LAPORAN AKHIR
PENELITIAN MANDIRI
PENELITI :
TEMA :
PENELITI :
MAULIDIYAH SALIM,SKM.M.Kes
i
ii
ABSTRAK
Lengkuas adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yang dapat digunakan
sebagai obat anti jamur karena mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri pada
lengkuas memiliki kandungan 1% yang berwarna kuning kehijauan dan berbau
khas dan memberikan rasa pahit dan mendinginkan lidah. Metil sinamat 48%,
cineoi 20%-30%, kamfer, d-alfa-pinen, galangal, kamfor, gallangol, sesuiterpene,
kadinena, hidrates. Salah satu komponen senyawa yang banyak terdapat di dalam
minyak atsiri adalah senyawa eugenol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi
dari ekstrak rimpang lengkuas terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum
dengan melihat jumlah koloni yang tumbuh pada media PDA (Potato Dextrose
Agar). Metode penelitian ini adalah eksperimental semu, teknik pengambilan
sampel dengan cara purposive sampling.Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah isolat Trichophyton rubrum. Masing-masing ekstrak rimpang lengkuas
dilakukan dengan 6 perlakuan dengan menggunakan DMSO (Dimethyl Sulfoxide)
sebagai pelarut pada konsentrasi 0,05%, 0,06%, 0,07%, 0,08%, 0,09%, 0,1%. Uji
daya hambat ekstrak rimpang lengkuas dilakukan menggunakan metode dilusi,
dengan suspensi jamur Trichophyton rubrum.
Dari hasil penelitian yaitu dengan cara menghitung jumlah koloni jamur
Trichophyton rubrum pada masing-masing petridish berdasarkan konsentrasi.
Jumlah koloni jamur pada setiap petridish dilaporkan dalam satuan CFU (Colony
Forming Unit)
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang
lengkuas pada konsentrasi 0,1% sudah dapat menghambat pertumbuhan jamur
Trichophyton rubrum. Analisa data dengan menggunakan uji Regresi
menunjukkan terdapat pengaruh pada konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas
terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum dengan nilai p = 0,00 pada
tingkat kepercayaan 95% (p=0,00 < 0,05) yang artinya terdapat pengaruh pada
tiap konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas terhadap pertumbuhan jamur
Trichophyton rubrum.
iii
PRAKATA
dan pengarahan berbagai pihak dan dalam kesempatan ini tak lupa kami haturkan
Kemenkes Pontianak.
Kesehatan Pontianak.
Kemenkes Pontianak
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
1. Morfologi fungi ......................................................................19
2. Struktur Dinding Kapang........................................................20
3. Struktur Dinding Sel Khamir...................................................21
4. Membran Hifa ........................................................................21
5. Ragi..........................................................................................22
6. Patogenesis fungi.....................................................................22
I. Kerangka Teori..................................................................................34
vi
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .............................................................................35
1. Tujuan Umum ........................................................................ 35
2. Tujuan Khusus ....................................................................... 35
B. Manfaat Penelitian ...................................................................... 35
1. Bagi Program ........................................................................... 35
2. Pengayaan bahan Ajar ............................................................ 35
3. Publikasi Ilmiah ...................................................................... 36
D. Pengumpulan Data………………………………………….. 39
1. Metode Pemeriksaan .............................................................. 39
2. Prinsip Pemeriksaan ............................................................... 39
3. Alat Dan Bahan……………………………………………… 39
4. Prosedur……………………………………………………… 41
5. Pembacaan hasil…………………………………………….. 44
A. Hasil Penelitian...............................................................................46
B. Analisis data....................................................................................47
1. Analisa Univariat........................................................................47
2. Hasil Bivariat..............................................................................48
vii
C. Pembahasan....................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................53
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 : Dokumentasi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
efek kesehatan bagi tubuh. Hal ini diakibatkan oleh kandungan senyawa
kesehatan (Utami,2013).
