Anda di halaman 1dari 42

53

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yaitu
Asuhan Keperawatan Jiwa dengan pengelolaan studi kasus pada Tn. K dengan
Halusinasi Penglihatan di Ruang Merpati Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan
Barat, pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Januari 2019 sampai dengan 27
Januari 2019.
A. HASIL PENELITIAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
Inisial : Tn. K
No. RM : 004248
Umur : 12 April 1972 (47 tahun)
Kelamin : Laki- laki
Alamat : Dusun Kenaman RT 04/ RW 01
Kecamatan Sekayam, Sanggau Kapuas
Agama : Islam
Suku : Melayu
Status : Belum Kawin
Pendidikan : SMP
Ruang Rawat : Ruang Merpati
Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2019
Informan : Pasien dan Rekam medik
Diagnosa medis : Skizoprenia Paranoid
Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Penglihatan
b. Alasan Masuk
Pasien datang ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat bersama
keluarga dan petugas dinas sosial tempat tinggalnya dengan
menggunakan Ambulan. Alasan keluarga membawa pasien ke rumah
sakit jiwa karena pasien tampak ketakutan, sering berbicara sendiri dan

53
54

tertawa sendiri tanpa sebab, melihat bayangan hitam serta bayangan


berbentuk macan yang sebenarnya tidak ada wujudnya, teriak-teriak dan
sering keluyuran semenjak kebun karet miliknya dibakar orang.
c. Faktor Predisposisi
1) Gangguan jiwa pada masa lalu
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan sudah
pernah keluar masuk Rumah Sakit Jiwa antara lain pada tanggal 7
Juli 2007 keluar pada tanggal 10 November 2012 dan masuk
kembali tanggal 1 Desember 2018 sampai sekarang. Pasien
mengatakan saat awal ia kembali ke tempat tinggalnya dirinya tidak
pernah putus obat, namun satu tahun belakangan terakhir pasien
mengatakan tidak teratur mengkonsumsi obat dan ketika obat habis
pasien tidak mengambil obat ke Rumah Sakit Jiwa dikarenakan tidak
ada biaya sehingga penyakitnya sering kambuh.
2) Faktor perkembangan
Pasien mengatakan sejak berumur 11 tahun pasien kehilangan ayah
kandungnya karena sakit. Pasien merasa sangat kehilangan atas
kepergian ayah kandungnya, kemudian ibunya menikah lagi. Dan
hubungan pasien dengan ayah tirinya sangat tidak harmonis. Pasien
sering dimarah dan dipukul oleh ayah tirinya. Pasien hanya bisa
diam dan menangis. Pasien juga mengatakan saat masih berumur 12
tahun pasien pernah dihempaskan ke tanah oleh ayah tirinya
dikarenakan pasien ketahuan merokok bersama teman-temannya.
Saat itu pasien menangis tersedu-sedu dan pengalaman tersebut
sangat membekas dalam hatinya hingga sekarang.
3) Faktor Biologis
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami trauma fisik seperti
trauma kepala. Pasien pernah dihempas kepalanya ketanah oleh ayah
tirinya namun tidak sampai menimbulkan trauma kepala.
55

4) Faktor Psikologis
Pasien mengaku sering merokok dan minum minuman keras diam-
diam bersama temannya ketika usianya masih remaja. Pasien minum
minuman keras ketika sedang memiliki masalah. Namun setelah
dewasa pasien tidak lagi minum minuman keras hanya saja tetap
merokok.
5) Faktor genetik
Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada mengalami
gangguan jiwa, hanya dirinyalah yang mengalami gangguan jiwa.
d. Faktor presipitasi
Berdasarkan rekam medik, keluarga mengatakan pasien tampak
ketakutan, berbicara dan tertawa sendiri, kadang pula teriak-teriak tanpa
sebab hal ini terjadi sejak pasien kehilangan ibu kandungnya yang
meninggal dunia ketika pasien berusia 34 tahun. Baru-baru ini pasien
juga mengalami musibah yakni kebun karet miliknya dibakar oleh orang.
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan melihat bayangan hitam
dan juga bayangan yang berbentuk seperti macan, bayangan sering
muncul pada pagi, siang atau malam hari terutama saat pasien sedang
menyendiri dan melamun, pasien mengatakan saat melihat bayangan
tersebut rasanya pasien ingin teriak dan keluyuran untuk menhindar dari
bayangan tersebut. Pasien mengatakan dirinya tidak mengetahui cara
menghilangkan bayangan tersebut dan pasien tidak mengetahui mengapa
dirinya dapat melihat bayangan yang mengganggu tersebut.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Pasien Kooperatif
Kesadaran : Pasien Compos Mentis
TD : 110/ 70 mmHg.
N : 90x/ menit.
RR : 20x/ menit.
T : 36,5 ℃
BB : 60 Kg
56

2) Kepala dan wajah


Bentuk kepala normal, kebersihan kepala baik, tidak terdapat
kelainan pada kepala, di kepala tidak terdapat benjolan atau luka,
rambut pasien terpotong pendek, warna rambut sedikit memutih.
Tidak terdapat nyeri tekan saat dipalpasi tidak terdapat benjolan,
maupun lesi.
3) Mata
Bentuk mata simetris, pergerakan bola mata baik, konjungtiva merah
muda, reflek cahaya pupil normal (isokor), mata pasien terlihat
cekung, pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Tidak
terdapat nyeri tekan saat dipalpasi, tidak terdapat benjolan.
4) Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak terdapat lesi di telinga, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
5) Hidung
Bentuk hidung simetris, bulu hidung panjang, kebersihan hidung
baik, tidak terdapat nyeri tekan dan pembengkakan.
6) Mulut dan gigi
Kebersihan mulut dan gigi cukup baik, pasien sikat gigi setiap
mandi, mukosa bibir dan mulut lembab, bentuk mulut dan bibir
simetris, gigi seri bagian depan tidak ada.
7) Leher
Bentuk leher simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan
kelenjar getah bening.
8) Thorax
Bentuk thorax normal, bentuk dada simetris, Suara nafas vesikuler,
tidak terdengar suara nafas tambahan.
9) Jantung
Tidak terlihat adanya pembesaran jantung, Ictus cordis tidak teraba,
tidak terdapat nyeri tekan.
57

10) Abdomen
Perut pasien tampak simetris, tidak ada lesi dan masa, tidak terdapat
nyeri tekan.
11) Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak terdapat lesi pada kulit pasien.
12) Keluhan fisik
Pasien mengatakan tidak mengalami sakit apa- apa pada tubuhnya.

f. Psikososial
1) Genogram

Keterangan
: Laki- laki hidup : Menikah

: Perempuan hidup : Keturunan

: Laki- laki meninggal : Pasien

: Perempuan meninggal : Serumah

Gambar 5. Genogram Pasien


58

Pasien mengatakan dia adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara.


Hubungan pasien dengan ayah kandung, ibu kandung dan saudara-
saudaranya sangat baik, namun setelah ayahnya meninggal dan
ibunya menikah lagi hubungan pasien dengan ayah tirinya kurang baik
sejak pasien masih kecil. Pasien sering dimarah dan dipukul oleh ayah
tirinya. Pasien hanya bisa diam dan menangis. Semua keputusan di
kendalikan oleh ayah tirinya, pasien mengatakan ibunya kurang bisa
menasehati ayah tirinya ketika itu. Sejak kecil hingga pasien dewasa,
pasien selalu mendapat kelakuan yang sama. Pasien ingin melawan
tetapi dia tidak bisa. Ibu kandung pasien meninggal dunia ketika
pasien berusia 34 tahun.

