. Beberapa

jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan tannin adalah: tanaman pinang,

7
akasia, gabus, bakau, gambir dan pinus. Tannin yang dihasilkan dari

tumbuh-tumbuhan mempunyai ukuran pertikel dengan ragam besar.

Tannin kadang disebut juga asam tanat, galotannin atau asam galotanat

(Risnasari,2001) secara fisik, tannin memiliki sifat jika dilarutkan dalam

air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asem dan sepat, apabila

dicampurkan dengan alkohol dan glatin akan terjadi endapan, tidak dapat

mengkristal dan dapat mengendapkan protein dalam larutan dan

bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi enzim

protiolitik. Secara kimiawi memiliki sifat-sifat diantaranya merupakan

senyawa ompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar

dipisahkan sehingga sukar mengkristal. Tannin dapat didefinisikan dengan

komotografi dan senyawa fenol dan tannin mempunyai sifat sebagai

antiseptik dan pemberi warna.(Rita dkk, 2009).

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Percobaan

Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berfaktor

dengan dua macam faktor dalam perlakuan yaitu

1. Faktor Pertama: Pengolahan Daun

P : Daun segar tanpa pengeringan

1
P : Daun dengan proses pengeringan

2
2. Faktor Kedua: Lokasi Pengambilan Sampel
E : Lokasi Pengambilan Sampel Kekait

1
E : Lokasi Pengambilan Sampel Lingsar

2
E : Lokasi Pengambilan Sampel Lendang nangke

3
3.2 Pengambilan Sampel Daun Gaharu

Daun gaharu diambil dari beberapa perkebunan gaharu di pulau Lombok

yaitu di wilayah desa Kekait, desa Lingsar dan Lendang nangke. Koordinat

lokasi tempat pengambilan sampel ditujukan oleh tabel 1.

Tabel 1. Lokasi Pengambilan Sampel Daun Gaharu

Location Lintang Bujur Elevasi (m)


Kekait 8o31’26’’S 116o07’03’’ E 24
Lingsar 8o33’32’’ S 116o09’25’’ E 72

9
Lendang N 8o35’49’’ S 116o26’44’’ E 354

Sampel daun yang dipilih adalah daun yang segar, berwarna hijau dan tidak

diserang ulat. Daun dibersihkan dari debu dan kotoran yang menempel dengan

cara dicuci. Pembilasan dilakukan minimal sebanyak 2 kali untuk menjamin

daun benar – benar bersih. Daun yang telah dicuci bersih selanjutnya disimpan

dengan baik menggunakan toples plastik.

3.3 Preparasi Sampel Daun Gaharu Tanpa Proses Pengeringan

Daun gaharu tanpa proses pengeringan dilap bersih dengan menggunakan

tissue. Selanjutnya daun dipotong halus dengan ukuran 1 mm – 2 mm. daun

gaharu segar yang sudah dicacah halus selanjutnya disimpan dalam wadah

toples steril sampai saatnya diseduh menjadi produk the gaharu (Wangiyana dan

Sami’un, 2018)

3.4 Preparasi Sampel Daun Gaharu Dengan Proses Pengeringan

Daun gaharu setelah proses pencucian dikeringkan diatas kertas perkamen

dan ditempatkan dalam rak pengeringan. Pengeringan dilakukan pada suhu

ruang selama 3 – 4 hari. Pengeringan dilakukan sampai kadar air pada sampel

daun gaharu berkurang sebesar 20 – 30 %. Sampel daun gaharu selanjutnya

dihaluskan dengan menggunakan food processor untuk menghasilkan potongan

halus dengan panjang 0,1 mm – 1 mm (Wangiyana & Sami’un, 2018)

10
3.5 Persiapan Reagen Untuk Pengukuran Kadar Tannin

Sebelum melakukan pengukuran kadar tannin pada sampel the daun

gaharu, diperisapkan terlebih dahulu reagen yang akan digunakan, yaitu

larutan indigokarmin dan KMnO4 (Adrianar et al., 2015). Larutan

Indigokarmin dibuat dengan cara melarutkan 3 gr Indigo karmin dalam 250

mL akuades kemudian dipanaskan. Selanjutnya ditambahkan lagi dengan

250mL akuades yang mengandung 25 mL asam sulfat pekat kemudian

disaring.

Reagen KMnO4 dibuat dengan cara melarutkan 3,3 gr KMnO4 dalam 1

liter akuades. Dipanaskan dengan metode steam selama 1 jam. Selanjutnya

larutan dibiarkan selama dua hari kemudian disaring. Selanjutnya dilakukan

standarisasi larutan KMnO4.

