Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena anugerah dari-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Hipertensi pada
Ibu Hamil” ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas perkuliahan dengan mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga terselesaikan makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya.
WassalamualaikumWr.Wb

Yogyakarta, 1 Oktober 2019

Kelompok

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................iv

A. Latar Belakang...................................................................................................iv

B. Tujuan.................................................................................................................v

BAB II KONSEP DASAR............................................................................................1

A. Pengertian...........................................................................................................1

B. Klasifikasi...........................................................................................................1

C. Etiologi dan Faktor Resiko.................................................................................2

D. Tanda dan Gejala................................................................................................3

E. Patofisiologis......................................................................................................5

F. Pathway............................................................................................................11

G. Penatalaksanaan...............................................................................................12

BAB III KONSEP KEPERAWATAN........................................................................17

A. Pengkajian........................................................................................................17

B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................21

C. Rencana Keperawatan......................................................................................23

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................39

A. Kesimpulan.......................................................................................................39

iv
B. Saran.................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................40

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan
tersebut merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita.
Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga
melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah kesehatan
dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna,
Yovita, & Yessica, 2011). Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa
kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler
disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac
preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder,
Martin, & Griffin, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol
diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan
sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15
mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam
kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu
dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.
(Prawirohardjo, 2013
Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu

vi
dan anak setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun
dari 532.000 pada tahun 1990 menjadi 303.000 pada tahun 2015, dan ini
terjadi hampir di 99% negara berkembang. Penyebab utama kematian ibu
adalah akibat komplikasi dari kehamilan atau melahirkan. komplikasi
tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan yang telah
menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF,
2015). Kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh hipertensi mulai dari
tahun 2010 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2010 angka
kematian ibu mencapai 21,5 %, tahun 2011 (24,7%), tahun 2012 (26,9%),
sedangkan pada tahun 2013 mencapai 27,1% (Kemenkes RI, 2015).
Dampak yang mungkin terjadi diantaranya adalah terjadinya
eklampsia, pre eklampsiasolusio plasenta, terhambatnya pertumbuhan janin
dalam uterus dan kelahiran prematur (Mitayani, 2011). Perawat sebagai
tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan fungsi. Salah satu fungsi
utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta
memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab perawat (Asmadi,
2008).

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi Hipertensi pada Ibu hamil
2. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi hipertensi pada ibu hamil
3. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala hipertensi pada
ibu hamil
4. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi
5. Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi
6. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan
7. Mahasiswa mampu mengetahui konsep keperawatan hipertensi
pada ibu hamil

vii
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Hipertensi dalam pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat
kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih
setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya normotensif,
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau
adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik
dan sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya
dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg
dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter
hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013)

B. Klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan The National
High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Pregnancy (NHBPEP) memberikan suatu klasifikasi untuk
mendiagnosa jenis hipertensi dalam kehamilan, (NHBPEP, 2000) yaitu :
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pascapersalinan.

1
2. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi
yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma.
3. Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia superimposed upon
chronic hypertension) adalah hipertensi kronik disertai tandatanda
preeklampsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
4. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
pascapersalinan atau kematian dengan tanda-tanda preeklampsi tetapi
tanpa proteinuria (Prawirohardjo, 2013).

C. Etiologi dan Faktor Resiko


Menurut Prawirohardjo dan Sarwono (2013) etiologi dan faktor resiko
hipertensi dalam kehamilan yaitu:

1. Faktor resiko mencakup:


a. Primagravida
b. Pre-eklamsia pada kehamilan sebelumnya
c. Usia kurang dari 18 tahun dan lebih dari 35 tahun
d. Riwayat pre- eklamsia pada keluarga
e. Kelompok sosial ekonomi rendah
f. Peningkatan masa plasenta akibat kehamilan kembar atau kehamilan
mola
g. Riwayat diabetes tipe 1, hipertensi, penyakit ginjal atau setiap kondisi
yang menyebabkan gangguan sirkulasi atau vasokontriksi atau
vasospasme
h. Bangsa afrika amerika
i. Adanya gen angiotensinogen T123 homozigot
j. Sindrom antibody antifosfolipid
k. Obesitas

2
Penyebab hipertensi gestasional dan pre-eklampsia tidak sepenuhnya
dipahami. Akan tetapi perubahan berikut dapat muncul:

a. Diduga terjadi kehilangan resistensi terhadap efek peningkat TD dari


angiostensin II. Pada kehamilan normal rasio tromboksan, yaitu
vasodilator adalah 1:1. Ibu yang mengalami pre-eklampsia menghasilkan
lebih banyak tromoksan daripada protasiklin sehingga menyebabkan
vasokontraksi dan agregasi trombosit.
b. Selama kehamilan cairan cenderung pindah ke ruan ekstrasel akibat
hemodelusi normal dan kehamilan menurunkan tekanan osmotic koloid
didalam ruang intravaskuler. Pada pre-eklampsia perpindahan cairan
kearah tersebut semakin meningkat yang disebabkan oleh:
1) Peningkatan permeabilitas kapiler: peningkatan permeabilitas
kapiler ginjal memungkinkan albumin lolos ke dalam urine, yang
meurunkan kadar albumin serum. Kondisi ini selanjutnya
menurunkan tekanan osmotic koloid plasma daan memindahkan
lebih banyak cairan ke ruang ekstra sel.
2) Penurunan perfusi ginjal: penurunan laju filtrasi glomerulus
menyebabkan penurunan haluan urine dan peningkatan kadar
kreatinin serum, BUN, asam urat dan natrium. Retensi natrium
meningkatkan cairan ekstra sel dan edema lebih lanjut. Retensi
tersebut juga meningkatkan sensitivitas terhadap angiotensin II
yang cenderung meningkatkan TD.

D. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala mungkin muncul atau mungkin tidak muncul . harus
diketahui bahwa kebanyakan ibu yang mengalami pre eklampsia awal tidak
memiliki gejala.
1) Hipertensi Kronis

3
Hipertensi ( didiagnosis sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum usia
gestasi 20 minggu)
2) Hipertensi Gestasional
a. Hipertensi yang didiagnosis pada saat kehamilan
b. Tidak ada tanda atau gejala pre-eklampsia
c. Tidak ada riwayat hipertensi yang sudah ada sebelumnya
3) Pre- eklampsia Ringan
a. TD lebih dari 140/90mmHg ( adalah kriteria diagnostic )
b. Proteinuria
c. Edema
d. Penambahan berat badan lebih dari perkiraan gestasi
4) Pre-eklampsia Berat
Perhatikan bahwa preeclampsia dapat terjadi tiba tiba.
a. TD sistolik 160mmHg atau diastolic 110mmHg atau lebih tinggi.
Tercatat sedikitnya 2 kali dengan jarak minimal 6 jam , pada saat
klien tirah baring.
b. Proteinuria ( lebih dari 5 g dalam 24 jam )
c. Oliguria ( haluaran urine kurang dari 400 hingga 500 ml dalam 24
jam )
d. Gejala serebral
e. Gangguan penglihatan
f. Nyeri epigastrik, mual, muntah
g. Edema pulmonal atau sianosis
h. Edema
i. Penambahan berat badan yang cepat atau terlalu banyak
j. Hepatomrgali
k. IUGR ( Intrauterine Growth Restriction ) atau terhambatnya
pertumbuhan janin.
5) Eklampsia

4
Konvulsi atau biasa disebut kejang pada ibu yang mengalami pre
eklampsia, yang bukan diakibatkan oleh penyebab lain

E. Patofisiologis
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan
jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori yang dianggap mutlak benar. Teori-
teori yang sekarang banyak dianut adalah ( Prawirohardjo, 2013) :
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah
tersebut menembus miometrium berupa arteri arkuata dan arteri arkuata
memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium
menjadi arteri basalis dan memberi cabang arteri spiralis. Pada kehamilan
normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam
lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut, sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga
memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks
menjadi gembur dan memudahkan lumen spiralis mengalami distensi dan
dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri apiralis ini memberi
dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan
peningkatan aliran darah pada utero plasenta. Akibatnya, aliran
darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat,
sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik.
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan
otot arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan
vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami vasokontriksi,
dan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran darah

5
utero plasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
Dampak iskemia plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang
dapat menjelaskan patogenesis hipertensi dalam kehamilan selanjutnya.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
a. Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada
hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri
spiralis”, dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang
mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (radikal
bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima molekul
yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan
penting yang dihasilkan iskemia plasenta adalah radikal hidroksil yang
sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh
darah. Produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal,
karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh.
Adanya radikal bebas dalam darah, maka hipertensi dalam kehamilan
disebut “toxaemia”. Radikal hidroksil akan merusak membran sel,
yang mengandung banyak asam lemak tidak jernih menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel,
juga akan merusak nukleus dan protein sel endotel. Produksi oksidan
(radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi
dengan produksi antioksidan.
b. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam
kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar
oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan
antioksidan, misalnya vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan
menurun, sehingga terjadi dominan kadar oksidan peroksida lemak
yang relatif tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal bebas

6
yang sangat toksik ini akan beredar di seluruh tubuh melalui aliran
darah dan akan merusak membrane sel endotel. Membran sel endotel
lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena
letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan mengandung
banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan
terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi
peroksida lemak.
c. Disfungsi sel endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel
endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan
ini disebut “disfungsi endotel” (endothelial disfunction).
Pada waktu terjadi kerusakan sel endotel yang mengakibatkan
disfungsi sel endotel, maka akan terjadi :
1) Ganggguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu
fungsi endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu
menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) suatu vasodilator
kuat.
2) Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang
mengalami kerusakan. Agregasi trombosit ini adalah untuk
menutup tempat-tempat di lapisan endotel yang mengalami
kerusakan. Agregasi trombosit memproduksi tromboksan
(TXA2) suatu vasokontriktor kuat. Dalam keadaan normal
perbandingan kadar protasiklin/tromboksan lebih tinggi kadar
prostasiklin (vasodilator). Pada preeklampsi kadar tromboksan
lebih tinggi dari kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi,
maka terjadi kenaikan tekana darah.

