LP CKD, CHF, DM, Anemia, Hipertensi-2
LP CKD, CHF, DM, Anemia, Hipertensi-2
BAB I
A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
berakibat fatal dan ditandai dengan adanya uremia (urea dan limbah nitrogen
lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan
penurunan fungsi ginjal yang irreversible pada suatu derajat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialysis atau transpantasi ginjal.
(Suwitro, 2006)
Gagal ginjal kronik adalah jejas pada ginjal yang lebih bersifat perlahan-
lahan sering tidak reversibel dan mengarah pada penghancuran massa nefron
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi ginjal
Anatomi ginjal menurut Price dan Wilson (2005) dan Smletzer dan
terletak pada kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dibandingkan ginjal kiri karena tekanan ke bawah oleh hati. Katub
atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan katub atas ginjal kiri
dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga, sedangkan anterior
dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Ginjal kiri yang berukuran
normal biasanya tidak teraba pada waktu pemeriksaan fisik karena dua
3
pertiga atas permukaan anterior ginjal tertutup oleh limfa, namun katub
bawah ginjal kanan yang berukuran normal dapat diraba secara bimanual.
ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena
renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis
beratnya sekitar 150 gram. Permukaan anterior dan posterior katub atas
dan bawah serta tepi lateral ginjal berbentuk cembung sedangkan tepi
lateral ginjal berbentk cekung karena adanya hilus. Gambar anatomi ginjal
menjadi dua bagian yaitu korteks bagian luar dan medulla di bagian dalam.
perluasan ujung pelvis ginjal yang disebut kaliks minor dan bersatu
sekitar satu juta pada setiap ginjal yang pada dasarnya mempunyai struktur
5
dan fungsi yang sama. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowmen yang
kapiler dan kapsula bowman dan ruang yang mengandung urine ini
bowman dilapisi oleh sel - sel epitel. Sel epitel parielalis berbentuk gepeng
dan membentuk bagian terluar dari kapsula, sel epitel veseralis jauh lebih
besar dan membentuk bagian dalam kapsula dan juga melapisi bagian luar
dari rumbai kapiler. Sel viseral membentuk tonjolan - tonjolan atau kaki -
bebas dari kontak antar sel epitel. Daerah - daerah yang terdapat diantara
arteriola interlobaris yang tersusun oleh parallel dalam korteks, arteri ini
dalam jalinan vena menuju vena intelobaris dan vena renalis selanjutnya
mencapai vena kava inferior. Ginjal dilalui oleh darah sekitar 1.200 ml
2. Fisiologi ginjal
a. Fungsi ginjal
diantaranya adalah :
rentang normal.
darah.
4) Degradasi insulin.
5) Menghasilkan prostaglandin.
8
disebut filtrate. Filrat terdiri dari air, elektrolit dan molekul kecil
kembali seluruhnya dalam tubulus dan tidak akan terlihat dalam urine.
asam urat.
gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah)
ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang
tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-
garam.
reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat
dalam pengaturan tekanan darah. Apabila tekanan darah turun, maka sel-
naik maka sel - sel otot polos mengurangi pelepasan reninnya. Apabila
yang terdiri dari 10 asam amino, angiotensinogen dihasikna oleh hati dan
1. Faktor Presipitasi
a) Diabetes Mellitus
orang umur <20 th dan 8,6% pada orang umur >20 th. Pada lansia >65
kecuali pada usia >60 th lebih tinggi pria dibanding wanita. Nefropati
terjadi pada pembuluh darah halus (kecil). Tingginya kadar gula dalam
antara empat sampai sepuluh tahun, dan hal ini berlaku untuk diabetes
b) Glomerulonefritis Kronis
c) Pielonefritis
lambat.
d) Hipertensi
2. Faktor Predisposisi
2) Pola makan buruk, tinggi lemak dan karbohidrat yang tidak diimbangi
3) Kurang minum
D. PATOFISIOLOGI
berikut :
terhadap keratin serum dan kadar nitrogen urea darah (BUN). Waktu masa
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal, pasien
dengan membebani kerja yang berat pada ginjal tersebut, seperti tes
pemekatan urine yang lama atau dengan mengadakan tes LFG yang teliti.