2) Konsep diri
a) Gambaran diri : Pasien mengatakan dari dulu hingga
Sekarang dirinya sangat menyenangi
bagian tubuhnya terutama matanya.
Pasien mengatakan dengan mata
dirinya dapat melihat semua
keindahan dunia yang Allah ciptakan.
Selain itu pasien juga menyenangi
tangannya, karena dengan tangan
dirinya dapat bekerja dan membantu
orang lain.
b) Identitas : Pasien mengatakan sebelum sakit dia
bekerja noreh di kebun karet miliknya
dan penghasilan yang diperoleh
cukup untuk makan sehari-hari.
Pasien sangat senang karena dirinya
dapat bekerja dan memiliki
penghasilan. Tetapi ketika dirinya di
rumah sakit pasien merasa sangat
59

bosan karena tidak bisa bekerja dan


menghasilkan uang, di RSJ ia
menghabiskan waktu hanya untuk
melakukan aktivitas sederhana dan
tidur.
c) Peran : Pasien mengatakan sebelum sakit
dirinya sebagai anak nomor dua
membantu keluarga dan adik-adiknya
memenuhi kebutuhan sehari-hari..
Pasien mengatakan sejak di RSJ
pasien tidak melakukan suatu hal
yang berarti, kegiatan pasien selama
di RSJ hanya sebatas aktivitas kecil
seperti membersihkan ruangan.
d) Ideal diri : Pasien mengatakan ia berharap
sembuh dari penyakitnya dan dapat
kembali ke kempung halamannya,
selain itu pasien juga berharap agar
sikap ayah tirinya terhadap dirinya
berubah menjadi lebih baik.
e) Harga diri : Pasien mengatakan dirinya tidak malu
dengan keadaannya yang sekarang.

3) Hubungan Sosial
a) Orang Yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
keluarganya terutama ibu kandungnya. Namun, ketika pasien
berusia 34 tahun ibu kandungnya menginggal dunia, saat ini
anggota keluarga yang dekat dengan dirinya adalah abang
kandungnya, setiap ada masalah pasien kadang bercerita dengan
abangnya yang tinggal bersebelahan dengannya.
60

b) Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat


Pasien mengatakan sebelum sakit dirinya aktif dalam kegiatan
masyarakat yang diadakan di kampungnya seperti gotong royong
membersihkan lingkungan maupun membuat jembatan. Saat di RSJ
pasien kadang bergantian berperan sebagai pemimpin doa makan di
ruangannya.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan jarang berkomunikasi dengan rang lain, hanya
seperlunya saja.
4) Spiritual
a) Nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam, pasien mengatakan dirinya yakin bahwa
suatu saat nanti Allah akan menyembuhkan penyakitnya.
b) Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan dulu dirinya biasa sholat di surau atau di
rumah. Pasien mengatakan dengan sholat hati bisa tenang.

g. Status Mental
1) Penampilan
Pasien tampak rapi dan menggunakan pakaian sesuai dengan waktu,
tempat dan kondisi. Kebersihan tubuh cukup, warna kulit sawo
matang, postur tubuh ideal, pasien menggunakan sendal, pakaian
cukup bersih.
2) Pembicaraan
Pasien berbicara lancar dan kooperatif saat diajak berbicara.
3) Aktivitas Motorik
Tidak ada aktifitas motorik yang abnormal, hanya saja pasien tidak
dapat menatap lawan bicara terlalu lama, pasien lebih banyak
menunduk atau menatap ke arah lain saat diajak bicara seperti: langit-
langit, dinding, lantai.
61

4) Alam perasaan
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya, pasien juga
mengatakan dirinya jenuh karena kegiatannya di RSJ setiap hari itu-
itu saja, pasien berharap dinas sosial kampung halamannya segera
menjemputnya pulang.
5) Afek
Afek pasien adekuat yaitu ekspresi wajah pasien stabil dan sesuai
dengan perasaan hatinya dan rangsangan yang ada.
6) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara pasien kooperatif, kontak mata kurang, pasien
sering menatap ke arah lain saat wawancara, pasien menjawab sesuai
dengan pertanyaan yang diberikan, pasien selalu menerima setiap
masukan yang diberikan perawat.
7) Persepsi
Pasien mengatakan sering melihat bayangan hitam dan juga bayangan
yang berbentuk seperti macan secara bersamaan, pasien mengatakan
halusinasi muncul tidak menentu kadang 3 kali sehari yaitu pada pagi,
siang maupun malam hari terutama saat pasien sedang menyendiri dan
melamun, pasien mengatakan saat melihat bayangan tersebut rasanya
pasien ingin teriak dan keluyuran untuk menhindar dari bayangan
tersebut, pasien merasa takut, tampak berbicara sendiri dan gelisah.
Pasien mengatakan dirinya tidak mengetahui cara menghilangkan
bayangan tersebut dan pasien tidak mengetahui mengapa dirinya dapat
melihat bayangan yang mengganggu tersebut.
8) Proses pikir
Pasien berbicara dengan lancar tanpa ada pengulangan kalimat dan
pasien juga memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang
diberikan. Pembicaaran pasien dapat dipahami.
9) Isi pikir
Pasien tidak mengalami ganguan pada isi pikirnya.
62

10) Tingkat kesadaran


Pasien tampak kooperatif, pasien mengetahui dimana dia berada dan
waktu saat pengkajian. Pasien mengatakan saat ini dirinya berada di
Ruang Merpati Rumah Sakit Jiwa Singkawang. Saat ditanya nama
perawat yang bertugas saat pengkajian pasien juga mengetahuinya.
11) Memori
Pasien tidak memiliki gangguan daya ingat, ketika ditanya pasien
masih ingat siapa nama ayah dan ibu kandungnya, nama saudaranya,
nama perawat yang merawatnya, serta umur pasien saat ini yaitu 47
tahun.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien fokus dengan pertanyaan yang ditanyakan, serta fokus saat
diajak bicara. Pasien dapat berhitung sederhana seperti menghitung 1-
50, perkalian 5, serta 15+15= 30.
13) Kemampuan penilaian
Pasien mampu menilai suatu hal yang lebih baik, saat ditanya mana
yang lebih baik antara cuci tangan dulu baru makan atau makan dulu
baru cuci tangan, pasien memilih cuci tangan dulu baru makan agar
bersih.
14) Daya tilik diri
Pasien menyadari bahwa saat ini dirinya sedang sakit jiwa dan
menjalani pengobatan di RSJ, pasien juga berprasangka baik bahwa
Allah akan menyembuhkan penyakitnya, pasien sangat berharap
sembuh dari penyakitnya dan dapat kembali ke kampung halamannya.

h. Kebutuhan Perencanaan Pulang


1) Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
Hasil pengkajian pada kebutuhan persiapan pulang diperoleh data,
bahwa pasien belum mampu dalam memenuhi kebutuhan seperti
pemenuhan makanan dan uang.
63

2) Kegiatan hidup sehari- hari


a) Perawatan diri
Pasien mandi 2x sehari dengan mengunakan sabun, pasien
mampu untuk menjaga kebersihan dirinya, pasien mampu
berpakaian secara mandiri dengan cukup rapi, pasien dapat makan
secara mandiri, pasien makan dengan baik, pasien juga mampu
BAB dan BAK di dalam toilet.
b) Nutrisi
Pasien makan 3 x sehari secara teratur dengan porsi yang
diberikan dari RSJ. Pasien makan bersama teman- temannya dan
tidak pernah memisahkan diri selain itu pasien juga tidak pernah
mengambil porsi makan temannya. Makanan yang dimakan
pasien yaitu terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Pasien
selalu menghabiskan makanannya, nafsu makan pasien baik.
c) Tidur
Pasien mengatakan kebutuhan tidurnya cukup. Pasien tidak
mengalami gangguan tidur. Halusinasi sering datang menjelang
tidur malam, namun ketika mengantuk dengan menutup mata
pasien dapat tidur dengan tenang.
3) Kemampuan pasien dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri
Pasien mampu dalam mengambil keputusan untuk hidupnya seperti
pasien makan agar tidak kelaparan, pasien mandi agar tubuhnya
bersih, pasien juga menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan
ditandai pasien mau di cek tekanan darahnya setiap hari Kamis.
Pasien mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya seperti
makan/ minum, mandi, berpakaian, BAB/BAK secara mandiri, hanya
saja dalam penggunaan obat pasien masih diingatkan dan
diperintahkan oleh perawat.
64

