SKRIPSI
DI SUSUN OLEH;
LIA MULYANINGSIH
41117005
2O2O/2021
i
ANALISIS KONSENTRASI TANNIN DARI TEH GAHARU YANG DIAMBIL
(Gyrinops Verstegii)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Oleh
Sarowan Wahid
411.17,005
2O2O/2021
ii
iii
MOTTO
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nim : 41117005
Tanggal Pengesahan :
Mengesahkan
Pembibing Pembimbing II
Mengetahui
v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi ini telah di susun oleh LIA MULYANINGSIH ( 41117005 ) yang berjudul
“ANALISIS KONSENTRASI TANNIN DARI TEH GAHARU YANG DIAMBIL
DARI BERBAGAI HABITAT POPULASI GAHARU DI PULAU LOMBOK”
vi
RIWAYAT HIDUP
lahir di lombok tengah di desa bangket parak tepatnya di dusun pasung pada
tanggal 7 juni 1998 merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan suami
istri bapak mulie dan ibu kanim. Penulis menyelesaikan pendidikana Dasara SDN
Pasung , SMPN 6 Praya Timur , SMAN 2 Pujut. Dan pada tahun 2021
vii
HALAMAN PERNYATAAN
Judul Proposal Skripsi Analisis Konsentrasi Tannin Dari Teh Gaharu Yang
Diambil Dari Berbagai Habitat Populasi Gaharu Di Pulau Lombok.
Penulis menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal ini sepenuhnya
hasil karya sendiri dan saya tidak melakukan plagiat atau pengutipan dengan cara-
cara yang tidak sesuai dengan etika ilmuan yang berlaku dalam mencantumkan
viii
ABSTRAK
Faktor pertama: Pengolahan daun segar tanpa pengeringan dan daun dengan proses
pengeringan.
Faktor kedua: lokasi pengambilan sample Kekait, Lingsar dan Lendang nangke
Semua daun gaharu yang dijadikan sebagai sample eksperimen dilakukan seleksi
dengan kriteria daun yang segar, berwarna hijau dan tidak diserang ulat. Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil uji konsentrasi tannin secara kuantitatif dengan metode
titrimetrik terhadap produk teh herbal gaharu (Gyrinops versteegii) dari daun
2. Untuk mengetahui hasil uji konsentrasi tannin secara kuantitatif dengan metode
titrimetrik terhadap produk teh herbal gaharu (Gyrinops versteegii) dari daun
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
yang berjudul ;Analisis Konsentrasi Tannin Teh Yang Diambil Dari Berbagai
1. Orang tua penulis Mulia dan Ibu Kanim yang telah memberikan kasing
4. Semua Staf Pengajar dan pegawai di program studi kehutanan yang telah
selalu semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.3 Tujuan.......................................................................................... 3
Indonesia....................................................................... 5
2.2.1 Definisi.......................................................................... 6
xi
2.3.1 Definisi tannin............................................................... 7
BAB V PENUTUP........................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 23
5.2 Saran............................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24
LAMPIRAN..................................................................................................... 24
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. ANOVA.............................................................................................. 17
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
metode pengolahannnya. Terdapat produk teh hijau, teh oolong dan teh hitam
(Nugraha et al., 2017). Selain berasal dari tanaman teh, terdapat pula produk
teh yang bukan berasal dari tanaman teh. Produk itulah yang dikenal dengan
sebutan teh herbal (Ravikumar, 2014).Produk teh herbal ini memiliki sebaran di
produk teh herbal adalah Pulau Lombok. Bagian dari Provinsi Nusa Tenggara
Barat ini memiliki potensi tanaman yang dapat dijadikan bahan baku produk teh
herbal (Gunawan, 2020). Gaharu yang diolah dari spesies Gyrinops versteegii
merupakan salah satu produk teh herbal andalan yang berasal dari Pulau
Lombok (Wangiyana dkk, 2019). Pengolahan teh herbal dari gaharu spesies
karakter daun sebagai bahan baku teh gaharu juga berdampak pada kualitas
kualitas produk. Salah satu langkah awal dalam melakukan standarisasi kualitas
salah satu uji fitokimia yang penting terutama produk teh (Khasnabis et al.,
2015). Tannin juga merupakan parameter penting yang dapat dijadikan sebagai
dasar dalam menentukan standar teh herbal, salah satunya adalah teh Gaharu.
