Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL KEGIATAN PENYELANGGARAAN RONDE

KEPERAWATAN DENGAN KASUS DIABETES MELITUS DI RUANG


MELATI 3 RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktk Klinik Keperawatan Medikal
Bedah)

Disusun oleh :
KELOMPOK 6
1. 2106277006 Aldy Fajar Nugraha
2. 2106277012 Deny Apriliani Lestari
3. 2106277018 Ega Pirman Agustin
4. 2106277024 Fanny Rifatul Fuadah
5. 2106277036 Intan Putri Nurlela
6. 2106277042 Muhamad Ihsan

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS
2021-2022
PROPOSAL KEGIATAN
PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG MELATI 3 RSUD DR. SOEKARDJO KOTA
TASIKMALAYA

1. Pendahuluan
Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
termasuk didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut
mendorong perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang
konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem
model asuhan keperawatan professional mulai dari ketenagaan/pasien, dan
perbaikan dokumentasi keperawatan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien
ini dapat dimulai dengan upaya menggali kebutuhan pasien demi tercapainya
keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk menggali
secara mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan melaksanakan
ronde keperawatan. Dengan melaksanakan ronde keperawatan diharapkan
dapat memecahkan masalah keperawatan pasien melalui cara berpikir kritis
berdasarkan konsep asuhan keperawatan.

Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk


membahas masalah keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim
keperawatan, konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli
gizi, rehabilitasi medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien,
ronde keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan
harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui
suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara langsung
pada kasus nyata. Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang
berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat
ruangan untuk berpikir secara kritis dalam peningkatan perawatan secara
professional. Dalam pelaksanaan ronde juga akan terlihat kemampuan
perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan yang lain
guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien (Nursalam,2007).

2. Tujuan

A. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui


pendekatan berpikir kritis.

B. Tujuan khusus

Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:

1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis

2) Meningkatkan kemampuan validasi data klien

3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

4) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana


keperawatan

5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang


berorientasi pada masalah klien.

6) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

3. Manfaat
1) Bagi Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.

b. Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien

c. Memenuhi kebutuhan pasien


2) Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.

b. Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.

c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.


3) Bagi rumah sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
b. Menurunkan lama hari perawatan pasien.

RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala
ruangan, perawat assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2011)

2. Manfaat
1) Masalah pasien dapat teratasi
2) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3) Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional 4) Terjalinnya
kerjasama antar tim kesehatan.

5) Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan


benar.

3. Kriteria klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah


dilakukan tindakan keperawatan

2) Klien dengan kasus baru atau langka


4. Peran masing-masing anggota tim
1) Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
2) Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajar
5. Alur pelaksanaan ronde
6. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Melati 3 RSUD kota
Tasikmalaya, persyaratan administratif sudah lengkap (Informed
consent, alat, dan lainnya)

b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde


keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2) Evaluasi Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan 3) Evaluasi Hasil :

a. Klien puas dengan hasil kegiatan.


b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
• Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
• Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.

• Meningkatkan cara berfikir yang sistematis


• Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
• Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
• Meningkatkan kemampuan justifikasi
• Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
• Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Diagnosa Medis Diabetes
Melitus Dengan Masalah Keperawatan Utama Nyeri

A. Pengertian
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang
ditandai oleh kenaikan keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia
(Smeltzer, S.C& Bare, B. G, 2015).

Diabetes Melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan


dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan
problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor
dimana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi
insulin (Perkeni, 2011).

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic


dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya (ADA, 2010).

B. Etiologi
Mekanisme yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada Diabetes Melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor
genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang
berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes Melitus tipe II.

Faktor-faktor lain adalah:


1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas65 tahun).
2. Obesitas.
3. Riwayat keluarga.
4. Ras (Smeltzer, S.C & Bare, B. G, 2015).
C. Klasifikasi
Klasifikasi DM menurut Perkeni, 2011 adalah:
1. DM tipe 1 = destruksi sel beta pancreas umumnya terjadi defisiensi insulin
absolut sehingga mutlak membutuhkan terapi insulin. Biasanya disebabkan
karena penyakit autoimun atau idiopatik.
2. DM tipe 1 = bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relative sampai dominan efek sekresi insulin disertai
resistensi insulin.