4) Sistem pendukung
Pasien mempunyai sistem pendukung yaitu perawat dan terapi.
Keluarga pasien tidak pernah datang menjenguk pasien hingga
sekarang.

i. Aspek Medis
Diagnosa Medis : Skizoprenia Paranoid
Terapi medik
1) Clozapin 25 mg : 2x1 Tablet
2) Haloperidol 5 mg : 3x1 Tablet
3) Risperidone 2 mg : 3x1 Tablet

2. Analisis data
Tabel 5. Analisa Data
No Data Masalah
1 DS :
Gangguan persepsi
a. Pasien mengatakan sering melihat bayangan
sensori : Halusinasi
hitam dan juga bayangan yang berbentuk seperti
penglihatan
macan secara bersamaan,
b. Pasien mengatakan halusinasi muncul tidak
menentu kadang 3 kali sehari yaitu pada pagi,
siang maupun malam hari terutama saat pasien
sedang menyendiri dan melamun,
c. Pasien mengatakan saat melihat bayangan
tersebut rasanya pasien ingin teriak dan
keluyuran untuk menhindar dari bayangan
tersebut, pasien merasa takut.
d. Pasien mengatakan dirinya tidak mengetahui
cara menghilangkan bayangan tersebut dan
pasien tidak mengetahui mengapa dirinya dapat
melihat bayangan yang mengganggu tersebut.

DO :
a. Pasien tampak berbicara sendiri dan gelisah.
b. Pasien tampak menunjukkan ekspresi
ketakutan.
c. Pasien kooperatif saat diajak bicara
d. Kontak mata kurang
2 DS :
Regimen
a. Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat
therapeutik
di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat
65

b. Pasien mengatakan tidak teratur inefektif


mengkonsumsi obat dan ketika obat habis
pasien tidak mengambil obat ke Rumah
Sakit Jiwa dikarenakan tidak ada biaya
sehingga penyakitnya sering kambuh.

DO :
a. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu dan sudah pernah keluar masuk
Rumah Sakit Jiwa antara lain pada tanggal
7 Juli 2007 keluar pada tanggal 10
November 2012 dan masuk kembali tanggal
1 Desember 2018 sampai sekarang
3 DS :
Koping keluarga
a. Pasien mengatakan pernah dihempaskan ke inefektif
tanah oleh ayah tirinya saat masih berumur
12 tahun
b. Pasien mengatakan hubungan pasien
dengan ayah tirinya sangat tidak harmonis.
Pasien sering dimarah dan dipukul oleh
ayah tirinya.
c. Pasien mengatakan dirinya tidak pernah
dijenguk keluarganya selama berada di Rumah
Sakit Jiwa

DO :
a. Selama pengkajian tidak bertemu dengan
keluarga pasien, keluarga pasien tidak pernah
terlihat

3. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
b. Regimen Therapeutik inefektif
c. Koping keluarga inefektif

4. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan
1) Tujuan
a) Pasien menegenali halusinasinya
b) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
66

2) Kriteria Hasil
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ± 13
pertemuan/strategi pelaksanaan diharapkan :
a) Pasien dapat menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus
terjadinya halusinasi
b) Mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya
c) Pasien minum obat secara teratur.
3) Rencana tindakan keperawatan
SP 1 – Pasien
a) Bina hubungan saling percaya
R : Pasien mau berkenalan dan duduk dekat perawat
b) Identifikasi jenis halusinasi pasien
R : Pasien dapat menceritakan dan menyebutkan jenis
halusinasinya.
c) Identifikasi isi halusinasi pasien
R : Pasien menyebutkan bayangan yang biasa dilihatnya sebagai
halusinasi.
d) Identifikasi waktu halusinasi pasien
R : Pasien menyebutkan kapan halusinasi muncul.
e) Identifikasi frekuansi halusinasi pasien
R : Pasien menyebutkan berapa kali haluinasi penglihatan muncul
dalam sehari
f) Identifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi pasien
R : Pasien menyebutkan situasi pencetus yang dapat menimbulkan
halusinasinya.
g) Identifikasi respon pasien terhadap halusinasi
R : Pasien dapat memeberitahukan respon pasien saat terjadinya
halusinasi.
h) Ajarkan cara menghardik halusinasi
67

R : Pasien dapat mengikuti cara menghardik halusinasi yang


dicontohkan perawat.
i) Anjurkan memasukkan cara menghardik halusinasi ke dalam
kegiatan harian
R : Pasien mengikuti anjuran perawat.

SP 2 – Pasien
a) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien (SP1)
R : Pasien tetap diajari ulang SP 1
b) Latih pasien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap- cakap
dengan orang lain
R : Pasien dapat melakukan cara bercakap- cakap dengan orang
lain yang telah diajarkan perawat
c) Anjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
R : Pasien mengikuti anjuran perawat

SP 3 – Pasien
a) Evaluasi Jadwal Kegiatan Harian pasien (SP 1 dan SP 2)
R : Pasien tetap diajari ulang dan mengevaluasi kembali SP 1 dan
SP 2
b) Latih pasien mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
(yang biasa dilakukan pasien)
R : Pasien dapat melakukan kegiatan yang biasa dilakukan pasien
c) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
R : Pasien mengikuti anjuran perawat

SP 4– Pasien
a) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien (SP 1, 2 dan 3)
R : Pasien tetap diajari ulang dan mengevaluasi kembali SP 1, 2
dan 3.
68

b) Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara


teratur
R : Pasien mengatakan selalu minum obat dan mengetahui kapan
waktu minum obat dan dosis obat, efek samping, dampak jika tidak
meminum obat secara teratur.
c) Anjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
R : Pasien mengikuti anjuran perawat.

b. Regimen Therapeutik Inefektif


1) Tujuan Khusus
a) Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria hasil:
(1) Pasien dapat menunjukan rasa percayanya kepada perawat
(2) Ada kontak mata
(3) Mau diajak berjabat tangan
(4) Mau menyebutkan nama
(5) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
b) Pasien dapat menyebutkan penyebab tidak adanya kemauan dalam
meminum obat
(1) Pasien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang di minum
(2) Pasien mengetahui perlunya minum obat yang teratur
(3) Pasien mengetahui 5 benar dalam minum obat
(4) Pasien mengetahui efek samping obat
(5) Pasien mengetahui akibat bila putus mengkonsumsi obat
2) Tindakan Keperawatan
SP 1- Pasien
a) Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan:
(1) Sapa pasien dengan nama baik verbal maupun non verbal
(2) Perkenalkan diri dengan sopan
(3) Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
69

(4) Jelaskan tujuan pertemuan


(5) Jujur dan menepati janji
(6) Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
(7) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan
dasar
b) Pasien dapat menyebutkan penyebab tidak adanya kemauan dalam
meminum obat
Tindakan keperawatan:
(1) Tindakan tindak lanjut dan pengobatan yang teratur
(2) Lingkungan yang tepat untuk pasien
(3) Obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat
penghentian obat)
(4) Kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera jika
dibutuhkan.