3.6 Standardisasi Larutan KMnO4

Standarisasi larutan KMnO4 dilakukan dengan cara menimbang 0,2 gr

kalium oksalat yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 110oC.

Selanjutnya kalium oksalat dilarutkan dalam 250 mL akuades dan ditambahkan

7 mL asam sulfat pekat. Campuran dipanaskan sampai suhu 70oC dan

selanjutnya ditambahkan KMnO4 secara perlahan menggunakan buret. Selama

penambahan KMnO4, campuran tetap di goyang sampai muncul warna pink

pucat yang bertahan selama 15 detik. Selanjutnya dilakukan perhitungan

normalitasi KMnO4 dengan ketetapan setiap 0,0067 gr kalium oksalat setara

dengan 1 mL KMnO4 0,1 N.

11
3.7 Perhitungan Kadar Tannin

Setelah reagen KMnO4 dan indigo karmin siap, dilakukan perhitungan

kadar tannin pada teh daun G. versteegii menggunakan metode titrasi sesuai

dengan yang tertera pada Atanassova and Christova-Bagdassarian (2009).

Sebanyak 25 mL larutan teh gaharu dari daun dengan pengeringan dan tanpa

pengeringan dicampur dengan 25 mL larutan indigo karmin dalam labu

erlenmeyer 1 L. Selanjutnya kedalam campuran ditambahkan 750 mL

akuades. Selanjutnya dilakukan titrasi menggunakan larutan KMnO4 0,1 N

dalam buret. Titrasi dilakukan sampai larutan yang semula berwarna biru

berubah menjadi hijau. Selanjutny atitrasi dilakukan tetes demi tetes hingga

warna hijau berubah menjadi kuning emas. Dilakukan pula prosedur yang

sama untuk larutan blanko yaitu larutan indigo karmin tanpa adanya sampel

teh daun gaharu. Perhitungan kadar tannin dilakukan dengan rumus berikut:

( V-V0 ) x 0,004157 x 250


%T= x 100%
g x 25

Keterangan:

V = Volume KMnO4 untuk titrai sampel

Vo = Volume KMnO4 untuk titrasi blanko

25 = volume sampel

250 = volume volume ntric flask

1 mL KMnO4 0,1 N setara dengan 0,004157 gr tannin

12
3.8 Analisis Data

Data persentase kadar tannin pada teh daun G. versteegii dengan

pengolahan berbeda – beda dan lokasi pengambilan sampel berbeda – beda

dianalisis ANOVA. Selanjutnya jika terdapat perbedaan yang signifikan pada

taraf 0,05, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur pada taraf 0,05. Tabulasi

data dilakukan untuk menghitung skor skala numeric maksimal dari tiap

pengolahan daun G. versteegii.

13
14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi pengambilan sampel yang

berbeda dengan proses perlakuan yang berbeda pada daun teh gaharu, memberikan

pengaruh terhadap kadar tannin pada seduhan teh daun segar gaharu dan seduhan

daun kering. Dilakukan 2 perlakuan dengan 3 kali pengulangan dan blanko 1, maka

jumlah sampel yang di uji adalah 19 sampel. Secara garis besar sampel dibagi

menjadi 2 (dua) yaitu sampel daun segar tanpa pengeringan (P1) dan sampel daun

dengan pengeringan (P2).


Tabel 2. Hasil Uji Kadar Tanin

perlakuan sample ulangan vol KMN04


hijau kuning V-V0 % Tannin
1 10,5 11,4 0,9 0,94
Kekait 2 10,6 12 1,5 1,56
3 10,5 11 0,5 0,52
rerata 10,53 11,47 0,97 1,00
1 11,7 12,1 1,6 1,66
Lingsar 2 11 12 1,5 1,56
Segar
3 11 11,9 1,4 1,45
rerata 11,23 12,00 1,50 1,56
1 11 12,2 1,7 1,77
Lendang Nangka 2 10,1 11,2 0,7 0,73
3 11 11,5 1 1,04
rerata 10,70 11,63 1,13 1,18
1 18 20 9,5 9,87
Kekait 2 18,1 19,8 9,3 9,67
3 16,7 17,7 7,2 7,48
rerata 17,60 19,17 8,67 9,01
1 16 16,7 6,2 6,44
Lingsar 2 15,8 17,5 7 7,27
Kering
3 15,5 16,5 6 6,24
rerata 15,767 16,900 6,4 6,65
1 15,5 16,2 5,7 5,92
Lendang nangka 2 15 16,1 5,6 5,82
3 14,6 15,5 5 5,20
Rerata 15,03 15,93 5,43 5,65
Blanko 10 10,5
Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021