3. DM tipe lain
a. Defek genetic fungsi sel beta
b. Defek genetic kerja insulin
c. Penyakit eksokrin pancreas
d. Endokrinopati
e. Karena obat / zat kimia / iatrogenic
f. Infeksi
g. Sebab imunologi yang jarang
h. Sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM
4. Diabetes mellitus gestasional

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari Diabetes Melitus tipe II, yaitu:
1. Kadar glukosa puasa diatas normal.
2. Polyuria (akibat dari diuresis osmotik bila diambang ginjal terhadap
reabsorpsi glukosa dicapai dan kelebihan glukosa keluar melalui ginjal).

3. Polydipsia (disebabkan oleh dehidrasi sel akibat lanjut dari poliuria).


4. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), berat badan berkurang.
5. Keletihan dan mengantuk
6. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi,
luka pada kulit yang sembuhnya lama. (Chris Tanto,2014).

E. Patofisiologi
Proses penyakit Pada Diabetes Melitus tipe II terdapat dua masalah yang
berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukan
sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin
pada Diabetes Melitus tipe II disertai dengan penurunan reaksi intra sel yang
mengakibatkan tidak efektifnya insulin untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa
dalam darah harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresi. Namun
pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini akibat sekresi insulin
berlebihan, dan kadar glukosa akan di pertahankan dalam tingkat normal atau
sedikit meningkat. Namun demikian bila sel-sel beta tidak mampu megimbangi
peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan
mengakibatkan Diabetes Melitus tipe II (Smeltzer, S.C & Bare, B. G, 2015).

F. Komplikasi
1. Komplikasi Akut
a. Ketoasidosis Diabetik, adalah gangguan metabolik yang terjadi akibat
defisiensi insulin di karakteristikan dengan hiperglikemia eksterm (lebih
300 mg/ dl). Pasien sakit berat dan memerlukan intervensi untuk
mengurangi kadar glukosa darah dan memperbaiki asidosis berat,
elektrolit, ketidakseimbangan cairan. Adapun faktor `pencetus
Ketoasidosis Diabetik: obat-obatan, steroid, diuretik, alkohol, gagal diet,
kurang cairan, kegagalan pemasukan insulin, stress, emosional, dan
riwayat penyakit ginjal.

b. Hipoglikemia merupakan komplikasi insulin dengan menerima jumlah


insulin yang lebih banyak daripada yang di butuhkannya untuk
mempertahankan kadar glukosa normal. Gejala-gejala hipoglikemia
disebabkan oleh pelepasan epinefrin (berkeringat, gemetar, sakit kepala
dan palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak (tingkah
laku yang aneh, sensorium yang tumpul dan koma).

(Ernawati, 2013).
2. Komplikasi jangka panjang
a. Komplikasi mikrovasker
Komplikasi mikrovaskuler yang terjadi yaitu retinopati diabetic,
komplikasi optalmologi yang lain, nefropati, dan neuropati
diabetes.Neuropati sensorik perifer berperanan dalam timbulnya
cedera pada kaki.Komplikasi ini menyebabkan gangguan pada
mekanisme proteksi kaki yang normal, sehingga pasien dapat
mengalami cedera pada kaki tanpa disadari.Neuropati otonom
menyebabkan terjadinya anhidrosis dan gangguan perfusi kaki,
akhirnya kulit menjadi kering dan dapat terbentuk fisura.(Chris Tanto,
2014).

b. Komplikasi Makrovaskuler
Komplikasi makrovaskuler yang terjadi yaitu penyakit arteri koroner,
penyakit serebrovaskuler dan penyakit vaskuler perifer.Gabungan dari
gangguan biokimia yang disebabkan karena insufisiensi insulin yang
menjadi penyebab jenis penyakit vaskuler.Gangguan–gangguan ini
berupa penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler, hiperproteinemia
dan kelainan pembekuan darah. Pada akhirnya makrovaskuler diabetik
ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskuler. Jika yang terkena
adalah arteri koronariadan aorta, maka dapat mengakibatkan angina
dan infark miokardium.