SP 2 - Pasien
Pasien mau mengkonsumsi obat denan benar dan tepat
a) Tindakan keperawatan
(1) Diskusikan dengan pasien tentang dosis, frekuensi serta
manfaat minum obat.
(2) Anjurkan pasien minta sendiri obat pada perawat dan
merasakan manfaatnya
(3) Diskusikan akibat berhenti meminum obat tanpa konsultasi
dengan dokter
(4) Bantu pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
(5) Berikan pujian kepada pasien
70

5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tabel 6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Hari, Implementasi dan Respon Evaluasi Paraf
Keperawatan tanggal dan
jam
1. Gangguan Selasa, 15 SP 1 – Pasien Subject:
persepsi Januari 1) Membina hubungan saling percaya  Pasien mengatakan melihat
sensori : 2019 R: Pasien mau duduk, bersalaman dan bayangan hitam dan macan
Halusinasi berkenalan dengan perawat, pasien secara bersamaan yang
Penglihatan bersedia menjadi partisipan dan sebenarnya tidak ada wujudnya,
menandatangani informed concent, bayangan sering muncul saat
pasien mau menjawab pertanyaan pasien sedang menyendiri dan
perawat, kontak mata kurang. melamun pada pagi, siang hari
Pukul: 2) Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien dan menjelang tidur pada
09.00 Wib R : Pasien mengatakan melihat bayangan malam hari (3x sehari).
3) Mengidentifikasi isi halusinasi pasien  Pasien mengatakan saat melihat
R : Pasien mengatakan melihat bayangan bayangan tersebut rasanya
hitam dan macan secara bersamaan. pasien ingin teriak dan
4)Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien keluyuran untuk menhindar dari
R : Pasien mengatakaan bayangan- bayangan tersebut, pasien
bayangan tersebut sering muncul merasa takut.
Pukul saat pasien sedang menyendiri dan
10.30 Wib melamun pada pagi hari, siang hari Object :
dan menjelang tidur pada malam  Pasien bersedia dijadikan
hari. partisipan dan menandatangani
5) Mengidentifikasi frekuansi halusinasi inform concent. Pasien mau
pasien duduk, bersalaman dan
R : Pasien mengatakan halusinasi muncul berkenalan dengan perawat,
tidak menentu kadang 3 kali sehari pasien menjawab pertanyaan
71

yaitu pada pagi, siang maupun perawat.


malam hari.  Pasien tampak berbicara sendiri
6) Mengidentifikasi situasi yang dapat dan gelisah.
menimbulkan halusinasi pasien  Pasien tampak menunjukkan
Pukul R : Pasien mengatakan halusinasi datang ekspresi ketakutan
12.30 Wib apabila pasien sedang menyendiri dan  Pasien kooperatif namun kontak
melamun. mata kurang.
7) Mengidentifikasi respon pasien terhadap
halusinasi Analysis:
R : pasien mengatakan saat melihat Masalah Gangguan persepsi
bayangan tersebut rasanya pasien sensori: halusinasi penglihatan
ingin teriak dan keluyuran untuk belum teratasi. Saat diajarkan cara
menhindar dari bayangan tersebut, menghardik halusinasi pasien
pasien merasa takut, tampak belum bisa mencontohkannya. SP
berbicara sendiri dan gelisah. kurang berhasil.
8) Mengajarkan cara menghardik halusinasi
R: Pasien mengikuti cara menghardik Planning :
yang diajarkan Mengulang SP 1 pada pertemuan
9) Menganjurkan memasukkan cara berikutnya.
menghardik halusinasi ke dalam kegiatan
harian
R : Pasien mengikuti anjuran perawat.

2 Gangguan Rabu, 16 Mengulang SP 1 – Pasien Subject :


persepsi Januari 1) Membina hubungan saling percaya  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 R: Pasien mau duduk, kontak mata melihat bayangan hitam dan
Halusinasi kurang, pasien masih mengingat bayangan seperti macan,
Penglihatan nama perawat, menjawab pertanyaan bayangan sering muncul saat
Pukul : dengan baik. pasien sedang melamun pada
08.00 Wib 2) Mengidentifikasi halusinasi pasien pagi, siang dan menjelang tidur
R : Pasien mengatakan masih melihat pada malam hari.
72

bayangan hitam dan bayangan macan  Pasien mengatakan perasaannya


tersebut, bayangan sering muncul terasa takut saat halusinasi
saat pasien sedang menyendiri dan muncul.
Pukul melamun pada pagi, siang dan  Pasien mengatakan mau berlatih
10.30 Wib menjelang tidur pada malam hari. cara menghardik tersebut dan
3) Mengajarkan cara menghardik halusinasi mau mempraktikkannya ketika
R : Pasien mau dan mengikuti cara halusinasi muncul.
menghardik halusinasi
4) Menganjurkan memasukkan cara Object :
menghardik halusinasi ke dalam kegiatan  Pasien mau duduk dekat
harian perawat, pasien mau menjawab
R : Pasien mengikuti anjuran perawat. pertanyaan perawat, pasien
memperhatikan, pasien
mencoba melakukan cara
menghardik halusinasi.
 Pasien dapat mengikuti cara
menghardik halusinasi namun
belum dapat mempraktikkan
tanpa bantuan perawat.
 Pasien kadang tampak berbicara
sendiri
 Pasien kooperatif namun kontak
mata masih kurang.

Analysis:
Masalah Gangguan persepsi
sensori: halusinasi penglihatan
belum teratasi. Saat komunikasi
kontak mata masih kurang, dan
pasien harus diajarkan kembali
73

cara menghardik halusinasi.

Planning :
Intervensi dilanjutkan.
Ajarkan kembali SP 1: menghardik
halusinasi

3 Gangguan Kamis, 17 Mengulang SP 1 – Pasien Subject :


persepsi Januari 1) Membina hubungan saling percaya  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 R: Pasien mau duduk, kontak mata melihat bayangan hitam dan
Halusinasi sedikit, pasien sesekali membalas bayangan seperti macan,
Penglihatan senyum perawat,pasien masih bayangan sering muncul saat
Pukul : mengingat nama perawat, menjawab pasien sedang melamun pada
08.00 Wib pertanyaan dengan baik. pagi, siang hari dan menjelang
2) Mengidentifikasi halusinasi pasien tidur pada malam hari.
R : Pasien mengatakan masih melihat  Pasien mengatakan perasaannya
bayangan hitam dan bayangan macan takut saat halusinasi muncul.
tersebut, bayangan sering muncul  Pasien mengatakan mau berlatih
Pukul saat pasien sedang menyendiri dan cara menghardik tersebut dan
10.30 Wib melamun pada pagi, siang dan mau mempraktikkannya ketika
menjelang tidur pada malam hari. halusinasi muncul.
3) Mengajarkan cara menghardik halusinasi
R : : Pasien mengikuti dan Object :
memprakekkan cara menghardik yang  Pasien mau duduk dekat
diajarkan yaitu pasien mengatakan perawat, pasien mau menjawab
“Pergi, pergi kamu bayangan palsu, pertanyaan perawat, pasien
kamu tidak nyata!“ Sambil menutup memperhatikan, pasien dapat
kedua matanya. mencontohkan cara menghardik
4) Menganjurkan memasukkan cara halusinasi.
menghardik halusinasi ke dalam kegiatan  Pasien menutup matanya sambil
harian
74

R : Pasien mengikuti anjuran perawat. mengatakan “Pergi, pergi


kamu,kamu tidak nyata kamu
bayangan palsu”
 Kontak mata kurang hanya
sesekali melihat perawat.
 Pasien kadang tampak berbicara
sendiri

Analysis:
Masalah Gangguan persepsi
sensori: halusinasi penglihatan
teratasi sebagian. Saat diajarkan
cara menghardik halusinasi
pasien mau dan dapat
mencontohkannya sesuai dengan
ajaran perawat. Pasien mau
berlatih cara menghardik tersebut
dan mau mempraktikkannya
ketika halusinasi muncul.

Planning :
Intervensi dilanjutkan.
SP 2 :
Mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap- cakap dengan oarang
lain
SP 3 :
Mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktivitas
SP 4 :
Mengontrol halusinasi dengan
75

mengajarkan cara minum obat


dengan teratur.