Pada stadium ini lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak.
Pada keadaan ini kadar BUN baru meningkat diatas batas normal. Pada
stadium ini kadar kreatinin serum juga mulai meningkat diatas melebihi
normal. Manifestasi klinis yang nampak adalah lelah, lemah, sakit kepala,
mual, dan pruritus. Pasien juga mungkin mengalami nokturia dan poliuri
mengkonsentrasikan urine.
15
dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekali sebagai respon
elektrolit dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, pasien akan
stadium tetapi dalam prakteknya tidak ada batas-batas yang jelas antara
stadium-stadium tersebut.
Stadium gagal ginjal kronik menurut Price dan Wilson (2005) antara
lain:
a) Hipertrofi ginjal
c) LFG : ≥ 90 ml/menit
(LFG).
E. MANIFESTASI KLINIS
edema perikarditis
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Pemeriksaan Urin
1) Volume urine: Biasanya kurang dari 400 ml/ 24 jam (fase oliguria)
adanya darah.
asam sitrat 2% dalam air dengan urin. Hasil positif dilihat dari adanya
ginjal.
6) Natrium: Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/ ltr bila
kerusakan glomerulus bila sel darah merah dan warna sel darah merah
b) Darah
penurunan hidup
5) Osmolalitas: Lebih besar dari 28,5 m Osm/ kg, sering sama dengan
urine
darah merah)
batu, hematuria)
jarang ditemukan juga infeksi oleh karena imunitas tubuh yang menurun
20
memperburuk fungsi ginjal. Menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah
G. PENATALAKSANAAN
lain :
a) Tindakan konservatif
Pengobatan :
a. Pembatasan protein.
jantung kongestif.
d. Pengaturan cairan
a. Hipertensi
klonidin (catapres).
(lasix).
22
b. Hiperkalemia
glukonat 10 %.
c. Anemia
d. Asidosis
f. Pengobatan hiperurisemia
dihasilkan tubuh.
penderita dalam keadaan klinis yang optimal sampai tersedia donor ginjal.
pada laki-laki atau 4mg/100 ml pada wanita, dan LFG kurang dari
4ml/menit.
H. KOMPLIKASI
c. Hiperkalemia
d. Asidosis metabolik
hipertensi ensefalopati
24
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
filtrasi glumerolus
perifer).
ammonia.
J. FOKUS INTERVENSI
glumerolus
a. Tujuan :
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
d. Rasional :
diuretik
keseimbangan cairan
26
oksigenasi
vaskuler sistemik.
a. Tujuan
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
keluhan dyspnea
d. Rasional :
27
a. Tujuan :
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
d. Rasional :
atau infeksi
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
laboratorium
29
d. Rasional :
pasien
penurunan saliva, iritasi kimia, perubahan urea dalam saliva jadi ammonia.
a. Tujuan :
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
ulserasi
d) Anjurkan hygiene gigi yang baik setelah makan dan minum pada
d. Rasional :
infeksi
masukan oral
dilakukan
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
d. Rasional :
energi
neuropati perifer
32
neuropati perifer
(CHF)
A. PENGERTIAN
(Mansjoer, 2001).
34
B. ANATOMI FISIOLOGI
keempat ruang jantung tersebut adalah atrium kiri dan dan kanan serta
paru-paru dan zat-zat gizi yang diserap dari usus untuk disalurkan ke
semua sel tubuh. Pada saat yang sama, sistem kardiovaskuler mengangkut
35
yang berperan dalam pertukaran gas di paru. Ini disebut sirkulasi sistemik,
sisi kanan jantung memompa darah ke paru untuk mendapat oksigen ini
berotot membesar saat aliran darah dari ventrikel datang. Tekaan sistolik
ventrikel melemas.
bernada rendah. Bunyi jantung kedua belangsung lebih singkat dan timbul
saat katupoutlet dari vertikel, pulmonaris dan aorta menutup. Bunyi jantng
aliran darah di ventrikel (bunyi III, I dan masuk atrium bunyi IV).