Hasil studi menunjukkan bahwa daun gaharu yang diambil dari lokasi berbeda
tannin pada teh gaharu juga dapat disebabkan oleh perbedaan metode
pengolahan daun gaharu sebagai bahan baku. Hasil riset menunjukan bahwa
2
daun gaharu yang diolah dengan cara berbeda menghasilkan produk teh gaharu
dengan kadar tannin yang berbeda – beda pula (Wangiyana et al., 2018).
Dengan demikian dua parameter ini merupakan parameter penting untuk diteliti
Bagaimana hasil uji konsentrasi tannin dari teh gaharu yang diambil dari
1.3 Tujuan
dari daun gaharu yang diambil dari 3 lokasi berbeda di pulau Lombok
3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
aromatic berwarna coklak muda, coklat tua dan kehitaman sampai hitam
(Santoso dkk,2007).
obat-obatan (Tarigan,2004)
Secara umum pohon penghasil gaharu merupakan tumbuhan tiggi
dan kayunya agak keras. Pohon ini memiliki bentuk daun lonjong agak
memanjang, panjang 6-8 cm, lebar 3-4 cm, bagian ujung meruncing.
lancip, panjang sampai 5 cm, buah berbentuk bulat telur atau lonjong
Indonesia
5
pada ketinggian 750mdpl dengan curah hujan kurang dari 2000
persen. Kesesuaian tanah adalah jenis lembut dan liat berpasir pH tanah
terdapat beberapa jenis gaharu yang tumbuh subur, adapun gaharu yang
2.2.1 Definisi
Teh sebagai bahan minuman yang dibuat dari pucuk daun teh yang
6
enzimatis, penggilingan, pelayuan dan pengeringan. Manfaat yang
senyawa kimia yang ada dalam daun teh. Senyawa yang terdapat dalam
yang tergantung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok besar yitu,
kultur teknis, umur daun dan banyaknya sinar matahari yang diterima
(Toaha,2013).
Tannin merupakan zat organic yang sangat komplek dan terdiri dari
terdapat pada batang kayu, daun, kulit kayu dan buah-buahan. Beberapa
7
akasia, gabus, bakau, gambir dan pinus. Tannin yang dihasilkan dari
Tannin kadang disebut juga asam tanat, galotannin atau asam galotanat
air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asem dan sepat, apabila
dicampurkan dengan alkohol dan glatin akan terjadi endapan, tidak dapat
8
BAB III
METODE PENELITIAN
1
P : Daun dengan proses pengeringan
2
2. Faktor Kedua: Lokasi Pengambilan Sampel
E : Lokasi Pengambilan Sampel Kekait
1
E : Lokasi Pengambilan Sampel Lingsar
2
E : Lokasi Pengambilan Sampel Lendang nangke
3
3.2 Pengambilan Sampel Daun Gaharu
yaitu di wilayah desa Kekait, desa Lingsar dan Lendang nangke. Koordinat
9
Lendang N 8o35’49’’ S 116o26’44’’ E 354
Sampel daun yang dipilih adalah daun yang segar, berwarna hijau dan tidak
diserang ulat. Daun dibersihkan dari debu dan kotoran yang menempel dengan
daun benar – benar bersih. Daun yang telah dicuci bersih selanjutnya disimpan
gaharu segar yang sudah dicacah halus selanjutnya disimpan dalam wadah
toples steril sampai saatnya diseduh menjadi produk the gaharu (Wangiyana dan
Sami’un, 2018)
ruang selama 3 – 4 hari. Pengeringan dilakukan sampai kadar air pada sampel
10
3.5 Persiapan Reagen Untuk Pengukuran Kadar Tannin
disaring.