4 Gangguan Jumat, 18 SP 2 – Pasien Subject:


persepsi Januari 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 pasien (SP1) melihat bayangan hitam serta
Halusinasi R: Pasien mengatakan setiap halusinasi bayangan macan tanpa
Penglihatan Pukul : muncul pasien menggunakan cara wujudnya terutama saat pasien
08,00 Wib yang telah diajarkan perawat yaitu menyendiri pada pagi hari,
dengan menutup mata sambil berkata siang dan menjelang tidur pada
“pergi, pergi! kamu tidak nyata, malam hari.
kamu bayangan palsu”  Pasien mengatakan setiap
Pukul 2) Melatih pasien mengontrol halusinasi halusinasinya datang pasien
09.00 Wib dengan cara bercakap- cakap dengan menghardik halusinasi dengan
orang lain cara yang diajarkan.
R: Pasien dapat memulai percakapan
sederhana dengan perawat seperti Object:
menanyakan nama, umur, alamat dan  Kontak mata sedikit dan pasien
hobi perawat. Namun pasien tidak kooperatif
mau mencobanya ke teman dalam  Pasien tampak berbicara sendiri
satu ruangan  Saat diajarkan cara bercakap-
cakap dengan orang lain, pasien
3) Menganjurkan pasien memasukkan ke hanya mau mempraktekkannya
dalam jadwal kegiatan harian ke perawat. Pasien menanyakan
R: Pasien mengatakan akan mencoba nama, umur, alamat, dan hobi
melatih diri untuk bercakap dengan perawat.
orang lain, terutama teman-teman
yang ada di kamarnya agar Analysis :
mencegah halusinasinya muncul. Masalah Gangguan persepsi
sensori: halusinasi penglihatan
76

teratasi sebagian. Pasien telah


melaksanakan SP 1 yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan
menghardik. Namun pasien belum
mau mempraktekkan cara
bercakap- cakap sederhana dengan
orang lain dalam ruangan untuk
mengontrol halusinasi. Pasien
hanya bercakap-cakap dengan
perawat.

Planning :
Intervensi dilanjutkan.
SP 2 :
Mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap- cakap dengan oarang
lain
SP 3 :
Mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktivitas
SP 4 :
Mengontrol halusinasi dengan
mengajarkan cara minum obat
dengan teratur.

5 Gangguan Sabtu, 19 Mengulang SP 2 – Pasien Subject:


persepsi Januari 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 pasien (SP1) melihat bayangan hitam dan
Halusinasi R: Pasien mengatakan setiap halusinasi macan tanpa wujudnya terutama
Penglihatan Pukul : muncul pasien menggunakan cara saat pasien menyendiri pada
08,00 Wib yang telah diajarkan perawat yaitu pagi hari, siang dan malam hari
77

dengan menutup mata sambil berkata menjelang tidur.


“pergi, pergi! kamu tidak nyata,  Pasien mengatakan setiap
kamu bayangan palsu” halusinasinya datang pasien
Pukul 2) Melatih pasien mengontrol halusinasi menghardik halusinasi dengan
09.00 Wib dengan cara bercakap- cakap dengan cara yang diajarkan.
orang lain
R: Pasien sudah dapat mencontohkan Object:
cara bercakap- cakap sederhana  Kontak mata masih sedikit dan
dengan orang lain. Misalnya dengan pasien kooperatif
mengajak lawan bicara berkenalan  Pasien tampak berbicara sendiri
menanyakan nama lengkap, nama  Saat diajarkan cara bercakap-
yang disukai, umur, asal. cakap dengan orang lain, pasien
3) Menganjurkan pasien memasukkan ke dapat mempraktekkannya.
dalam jadwal kegiatan harian Pasien menanyakan nama,
R: Pasien mengatakan akan melatih diri umur, alamat, dan hobi perawat.
untuk bercakap dengan orang lain,
terutama teman-teman yang ada di Analysis :
kamarnya agar mencegah Masalah Gangguan persepsi
halusinasinya muncul. sensori: halusinasi penglihatan
teratasi sebagian. Pasien telah
melaksanakan SP 1 yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan
menghardik. Pasien juga dapat
mempraktekkan cara bercakap-
cakap sederhana untuk mengontrol
halusinasi, namun kontak mata saat
berinteraksi masih sedikit..

Planning :
Intervensi dilanjutkan.
SP 2 :
78

Mengontrol halusinasi dengan cara


bercakap- cakap dengan oarang
lain
SP 3 :
Mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktivitas
SP 4 :
Mengontrol halusinasi dengan
mengajarkan cara minum obat
dengan teratur.
6 Gangguan Minggu, 20 Mengulang SP 2 – Pasien Subject:
persepsi Januari 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 pasien (SP1) melihat bayangan hitam dan
Halusinasi R: Pasien mengatakan setiap halusinasi macan tanpa wujudnya terutama
Penglihatan Pukul : muncul pasien menggunakan cara saat pasien menyendiri saat
08,00 Wib yang telah diajarkan perawat yaitu pagi, siang dan malam
dengan menutup mata sambil berkata menjelang tidur.
“pergi, pergi! kamu tidak nyata,  Pasien mengatakan setiap
kamu bayangan palsu” halusinasinya datang pasien
Pukul 2) Melatih pasien mengontrol halusinasi menghardik halusinasi dengan
09.00 Wib dengan cara bercakap- cakap dengan cara yang diajarkan.
orang lain
R: Pasien dapat mencontohkan cara Object:
bercakap- cakap sederhana dengan  Kontak mata ada dan kooperatif
orang lain. Misalnya dengan  Pasien kadang tampak berbicara
mengajak lawan bicara berkenalan sendiri
menanyakan nama lengkap, nama  Saat diajarkan cara bercakap-
yang disukai, umur, asal. cakap dengan orang lain, pasien
3) Menganjurkan pasien memasukkan ke dapat mempraktekkannya.
dalam jadwal kegiatan harian Pasien menanyakan nama,
R: Pasien mengatakan akan melatih diri
79

untuk bercakap dengan orang lain, umur, alamat, dan hobi teman
terutama teman-teman yang ada di dalam satu ruangan.
kamarnya agar mencegah
halusinasinya muncul. Analysis :
Masalah Gangguan persepsi
sensori: halusinasi penglihatan
teratasi sebagian. Pasien telah
melaksanakan SP 1 yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan
menghardik. Pasien juga dapat
mempraktekkan cara bercakap-
cakap sederhana untuk mengontrol
halusinasi serta kontak mata ada
saat pasien berinteraksi.

Planning :
Intervensi dilanjutkan
SP 3 :
Mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktivitas
SP 4 :
Mengontrol halusinasi dengan
mengajarkan cara minum obat
dengan teratur.

7 Gangguan Senin, 21 SP 3 Subject:


persepsi Januari 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 pasien SP 1 dan SP 2 yaitu latihan melihat bayangan hitam dan
menghardik halusinasi dan cara macan saat bangun tidur dan
Halusinasi
bercakap- cakap dengan orang lain. ketika hendak tidur pada malam
Penglihatan R: Pasien mengatakan telah hari.
80

Pukul : mempraktikkan cara menghardik  Pasien mengatakan telah


08.30 Wib halusinasi yang diajarkan perawat dan mempraktikkan cara
pasien juga membiasakan diri menghardik halusinasi yang
mencari teman sekamar untuk diajak diajarkan perawat ketika
mengobrol agar pasien tidak melamun bayangan tersebut muncul dan
sehingga mencegah terjadinya pasien juga mulai membiasakan
halusinasi. diri mencari teman sekamar
Pukul 2. Melatih pasien mengontrol halusinasi untuk diajak mengobrol agar
09.30 Wib dengan melakukan kegiatan (yang biasa pasien tidak melamun sehingga
dilakukan pasien) mencegah timbulnya halusinasi.
R: Pasien mengatakan kegiatan rutinnya  Pasien mengatakan saat ini
yaitu merapikan tempat tidur dan ikut dirinya mulai bisa mengajak
kegiatan rehabilitasi. Pasien temannya bicara agar halusinasi
mengatakan tidak memiliki kegiatan tidak muncul.
harian yang dilakukan di ruangan,  Pasien mengatakan memiliki
Pukul pasien mengatakan badannya lemah kegiatan harian yang biasa
11.30 Wib dan malas jika disuruh untuk dilakukan di ruangan, pasien
membantu bersih-bersih ruangan. mengatakan badannya lemah
3. Menganjurkan pasien memasukkan dan malas jika disuruh untuk
dalam jadwal kegiatan harian membantu bersih-bersih
R: Pukul 05.00- 07.00 bangun tidur, ruangan, kegiatan rutin pasien
merapikan tempat tidur, mandi, sarapan hanya ikut kegiatan rehabilitasi
pagi, minum obat. pada pukul 08.00-11.00.
Pukul 07.00 - 08.00 berjemur di depan
ruangan.
Pukul 08.00 - 11.00 mengikuti kegiatan Object:
rehabilitasi/ membersihkan ruangan.  Pasien tampak tenang,
Pukul 11.00-12.00 mengobrol dengan kooperatif
teman/ perawat sambil menunggu waktu  Pasien masih tampak berbicara
makan siang. sendiri
Pukul 12.00- 13.00 makan siang dan
81