Elizabeth, 2001)
36
jantung merupakan jaringan yang istimewa karena jika dilihat bentuk dan
(pangkal jantung) yang disebut basis cordis. Dibagian bawah agak runcing
1. Endokardium
lendir
2. Miokardium
3. Perikardium
3. Periode istirahat
1. Faktor Presipitasi
2. Faktor Predisposisi
kelaparan akan oksigen dan zat nutrisi (iskemia). Dalam jangka waktu
gagal jantung.
b. Hipertensi
akan rusak dan jantung tidak bisa berfungsi dengan baik, sehingga
c. Kardiomiopati
sedikit terganggu.
39
2002).
D. PATOFISIOLOGI
dan ventrikel tidak mampu memompa keluar darah sebanyak yang masuk
70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan demikian adalah 70 x
70 ml atau sekitar 500 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat
menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang membuat
daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. Hal ini menyebabkan
terisi berlebihan ventrikel, semakin sedikit darah yang dapat dipompa keluar
volume sekuncup, curah jantung dan tekan darah turun. Respon-respon reflek
tubuh yang mulai bekerja sebagai jawaban terhadap penurunan tekanan darah
curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan
adalah fungsi frekuensi jantung (HR : Heart Rate) x volume sekuncup (SV:
Stroke Volume). Bila curah jantung berkurang maka sistem saraf simpatis
Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekuatn
serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal
dapat dipertahankan.
setiap kontraksi tergantung pada tiga factor yaitu preload, kontraktilitas, dan
afterload.
pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung
ditimbulkan oleh tekanan afterload. Pada gagal jantung , jika salah satu atau
42
E. MANIFESTASI KLINIK
c. Gejala saluran cerna, seperti anoreksia, rasa penuh atau mual dapat
bawah, tumit).
c. Ortopnea
d. Batuk-batuk
e. Sianosis
g. Foto rontgent : Oedema Paru, Cor membesar. (Price dan Wilson, 2005)
exstremitas bawah.
44
c. Asites
abdomen
e. Nocturia
Terjadi karena perfusi renal yang didukung oleh posisi penderita pada
f. Kelemahan
jaringan.
Klasifikasi
a. Derajat I : Tidak ada gejala (seperti nafas pendek, nyeri dada) bila
b. Derajat II : Timbul gejala (nafas pendek, nyeri dada) yang terjadi pada
dengan istirahat saja telah timbul gejala (nafas pendek, nyeri dada).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Ekokardiografi
b. Rontgent Dada
c. Elektrokardiografi (EKG)
Pada pemeriksaan EKG untuk klien dengan gagal jantung dapat ditemukan
kanan.
d. Pemeriksaan Laboratorium
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
diturunkan
c) Terapi vasodilator
b) Diuretic
47
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan pada pasien gagal jantung menurut Doenges dkk, 2000
adalah :
jantung
retensi Natrium/air
oksigen/kebutuhan
membran kapiler/alveoli
fungsi jantung/penyakit/gagal
I. FOKUS INTERVENSI
sekuncup jantung.
a. Tujuan :
48
c. Intervensi :
urine
(Bumex)
d. Rasional :
kontraktilitas ventrikuler
49
sekuncup
curah jantung
dan pengeluaran bunyi nafas bersih, tanda vital dalam batas normal,
cairan.
c. Intervensi :
kontipasi
atas/nyeri
51
(Lasix)
d. Rasional :
terapi
intregritas
dan absorsi
10. Pada gagal jantung kanan, cairan dapat berpindah ke dalam area
paru
aktivitas.
c. Intervensi :
d. Rasional :
frekuensi jantung
kelebihan aktivitas
c. Intervensi :
d. Rasional :
c. Intervensi :
d. Rasional :
kerusakan
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
peningkatan kelelahan,
d. Rasional :
diuretic
pemeliharaan kesehatan
58
DIABETES MILITUS
A. PENGERTIAN
sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan
singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema
anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana
didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.
(PERKENI 2011)
2002)
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah,
(Tjokronegoro, 2002)
1. Faktor Prespitasi
Beta
1) Makanan berlebihan
60
2) Kehamilan
(Subekti, 2005)
2. Faktor Predisposisi
Faktor resiko tidak hanya fungsi keturunan saja, tetapi ada juga faktor lain
seperti :
a. Kegemukan
C. PATOFISIOLOGI
tidak diubah menjadi glikogen, sehingga kadar gula darah meningkat dan
glukosa dalam darah. Berhubungan dengan sifat gula yang menyerap air
Bersama dengan keadaan glukosuria maka jumlah air hilang dalam urine
yang disebut poliuria. Keadaan air intraseluler ditarik ke ekstraseluler. Hal ini
akan merangsang pusat haus sehingga pasien merasa haus terus yang disebut
meningkat/asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak sehingga
urine dan nafas penderita berbau aceton. Keadaan asidosis ini bila tidak
segera diobati akan menjadi koma yang disebut koma diabetikum. (Price dan
Wilson, 2005)
D. MANIFESTASI KLINIS
d. Gangguan penglihatan
Gejala-gejala klasik yaitu poliuria, rasa haus, rasa lapar, penglihatan kabur
(Tjokronegoro, 2002)
1. DM Tipe I (IDDM)
2. DM Tipe II (NIDDM)
a. Tidak Gemuk
b. Gemuk
a. Penyakit Pankreas
b. Penyakit Hormonal
f. Sirosis Hepatis
5. DM Gestasional (GDM)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes diagnosis untuk Diabetes Mellitus harus dilakukan bila terdapat gejala
2. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl puasa adalah tanpa intake cairan /
3. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnostik.
Tabel 1. Kadar gula darah sewaktu, puasa dan GD2PP sebagai patokan
penyaring diagnosis DM
No. Pemeriksaan Bukan DM Belum Pasti DM
1. Kadar glukosa sewaktu
- Plasma darah vena < 110 mg/dl 110 – 199 mg/dl > 200 mg/dl
- Darah kapiler < 90 mg/dl 90 – 199 mg/dl > 200 mg/dl
Catatan:
Untuk kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan hasil, dilakukan
ulangan tiap tahun. Bagi mereka yang berusia > 45 tahun tanpa faktor risiko
lain, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
G. PENATALAKSANAAN
DM.
a. Perencanaan makan
a) Karbohidrat 60-70 %
b) Protein 10-15 %
c) Lemak 20-25 %
65
akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah
kandungan kolesterol < 300 mg/hr. Jumlah kandungn serat ±29 gr/hr
1) Jumlah kalori
b. Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama ±30
antara gerak cepat dan lambat, berangsur –angsur dari sedikit latihan yang
lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Sedapat
olahraga sedang adalah jalan cepat selama 20 menit dan olahraga berat
misalnya jogging.
66
c. Penyuluhan
optimal dan penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih
baik.
d. Obat-obatan
Pengobatan dengan insulin, Insulin diberikan tiga kali sehari 15-30 menit
sebelum makan
2) Insulin masa kerja sedang ( NPH : Netral Protamin Hegedom) 6-12 jam
3) Insulin masa kerja panjang ( PZI: Protamin Zine Insulin) 18-24 jam
a) Ketoasidosis diabetik
e) Diabetes tipe I
H. KOMPLIKASI
a. Hipoglikemia
Penyebab tersering lainnya antara lain : makan kurang dari aturan yang
lain-lain.
b. Ketoasidosis Diabetik
Akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dan meninggi terus menerus
pertumbuhan sel dan juga kematian sel yang tidak normal. Perubahan
dasar itu terjadi pada endotel pembuluh darah, sel otot pembuluh darah
lainnya akan menjadi rusak. Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam
a. Retinopati
kebutaan.
b. Nefropati
c. Neuropati
Yang paling sering dan paling penting gejala yang timbul berupa
hilangnya sensasi distal atau seperti kaki terasa terbakar dan bergetar
Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita DM.
diabetes dan ulkus diabetes merupakan hal yang paling sering pada
darah di kaki.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
elektrolit
informasi.
J. FOKUS INTERVENSI
Doengoes (2000):
Kriteria hasil:
normal )
Intervensi:
tindakan selanjutnya
sodium, potassium.
i. Berikan potassium dan elektrolit lewat intra vena, atau oral untuk
Kriteria hasil :
Intervensi :
dan penggunaannya)
pengobatan
Kriteria hasil :
Intervensi :
purulen
melakukan tindakan
IV
aliran darah
Kriteria hasil :
Intervensi :
singkat
kenyataan
kesadaran
Kriteria hasil:
Intervensi :
yang melelahkan
lebih kecil
Intervensi
Kriteria hasil :
a. GDS : 80-109
Intervensi :
penangannya
diabetes
79
Kriteria hasil :
personal
injuri
Intervensi :
ANEMIA
A. PENGERTIAN
hilangnya darah terlalu cepatatau kerena terlalu lambatnya produksi sel darah
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
2002)
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit)
b. Sel darah merah prematur atau penghancuran sel darah merah yang
berlebihan
c. Kehilangan darah
d. Kekurangan nutrisi
e. Faktor keturunan
C. PATOFISIOLOGI
sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus
yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor
diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik
atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai
hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan
masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
D. MANIFESTASI KLINIS
berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan
dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini,
Gejala lain adalah wajah pucat, membran mukosa bibir pucat, ujung jari
tangan dan kaki teraba dingin dan tampak pucat, konjungtiva pucat.
E. KLASIFIKASI
Sel darah merah memiliki ukuran sel yang kecil dan pewarnaan yang
penurunan MCH)
2) Thalasemia major
4) Anemia sideroblastik
2) Anemia aplastik
Sel darah merah memiliki ukuran yang ukuran yang lebih besar dari
1) Bentuk megaloblastik
2) Bentuk non-megaloblastik
sideroblastik)
a. Faktor ekstrakorpuskuler
HDN)
b) Hipersplenisme
d) Akibat infeksi
e) Kerusakan mekanik
b. Faktor intrakorpuskuler
elliptocytosis)
lain
dan hamper 2/3 terdapat dalam Hb. Absorbsi besi terjadi dilambung,
absobsi besi.
b. Anemia megaloblastik
Kebutuhan folat sangat kecil biasanya terjadi pada orang yang kurang
malabsobsi
e. Anemia aplastik
kadar bilirubin)
antara lain
a. Anemia hemolitik
sehingga usia SDM lebih pendek yang disebabkan oleh : 5% dari jenis
kerusakan fisik .
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitk berat yang ditandai dengan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pansitopenia (aplastik). Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt): 3,9 juta per
mikro liter pada wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria
anemia, misal: pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
8. Sel Darah Putih: jumlah sel total sama dengan sel darah merah
Nilai normal Leokosit (per mikro lt) : 6000 – 10.000 permokro liter
tinggi (hemolitik)
Nilai normal Trombosit (per mikro lt): 200.000 – 400.000 per mikro liter
darah
(AP, hemolitik).
17. Guaiak: mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
perdarahan GI
91
19. Analisa gaster: penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan perawatan
kondisi yang mengancam jiwa. Kristaloid adalah cairan awal pilihan. (Daniel,
3. Berikan 2 botol besar cairan intravena dan berikan 1-2 liter cairan
kristaloid dan juga pantau tanda-tanda dan gejala gagal jantung kongestif
jika diindikasikan.
6. Pasien hamil dengan trauma yang ada kecurigaan terhadap adanya Feto-
mereka Rh negatif.
tergantung dari jenis anemia yang diderita oleh pasien. Berikut ini beberapa
terapi yang diberikan pada pasien sesuai dengan jenis anemia yang diderita:
berupa:
tubuh. Besi per oral (ferrous sulphat dosis 3x200 mg, ferrous
ibu hamil dan preoperasi. (preparat yang tersedia antara iron dextran
tubuh.
Dalam terapi anemia akibat penyakit kronik, beberapa hal yang perlu
a. Jika penyakit dasar daat diobati dengan baik, anemia akan sembuh
dengan sendirinya.
b. Anemia tidak memberi respon pada pemberian besi, asam folat, atau
vitamin B12.
3. Anemia Sideroblastik
sideroblastik adalah:
4. Anemia Megaloblastik
Terapi utama anemia defisiensi vitamin B12 dan deficiensi asam folat
adalah terapi ganti dengan vitamin B12 atau asam folat meskipun
demikian terapi kausal dengan perbaikan gizi dan lain-lain tetap harus
dilakukan:
a. Respon terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2-3 dengan puncak
pada hari 7-8. Hb harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu. Neuropati
bulan.
95
5. Anemia Perniciosa
b. Terapi pemeliharaan
6. Anemia Hemolitik
kasus per kasus. Akan tetapi pada dasarnya terapi anemia hemolitik dapat
memberatkan fungsi organ lebih lanjut. Akan tetapi jika syok berat
b. Terapi Kausal
dikoreksi. Tetapi bagi kasus yang penyebabnya telah jelas maka terapi
c. Terapi Suportif-Simtomatik
pertumbuhan pasien.
H. KOMPLIKASI
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan
kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan
97
termasuk otak. Anemia berat, gagal jantung kongesti dapat terjadi karena otot
jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap beban kerja jantung
yang meningkat. Selain itu dispnea, nafas pendek dan cepat lelah waktu
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ke otak
J. FOKUS INTERVENSI
takikardia
98
Kriteria hasil :
b. pernafasan teratur
d. tanda vital dalam batas normal (TD 120-90/90-60 mmHg, nadi 80-
Intervensi :
ke otak
Kriteria hasil:
e. GCS > 13
Intervensi :
hipotensi.
100
Kriteria hasil:
Intervensi :
konsumsi makanan.
101
d. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain
yang berhubungan.
organ.
e. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah
individual.
diidentifikasi.
aktivitas
Kriteria hasil:
sehari-hari)
Intervensi :
kelemahan otot.
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
kenaikan yang melebihi batas normal ( tekanan systole diatas 140 mmHg dan
sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolic >90 mmHg (untuk usia <60
tahun) dan tekanan sistolik ≥160 mmHg dan atau tekanan diastolic >95
(Smeltzer, 2002)
95–104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan
114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau
1) Factor Predisposisi
a) Ciri perseorangan
b) Kebiasaan hidup
penyakit ginjal.
106
2) Faktor Presipitasi
a. Obesitas / kegemukan
b. Kebiasaan merokok
c. Minuman beralkohol
f. Stress
kolesterol.
C. PATOFISIOLOGI
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
PATHWAY
Perubahan fungsi
membran sel
Tahanan perifer
Hipertensi
D. KLASIFIKASI
2 golongan yaitu :
seperti genetik, efek dari skresi Na, obesitas, merokok dan stress.
b. Hipetensi Sekunder
lain-lain.
and Treatment of High Blood pressure, dalam buku Brunner dan suddarth
2002 yaitu :
E. MANISFESTASI KLINIS
1. Sakit kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
3. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susuna saraf pusat.
glomerulus.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan retina
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada
tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap diatas 85
atau 95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 – 139 mmHg, maka perlu dimulai
terapi obat-obatan.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Corwin (2000) antara
lain :
a. Stroke
b. Infark miokard
c. Gagal ginjal
e. Kejang
kegagalan ginjal.
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
2000).
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang
bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian
tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan
terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara
miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
113
darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan
glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid
paru,kaki dan jaringan lain sering disebut oedem.Cairan didalam paru – paru
(hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
serebral.
afterload vasokontriksi.
J. FOKUS INTERVENSI
serebral.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
kegemukan
program berhasil.
vasokontriksi.
Kriteria hasil :
dapat diterima.
rengtang normal.
117
Intervensi :
fungsi.
vaskular.
meningkatkan relaksasi.