11
3.7 Perhitungan Kadar Tannin
kadar tannin pada teh daun G. versteegii menggunakan metode titrasi sesuai
Sebanyak 25 mL larutan teh gaharu dari daun dengan pengeringan dan tanpa
dalam buret. Titrasi dilakukan sampai larutan yang semula berwarna biru
berubah menjadi hijau. Selanjutny atitrasi dilakukan tetes demi tetes hingga
warna hijau berubah menjadi kuning emas. Dilakukan pula prosedur yang
sama untuk larutan blanko yaitu larutan indigo karmin tanpa adanya sampel
teh daun gaharu. Perhitungan kadar tannin dilakukan dengan rumus berikut:
Keterangan:
25 = volume sampel
12
3.8 Analisis Data
taraf 0,05, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur pada taraf 0,05. Tabulasi
data dilakukan untuk menghitung skor skala numeric maksimal dari tiap
13
14
BAB IV
berbeda dengan proses perlakuan yang berbeda pada daun teh gaharu, memberikan
pengaruh terhadap kadar tannin pada seduhan teh daun segar gaharu dan seduhan
daun kering. Dilakukan 2 perlakuan dengan 3 kali pengulangan dan blanko 1, maka
jumlah sampel yang di uji adalah 19 sampel. Secara garis besar sampel dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu sampel daun segar tanpa pengeringan (P1) dan sampel daun
15
Dari hasil pengamatan pada table uji kadar tanin pada masing-masing
ulangan, pada pengamatan P1 ( segar) lokasi sampel di kekait (E1) dengan tiga kali
pengulangan , ulangan pertama 0,94% , ulangan kedua 1,56% dan ulangan ketiga
0,52%, dengan rerata kadar tanin 1,00%. Lokasi sampel kedua yaitu lingsar
(E2)dengan tiga kali pengulangan, ulangan pertama 1,66%, ulangan kedua 1,56%
dan ulangan ketiga 1,45% dengan rerata kadar tanin 1,56%. Dan lokasi sampel
,ulangan kedua 0,73%, dan ulangan ketiga 1,04%, dengan rerata kadar tannin
1,18%. Maka kadar tannin tertinggi rerata daun segar terdapat pada E2 dengan
kadar tanin 1,56%, dan kadar tanin terendah pada lokasi E1 dengan kadar tannin
1,00% .
kali pengulangan, ulangan pertama 9,87%, ulangan kedua 9,67%, dan ulangan
ketiga 7,48%, dengan rerata kadar tanin 9,01%. Lokasi sampel ligsar ( E2) dengan
tiga kali ulangan, ulangan pertama 6,44%, ulangan kedua 7,27%, dan ulangan
ketiga 6,24%, dengan rerata kadar tanin 6,65%. Lokasi sampel ketiga yaitu lendang
nangka (E3) dengan tiga kali ulangan, ulangan pertama 5,92%, ulangan kedua
5,82%, dan ulangan ketiga 5,20%, dengan rerata kadar tanin 5,65%. Maka kadar
tanin tertinggi pada daun kering terdapat pada sampel kekiat (E1) dengan kadar
tannin 9,87%, dan kadar tanin tereendah pada sampel lendang nangka (E3) 5,65%
16
Dengan demikian, dari semua sampel yang diambil dari lokasi yang berbeda
dengan perlakuan yang berbeda pula , dapat disimpulkan bahwa sampel daun
kering memiiki kadar tanin yang jauh lebih tinggi daripada sampel daun segar.
10
6
% Tannin
tertinggi terdapat pada sampel di kekait dengan daun kering yaitu sebesr 9,01% dan
terendah pada lokasi kekait dengan daun segar yaitu sebanyak 1,00%.
17
8.00%
7.00%
6.00%
5.00%
4.00% kering
segar
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
kekait
Berdasarkan grafik kadar tanin dengan pengolahan daun yang berbeda terlihat
bahwa kadar tanin daun kering jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daun segar.
18
6.00%
5.00%
4.00%
3.00%
Column1
2.00%
1.00%
0.00%
kekait Lingsar Lendang N
19
Tabel 3. ANOVA
TYPE III
Source df SS MS F P
Main
Effects
Pengolahan 1 154,1768 154,1768 332,9553 0 ***
Lokasi 2 7,661644 3,830822 8,272921 0,0055 **
Interaction
Pengolahan
* Lokasi 2 10,66293 5,331467 11,51367 0,0016 **
Error 12 5,556667 0.4630556<-
Total 17 178,058
Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021
tertera pada metode penelitian. ANOVA terdiri dari main effect ( factor utama ) dan
interaksi. Faktor utama terdiri dari dua factor yaitu pengolahan dan lokasi
apakah ada interaksi antara factor pengolahan daun dan lokasi pengambilan sampel.
Derajat bebas (Df) dari berbagai sampel berbeda-beda tergantung dari arah tiap
factor perlakuan. Nilai SS ( Jumlah kuadrat) ditentukan berdasarkan uji F dari tiap
factor. Sementara itu MS ( Kuadrat tengah) ditentukan dari nilai SS di bagi dengan
DF sehingga makin besar nilai SS , akan semakin besar pula nilai MSnya ,nilai Ms
dijadikan dasar perhitungan nilai F yang juga menjadi dasar nilai F. Nilai F inilah
20
yang menentukan ANOVA tiap factor sifatnya tidak signifikan (ns) ,signifikan ( * )
Dalam table anova dapat dilihat derajat bebas dari pengolahan yang berbeda
memiliki nilai 3, jumlah kuadrat 154,1768, dengan kuadrat tengah kadar tanin yaitu
154,1768%, nilai F hitung 332,9553 dan probability 0,0000 maka perlakuan ini
sangat berbeda nyata dengan tingkat galat 5%. Pada tabel anova menunjukkan ada
sampel yang mengalami perbedaan yang signifikan ditandai dengan bintang tiga,
namun belum diketahui sampel yang mana yang mengalami perubahan signifikan.