(Ernawati, 2013).
G. Penatalaksanaan
Kerangka utama penatalaksanaan Diabetes Melitus yaitu edukasi,
perencanaan makan, latihan jasmani, dan obat hipoglikemik.

1. Edukasi
Edukasi mengenai pengertian DM, promosi perilaku hidup sehat,
pemantauan darah mandiri, serta tanda dan gejala hipoglikemia serta cara
mengatasinya perlu dipahami oleh pasien.

2. Perencanaan makan (meal planning)


Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), telah
ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan
komposisi seimbang berupa karbohidrat (45-65%), protein (10-20%).
Lemak (20-25%).Apabila diperlukan santapan dengan komposisi
karbohidrat sampai 70-75% juga memberikan hasil yang baik, terutama
untuk golongan ekonomi rendah. Jumlah kalori disesuaikan dengan
pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan jasmani untuk
mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol <300 mg/
hari.Jumlah kandungan serat ± 25 g/ hari, diutamakan jenis serat
larut.Konsumsi garam dibatasai bila terdapat hipertensi.Pemanis dapat
digunakan secukupnya.
3. Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama ±0,5 jam
yang sifatnya sesuai CRIEPE (continous, rhytmical, interval,
progressive, endurance training).Latihan yang dapat dijadikan pilihan
adalah jalan kaki, jogging, renang, bersepeda, dan mendayung.

4. Obat berkhasiat hipoglikemik


a. Sulfonilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulsai pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin, meningkatkan sekresi
insulin sebagai aklibat rangsangan glukosa. Obat golongan ini
biasanya diberikan pada pasien dengan berat badan normal dan masih
bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.

b. Biguanid
Obat ini menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah
normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin.Obat ini
dianjurkan untuk pasien gemuk (indeks masa tubuh/ IMT > 30) sebagai
obat tunggal.

c. Inhibitor α glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α
glukosidase didalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan
glukosa dan menurunkan hiperglikemia pasca prandial. (Perkeni, 2011)

H. Pemeriksaan penunjang
Beberapa tes yang dilakukan yaitu glukosa darah: meningkat100-200
mg/dl atau lebih, aseton plasma (keton): positif secara mencolok, asam
lemak bebas:kadar lipid dan kolesterol meningkat,urin:guladan asetonpositif:
berat jenis dan osmolaritas mungkin meningkat,Tes Toleransi Glukosa
(TTG) memanjang (≥200mg/dl) untuk pasien yang kadar glukosa meningkat
di bawah kondisi stress, hemoglobin glikosilat di atas rentang normal untuk
mengukur presentase glukosa yang melekat pada hemoglobin rentang normal
5-6% (Doenges, M. E, et al, 2012).
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

1. Pelaksanaan Kegiatan

Topik : Asuhan keperawatan klien dengan diagnosa Diabetes Melitus


dengan masalah keperawatan utama

Sasaran : Tn. A dengan diagnosa medis DM

Hari/Tanggal : Jumat, 29 Oktober 2021

Waktu : 30 menit (Pukul 13.00 – 13.30 WIB)

Tempat : Ruang Melati 3 RSUD Soekardjo

2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Ners A
PP 1 : Ners E
PP 2 : Ners D
PA 1 : Ners F
PA 2 : Ners I
Perawat Konselor : Ners M
3. Materi
Paparan asuhan keperawatan Tn. A dengan diagnosa medis Diabetes
Melitus di Ruang Melati 3 RSUD Soekardjo Tasikmalaya

4. Metode
1) Ronde Keperawatan
2) Diskusi dan tanya jawab
5. Media
1) Dokumentasi klien (status)
2) Materi yang disampaikan secara lisan
3) Sarana diskusi : Alat tulis : kertas dan bollpoin
Mekanisme Kegiatan

KEGIATAN
TAHAP KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU
KLIEN
Pra Ronde Pra Ronde Ruang PP1, PA1 - Dua hari
Aster sebelum
a) Menetapkan kasus dan
RSUD dr. pelaksanaan
topik
Soekardjo
ronde
b) Menentukan tim ronde.

c) Mencari sumber dan


literatur.
d) Membuat proposal

e) Mempersiapkan klien

f) Informed consent kepada


keluarga
Ronde Ronde
1) Pembukaan : Nurse Kepala Mendengarkan 2 Menit
Station Ruangan
a. Salam pembukaan

b. Memperkenalkan klien
dan tim ronde
c. Menjelaskan tujuan
kegiatan ronde
d. Mempersilahkan PP1
menyampaikan
kasusnya

2) Penyajian data/masalah
Nurse PP1 10 Menit
a. Menyampaikan dasar Station
pertimbangan
dilakukan ronde
b. Menjelaskan riwayat
penyakit
c. Menjelaskan masalah
klien yang belum
terselesaikan dan
tindakan yang telah
dilaksanakan
d. Menyampaikan
evaluasi keberhasilan
intervensi
e. Klarifikasi data yang PP2
telah disampaikan

3) Validasi data

a. Memberi salam dan


Bed Klien Ketua Tim Memberi 8 Menit
memperkenalkan tim
respon dan
ronde kepada klien dan
menjawab
keluarga.
pertanyaan
b. Memvalidasi data
PP2, PA
yang telah
disampaikan dengan
melibatkan keluarga
telah disampaikan
dengan melibatkan
keluarga .
Nurse
c. Karu membuka dan Station
memimpin diskusi. Tim ronde
Konselor
d. Diskusi antar anggota
tim dan klien tentang
masalah keperawatan
yang belum
terselesikan dari
validasi data antar tim
ronde

e. Pemberian justifikasi
oleh konselor tentang
masalah pasien serta
rencana tindakan yang
akan dilakukan belum
terselesaikan dari
validasi data antar tim

Pasca Pasca Ronde


Ronde Nurse Kepala 10 menit
a. Menyimpulkan hasil
Station ruangan
diskusi dan
merekomendasikan
Tim ronde
solusi yang dilakukan
dalam mengatasi
masalah.
Kepala
b. Reward dan Salam
ruangan
c. Penutup

6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur

1) Persiapan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan ronde keperawatan

2) Penyusunan proposal ronde keperawatan

3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik

4) Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum


pelaksanaan ronde keperawatan

5) Penentuan pasien dan kasus yang akan dilaksanakan ronde

6) Membuat informed consent dengan pasien dan keluarga

b. Evaluasi Proses
Pelaksanaan ronde keperawatan berjalan dengan lancar. Masing-masing
dapat menjalankan perannya dengan baik.

c. Evaluasi Hasil

Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan


permasalahan pasien.
RESUME KEPERAWATAN

Data Umum
Nama Pasien : Tn. A
Usia : 54 tahun
No RM : 17051709
Alamat : Karangnunggal Kab.Tasikmalaya
Tgl MRS : 22-10-2021

Keluhan Utama : Nyeri abdomen bagian kiri atas


Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengatakan nyeri abdomen dibagian kiri atas, nyeri bertambah


bila digerakkan, nyeri seperti tertindih, menyebar kebagisn dada kiri, dengan
skala 8 yaitu skala berat rentang dari 0 sampai 10. Nyeri sudah 1 minggu ke
belakang. Kemudian batuk terus menerus yang mengganggu istirahat tidur.

Riwayat penyakit dahulu : sebelumnya klien tidak pernah mengalami


penyakit yang sama, dan tidak menyangka mempunyai penyakit DM.

Riwayat penyakit keluarga : Tidak terdapat penyakit keluarga.

Perkembangan vital sign


Rata-rata tensi pasien, sistole 140 mmHg dan diastole 90 mmHg. Nadi
100 x/menit. Selama perawatan suhu pasien rata rata (36°-37°C), dan
respiratory rate rata-rata 22 x/menit

Pemeriksaan Fisik
B1 : Keluhan nyeri abdomen bagian kiri atas nyeri bertambah bila
digerakkan, nyeri seperti tertindih, menyebar kebagisn dada kiri,
dengan skala 8 yaitu skala berat rentang dari 0 sampai 10.

B2 : Irama jantung reguler, CRT <2 detik, S1 S2 tunggal (lupdup),


terdapat keluhan nyeri abdomen dan dada saat batuk, akral hangat.