minum obat.  Pasien masih melamun dan


Pukul 13.00-15.00 tidur siang menyendiri namun hanya
Pukul 15.00- 16.00 mengobrol dengan sesekali, lebih sering mengobrol
teman atau perawat. dengan teman sekamarnya.
Pukul 16.00-18.00 mandi Analysis :
Pukul 19.00 makan malam dan minum Masalah Gangguan persepsi
obat. sensori: halusinasi penglihatan
teratasi sebagian. Pasien telah
Pukul 20.00- seterusnya tidur malam dan melakukan cara- cara mengontrol
jika halusinasi muncul maka lakukan halusinasi yaitu menghardik
cara menghardik halusinasi atau ajak halusinasinya, bercakap-cakap serta
teman untuk bercakap- cakap. pasien melatih diri untuk
melakukan aktivitas/ kegiatan rutin
yang biasa dilakukannya seperti
merapikan tempat tidur, ikut
kegiatan rehabilitasi. Akan tetapi
pasien mengatakan malas dan
badannya lemah jika disuruh
perawat membersihkan ruangan.
Sehingga pasien masih perlu
diberikan motivasi untuk
melakukan kegiatan membersihkan
ruangan.
Planning :
Intervensi dilanjutkan :
Mengulang SP 3
8 Gangguan Selasa, 22 Mengulang SP 3 Subject:
persepsi Januari 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 pasien SP 1 dan SP 2 yaitu latihan melihat bayangan hitam dan
Halusinasi menghardik halusinasi dan cara macan ketika bangun tidur serta
Penglihatan bercakap- cakap dengan orang lain. pada malam hari sebelum tidur
82

Pukul : R: Pasien mengatakan telah  Pasien mengatakan telah


08.30 Wib mempraktikkan cara menghardik mempraktikkan cara
halusinasi yang diajarkan perawat dan menghardik halusinasi ketika
pasien juga membiasakan diri bayangan tersebut muncul dan
mencari teman sekamar untuk diajak pasien juga sudah membiasakan
mengobrol agar pasien tidak melamun diri mencari teman sekamar
Pukul sehingga mencegah terjadinya untuk diajak mengobrol agar
09.30 Wib halusinasi. pasien tidak melamun sehingga
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi mencegah terjadinya halusinasi.
dengan melakukan kegiatan (yang biasa  Pasien mengatakan saat ini
dilakukan pasien) dirinya sudah bisa mengajak
R: Pasien mengatakan kegiatan rutinnya temannya bicara agar halusinasi
yaitu merapikan tempat tidur dan ikut tidak muncul.
Pukul kegiatan rehabilitasi. Pasien  Pasien mengatakan memiliki
11.30 Wib mengatakan memiliki kegiatan harian kegiatan harian yang mesti
yang mesti dilakukan di ruangan, dilakukan di ruangan, namun
namun pasien tidak mengikuti jadwal pasien tidak mengikuti jadwal
kegiatan harian tersebut sebagaimana kegiatan harian tersebut
mestinya dikarenakan pasien sebagaimana mestinya
mengatakan badannya lemah dan dikarenakan pasien mengatakan
malas jika disuruh untuk membantu badannya lemah dan malas jika
bersih-bersih ruangan. disuruh untuk membantu bersih-
3. Menganjurkan pasien memasukkan bersih ruangan, kegiatan rutin
dalam jadwal kegiatan harian yang dilakukan pasien hanya
R: Pukul 05.00- 07.00 bangun tidur, ikut kegiatan rehabilitasi pada
merapikan tempat tidur, mandi, sarapan pukul 08.00-11.00.
pagi, minum obat. Object:
Pukul 07.00 - 08.00berjemur di depan  Pasien tampak tenang,
ruangan. kooperatif
Pukul 08.00 - 11.00 mengikuti kegiatan  Mulut pasien kadang tampak
rehabilitasi/ membersihkan ruangan.
83

Pukul 11.00-12.00 mengobrol dengan komat-kamit sendiri


teman/ perawat sambil menunggu waktu  Pasien sudah jarang melamun
makan siang. dan menyendiri, mulai
Pukul 12.00- 13.00 makan siang dan membiasakan mengobrol
minum obat. dengan teman sekamarnya.
Pukul 13.00-15.00 tidur siang Analysis :
Pukul 15.00- 16.00 mengobrol dengan Masalah Gangguan persepsi
teman atau perawat. sensori: halusinasi penglihatan
Pukul 16.00-18.00 mandi teratasi sebagian. Pasien telah
Pukul 19.00 makan malam dan minum menghardik halusinasinya,
obat. bercakap-cakap serta pasien melatih
diri untuk melakukan aktivitas/
Pukul 20.00- seterusnya tidur malam dan kegiatan rutin yang biasa
jika halusinasi muncul maka lakukan dilakukannya seperti merapikan
cara menghardik halusinasi atau ajak tempat tidur, ikut kegiatan
teman untuk bercakap- cakap. rehabilitasi. Namun pasien masih
belum melakukan aktivitas
terjadwal sebagaimana mestinya
dikarenakan pasien mengatakan
malas dan badannya lemah jika
membersihkan ruangan. Sehingga
pasien masih perlu diberikan
motivasi untuk melakukan kegiatan
membersihkan ruangan.
Planning :
Intervensi dilanjutkan :
Mengulang SP 3
9 Gangguan Rabu, 23 Mengulang SP 3 Subject :
persepsi Januari 1) Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Harian  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 pasien SP 1 dan SP 2 yaitu latihan melihat bayangan hitam dan
Halusinasi menghardik halusinasi dan cara macan saat bangun tidur dan
84

Penglihatan bercakap- cakap dengan orang lain. pada malam hari sebelum tidur
Pukul : R: Pasien mengatakan telah  Pasien mengatakan jika
08.30 Wib mempraktikkan cara menghardik halusinasi muncul, pasien
halusinasi yang diajarkan perawat setiap menghardiknya.
halusinasinya muncul. Selain itu, pasien  Pasien mengatakan saat ini
mengatakan mencoba pula cara yang dirinya sudah mengajak
kedua yaitu dengan mencari teman temannya bicara agar halusinasi
Pukul sekamar untuk diajak mengobrol agar tidak muncul.
09.30 Wib pasien tidak melamun dan halusinasi  Pasien mengatakan aktivitas
tidak muncul lagi. yang sudah bisa dilakukannya
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi yaitu menjadi pemimpin doa
dengan melakukan kegiatan (yang biasa ketika makan, menyapu atau
dilakukan pasien) mengepel lantai.
R : Pasien menceritakan kegiatan pasien Object :
Pukul dari pagi sampai malam hari. Saat  Pasien tampak tenang,
11.30 Wib dianjurkan untuk membuat aktivitas rutin kooperatif
dari pagi sampai malam pasien  Pasien tampak sesekali
mengatakan mau mengikuti anjuran berbicara sendiri
perawat.  Pasien sudah jarang menyendiri,
3) Menganjurkan pasien memasukkan kadang mengobrol dengan
dalam jadwal kegiatan harian teman sekamarnya seperti
R: Pukul 05.00- 07.00 bangun tidur, meminta tembakau, bercakap-
merapikan tempat tidur, mandi, sarapan cakap sederhana.
pagi, minum obat.
 Pasien menerima anjuran
Pukul 07.00 - 07.30 senam bersama
perawat.
untuk kebugaran tubuh agar tidak lemah.
 Pasien menjadi pemimpin doa
Pukul 07.30 - 08.00 berjemur di depan
saat makan siang hari ini.
ruangan.
 Pasien menyapu di ruang makan
Pukul 08.00 - 11.00 mengikuti kegiatan setelah makan siang.
rehabilitasi/ membersihkan ruangan. Analysis :
85