7
3) Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular
endotheliosis).
4) Peningkatan permeabilitas kapiler.
5) Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor, yaitu endotelin.
Kadar vasodilator menurun, sedangkan endotelin (vasokontriksi)
meningkat.
6) Peningkatan faktor koagulasi.
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin Faktor imunologik
berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan dengan fakta
sebagai berikut :
a. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya
hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.
b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih
besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan
suami yang sebelumnya. Seks oral mempunyai resiko lebih rendah
terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Lamanya periode hubungan
seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode ini, makin kecil
terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Pada perempuan hamil normal,
respon imun tidak menolak adanya “hasil konsepsi” yang bersifat
asing. Hal ini disebabkan adanya human leukocyte antigen protein G
(HLA-G), yang berperan penting dalam modulasi respon imun,
sehingga ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G
pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh natural
killer cell (NK) ibu. Selain itu, adanya HLA-G akan mempermudah
invasi sel trofoblas kadalam jaringan desidua ibu, jadi HLA-G
merupakan prokondisi untuk terjadinya invasi trofoblas ke dalam
jaringan desidua ibu disamping untuk menghadapi sel natural killer.
Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan HLA-G.
Berkurngnya HLA-G di desidua didaerah plasenta, menghambat invasi

8
trofoblas ke dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar
jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur sehingga mepermudah
terjadinya reaksi inflamasi kemungkinan terjadi immune-
maladaptation pada preeklampsia. Pada awal trimester kedua
kehamilan perempuan yang mempunyai kecenderungan terjadi
preeklampsia, ternyata mempunyai proporsi sel yang lebih rendah di
banding pada normotensif.
4. Teori adaptasi kardiovaskular
Pada hamil normal pembulu darah refrakter tehadap bahan-bahan
vasopresor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka tehadap
rangsangan bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopressor yang
lebih tinggi untuk menimbulkan respons vasokonstriksi. Pada kehamilan
normal terjadinya refrakter pembuluh daerah terhadap bahan vasopresor
adalah akibat dilindungi oleh adanya sitensis prostaglandin pada sel
endotel pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya rafrakter terhadap
bahan vasopresor akan hilang bila diberi prostaglandin sintensa inhibitor
(bahan yang menghambat produksi prostaglandin). Prostaglandin ini di
kemudian hariternyata adalah prostasiklin.
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter
terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter pembuluh darah
terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi peka
terhadap bahan vasopresor. Banyak peneliti telah membuktikan bahwa
peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor pada hipertensi
dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester I (pertama). Peningkatan
kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan,
sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini
dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan.

9
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap
bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap
bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter pembuluh darah terhadap
bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi peka terhadap
bahan vasopresor. Banyak peneliti telah membuktikan bahwa peningkatan
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor pada hipertensi dalam
kehamilan sudah terjadi pada trimester I (pertama). Peningkatan kepekaan
pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah
dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat
dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

10
F. Pathway

Tekanan Darah

Meningkat (TD > 140/90 mmHg)

Gejala atau tanda lain :

1. Nyeri kepala
2. Gangguan penglihatan
3. Hipertensi
4. Koma

Hamil <20 minggu Hamil >20 minggu

Proteinuria Proteinuria baru


tidak ada atau meningkat Proteinuria
HELLP
SYNDROME
Tidak Kejang
kejang
Hipertensi
kronik Superimpose
preeklamsi
Preeklamsia Eklamsia

Alur Penilaian Klinik Hipertensi Dalam Kehamilan


(Prawirohardjo S, 2006)

11
G. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan
pada ibu dan janin:
1. Pada ibu:
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta atau komplikasi kehamilan dimana plasenta
terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses
persalinan
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.
2. Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus atau IUGR
( Intrauterine Growth Restriction )
b. Kelahiran premature
c. Asfiksia neonatorum atau bayi tidak mendapatkan cukup oksigen
selama proses kelahiran
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

H. Penatalaksanaan
Menurut Ardhiyanti (2014), penatalaksanaan hipertensi pada ibu hamil
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Pemeriksaan diagnostik :

12
a) Pengumpulan urine 2 jam untuk meeriksa protein dan bersihan kreatini
: untuk mendeteksi kerusakan atau pemulihan glomerulus.
b) Darah periksa lengkap (Hb, Ht, dan trombosit), untuk mendeteksi
homokonsentrasi dan memperkirakan derajat cedera.
c) Pemeriksaan fungsi hati : untuk mendeteksi apakah terjadi gangguan
hati.
d) BUN, asam urat, dan kraetinin serum : mendeteksi adanya gangguan
ginjal dan mengevaluasi keefektifan penanganan.
e) Elektrolit: mendeteksi gangguan keseimbang cairan dan elektrolit
(misal hipernatremia/hiponatremia).
f) Pemeriksaan bekuan : untuk indikasi trombositopenia atau DIC
g) Velosimetri Doppler: dimulai pada usia 30 hingga 32 minggu; untuk
skrining gangguan janin.
h) Ultrasonografi atau sonografi serial: untuk mengetahui ukuran dan
posisi janin.
i) Amniosentesis: untuk mengkaji maturitas paru janin
j) Nonstress test (NST) dan profil biofisik (BPP) : menentukan
kesejahteraan janin.
k) Kadar MgSO4 : untuk mempertahankan rentang terapeutik dan
mencegah toksisitas.
2. Penatalaksanaan medis
Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan
diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2
jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena
kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan

13
peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga
menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah,
meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan
produksi urin. Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat
gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin
terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan
tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-
obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi,
pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian
antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta
kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG,
fungsi paru).
d. Pre-eklampsia
1) Hidralazin, labetalol, atau nifedipin : untuk mempertahankan TD
antara 140/90 dan 150/100 sehingga menjaga aliran darah uterus
dan plasenta.
2) MgSO4 IV : untuk mencegah konvulsi atau kejang
3) Ciptakan lingkungan yang tenang, dengan menghindari
stimulasi.
4) Sediakan kalsium glukonat jika teradi toksisitas magnesium.
5) Penggantian cairan dan elektrolit bila diindikasikan pemeriksaan
laboratorium.
e. Eklampsia

14
Penatalaksanaan eklampsia harus memperhatikan kondisi ibu hamil
pada saat itu. Ketika preeklampsia yang muncul sudah memasuki
tahapan eklampsia, pengobatan paling utama adalah persalinan.
Persalinan dapat dilakukan melalui operasi caesar ataupun
persalinan normal melalui vagina. Persalinan melalui vagina, dapat
dilakukan terutama pada ibu hamil yang sudah mendekati tanggal
perkiraan persalinan. Untuk membantu persalinan vaginal, dapat
diberikan oksitosin yang berfungsi untuk menginduksi persalinan
dengan merangsang kontraksi otot rahim. Jika eklamsia terjadi
pada ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu,
dianjurkan untuk dilakukan persalinan caesar. Persalinan caesar
juga harus segera dilakukan jika sudah ada tanda-tanda gawat janin
pada eklamsia (Yulia, 2017). Selain itu, eklampsia juga dapat
terjadi pada jangka waktu 24 jam setelah persalinan. Beberapa
obat-obatan yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah
hingga di bawah 160 mmHg, di antaranya hydralazine, labetalol,
dan nifedipine. Untuk mengobati kejang-kejang yang terjadi
selama eklamsia pada ibu hamil, dokter kemungkinan akan
memberikan obat seperti: Magnesium sulfat. Magnesium sulfat
berfungsi untuk menurunkan risiko kembalinya kejang pada ibu
hamil yang mengalami eklamsia, dan biasanya diberikan dalam
bentuk larutan secara intravena. Pemberian magnesium sulfat
untuk meredakan kejang dilakukan selama 24-48 jam.
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut
juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan
Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan diantaranya :
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat
dan tirah baring.

15
b. Hindari kafein, merokok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein,
rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,
yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu
hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama
trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2
minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian
menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan
janin dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan
dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang
merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan
diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi
dengan agen farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi
tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri,
meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta
mengurangi resiko cedera serebrovaskular.

16
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi :
a) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
b) Data Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus,
mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral,
bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat,
dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
2) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan
ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan
terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, ibu
mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi dalam
keluarga.
4) Riwayat Perkawinan

17
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun
atau di atas 35 tahun.
5) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu
hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami
kelemahan.
b. TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah darah
sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
c. Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut
nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
ditemukan nadi yang semakin cepat.
d. Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn nafas
pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan terdengar bunyi
nafas yang berisik dan ngorok.
e. Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya
tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami
eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
f. BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5
kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan terjadi
peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan
g. Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan
kurang bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit
kepala.

18
h. Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia
wajah tampak edema.
i. Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtivasub anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada palvebra.
Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau eklampsia
biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu penglihatan kabur.
j. Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
k. Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
l. Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi, menyebabkan
kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan
m. Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
n. Thorax :
1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek
2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung, pada
ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan,khususnya pada ibu
yang mengalami preeklampsia beratakan terjadi dekompensasi jantung.
3) Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat
dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam dan membesar
dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah
menjadi lebih terlihat.
o. Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar, dan
membentuk suatu area berwarna gelap di dimding abdomen, serta akan
ditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu hamil dengan hipertensi
biasanya akan ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah

19
p. Pemeriksaan janin :Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi
bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang melemah
(Mitayani, 2011).
q. Ekstremitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa
ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
r. Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan
hiper refleksia, klonus pada kaki.
s. Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan
oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hamil dengan preeklampsia (Reeder,
2011; Mitayani, 2011).
3. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang hipertensi
dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah.
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%)
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
2) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi
tersebut mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada
ibu hipertensi ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
3) Pemeriksaan fungsi hati
a) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
b) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
c) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
d) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT)
meningkat (N:15-45 u/ml).

20
e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT)
meningkat
(N: < 31 u/l).
f) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
4) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
b. Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat,
dan volume cairan ketuban sedikit.
b) Kardiotografi : Diketahui denyut jantung janin lemah
c. Data sosial ekonomi : Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak
terjadi pada wanita dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka
kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga
melakukan perawatan antenatal yang teratur.
d. Data Psikologis : Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu
merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam
kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal
dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

B. Diagnosa Keperawatan
Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan
beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranya adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang suplai
oksigen ke jaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis

21
4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal (disfungsi integrasi sensori)
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
8. Resiko gangguan hubungan ibu-janin berhubungan dengan komplikasi
kehamilan

22
C. Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Ketidakefektifan pola nafas NOC: Setelah dilakukan tindakan NIC:
berhubungan dengan sindrom keperawatan, diharapkan partisipan a. monitor vital sign
hipoventilasi menunjukkan keefektifan dalam bernafas Tindakan keperawatan:
Defenisi : Inspirasi atau ekspirasi dan dengan indikator : 1) Memonitor tekanan darah, nadi,
yang tidak memberi ventilasi a. Satus Pernafasan suhu, dan status pernafasan
adekuat. Kriteria hasil: 2) Memonitor denyut jantung
Batasan Karakteristik: 1)frekunsi pernapasan normal 3) Memonitor suara paru paru
a) Dispnea 2)irama pernafasan normal 4) Memonitor warna kulit
b) Fase ekspirasi memanjang 3) tidak ada dyspnea pada saat istirahat 5) Meniai CRT
c) Penggunaan otot bantu 4) tidak ada suara mendengkur 6) monitor pernafasan
pernapasan Tindakan keperawatan
d) Penurunan kapasitas vital 1) Memonitor tingkat, irama,
e) Penurunan tekanan ekspirasi kedalaman, dan kesulitan bernafas
f) Penurunan tekanan inspirasi 2) Memonitor gerakan dada
g) Penurunan ventilasi semenit 3) Monitor bunyi pernafasan
h) Pola napas abnormal 4) Auskultasi bunyi paru
i) takipnea 5) Memonitor pola nafas
6) Monitor suara nafas tambahan

c. Pengaturan posisi
1) Poposisikanpasien untuk mengurangi
dispnea, misalnya posisi semi fowler
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan NOC: Setelah dilakukan tindakan NIC:
perifer berhubungan dengan keperawatan, diharapkan partisipan a. Oxygen therapy (terapi oksigen)
kurang suplai oksigen ke jaringan. menunjukkan keefektifan perfusi jaringan 1)Monitor kemampuan pasien dalam
Defenisi : perifer dengan indikator : mentoleransi kebutuhan oksigen saat
Penurunan sirkulasi darah ke Kriteria hasil : makan
perifer yang dapat mengganggu 1)Pengisian kapiler jari normal 2)Monitor perubahan warna kulit pasien
kesehatan 2)Pengisian kapiler jari kakinormal 3)Monitor posisi pasien untuk membantu

23
Batasan Karakteristik: 3)Kekuatan denyut nadi karotisnormal masuknya oksigen
1) Edema 4) Edema perifer tidak ada 4)Memonitor penggunaan oksigen saat
2) Nyeri ekstermitas pasien beraktivitas
3) Penurunan nadi perifer b. Peripheral Sensation Management
4) Perubahan karakteristik kulit 1) Memonitor perbedaan terhadap rasa
(misalnya warna, elastisitas, tajam,tumpul,panas atau dingin
rambut, kelembapan, kuku, 2) Monitor adanya mati rasa,rasa geli.
sensasi, dan suhu). 3) Diskusikan tentang adanya kehilangan
5) Perubahan tekana darah sensasi atau perubahan sensasi
6) Waktu pengisian kapiler > 3 4) Minta keluarga untuk memantau
detik perubahan warna kulit setap hari
7) Warna tidak kembal ke
tungkai 1 menit setelah
tungkai diturunkan.

3. Nyeri akut berhubungan denganNOC : Setelah dilakukan tindakan NIC :


agen cedera biologis keperawatan, diharapkan partisipan Manajemen nyeri :
Defenisi : pengalaman sensori danmampu menangani masalah nyeri dengan 1) Lakukan pengkajian nyeri secara
emosional yang tidakindikator : kontrol nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
menyenangkan yang muncul akibat1) mengenali kapan nyeri terjadi karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas,
kerusakan jaringan yang aktual atau 2) menggunakan tindakan pencegahan intensitas dan factor pencetus
potensial atau digambarkan dalam3) mengenali gejala yang terkait dengan 2) Observasi adanya petunjuk non verbal
hal kerusakan sedemikian rupa nyeri mengenai ketidaknyamanan
(International Association for the a. nyeri terkontrol 3)Gunakan strategi komunikasi
Study of Pain ) awitan yang tiba-tiba b. mengambil tindakan untuk terapeutik untuk mengetahui pengalaman
atau lambat dari intensitas ringan mengurangi nyeri nyeri
hingga berat dengan akhir yang c. mengambil tindakan untuk 4) Kaji pengetahuan pasien megenai
dapat diantisipasi atau diprediksi memberikan kenyamanan nyeri
dan berlangsung kurang dari 6 bulan 4)informasi disediakan untuk 5) Tentukan akibat dari pengalaman
Batasan Karakteristik mengurangi nyeri tanda-tanda vital nyeri terhadap kualitas hidup seperti
a) Bukti nyeri dengan 1)tingkat pernapasan normal tidur, nafsu makan, perasaan, dll
menggunakan 2) tekanan darah sistolik normal 6) Gali bersama factor yang dapat

24
standar daftarperiksa nyeri untuk 3) tekanan darah diastolic normal menurunkan atau memperberat nyeri
pasien yang tidak dapat 4) tekanan nadi normal 7) Berikan informasi mengenai nyeri
mengungkapkanya 8) Ajarkan prisip-prinsip manajemen
b) Ekspresi wajah nyeri (mis: mata nyeri
kurang bercahaya, tampak kacau, 9) Ajarkan teknik nonfarmakologi seperti
gerakan mata berpencar atau tetap teknik relaksasi, terapi musik
pada satu fokus, meringis)
c)Hambatan kemampuan
meneruskan aktivitas sebelumnya
d) Laporan tentang perilaku/ nyeri
perubahan aktivitas (mis: anggota
keluarga, pemberian asuhan)
Perubahan pola tidur
f) Keluhan tentang intesitas dan
karakteristik nyeri menggunakan
standar skala nyeri (mis: skala
WongBaker FACES dan
skala penilaian numerik)
4. Resiko cedera dengan faktor resikoNOC :Setelah dilakukan tindakan NIC :
internal ( disfungsi integrasi sensori)keperawatan, diharapkan resiko cedera a.Manajemen lingkungan
Defenisi : rentan mengalami cederateratasi dengan indikator : Kejadian jatuh 1) Ciptakan lingkungan yang aman bagi
fisik akibat kondisi lingkungan yangKriteria hasil : pasien
berinteraksi dengan sumber-sumber1) Tidak ada jatuh saat sendiri 2)Lindungi pasien dengan pegangan pada
adaptif dan sumber defenisi2) Tidak ada Jatuh saat berjalan sisi/ bantalan pada sisi ruangan yang
individu, yang dapat mengganggu3) Tidak ada Jatuh saat kekamar mandi sesua
kesehatan. 3)Letakkan benda yang sering digunakan
dalam jangkauan pasien
4) Anjurkan keluarga atau orang terdekat
tinggal dengan pasien
b. Perawatan kehamilan resiko tinggi
1) Kaji kondisi medis aktual yang
berhubungan dengan kondisi kehamilan

25
(misalnya diabetes, hipertensi, dll)
2) Kaji riwayat kehamilan dan kelahiran
yang berhubungan dengan faktor resiko
kehamilan(misalnya premature
preeklampsia, dll)
3) Kenali faktor resik sosio demografi
yang berhubungan dengan kondisi
kehamilan(misalnya usia kehamilan,
kemiskinan, ketiadaan pemeriksaan
kehamilan, dll)
4) Kaji pengetahuan klien dalam
mengidentifikasi faktor resiko
5. Intoleran aktifitas berhubunganNOC: Setelah dilakukan tindakan NIC:
dengan ketidakseimbangan antarakeperawatan, diharapkan partisipan a. terapi aktifitas
suplai dan kebutuhan oksigenmenunjukkan toleransi dalam beraktivitas Aktivitas keperawatan
Defenisi: dengan indikator 1) Bantu klien menngidentifikasi
ketidakcukupan energy psikologisKriteria hasil aktivitas yang mampu dilakukan
atau fisiologis untuk1)Saturasi oksigen dengan beraktivitas 2) Bantu klien untuk memilih aktivitas
mempertahankan ataunormal yang sesuai dengan kemampuan fisik,
menyelesaikan aktivitas keidupan2) frekuensi nadi ketika beraktivitas normal psikologi, dan sosial
sehari hari yang harus atau yang 3)frekuensi pernapasan bila beraktivitas 3) Bantu untuk mengidentifikasi dan
ingin dilakukan normal mendapatkan sumber yang diperlukan
Batasan Karakteristik 4)Warna kulit normal untuk aktivitas yang diinginkan
a) Dispnea setelah beraktifitas 5) Tekanan darah ketika beraktifitas normal 4) Bantu untuk mengidentifikasi
b) Keletihan b. tingkat kelelahan aktivitas yang disukai
c) Ketidaknyamanan setelah Kriteia hasil: 5) Bantu pasien atau keluarga untuk
beraktifitas 1) kelelahan sedang mengidentifikasi kekurangan dalam
d) Respon frekwensi 2) Gangguan konsentrasi menurun beraktivitas
jantung abnormal tidak ada 6) Bantu pasien untuk mengembangkan
3) Tingkat stres sedang motivasi diri dan
4) Sakit kepala tidak ada
5) Kualitas tidur sedang

26
6) Kegiatan sehari-hari normal
7) Kualitas istirahat normal
c. tanda – tanda vital
Kriteria hasil:
1)Tingkat pernapasan normal
2)Irama pernapasan normai
3)Tekanan nadi normal
4)Kedalaman inspirasi normal
6. Ansietas berhubungan denganNOC : Setelah dilakukan sedangNIC :
ancaman pada status terkini2)Tidak ada rasa cema syang disampaika a.Pengurangan kecemasan
Definisi :Perasaan tidak nyamann 1) gunakan pendekatan yang menenangkan
atau kekhawatiran yang samar3)Tidak ada peningkatan tekanan darah2) nyatakan dengan jelas harapan terhadap
disertai respon autonom (sumber4)Tidak ada peningkatan frekuensi nadi 5) prilaku pasien
sering kai tidak spesifik) perasaan5)Tidak ada gangguan pada pola tidur Kontrol 3)berikan informsi factual terkait
takut yang disebabkan olehkecemasan diri diagnosis, perawatan dan prognosis
antisipasi terhadap bahaya. PerasaanKriteria hasil 4) berikan aktivitas yang lain untuk
ini merupakan isyarat kewaspadaan1) Dapat mengurangi penyebab kecemasan mengurangi tekanan terapi relaksasi:
yang memperingatkan bahaya yang2) Dapat mencar informasi untuk mengurangi 1) gambarkan rasionalisasi dan manfaat
akan terjadi dan memampukankecemasan relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia
individu melakukan indakan untuk3) Dapat menggunakan strategi koping yang(misalnya musik, meditasi dan
menghadapi ancaman Tingkatefektif bernafas dalam) 2) berikan deskripsi
kecemasan 4) Menggunakan teknik relaksasi mengurangi terkait intervensi yang dipilih
Kriteria hasil : kecemasan 3) ciptakan lingkungan yang nyaman
1) Perasaan gelisaha) Penurunan5) Mengendalikan respon kecemasan 4) dorong klien untuk mengambil posisi
produktivitas Kriteria hasil yang nyaman
b) Mengekspresikan kekhawatiran1) Menyesuaikan perubahan dalam status5) dapatkan prilaku yang menunjukkan
akibat perubahan dalam peristiwakesehatan terjadinya relaksasi
hidup 2) Mencari informasi tentang kesehatan 6) dorong pengulangan teknik praktek
c) Gerakan yang tidak relevan3) Membuat keputusan tentang kesehatan tertentu secara berkala
d) Gelisah 1)Kaji kondisi medis aktual yang
e) Memandang sekilas berhubungan dengan kondisi kehamilan
f) Insomni (misalnya diabetes, hipertensi, dll)

27
g) Kontak mata buruk 2) Kaji riwayat kehamilan dan kelahiran
h) Resah yang berhubungan dengan faktor resiko
i) Menyelidik dan tidak waspada kehamilan(misalny premature
Afektif preeklampsia, dll)
a) Gelisah 3) Kenali faktor resiko sosio demografi
b) Kesedihan yang mendalam yang berhubungan dengan kondisi
c) Distress kehamilan(misalnya usia kehamilan,
d) Ketakutan kemiskinan, ketiadaan pemeriksaan
e) Perasaan tidak adekuat kehamilan,
f) Fokus pada diri sendiri dll)
g) Peningkatan kekhawatiran 4) Kaji pengetahuan klien dalam
h) Gugup mengidentifikasi faktor resiko
i) Nyeri dan peningkatan 5) Berikan pendidikan kesehatan yang
ketidakberdayaan yang persisten membahas faktor resiko, pemeriksaan dan
j) Perasaan takut tindakan yang biasa dilakukan
Fisiologis 6) Ajarkan klien mengenai penggunaan
a) Wajah tegang obat-obat yang diresepkan
b) Peningkatan keringat 7)Monitor status fisik dan psikologis
c) Peningkatan ketegangan selama kehamilan.

7. Defisiensi pengetahuan NOC :Setelah dilakukan tindakan NIC :


berhubungan dengan kurang keperawatan, diharapkan partisipan 1) Pendidikan Kesehatan
informasi menunjukkan peningkatan pengetahuan Tindakan keperawatan
Defenisi : ketiadaan atau defisiensi dengan indikator : 1) Identitafikasi factor internal maupun
informasi kogniti yang berkaitan 1) Pengetahuan keselamatan diri eksternal yang dapat meningkatkan atau
dengan topik tertentu Kriteria hasil: mengurangi motivasi untuk perilaku sehat
Batasan karakteristik : 1) Menggambarkan untuk mengurangi risiko 2) Identifikasi (pribadi, ruang dan uang)
a) Ketidakakuratan melakukan tes cedera yang diperlukan untuk melaksanakan
b)Ketidakakuratan melakukan 2) Menggambarkan perilaku yang berisiko program kesehatan
perintah tinggi 3)Prioritaskan kebutuhan pasien
c)Kurangpengetahuan 2) Status nutrisi 2) Fasilitasi pembelajaran
d) Prilaku tidak tepat Kriteria hasil: Tindakan keperawatan:

28
1) Status nutrisi 1) Mulai instruksi hanya setelah pasien
2) Asupan gizi menunjukkan kesiapan untuk belajar
3) Asupan makanan 2) Sediakan lingkungan yang kondusif
4) Asupan cairan untuk belajar
5) Energi 3) Atur informasi dalam urutan yang logis
6) Berat badan 4) Sediakan lisan petunjukatau pengingat,
yang sesuai
3) pengurangan kecemasan
Tindakan keperawatan:
1) Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
2) Berusaha untuk memahami perspektif
pasien dari situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam menggunakan
teknik elaksasi
4) Tentukan pasien dalam pengambilan
keputusan
8. Resiko tinggi cedera pada janin NOC : Setelah dilakukan tindakan NIC :
berhubungan dengan fetal distres keperawatan, diharapkan masalah teratasi 1. Monitor DJJ sesuai indikasi
dengan kriteria hasil : 2. Kaji tentang pertumbuhan janin
DJJ (+) : 12-12-12 3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio
Tujuan : tidak terjadi fetal distress. plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim
tegang, aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi
SM
5. Kolaborasi dengan medis dalam
pemeriksaan USG dan NST
9. Kecemasan berhubungan dengan NOC : NIC :
ancaman cedera pada bayi sebelum Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri
lahir diharapkan masalah teratasi dengan kriteria Kaji tingkat ansietas pasien. Perhatikan
hasil : tanda depresi dan pengingkaran.
Tampak rileks, dapat istirahat tepat Dorong dan berikan kesempatan untuk

29
Menunjukkan ketrampilan pemecahan pasien atau orang terdekat mengajukan
masalah. pertanyaan dan menyatakan masalah
Dorong orang terdekat berpartisipasi
dalam asuhan, sesuai indikasi

10. Risiko Gangguan hubungan Ibu Status Maternal: Antepartum (NOC: 2509) Perawatan kehamilan Risiko Tinggi
dan janin berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan (NIC : 6800)
komplikasi diharapkan masalah teratasi dengan kriteria Definisi: mengidentifikasi dan
Definisi : berisiko terhadap hasil : mengelola kehamilan risiko tinggi untuk
diskontinuitas hubungan simbolik 1) Tanda tanda vital dalam batas normal meningkatkan kesehatan ibu dan janin.
ibu-janin sebagai akibat kondisi 2) Klien dapat mengidentifikasi koping Aktivitas :
terkait kehamilan adaptif dari ketidaknyamanan selama 1) Tentukan ada tidaknya faktor medis
Faktor Risiko : Penyulit kehamilan kehamilan yang berhubungan dengan kondisi
(mis : ketuban pecah dini, plasenta 3) Klien dapat melaporkan adanya nyeri kehamilan yang kurangbaik (mis:
previa atau solusio plasenta, asuhan kepala dan perut diabetes, hipertensi, lupus eritematosis,
prenatal lambat, kehamilan 4) Klien dapat mengidentifikasi perubahan herpes, hepatitis, HIV dan epilepsy).
kembar) Gangguan metabolism anatomis,psikologis, dan emosional 2) Reviu riwayat obstetric yang
glukosa (mis :diabetes, penggunaan selama kehamilan berisiko (mis : premature,
steroid) Penganiayaan fisik postmatur, preeclampsia,
Gangguan transport oksigen (mis kehamilankembar, IUGR, solusio
:anemia, penyakit jantung, asma plasenta, plasenta previa,sensai Rh,
,hipertensi, kejang, persalinan KPD dan riwayat genetic
premature,hemoragi) penyakitkeluarga)
Penyalahgunaan zat (mis: 3) Catat faktor sosial dan demografi
tembakau,alkohol, obat) Efek yang berhubungan dgn status kehamilan
samping terkait terapi (mis : yang kurang baik (mis ;umur ibu, ras,
medikasi,pembedahan)Kriteria kemiskinan, terlambat atau tidak
hasil : Pengetahuan ttg persalinan melakukan pemeriksaan antenatal,
dan melahirkan penganiayaanfisik dan penyalahgunaan
obat)
4) Tentukan pengetahuan klien untuk
mengidentifikasi faktor risiko

30
5) Anjurkan mengekspresikan perasaan
dan ketakutan mengenai perubahan gaya
hidup, kesehatanjanin, perubahan
financial, fungsi keluarga dan keamanan
personal
6) Sediakan informasi tentang faktor
risiko dan surveilan tes dan prosedur
7) Intruksikan klien untuk melakukan
tehnik perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan ( mis :hidrasi,
diet, modifikasi aktifitas, pentingnya
pemeriksaan prenatal secara teratur,
pemeriksaan guladarah dan menghindari
seksual termasuk abstinen)
8) Intruksikan metode alternative
seksual
9) Rujuk ke program spesifik yang
tepat (mis : penghentian merokok,
perawatan penyalahgunaan obat,
edukasi diabetes, pencegahan persalinan
premature, klinik penyakit menular
seksual5

Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (2015- 2017); Nursing Outcomes Classification
(2013), Nursing Interventions Classification (2013).

31
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada kehamilan salah satunya
adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna, Yovita, & Yessica, 2011).
Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah satunya diakibatkan oleh
perubahan pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang terjadi
sebelum kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan atau pada awal pasca
partum. Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac
afterload dan penurunan cardiac preload, sedangkan pada pembuluh darah
terjadi vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik dan kerusakan pada
pembuluh darah.

B. Saran
1) Mahasiswa
Diharapkan agar lebih memahami dan mempelajari lebih dalam ilmu
keperawatan maternitas khususnya tentang asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan hipertensi, hipertensi gestasional, pre-eklamsi, eklamsia dan
juga untuk meningkatkan kepercayaan diri.
2) Tenaga medis
Senantiasa memberikan edukasi dan memotivasi pada klien agar klien
tidak berputus asa dengan sakitnya.

32
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar
Kebidanan I Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC

Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media

Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian


edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement
With Elsevier IncJohnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha
Publishing

Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (2015-


2017); Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions
Classification (2013).

Kemenkes RI. (2014).Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.Jakarta


Selatan.http://www.depkes.go.id.pdf. Diakses tanggal 3 Oktober 2019

Kristiyani, Sagung Desy. 2014. Laporan Kasus: Hipertensi dalam


Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 3 Oktober
2019

Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri


Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika

33
34

Anda mungkin juga menyukai