Kemudian dilihat dari lokasi pengambilan sampel yang berbeda memiliki nilai 2,
jumlah kuadrat 7,661644 ,dengan kuadrat tengah kadar tanin yaitu 3,830822 ,nilai F
hitung 8,272921, dan probability 0,0055. Maka disimpulkan bahwa lokasi berbeda
memiiki nilai kadar tannin yang berbeda yang sangat signifikan, untuk mengetahui
sampel dari lokasi mana yang berbeda nyata dilakukan uji lanjut berupa uji beda
nyata jujur.
Non-Significant
Rank Mean Name Mean N
rangers
1.kering 7,10 9 A
2.segar 1,25 9 B
21
Dari table hasil uji beda nyata jujur, ,sampel yang memiliki nilai rata-rata
tanin tertinggi sampai yang terendah yaitu pada sampel daun kering dengan kadar
tannin 7,10% sampel kekiat dengan kadar tanin rata-rata 5,01%, sampel lingsar
dengan nilai kadar tanin rata-rata 4,10%, sampel lendang nangka dengan kadar
tanin 3,41%, dan sampel daun segar 1,25%. Dari hasil penelitian, kedua perlakuan
tersebut sampel kering dan sampel daun segar memiliki perubahan yang sangat
berbeda nyata yaitu sampel daun kering 7,10% dan daun segar 1,25%. Dan
berbeda nyata yaitu sampel kekait 5,01%, sampel lingsar 4,01% dan sampel
22
Sumber Data Primer : Hasil Pengolahan Data 2021
factor. Dalam hal ini yang akan di analisis adalah interaksi antara factor pengolahan
daun (segar dan kering ) dan lokasi pengambilan sampel. Dapat dilihat baik pada
pengolahan daun segar dan kering di lokasi yang berbeda memiliki hubungan yang
berbanding terbalik yang mana maksudnya ialah sampel kering di lokasi kekait
memiliki kadar tanin yang jauh lebih tinggi dari sampel daun segar dengan lokasi
yang sama.
Analisis standar eror menunjukkan bahwa sampel daun segar (P1) dan sampel daun
kering (P2) dan sampel berdasarkan lokasi sangat berbeda nyata. Skala standar eror
memiliki standar yang signifikan antara lokasi pengambilan sampel dengan proses
23
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
nyata terhadap kadar tannin (%) pada seduhan teh daun segar ( 1,25% )
5.2 Saran
bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, R., Hanum, T. I., Surjanto. 2018. Phytochemical and tannin content in
two species of agarwood leaves from Mandailing Natal Regency
North Sumatera Province Phytochemical and Tannin Content in Two
Species of Agarwood Leaves From Mandailing Natal Regency North
Sumatera Province. AIP Conference Proceedings. 2049 (030009): 1 –
5.
Gunawan, F. 2020. Identifikasi Jenis-Jenis Tanaman Hutan Bahan baku Teh Herbal
Di Lingkup Kerja BKPH Rinjani Timur RPH Suela Kab. Lombok
Timur. Skripsi. Porgram Studi Kehutanan Universitas Pendidikan
Mandalika
Khasnabis, J., Rai, C., Roy, A. 2015. Determination of tannin content by titrimetric
method from different types of tea. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research. 7 (6): 238-241
Mulyaningsih, T., Yamada, I., 2008. Notes on Some Species of Agarwood in Nusa
25
Tenggara, Celebes and West Papua. Natural Resource Management
and Socio-economic transformation under decentralization in
Indonesia: Toward Sulawesi area studies. CSEAS Kyoto University.
Japan.
Ravikumar, C., 2014. Review on Herbal Teas. Journal of Pharmaceutical Sciences
and Research. 6 (5): 236-238.
26
LAMPIRAN
27
Gambar 4.penimbangan Daun
28
Gambar 6 Sampel Daun Gaharu
29
Gambar 8 Pembuatan Larutan Indigokarmin
30