15
Dari hasil pengamatan pada table uji kadar tanin pada masing-masing

ulangan, pada pengamatan P1 ( segar) lokasi sampel di kekait (E1) dengan tiga kali

pengulangan , ulangan pertama 0,94% , ulangan kedua 1,56% dan ulangan ketiga

0,52%, dengan rerata kadar tanin 1,00%. Lokasi sampel kedua yaitu lingsar

(E2)dengan tiga kali pengulangan, ulangan pertama 1,66%, ulangan kedua 1,56%

dan ulangan ketiga 1,45% dengan rerata kadar tanin 1,56%. Dan lokasi sampel

Lendang Nangka (E3)dengan tiga kali pengulangan,ulangan pertama 1,77%

,ulangan kedua 0,73%, dan ulangan ketiga 1,04%, dengan rerata kadar tannin

1,18%. Maka kadar tannin tertinggi rerata daun segar terdapat pada E2 dengan

kadar tanin 1,56%, dan kadar tanin terendah pada lokasi E1 dengan kadar tannin

1,00% .

Kemudian pengamatan P2 (kering),lokasi sampel kekait (E1 ) dengan tiga

kali pengulangan, ulangan pertama 9,87%, ulangan kedua 9,67%, dan ulangan

ketiga 7,48%, dengan rerata kadar tanin 9,01%. Lokasi sampel ligsar ( E2) dengan

tiga kali ulangan, ulangan pertama 6,44%, ulangan kedua 7,27%, dan ulangan

ketiga 6,24%, dengan rerata kadar tanin 6,65%. Lokasi sampel ketiga yaitu lendang

nangka (E3) dengan tiga kali ulangan, ulangan pertama 5,92%, ulangan kedua

5,82%, dan ulangan ketiga 5,20%, dengan rerata kadar tanin 5,65%. Maka kadar

tanin tertinggi pada daun kering terdapat pada sampel kekiat (E1) dengan kadar

tannin 9,87%, dan kadar tanin tereendah pada sampel lendang nangka (E3) 5,65%

dengan kadar tanin.

16
Dengan demikian, dari semua sampel yang diambil dari lokasi yang berbeda

dengan perlakuan yang berbeda pula , dapat disimpulkan bahwa sampel daun

kering memiiki kadar tanin yang jauh lebih tinggi daripada sampel daun segar.

10

6
% Tannin

Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021

Gambar 1. Histogram Analisis standar eror interaksi antar faktor


Dapat dilihat bahwa lokasi pengambilan sampel dengan perlakuan yang

berbeda memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar tanin

tertinggi terdapat pada sampel di kekait dengan daun kering yaitu sebesr 9,01% dan

terendah pada lokasi kekait dengan daun segar yaitu sebanyak 1,00%.

17
8.00%

7.00%

6.00%

5.00%

4.00% kering
segar

3.00%

2.00%

1.00%

0.00%
kekait

Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021

Gambar 2. Grafik Kadar tannin berdasarkan pengolahan daun yang berbeda

Berdasarkan grafik kadar tanin dengan pengolahan daun yang berbeda terlihat

bahwa kadar tanin daun kering jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daun segar.

18
6.00%

5.00%

4.00%

3.00%
Column1

2.00%

1.00%

0.00%
kekait Lingsar Lendang N

Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021

Gambar 3. Grafik Kadar tannin berdasarkan lokasi pengambilan sampel yang

berbeda terlihat bahwa kadar tanin tertinggi ada di kekait .

19
Tabel 3. ANOVA

TYPE III

Source df SS MS F P

Main
Effects
Pengolahan 1 154,1768 154,1768 332,9553 0 ***
Lokasi 2 7,661644 3,830822 8,272921 0,0055 **
Interaction
Pengolahan
* Lokasi 2 10,66293 5,331467 11,51367 0,0016 **
Error 12 5,556667 0.4630556<-
Total 17 178,058
Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021

Tabel ANOVA berikut disusun berdasarkan rancangan percobaan yang

tertera pada metode penelitian. ANOVA terdiri dari main effect ( factor utama ) dan

interaksi. Faktor utama terdiri dari dua factor yaitu pengolahan dan lokasi

pengambilan sampel. Sementara itu factor interaksi di gunakan untuk menguji

apakah ada interaksi antara factor pengolahan daun dan lokasi pengambilan sampel.