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat dan memiliki potensi untuk
disebut juga sebagai greater galangal atau leser galangal termasuk dalam
keluarga zingiberaceae. Tanaman ini diduga berasal dari Asia Tenggara atau
Cina bagian selatan. Saat ini lengkuas banyak berkembang dan dibudidayakan
1
2
yang digunakan untuk berbagai penyakit seperti untuk mengobati panu dan
kadas, salah urat (keseleo), sakit perut, malaria, pembesaran limpa, peluruh
atsiri dengan komponen utama eugenol. Kandungan yang lain adalah galangin
flavonoid dan dammar. Kandungan aktif lengkuas yang ada kaitannya dengan
Ekstrak merupakan bahan baku produk obat asli Indonesia (OAI) dan
memiliki ciri yang sangat khas dan kompleks baik dari aspek fisik atau
senyawa tidak aktif) dari berbagai golongan yang larut dalam pelarut yang
menyerang jaringan kulit dan menyebabkan beberapa infeksi kulit antara lain:
Tinea kapitis, Tinea barbae, Tinea korporis, Tinea pedis, Tinea unguium dan
dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok yaitu dilusi atau difusi.
Metode dilusi merupakan metode yang biasa digunakan untuk menguji aktifitas
metode ini adalah satu konsenterasi antifungi yang diuji dapat digunakan untuk
dilusi.
B. Rumusan masalah
C. Pertanyaan Penelitian
dipergunakan sebagai obat, baik yang ditanam maupun tumbuh secara liar.
tanaman obat yang diambil daunnya, batang, biji, akar, dan umbi / rimpang
(Wulandari,2012)
1. Tanaman obat atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat
4
5
B. Tanaman Lengkuas
jenis lengkuas yaitu lengkuas dengan rimpang berwarna putih dan rimpang
1. Toksonomi
berikut (Wijaya,2010)
Kindom : Plantae
Sub kindom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliophyta
Sub kelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galangal L
6
2. Nama Daerah
lain (MITIC,2002 )
a. Batang
b. Daun
tidak berbulu. Bagian tepi daun biasanya terlihat sedikit garis putih
daun 20-60 cm, dan lebarnya 4-15 cm, pelepah daun lebih kurang 15-30
c. Rimpang
4. Bunga
memiliki garis merah dengan ujung bercuping dua. Bunga keluar dari
senyawa aktif dalam lengkuas berpotensi sebagai anti jamur. Salah satu
5. Eugenol
Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut
organik. Eugenol berupa zat cair berbentuk minyak, tidak berwarna atau
sedikit kekuningan, berubah warna coklat dalam udara, berbau dan berasa
menguap serta sedikit larut dalam air. Eugenol mudah bersenyawa dengan
besi, oleh karena itu penyimpanan harus dalam botol kaca, drum
noninflamasi (Ervina,2007)
9
dan serbuk yang tersisa diperlukan hingga memenuhi baku yang telah
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan
senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-
lain. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan
tepat. Simplisia yang lunak seperti rimpang dan daun muda diserap oleh
pelarut, karena itu pada proses ekstraksi tidak perlu diserbuk sampai halus.
Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu, dan kulit akar sudah diserap oleh
sifat fisik dan senyawa aktif dari simplisia juga harus memperhatikan
pelarut sehingga akan berpengaruh pula pada proses pelarutan senyawa aktif
1. Simplisia
Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau
isi sel yang dikeluarkan dengan cara tertentu dari selnya atau senyawa nabati
lainnya yang dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia
murni. Ekstrak tumbuhan obat yang dibuat dari simplisia nabati dapat
11
dipandang sebagai bahan awal atau bahan produk jadi ekstrak (DepKes.
2. Metode Ekstraksi
1) Cara Dingin
a) Meserasi
Meserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan
Makanan,2000).
b) Perkolasi
2) Cara Panas
a) Refluks
b) Soxhlet
c) Digesi
temperatur.
d) Infus
(15-20 menit).