B3 : GCS = 15 E : 4, M : 6, V : 5, kesadaran composmentis, pupil


isokor, tidak ada gangguan penciuman, penglihatan, pendengaran. B4
: BAK spontan, tidak terdapat pembesaran kandung kemih.
B5 : Mulut bersih, mukosa lembab, abdomen supel, nafsu makan
menurun, peristaltik usus 10x/menit
B6 :Kemampuan pergerakan sendi sedikit kaku, kekuatan otot lemah,
terdapat ulkus pedis.

Endokrin :
Sistem endokrin terdapat hiperglikemia, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid maupun pembesaran kelenjar getah bening.

Pengkajian Psikososial :
Ekspresi klien terhadap penyakitnya klien terlihat agak murung.
Klien kooperatif ketika diajak berkomunikasi.

Personal Hygiene dan kebiasaan :


Klien mandi dibantu oleh keluarga 1 kali sehari.
Daftar Masalah Keperawatan :
1) Nyeri
2) Nuttrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3) Kerusakan integritas jaringan
Masalah keperawatan yang muncul

No Tanggal ditemukan Masalah Tanggal teratasi


1 27-10-2021 1) Nuttrisi kurang dari Belum Teratasi
kebutuhan tubuh.
27-10-2021 2) Kerusakan integritas
jaringan 3) Nyeri
27-10-2021
27-10-2021
27-10-2021

Riwayat Pemberian Terapi


TERAPI Jam Pemberian
Infus RL 15 tpm
Infus NaCl 0,9% 20 tpm
Esomeprazole 1x40 mg Pagi 08.00 -
Ondansetron 2x4mg Pagi 08.00 Malam 20.00
Ceftriaxone 2x1 Pagi 08.00 Malam 20.00
Metronidazole 3x500mg Pagi 08.00 Siang 15.00, Malam 20.00
Paracetamol tablet Pagi 08.00 Siang 15.00, Malam 20.00
3x500mg
NAC 3x200 mg Pagi 08.00 Siang 15.00, Malam 20.00

Hasil Lab Tanggal 25-26-10-2021

KETERANAGAN NILAI NORMAL HASIL


KARBOHIDRAT
Glukosa Sewaktu 76-110 118
Glukosa Puasa 70-100 120
MIKROBIOLOGI
Mtb Not Detected Detected low
Rif Resistensi Not Detected Not Detected
Kesimpulan Negatif TB Sensitif)
ABDOMEN Pankreatitis dd/DM
Thorax AP Dewasa Cardiomegali
Pneumonia
KP aktif kiri
Hydropneumothorax kiri

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pelaksanaan Kegiatan

Hari : Jumat, 29 Oktober 2021


Waktu : 09.00 – selesai
Pelaksana : Tim Ronde
Tempat : Ruang Melati 3 RSUD dr. Soekardjo

Acara dihadiri oleh :


1. Kepala Ruangan.
2. Perawat Konselor.

2. Struktur Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Ners A

PP 1 : Ners D
PP 2 : Ners E
PA 1 : Ners F
PA 2 : Ners I
Perawat Konselor : Ners M

3. Materi : Asuhan keperawatan Tn.A dengan diagnosa medis Diabetes


Melitus di Ruang Melati 3 RSUD dr. Soekardjo

4. Metode
1. Presentasi
2. Diskusi dan tanya jawab
5. Media
3. Dokumentasi klien (status)
4. Materi yang disampaikan secara lisan
5. Sarana diskusi : Alat tulis : kertas dan bollpoin
6. Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok pada
hari ke 3 dinas di ruang melati 3. Persiapan kasus dilakukan 2 hari
sebelum pelaksanaan, dengan uraian sebagai berikut:

a. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan


pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan.

b. Penanggung jawab kegiatan menyusun resume kasus ronde


keperawatan

c. Menyiapkan resume keperawatan pasien selama dirawat


d. Meminta informed concent ronde keperawatan sesuai jenis kasus.
7. Pelaksanaan
Topik : Ronde Keperawatan
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien Tn. A dengan diagnosa
medis Diabetes Melitus di Ruang Melati 3 RSUD dr.

Soekardjo
Hari/tanggal : Jumat, 29 Oktober 2021

Waktu : 09.00- Selesai

Tempat : Ruang Melati 3 RSUD dr. Soekardjo


Acara dihadiri oleh :

1. Kepala Ruangan

2. Tim Ronde

Anda mungkin juga menyukai