Derajat bebas (Df) dari berbagai sampel berbeda-beda tergantung dari arah tiap

factor perlakuan. Nilai SS ( Jumlah kuadrat) ditentukan berdasarkan uji F dari tiap

factor. Sementara itu MS ( Kuadrat tengah) ditentukan dari nilai SS di bagi dengan

DF sehingga makin besar nilai SS , akan semakin besar pula nilai MSnya ,nilai Ms

dijadikan dasar perhitungan nilai F yang juga menjadi dasar nilai F. Nilai F inilah

20
yang menentukan ANOVA tiap factor sifatnya tidak signifikan (ns) ,signifikan ( * )

atau sangat signifikan ( ** ataau *** ).

Dalam table anova dapat dilihat derajat bebas dari pengolahan yang berbeda

memiliki nilai 3, jumlah kuadrat 154,1768, dengan kuadrat tengah kadar tanin yaitu

154,1768%, nilai F hitung 332,9553 dan probability 0,0000 maka perlakuan ini

sangat berbeda nyata dengan tingkat galat 5%. Pada tabel anova menunjukkan ada

sampel yang mengalami perbedaan yang signifikan ditandai dengan bintang tiga,

namun belum diketahui sampel yang mana yang mengalami perubahan signifikan.

Kemudian dilihat dari lokasi pengambilan sampel yang berbeda memiliki nilai 2,

jumlah kuadrat 7,661644 ,dengan kuadrat tengah kadar tanin yaitu 3,830822 ,nilai F

hitung 8,272921, dan probability 0,0055. Maka disimpulkan bahwa lokasi berbeda

memiiki nilai kadar tannin yang berbeda yang sangat signifikan, untuk mengetahui

sampel dari lokasi mana yang berbeda nyata dilakukan uji lanjut berupa uji beda

nyata jujur.

Tabel 4. Hasil Uji BNJ

Non-Significant
Rank Mean Name Mean N
rangers
1.kering 7,10 9 A
2.segar 1,25 9 B

Rank 1.kekait 5,01 6 A


2.Lingsar 4,10 6 Ab
3.lendang N 3,41 6 B
Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021

21
Dari table hasil uji beda nyata jujur, ,sampel yang memiliki nilai rata-rata

tanin tertinggi sampai yang terendah yaitu pada sampel daun kering dengan kadar

tannin 7,10% sampel kekiat dengan kadar tanin rata-rata 5,01%, sampel lingsar

dengan nilai kadar tanin rata-rata 4,10%, sampel lendang nangka dengan kadar

tanin 3,41%, dan sampel daun segar 1,25%. Dari hasil penelitian, kedua perlakuan

tersebut sampel kering dan sampel daun segar memiliki perubahan yang sangat

berbeda nyata yaitu sampel daun kering 7,10% dan daun segar 1,25%. Dan

berdasarkan lokasi didapatkan hasil bahwa memiliki perubahan yang sangat

berbeda nyata yaitu sampel kekait 5,01%, sampel lingsar 4,01% dan sampel

lendang nangka 1,25%.

Tabel 5. Analisis Standar Eror

Lokasi mean SE Mean-SE Mean+SE n


kekait 1,3087336
0 0,30 0,7045997 3
Lingsar 1,67314
1,56 0,06 1,49022 3
Lendang 1.4882748
8 0,3 0,8717252 3
Kekait 9,772803
9 0,77 8,24153 3
Lingsar 6.9653305
6,65 0,32 6.3346695 3
Lendang 5,65 0,23 5,424754 5,878579 3

22
Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021

Analisis standar eror di gunakan untuk mendeteksi hubungan interaksi antar

factor. Dalam hal ini yang akan di analisis adalah interaksi antara factor pengolahan

daun (segar dan kering ) dan lokasi pengambilan sampel. Dapat dilihat baik pada

pengolahan daun segar dan kering di lokasi yang berbeda memiliki hubungan yang

berbanding terbalik yang mana maksudnya ialah sampel kering di lokasi kekait

memiliki kadar tanin yang jauh lebih tinggi dari sampel daun segar dengan lokasi

yang sama.

Analisis standar eror menunjukkan bahwa sampel daun segar (P1) dan sampel daun

kering (P2) dan sampel berdasarkan lokasi sangat berbeda nyata. Skala standar eror

perlakuan berdasarkan lokasi yaitu kekait paling besar menunjukkan bahwa

memiliki standar yang signifikan antara lokasi pengambilan sampel dengan proses

perlakuan yang berbeda.