e) Dekok
f) Destilasi Uap
a. Faktor Biologi
obatnya dan khusus dipandang dari segi. Faktor biologi, baik untuk
b. Faktor Kimia
baik untuk bahan dari tumbuhan obat hasil budidaya dari tumbuhan liar,
1) Faktor Internal
2) Faktor Eksternal
a) Metode ekstraksi
f) Kandungan pestisida
sudah ada sejak masa tumbuhan itu hidup. Jika proses preparasi
dan sampai tahun 1996 baru 69.000 spesies telah dideksripsi. Sejumlah
Sebagai salah satu kelompok besar dunia kehidupan tidak kasat mata, fungi
atau jamur (yang meliputi cendawan, kapang, khamir, dan lumut kerak)
(Ganjar , 2006)
Di alam fungi dapat dilihat dan dikenal dengan mudah dan hidup di
tempat-tempat yang lembab, misalnya pada substrat serasah, atau pada buah-
buah yang mulai membusuk, atau pada batang tumbuhan. Umumnya bentuk
yang terlihat tersebut adalah bagian dari koloni suatu fungi, yaitu berupa
18
benang- benang putih halus yang membentuk suatu jala, atau berupa bercak-
bercak dengan warna indah yang cerah (hijau, jingga, biru, dan sebagainya)
(Ganjar , 2006)
permukaan seperti beludru atau tepung halus, atau seperti butiran yang kasar
bentuk kepala konidia. Khamir atau kapang baik pada medium Malt Ekstrak
warna yang sangat indah, yaitu berwarna putih, putih susu, krem tua, putih
kekuning-kuningan, merah muda, merah jingga, coklat muda, coklat tua (bila
adalah : Eukariotik, tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa atau sebagai
sel khamir, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof,
1. Morfolongi Fungi
19
a. Hifa
1) Hifa Kapang
2) Hifa Khamir
tunggal).
3) Hifa Cendawan
20
a) Hifa primer
b) Hifa Skunder
sel dari lingkungan meskipun kokoh, dinding sel tetap bersifat permeabel
Komponen penting dalam dinding sel sebagian besar fungi adalah kitin,
bentuk dari sel khamir. Bagian dinding sel khamir yang luar terdiri dari
4. Membran Hifa
sel, yaitu membran sel. Komposisi kimia membran sel fungsi diduga
a. Mitokondria
b. Ribosom
matriks mitokondria.
c. Aparatus golgi
22
dinding sel.
5. Ragi
6. Patogenesis fungi
E. Trichophyton rubrum
1. Taksonomi
(Solehudin,2010)
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Arthodermataceae
Genus : Trichophyton
Spesies : Trichophyton rubrum
tersusun satu persatu pada sisi hifa (en thyrse) atau berkelompok (en
sel (Solehudin,2010)
rubrum berbulu halus (downy) adalah strain jamur yang paling banyak
menjadi penyebab paling sering tinea korporis di Asia Tenggara dan suku
Koloni jamur
Makrokonidia
Trichophyton rubrum
Mikrokonidia
Hifa
3. Patogenesis
mampu mencerna keratin pada kuku, rambut dan stratum korneum pada
dihasilkannya berada didaerah kutan, yaitu dari lapisan kulit yang meliputi
pada kaki atau kuku. Dermatofitosis ini secara khas ditemukan dengan
(ringworm) (Cotran,2006)
d. Tinea pedis ditandai oleh eritema dan skuama. Infeksi ini dimulai pada
kulit interdigiti, yaitu biasanya pada celah jari-jari kaki. Tinea pedis
mengenai sampai 40% orang pada saat tertentu di dalam masa hidup
mereka (Cotran,2006)
Permukaan kuku tidak rata. Kuku menjadi rapuh atau keras dan
27
4. Gambaran Klinis
berbentuk skuama yang kering dengan vesikel serta papul yang terdapat
kuku (tinea unguium) lesi muncul pada bagian tepi kuku yang berwarna
F. Antijamur
penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Anti jamur merupakan bagian
dari antibiotika oleh infeksi jamur. Anti jamur merupakan bagian dari
1. Jenis Antijamur
a. Antijamur topikal
infeksi lokal pada kulit tubuh yang tidak berambut (glabrous skin),
dan kuku, infeksi pada tubuh yang kronik dan luas, infeksi pada
stratum korneum yang tebal seperti telapak tangan dan kaki. Efek
samping yang dapat ditimbulkan oleh obat anti jamur topikal lebih
1) Poliene: Nystatin
Tiokonazol, Sertakonazol.