Pukul 11.00-12.00 mengobrol dengan Masalah Gangguan persepsi


teman/ perawat sambil menunggu waktu sensori: halusinasi penglihatan
makan siang. teratasi sebagian.
Pukul 12.00- 13.00 makan siang dan Pasien telah melakukan cara- cara
minum obat. mengontrol halusinasi yaitu
Pukul 13.00-15.00 tidur siang menghardik halusinasinya, pasien
Pukul 15.00- 16.00 mengobrol dengan telah mencari teman untuk diajak
teman atau perawat. bercakap-cakap serta pasien
Pukul 16.00-18.00 mandi melakukan aktivitas/ kegiatan rutin
Pukul 19.00 makan malam dan minum yang dilakukannya seperti menjadi
obat. pemimpin doa, menyapu atau
mengepel.
Pukul 20.00- seterusnya tidur malam dan Planning :
jika halusinasi muncul maka lakukan Intervensi dilanjutkan :
cara menghardik halusinasi atau ajak SP 4 :
teman untuk bercakap- cakap. Mengontrol halusinasi dengan
mengajarkan cara minum obat
dengan teratur.
10 Gangguan Kamis, 24 SP 4 Subject:
persepsi Januari 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 pasien (SP 1, 2 dan 3) melihat bayangan hitam dan
Halusinasi R: Pasien mengatakan telah macan saat bangun tidur dan
Penglihatan Pukul : mempraktikkan cara menghardik pada malam hari sebelum tidur
08.00 Wib halusinasi, bercakap- cakap dengan  Pasien mengatakan telah
teman sekamar dan melakukan mempraktekkan cara
kegiatan sehari-hari seperti merapikan menghardik halusinasi,
tempat tidur, rehabilitasi dan bercakap- cakap dengan teman
Pukul menyapu ruangan. sekamar dan melakukan
10.00 Wib 2. Memberikan pendidikan kesehatan kegiatan sehari-hari seperti
tentang penggunaan obat secara teratur merapikan tempat tidur,
R: Pasien mendengarkan dengan baik rehabilitasi dan menyapu
86

saat perawat menjelaskan tentang guna ruangan.


obat, dosis obat, waktu minum, dampak  Pasien mengatakan minum obat
jika tidak minum obat. yang diberikan perawat.
Pukul 3. Menganjurkan pasien memasukkan ke  Pasien mengatakan akan selalu
12.30 Wib dalam jadwal kegiatan harian meminum obatnya agar
R : Jadwal minum obat pasien bayangan itu tidak muncul dan
Pukul 07.00 minum obat setelah makan agar pasien cepat sembuh.
pagi.
Pukul 13.00 minum obat setelah makan Object :
siang  Pasien tenang dan kooperatif
Pukul 19.00 minum obat setelah makan  Pasien tampak sesekali
malam. menunjukkan adanya tanda-
. tanda halusinasi seperti
berbicara sendiri
 Pasien meminum obat yang
diberikan perawat.

Analysis:
Masalah gangguan persepsi
sensori : halusinasi penglihatan
teratasi sebagian ditandai dengan
Pasien telah menerapkan 4 strategi
pelaksanaan halusinasi yaitu
menghardik halusinasi, bercakap-
cakap dengan orang lain,
melakukan aktivitas terjadwal, dan
minum obat secara teratur untuk
mengendalikan/ mengontrol
halusinasi.
87

Planning :
Intervensi tetap dilanjutkan dengan
terus mengevaluasi Sp 1, SP 2, SP 3
dan SP 4 sampai waktu penelitian
selesai.

11 Gangguan Jumat, 25 Mengulang SP 4 Subject:


persepsi Januari 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Pasien mengatakan masih
sensori : 2019 pasien (SP 1, 2 dan 3) melihat bayangan hitam dan
Halusinasi R: Pasien mengatakan telah macan saat bangun tidur dan
Penglihatan Pukul : mempraktikkan cara menghardik pada malam hari sebelum tidur
08.00 Wib halusinasi, bercakap- cakap dengan  Pasien mengatakan telah
teman sekamar dan melakukan mempraktekkan cara
kegiatan sehari-hari seperti merapikan menghardik halusinasi,
Pukul tempat tidur, rehabilitasi dan bercakap- cakap dengan teman
10.00 Wib menyapu ruangan. sekamar dan melakukan
2. Memberikan pendidikan kesehatan kegiatan sehari-hari seperti
tentang penggunaan obat secara teratur merapikan tempat tidur,
R: Pasien mendengarkan dengan baik rehabilitasi dan menyapu
saat perawat menjelaskan tentang guna ruangan.
obat, dosis obat, waktu minum, dampak  Pasien mengatakan minum obat
Pukul jika tidak minum obat. yang diberikan perawat.
12.30 Wib 3. Menganjurkan pasien memasukkan ke  Pasien mengatakan akan selalu
dalam jadwal kegiatan harian meminum obatnya agar
R : Jadwal minum obat pasien bayangan itu tidak muncul dan
Pukul 07.00 minum obat setelah makan agar pasien cepat sembuh.
pagi.
Pukul 13.00 minum obat setelah makan Object :
siang  Pasien tenang dan kooperatif
Pukul 19.00 minum obat setelah makan  Pasien tidak menunjukkan
malam.
88

. adanya tanda-tanda halusinasi.


 Pasien meminum obat yang
diberikan perawat.

Analysis:
Masalah gangguan persepsi
sensori : halusinasi penglihatan
teratasi sebagian ditandai dengan
Pasien telah menerapkan 4 strategi
pelaksanaan halusinasi yaitu
menghardik halusinasi, bercakap-
cakap dengan orang lain,
melakukan aktivitas terjadwal, dan
minum obat secara teratur untuk
mengendalikan/ mengontrol
halusinasi.

Planning :
Intervensi tetap dilanjutkan dengan
terus mengevaluasi Sp 1, SP 2, SP 3
dan SP 4 sampai waktu penelitian
selesai.

12 Regimen Sabtu, 26 SP 1 – Pasien Subject:


therapeutik Januari 1) Membina hubungan saling percaya  Pasien mengatakan terkendala
inefektif 2019 R: Pasien mau duduk, bersalaman dan biaya dan jarak yang jauh untuk
berkenalan dengan perawat, pasien mengambil obat saat obat habis
bersedia menjadi partisipan sehingga pengobatan terputus di
Pukul : 2) Pasien dapat menyebutkan penyebab rumah
08.00 Wib tidak adanya kemauan dalam
Object :
89

meminum obat  Pasien tenang dan kooperatif


Pukul R : Pasien mengatakan terkendala biaya
10.00 Wib dan jarak yang jauh dari rumah ke rumah Analysis :
sakit ketika mau mengambil obat Masalah regimen therapeutik
inefektif belum terselesaikan

Planning :
Intervensi dilanjutkan ke SP 2
Pukul
12.30 Wib
13 Regimen Minggu, 27 SP 2 – Pasien Subject:
therapeutik Januari 1) Diskusikan dengan pasien tentang  Pasien mengatakan minum obat
inefektif 2019 dosis, frekuensi serta manfaat secara teratur sesuai jadwal dan
minum obat. dosis yang diberikan dokter.
Pukul : R: Pasien kooperatif serta  Pasien mengatakan apabila tidak
08.00 Wib minum obat maka halusinasinya
mendengarkan penjelasan perawat
2) Anjurkan pasien minta sendiri obat bisa saja muncul kembali,
sehingga pasien berjanji akan
Pukul pada perawat dan merasakan
minum obat secara teratur.
10.00 Wib manfaatnya
R: Pasien kooperatif dan mengikuti Object :
arahan perawat  Pasien tenang dan kooperatif
3) Diskusikan akibat berhenti  Pasien membantu
meminum obat tanpa konsultasi membersihkan ruang makan
dengan dokter setelah makan siang
Pukul R: Pasien mendengarkan penjelasan  Pasien meminum obat yang
12.30 Wib perawat diberikan perawat.
4) Bantu pasien menggunakan obat  Pasien mengetahui jumlah obat
dengan prinsip 5 benar yang diminum dan kapan harus
R: Pasien mengikuti arahan perawat minum obat.
90

5) Berikan pujian kepada pasien


R: Pasien kooperstif Analysis :
Masalah regimen therapeutik
inefektif teratasi namun perlu
dikontrol kembali untuk
memastikan pengobatan tidak
terputus.