23
24

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi pengambilan sampel yang

berbeda, daun teh gaharu (gyrinops versetegii), memberikan pengaruh

nyata terhadap kadar tannin (%) pada seduhan teh daun segar ( 1,25% )

dan seduhan daun kering ( 7,10% ).

2. Dari semua sampel yang diambil dengan perlakuan yang berbeda ,

dapat disimpulkan bahwa sampel daun kering memiiki kadar tanin

( 7,10%) yang jauh lebih tinggi daripada sampel daun segar1,25%).

5.2 Saran

Penelitian ini adalah peneitian awal, untuk kedepannya penelitian bisa

dikembangkan oleh penelitian lain dengan menggunakan alat yang lebih

bagus.
DAFTAR PUSTAKA

Adrianar, N. Batubara, R. Julianti, E. 2015. Value of Consumers Preference


Towards To Agarwood Tea Leaves (Aquilaria malaccensis Lamk)
Based on The Location Of Leaves In The Trunk. Peronema Forestry
Science Journal, 4 (4): 12 – 16

Atanassova, M and Christova-Bagdassarian, V. 2009. Determination Of Tannins


Content By Titrimetric Method For Comparison of Different Plant
Species. 44 (4): 413 – 415.

Batubara, R., Hanum, T. I., Surjanto. 2018. Phytochemical and tannin content in
two species of agarwood leaves from Mandailing Natal Regency
North Sumatera Province Phytochemical and Tannin Content in Two
Species of Agarwood Leaves From Mandailing Natal Regency North
Sumatera Province. AIP Conference Proceedings. 2049 (030009): 1 –
5.

Ginting, R. B., Batubara, R., Ginting, H. 2016. Tingkat Kesukaan Masyarakat


Terhadap Teh Daun gaharu (Aquilaria mallacensis Lamk.)
Dibandingkan Teh Lain yang Beredar Di Pasaran. Peronema Forestry
Science Journal. 4 (3): 214 – 217.

Gunawan, F. 2020. Identifikasi Jenis-Jenis Tanaman Hutan Bahan baku Teh Herbal
Di Lingkup Kerja BKPH Rinjani Timur RPH Suela Kab. Lombok
Timur. Skripsi. Porgram Studi Kehutanan Universitas Pendidikan
Mandalika

Herlambang, E. S., Hubeis, M. and Palupi, N. S. 2011. Study on Consumer


Behavior Marketing Strategy of Herbal Tea in the City of Bogor.
Manajemen IKM, 6: 85–93.

Iswantari, W., Mulyaningsih, T., Muspiah, A. Karyomorphology and chromosome


number of four groups of Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke in
Lombok. Jurnal Ilmu Kehutanan. 11 (2017): 205 – 211.

Khasnabis, J., Rai, C., Roy, A. 2015. Determination of tannin content by titrimetric
method from different types of tea. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research. 7 (6): 238-241

Mulyaningsih, T., Yamada, I., 2008. Notes on Some Species of Agarwood in Nusa

25
Tenggara, Celebes and West Papua. Natural Resource Management
and Socio-economic transformation under decentralization in
Indonesia: Toward Sulawesi area studies. CSEAS Kyoto University.
Japan.
Ravikumar, C., 2014. Review on Herbal Teas. Journal of Pharmaceutical Sciences
and Research. 6 (5): 236-238.

Wangiyana I G. A. S. dan Sami’un. 2018. Characteristic of Agarwood Tea from


Gyrinops Versteegii Fresh and Dry Leaves. Jurnal Sangkareang
Mataram. 4 (2): 41 – 44.

Wangiyana, I A. S., Triandini, I G. A. A. H. Putradi, D., Wangiyana, W., 2018.


Tannin Concentration of Gyrinops Tea from Leaves of Juvenile and
Mature Agarwood Trees ( Gyrinops versteegii Gilg ( Domke )) with
Different Processing Methods. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research. 10 (10): 113-119.

Wangiyana, I G. A. S., Supriadi, Nikmatullah, A., Sunarpi, Rosidah, S. 2020.


Phytochemical screening and antioxidant activity of Gyrinops tea from
agarwood plantation on Lombok island, Indonesia. International
Conference on Bioscience and Biotechnology. Universitas Mataram.
Mataram

26
LAMPIRAN

Gambar 2.pemilihan daun

Gambar 3.Pencucian Daun

27
Gambar 4.penimbangan Daun

Gambar 5. Pemanasan Daun basah

pemanasan sampel daun kering

28
Gambar 6 Sampel Daun Gaharu

Gambar 7 Uji kadar tanin

29
Gambar 8 Pembuatan Larutan Indigokarmin

30

Anda mungkin juga menyukai