Haloprogin.
b. Antijamur sistemik
1) Griseofulvin
29
2) Ketokonazol
3) Itrakonazol
4) Flukonazol
5) Vorikonazol
6) Terbinafin
7) Amfoterisin B
2. Mekanisme Antijamur
ergosterol dalam sel jamur, ini adalah komponen sterol yang sangat
dan malalui pori tersebut konstituen essensial sel jamur seperti ion K,
fosfat anorganik, asam karboksilat, asam amino dan ester fosfat keluar
a. Suhu
hidup pada rentang suhu 0-17oC), jamur mesofil (jamur yang dapat hidup
pada kisaran suhu 15-40oC), dan jamur termofili (jamur yang dapat hidup
b. pH
31
gugus dalam protein, amino, dan karboksilat. Hal ini dapat menyebabkan
c. Nutrisi
banyak (gram)
d. Media Kultur
bakteri. Media yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar. Uji ini serupa
dengan uji untuk bakteri, dimana spora fungi atau miselium fungi dilarutkan
32
pada larutan agen jamur uji, dan selanjutnya pada interval waktu tertentu
disubkultur pada media yang sesuai. Setelah inkubasi pertumbuhan fungi pun
diamati. Pengujian anti jamur yang digunakan adalah metode dilusi yang
adalah membuat seri pengenceran agen anti jamur pada medium cair
yang ditambahkan dengan jamur uji. Larutan uji agen jamur pada kadar
selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan jamur uji
ataupun agen anti jamur, inkubasi selama 48 jam. Media cair yang tetap
konsentrasi agen anti jamur yang diuji dapat digunakan untuk menguji
potensi agen anti jamur dalam larutan, konsentrasi dalam cairan tubuh
I. Kerangka Teori
Tanaman Obat
Ekstrak
Jamur
34
Candida albicans
Kontrol +
Metode Dilusi Agar
Konsentrasi Ekstraksi lengkuas Antifungi Standar
dengan Trichophyton rubrum (Ketokenazol)
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
B. Manfaat penelitian
C. Bagi Program
Sebagai bahan acuan untuk studi lanjut bagi penelitian dan peneliti
35
36
Pontianak.
1. Publikasi Ilmiah
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
mengontrol semua variabel luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitan
1. Populasi Penelitian
(Alpinia galangal L) .
37
38
2. Sampel Penelitian
diameter ketebalan 3-4 cm, tidak busuk, serta tidak terdapat cacat.
dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri dan sifat populasi yang
Rumus : ( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
Jika jumlah perlakuan ada 9 buah, maka jumlah pegulangan untuk tiap
( 10 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
9( r – 1 ) ≥ 15
9r – 9 ≥ 15
9r ≥ 15 + 9
r ≥ 23 / 9
r ≥ = 2,555
r=3
Dari rumus diatas diketahui bahwa replikasi pada setiap perlakuan adalah 3
D. Pengumpulan Data
1. Metode Pemeriksaan
2. Prinsip Pemeriksaan
media agar plet dimana agar plat telah dilarutkan dengan bahan antifungi
a. Alat
2) Autoclave
40
3) Waterbath
4) Lampu spirtus
5) Pinset steril
6) Ose standar
8) Gelas ukur
12) Mortar
13) Spuit
b. Bahan
2) Aquadest steril
4. Prosedur
2014)
41
bubuk.
wadah kaca.
evaporator.
erlenmeyer.
sempurna.
menit.
rimpang lengkuas.
masing pengenceran.
8) Hitung jumlah koloni jamur yang tumbuh pada setiap cawan petri.
membeku.
5. Pembacaan Hasil
(Emanuel,2009).
1. Pengelolahan Data
bila ada kesalahan sehingga menghasilkan data yang benar dan akurat
(Hery,2010).
lengkuas.
jamur Candida albicans pada media agar plet, dihitung dan ditulis
3) Cleaning
SPSS.
46
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pontianak. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah ekstrak rimpang
konsentrasi. Jumlah koloni jamur pada setiap plate dilaporkan dalam satuan
1. Hasil Penelitian
Hasil Pemeriksaan
Kontr
Kode Konsentr Ekstrak Lengkuas Kontrol Kontr
ol
No Samp asi Replikasi Rata- Pembandi ol
Negati
el Sampel I II III rata ng Positif
f
(CFU)
13 16 14
1 L1 0,05% 149
7 4 6
10 14 10
2 L2 0,06% 118
6 2 7
10 10
3 L3 0,07% 82 97
1 9
0 236 0
4 L4 0,08% 88 86 79 84
5 L5 0,09% 80 78 55 71
6 L6 0,1% 44 30 32 35
47
48
rata jumlah koloni jamur 149 cfu, pada konsentrasi 0,06% rata-rata jumlah
koloni jamur 118 cfu, pada konsentrasi 0,07% rata-rata jumlah koloni 97 cfu,
B. Analisa Data
1. Analisa Univariat
No Konsentr
Konsentr Kontro Rata-Rata
Rumus asi
asi Zat l Jumlah
Perhitungan Hambata
Uji Positif Koloni
n
1 236 – 149 x
0,05% 236 149 100% 36,84%
236
2 236 – 118 x
0,06% 118 100% 50%
236
3 236 – 97 x
0,07% 97 100% 58,89%
236
4 236 – 84 x
0,08% 84 100% 64,40%
236
5 236 – 71 x
0,09% 71 100% 69%
236
6 236 – 35 x
0,1% 35 100% 85%
236
49
2. Analisa Bivariat
Model Summary
Change Statistics
Std. Error R
Mod Adjusted R F
R R Square of the Square df df Sig. F
el Square Cha
Estimate Chang 1 2 Change
nge
e
91.5
1 .923a .851 .842 15.301 .851 1 16 .000
81
50
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constan 19.85
163.289 8.224 .000
t) 5
1
konsentr
-20.210 2.112 -.923 -9.570 .000
asi
Trichophyton rubrum sangatlah kuat. Nilai R Squere (R2) yang sebesar 0,851
rimpang lengkuas dalam Sig.F change sebesar 0,000 < α 0,05 menyatakan Ha
C. Pembahasan
51
bahan penelitian. Pada penelitian ini, bahan uji yang digunakan adalah
Trichophyton rubrum pada plate. Hal tersebut dapat dilihat pada konsentrasi
0,05% jumlah pertumbuhan koloni jamur Trichophyton rubrum 149 cfu yang
jamur (Crieg,2005)
52
jamur menjadi hancur karena lisis, akibatnya jamur tidak dapat bereproduksi
pertumbuhan jamur sehingga jumlah sel jamur yang hidup relatif tetap.
dihentikan (Hazmela,2006)
1. Berikatan kuat dengan stereol yang etrdapat pada membrane sel jamur.
sel.
53
perksida dalam sel jamur sehingga terjadi kerusakan dinding sel yang
meningkat.
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
Trichophyton rubrum secara invitro dan untuk jangka panjang hasil penelitan
pada manusia
54
DAFTAR PUSTAKA
Anaissei. J. Elias et all. 2009. Clinical Mycology . China : Churchill Livingstone
Elsevier.
Cristianus Arie Wisnu Wijaya. 2010 . Perbedaan Efek Antijamur Minyak Atsiri
Kayu Manis ( Unnamonum Burmanii), Lengkuas (Alpinia galangal L) dan
Kombinasinya Terhadap Candida albicans Secara In Vitro.
http://eprints.uns.ac.id/6908/1/178901111201111121.pdf . Diakses pada 16
Agustus 2017 Pukul 11.28
Drs. H. Arief Hariana. 2013 . Tumbuhan Obat dan Khasiatnya . Cet 1. Jakarta :
PT Penebar Swadaya.
Drs. H. Arief Hariana. 2013 . Tumbuhan Obat dan Khasiatnya . Cet 1. Jakarta :
PT Penebar Swadaya.
Eva, Elly Sibgariang, SKM et all. 2010 . Buku Saku Metodelogi Penelitian Untuk
Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta : CV Trans Info Media
55
56
Indrawati Ganjar et.all. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan . Edisi 1. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia.
Koes Irianto. 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, dan Virologi Medis
( Medical Bacteriology, Medical Micology, and Medical Virology).
Bandung : ALFABETA.
Penulis Martha Tilaar Innovasi Center ( MITIC) . 2002 . Budi Daya Secara
Organik Tanaman Obat Rimpang . Jakarta : PT Penebar Swadaya.
Silvina. 2006. Uji Banding Efektifitas Rimpang Lengkuas (Alpinjia galangal) 10%
dengan Ketokenazol 2% Secara In Vitro Terhadap Prtumbuhan Candia
albicans Pada Kandiasis Vaginalis.
http://eprints.undip.ac.id/21304/1/Silvina.pdf. Diakses 16 Agustus 2017
Pukul 16.08
Sri Winarsih. 2008 . Ensklopedia dunia Fungi . Seri Dunia fungi . Penerbit PT.
Bengawan Ilmu.
Tri Marwati et.all .2007 . Pemilih Pelarut Pemurnian Ekstrak Lengkuas ( Alpinia
galangal) Secara Ekstraksi
http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id/assets/media/publikasi/jurnal/
j.Pascapanen.2007_1_1.pdf. Diakses 10 September 2017 Pukul 17.14
Tuty Handayani, S.Pd., M.A. 2003 . Apotek Hidup . Cetakan ke 1. CV. Ilmu Padi
Infra Pustaka Makmur.
Pelezar, MJ. Chan, ECS dan Crieg, NR. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Penerjemah: Ratna Siri, dkk. Cetakan pertama. Jilid Dua. Jakarta: Penerbit
UI Press.
Rizka Hazmela. 2006. Daya Hambat Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpura
K. Schum) Dalam Sediaan Salep. Skripsi .Diakses dari
http://www.scribd.com/doc/183104553/JURNAL-PUBLIKASI-pdf#scribd
tanggal 08 Agustus 2017 pukul 20.17.
59
Salim, Fajar Solehudin. 2010. Efek Antifungal Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya
(Aloe vera L.) Terhadap Pertumbuhan Trichophyton rubrum Secara In
Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
http://eprints.uns.ac.id/5198/2/k.pdf (diakses pada tanggal 02 September
2017).
60
Lampiran 2
di –
TEMPAT
Peneliti,
Maulidiyah Salim,SK,M.Kes
NIP. 197404121996032001
61
Lampiran 1
NIP : 197404121996032001
Hasil Pemeriksaan
N Konsentras
o i Ekstrak Rimpang Kontrol
Lengkuas Negatif (-)
0
1. 10%
211
0
2. 50%
Lampiran 3
SURAT KETERANGAN
Dilusi dari sampel ekstrak eugenol rimpang lengkuas sebanyak 27 sampel dengan
Supriyanto,S.Si,M.Ked
NIP. 1936116-198531005
63
Lampiran 4
HASIL PENELITIAN
Tests of Normality
a
konsentras Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
i Statistic df Sig. Statistic df Sig.
jumlahkolo 0,05 % .253 3 . .964 3 .637
ni 0,06 % .376 3 . .771 3 .047
0,07 % .271 3 . .948 3 .559
0,08 % .366 3 . .795 3 .103
Lampiran 5 0,09 % .175 3 . 1.000 3 1.000
0,1 % .337 3 . .855 3 .253
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
jumlahkoloni 18 134 30 164 92.56 38.493 1481.673
konsentrasi 18 5 1 6 3.50 1.757 3.088
Valid N 18
(listwise)
65
Correlations
jumlahkoloni konsentrasi
jumlahkoloni Pearson 1 -.923**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 18 18
konsentrasi Pearson -.923** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 18 18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model Summary
Change Statistics
Std. Error of F
Mod Adjusted R the R Square Chang Sig. F
el R R Square Square Estimate Change e df1 df2 Change
1 .923a .851 .842 15.301 .851 91.581 1 16 .000
a. Predictors: (Constant), konsentrasi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Lampiran 6
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Maulidiyah Salim,SKM,M.Kes
2. NIP/NIK : 197404121996032001
3. NIDN : 4012047402
4. Tempat Tanggal Lahir : Pontianak,12 April 1974
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Golongan/Pangkat : Lektor/III b
7. Jabatan Akademik : Dosen
8. Alamat : Jl.Dr.Soedarso Pontianak
9. Telp/faks. : 0561 737639
10. Alamat Rumah : Jl.Sepakat 1 A.Yani Blok Naisyah Nmr.
14
Pontianak Kalimantan Barat
11. Telp/faks. : 08125725769
12. Alamat e-mail : maulidiyahsalim@gmail.com
13. Mata Kuliah Yang Diampuh : 1. Media dan Reagensia
2. Parasitologi
3. Mikologi
4. Entomologi
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Universitas
Tinggi Muhammadiyah Diponegoro
Pontianak Semarang
Bidang Ilmu Kesehatan Kesling Industri
Lingkungan
Tahun Masuk-Lulus 2005 - 2007 2010 - 2012
67
Lampiran 7
Gambar proses penuangan media PDA (Potato Dekstrose Agar) pada plate yang telah
disetrilkan terlebih dahulu
Gambar proses inokulasi jamur Trichophyton rubrum pada media PDA dengan
menggunakan mikroppiet
72
Pembacaan hasil setelah diinkubasi selama 4 hari dengan 6 konsentrasi dan 3 kali
pengulangan
73
Gambar pertumbuhan koloni jamur Trichophyton rubrum pada control positif (+)