Planning :
Intervensi tetap dilanjutkan dengan
terus mengevaluasi pemberian obat
sampai waktu penelitian selesai.
91

B. PEMBAHASAN
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai data yang peneliti dapatkan saat
melakukan penelitian di lapangan dengan pasien Tn. K di Ruang Merpati
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat. Adapun yang akan peneliti
bahas pada sub bab ini yaitu mengenai lima tahapan proses keperawatan mulai
dari pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi
dan evaluasi keperawatan. Pengkajian pada Tn. K dilakukan mulai tanggal 15
Januari 2019 sampai dengan 27 Januari 2019 di Ruang Merpati Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Kalimantan Barat.
1. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian tidak ditemukan faktor genetik dalam
keluarga klien, klien masuk Rumah Sakit Jiwa untuk yang kedua kalinya,
pertama pada tanggal 7 Juli 2007 sampai tanggal 10 November 2012 dan
masuk kembali tanggal 1 Desember 2018 sampai sekarang.
Selama melakukan pengkajian penulis menemukan hambatan yaitu
tidak dapat bertemu dengan keluarga klien, sehingga menyulitkan penulis
untuk memvalidasi antara data yang didapat dari klien dengan penjelasan
keluarga dan keadaan klien. Tetapi penulis berusaha mengatasinya
dengan bertanya kepada perawat ruangan, membaca laporan harian, serta
melakukan pendekatan pada klien dengan pendekatan komunikasi
terapeutik.
Berdasarkan pengkajian keperawatan antara teori dan kasus nyata
tidak terlalu tampak adanya sesenjangan. Validasi informasi yang
diperlukan saat pengkajian pasien dengan halusinasi terdiri dari isi
halusinasi, waktu dan frekuensi halusinasi, situasi pencetus terjadinya
halusinasi serta respon klien terhadap halusinasi. Pada pengkajian pasien
memiliki tanda dan gejala sesuai dengan teori yang ada yaitu melihat
bayangan, merasa takut, senyum/ tertawa/bicara sendiri, teriak-teriak, sering
keluyuran. Akan tetapi, saat peneliti melakukan pengkajian, pasien sangat
kooperatif ketika diajak wawancara, pasien menjawab pertanyaan perawat
dengan tenang, sehingga peneliti tidak mengalami kendala apapun saat
92

melakukan pengkajian pada pasien hanya saja kontak mata pasien kurang
saat pengkajian awal.

2. Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan ditemukan 2 diagnosa yang berbeda
dengan teori yaitu koping keluarga inefektif dan regimen therapeutik
inefektif. Data pada diagnosa koping keluarga inefektif didapat dari
pengkajian yaitu keterangan perawat serta menanyakan pada klien bahwa
keluarga klien belum pernah datang untuk menjenguk klien sedangkan
pada diagnosa kedua, Regimen Terapeutik Inefektif didapat data pada
pengkajian dari status, keterangan perawat serta menanyakan pada klien,
bahwa klien pernah dirawat 2 kali, yang pertama pada tanggal 7 Juli 2007
sampai tanggal 10 November 2012 dan masuk kembali tanggal 1 Desember
2018 sampai sekarang. Disini dapat dilihat bahwa pengobatan
sebelumnya kurang berhasil karena terputusnya konsumsi obat.
Hambatannya yaitu tidak dapat bertemu dengan keluarga klien dikarenakan
keterbatasan waktu dalam praktek keperawatan dan keluarga tidak pernah
datang menjenguk pasien.
Pada saat pengkajian langsung di lapangan diperoleh diagnosa utama
yaitu Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan. Hal ini bisa terjadi
karena peneliti melakukan penelitian langsung pada pasien dan peneliti
mengangkat diagnosa yang memang sedang dialami pasien saat penelitian
berlangsung serta masalah tersebut sedang dirasakan pasien saat ini.

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa yang utama adalah gangguan persepsi sensori: halusinasi
penglihatan, sehingga diagnosa keperawatan tersebut yang harus
dintervensi pada pasien. Adapun rencana yang dilakukan memiliki 4
Strategi Pelaksanaan yang terdiri dari SP 1 yaitu mengajarkan pasien
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi, SP 2 yaitu
mengajarkan pasien cara mengontrol halusinasi dengan melatih bercakap-
cakap dengan orang lain, SP 3 yaitu mengajarkan cara mengontrol
93

halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal ( kegiatan yang biasa


dilakukan), dan SP 4 yaitu mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
minum obat secara teratur. Sedangkan untuk diagnosa kedua yaitu regimen
therapeutik inefektif memiliki 2 stategi pelaksanaan dalam mengkonsumsi
obat dengan baik dan benar.

4. Implementasi Keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis mengacu pada
rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan seluruhnya dan
disesuaikan dengan kondisi klien saat ini. Penulis mengimplementasikan 2
diagnosa saja, yaitu Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan dan
regimen therapeutik inefektif. Untuk diagnosa koping keluarga inefektif
tidak dapat dilaksanakan dikarenakan tidak adanya keluarga yang datang
menjenguk pasien selama penelitian berlangsung.
Implementasi keperawatan yang telah peneliti lakukan pada pasien
(Tn. K) dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan
dilaksanakan mulai tanggal 15 Januari 2019 sampai dengan 27 Januari 2019
di Ruang Merpati Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat.
Respon pasien setelah dilakukan strategi pelaksanaan untuk diagnosa
halusinasi penglihatan dan regimen therapeutic inefektif yaitu pasien
mengatakan minum obat secara teratur sesuai jadwal dan dosis yang
diberikan dokter. Pasien mengatakan apabila tidak minum obat maka
halusinasinya bisa saja muncul kembali, sehingga pasien berjanji akan
minum obat secara teratur. Pasien tenang dan kooperatif. Pasien meminum
obat yang diberikan perawat. Pasien mengetahui jumlah obat yang diminum
dan kapan harus minum obat.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam asuhan keperawatan, didalam
evaluasi penulis melakukan observasi terhadap respon klien mengenai
tindakan keperawatan dan didokumentasikan pada catatan keperawatan
94

dan evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana keberhasilan tindakan


yang telah dilakukan.
Pada diagnosa keperawatan utama yaitu Gangguan persepsi sensori :
halusinasi penglihatan Tn.K telah melakukan 4 strategi pelaksanaan untuk
mengontrol halusinasi yang direncanakan oleh peneliti dan mengacu pada
teori yang ada.
Hasil evaluasi peneliti menyatakan masalah untuk diagnosa Gangguan
persepsi sensori : halusinasi penglihatan dan regimen therapeutik inefektif
teratasi sebagian walaupun semua SP telah dilakukan pasien dengan baik.
Hal ini dikarenakan pasien dengan gangguan jiwa memiliki sikap dan
perilaku yang sering berubah-ubah selain itu mereka sering lupa dengan apa
yang diajarkan jika tidak diingatkan dengan perawat, terutama tentang
minum obat secara teratur. Selain itu, pada pasien dengan halusinasi jika
keempat strategi pelaksanaan mengontrol halusinasi tidak diterapkan besar
kemungkinan pasien mengalami halusinasinya kembali. Berdasarkan
beberapa alasan diatas peneliti tidak dapat menyatakan pasien tersebut
masalahnya teratasi secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai