Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

MEMBERIKAN MEDIKASI MELALUI INTRAMUSKULAR,


INTRAVENA, SUBKUTAN DAN INTRAKUTAN (KEAMANAN DAN
KENYAMANAN)

A. Intravena
1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :
Injeksi intravena melalui saluran infus
Diagnosa medis : Gastroenteritis Akut
2. Diagnosa keperawatan : Diare berhubungan dengan proses inflamasi
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
No Tindakan Rasional
1. Mengucapkan salam pada klien, menerapkan etika
perkenalan diri, jelaskan prosedur, keperawatan
informed consent, kontrak waktu
2. Cuci tangan mencegah transmisi
mikroorganisme
3. Menjaga privasi pasien, posisi tempat memastikan keamanan
tidur dalam tinggi ynag tepat, dan atur dan kenyamanan pasien
posisi sesuai kenyamanan pasien selama dilakukan
tindakan
4. Pakai sarung tangan mencegah transmisi
mikroorganisme
5. Mengecek kembali identitas klien mencegah terjadinya
(identifikasi klien) kesalahan tindakan

6. Menerapkan 6 B : Benar obat, benar mencegah terjadinya


pasien, benar dosis, benar rute kesalahan tindakan
pemberian, benar waktu, benar
dokumentasi (Kurnia, 2013).
7. Desinfeksi lokasi injeksi mencegah transmisi
mikroorganisme
8. Menetukan area penyuntikan tergantung obat yang di
berikan
9. Masukan jarum dengan 45-60° memasukan ke vena

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan


cara pencegahannya :
a. Kesalahan dalam pemberian obat IV
Pencegahannya : perawat harus lebih teliti dalam menerapkan 6 Benar
dalam pemberian obat
b. Pemberian obat melalui selang intravena bisa menyebabkan plebitis
Pencegahan : melakukan pemberian obat intravena dengan hati-hati
c. Nyeri ketika memasukkan obat jenis tertentu
Pencegahannya : memasukkan obat secara perlahan-lahan dengan
sambil mengajak pasien berbicara
d. Pemberian obat intravena dapat menyebabkan emboli, infeksi akibat
jarum suntik yang tidak steril
Pencegahannya : lakukan pengecekan kembali pada jarum suntik yang
akan digunakan.
5. Tujuan tindakan tersebut :
a. Mempercepat reaksi obat sehingga obat langsung masuk ke sistem
sirkulasi darah.
b. Pemberian obat melaui IV yaitu agar obat langsung masuk ke dalam
jalur 5 peredaran darah.
c. Tujuan dapat digunakan untuk keadaan gawat darurat pada pasien
kritis yang tidak stabil (Rahayu et al., 2017).
6. Hasil yang didapatkan dan maknanya :
Pemberian obat intravena mempermudah dalam tindakan pemberian
obat. Dan juga pemberian obat intravena mempercepat reaksi dan
penyerapan dibanding oral maupun IM.
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah/ diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborasi)
a. Anjurkan banyak minum air putih
b. Melakukan kompres dingin
c. Melakukan pengecekan hasil lab darah
d. Pemberian obat antibiotik jika diperlukan
B. Intramuskular
1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :
Injeksi intramuskular (pemberian obat melalui lapisan otot) dapat
menjadi satu-satunya rute pemberian obat bila pasien mengalami iritasi
saat diberikan secara intravena dan pengganti pemberian oral karena
beberapa obat rusak oleh sistem pencernaan (Laodikia & Tambunan,
2017).
Diagnosa medis :
2. Diagnosa keperawatan :
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
No Tindakan Rasional
1. Mengucapkan salam pada klien, menerapkan etika
perkenalan diri, jelaskan prosedur, keperawatan
informed consent, kontrak waktu
2. Cuci tangan mencegah transmisi
mikroorganisme
3. Menjaga privasi pasien, posisi tempat memastikan keamanan
tidur dalam tinggi ynag tepat, dan atur dan kenyamanan pasien
posisi sesuai kenyamanan pasien selama dilakukan
tindakan
4. Pakai sarung tangan mencegah transmisi
mikroorganisme
5. Mengecek kembali identitas klien mencegah terjadinya
(identifikasi klien) kesalahan tindakan

6. Menerapkan 6 B : Benar obat, benar mencegah terjadinya


pasien, benar dosis, benar rute kesalahan tindakan
pemberian, benar waktu, benar
dokumentasi
7. Area penusukan yaitu daerah gluteal 1/3 menentukan area
bagian atas dan sebelum dilakuakan penyuntikan dan
penusukan harus dilakukan disinfeksi mencegah transmisi
pada area penusukan (Tambunan et al., mikroorganisme
2014).
8. Memasukkan spuit 90º menginjeksi sampai ke
otot
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan
cara pencegahannya :
a. Dalam melakukan tindakan IM sangat perlu untuk memperhatikan
letak penusukan
b. Resiko infeksi jika tindakan tidak steril
c. Nyeri oleh adanya trauma jaringan akibat luka tusuk
Pencegahan : Tindakan keperawatan yang bermutu, berkualitas, aman dan
nyaman didasarkan pada pelaksanaan asuhan yang sesuai dengan Standart
Operational Procedure (SOP) (Laodikia & Tambunan, 2017).
5. Tujuan tindakan tersebut :
a. Tujuan dapat digunakan untuk keadaan gawat darurat pada pasien
kritis yang tidak stabil
b. Mempercepat reaksi obat sehingga obat langsung masuk ke sistem
sirkulasi darah.
c. Untuk memasukkan obat dalam jumlah besar.
6. Hasil yang didapatkan dan maknanya :
Hasil injeksi terapi masuk sesuai dengan indikasi
Selesai pemberian obat nyeri akan berkurang.
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah/ diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborasi)
a. Pemberian non farmakologi
b. Jaga lingkungan yang tenang, bersih dan ventilasi yang baik.
C. Subkutan
1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :
Injeksi subkutan (pemberian terapi obat insulin yang dilakukan pada
bawah kulit/lengan atas bagian luar/deltoid) (Fadinie et al., 2016).
Diagnosa medis :
2. Diagnosa keperawatan :
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
No Tindakan Rasional
1. Mengucapkan salam pada klien, menerapkan etika
perkenalan diri, jelaskan prosedur, keperawatan
informed consent, kontrak waktu
2. Cuci tangan mencegah transmisi
mikroorganisme
3. Menjaga privasi pasien, posisi tempat memastikan keamanan
tidur dalam tinggi ynag tepat, dan atur dan kenyamanan pasien
posisi sesuai kenyamanan pasien selama dilakukan
tindakan
4. Pakai sarung tangan mencegah transmisi
mikroorganisme
5. Mengecek kembali identitas klien mencegah terjadinya
(identifikasi klien) kesalahan tindakan

6. Menerapkan 6 B : Benar obat, benar mencegah terjadinya


pasien, benar dosis, benar rute kesalahan tindakan
pemberian, benar waktu, benar
dokumentasi.
7. Desinfeksi lokasi injeksi mencegah transmisi
mikroorganisme
8. Menetukan area penyuntikan tergantung obat yang di
berikan
9. Masukan jarum dengan 45-60° menginjeksi subkutan
sampai bawah kulit
10. Melakukan aspirasi dengan menarik Mencegah kesalahan
pullgger apabila ada darah cabut jarum masuk obat
dan buang spuit ulangi lagi dari
menyiapkan obat
11. Desinfeksi lokasi injeksi mencegah transmisi
mikroorganisme

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan


cara pencegahannya :
a. Dalam melakukan injeksi subkutan sangat perlu untuk memperhatikan
letak penusukan
b. Resiko infeksi jika tindakan tidak steril
Pencegahan : Tindakan keperawatan yang bermutu, berkualitas, aman dan
nyaman didasarkan pada pelaksanaan asuhan yang sesuai dengan Standart
Operational Procedure (SOP) (Laodikia & Tambunan, 2017).
5. Tujuan tindakan tersebut :
a. Memasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan dibawah kulit untuk
diabsorpsi (penyerapan).
b. Mempertahankan glukosa darah tetap normal
c. Mempercepat reaksi obat sehingga obat langsung masuk ke sistem
sirkulasi darah.
6. Hasil yang didapatkan dan maknanya :
Selesai pemberian obat nyerinya akan berkurang.
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah/ diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborasi)
a. Pemberian non farmakologi
D. Intrakutan
1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :
Injeksi intrakutan (bisa disebut juga skin test, dilakukan dengan
memasukkan sedikit obat ke dalam jaringan intracutan atau dibawah kulit)
(Rahayu et al., 2017).
Diagnosa medis :
2. Diagnosa keperawatan
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
No Tindakan Rasional
1. Mengucapkan salam pada klien, menerapkan etika
perkenalan diri, jelaskan prosedur, keperawatan
informed consent, kontrak waktu
2. Cuci tangan mencegah transmisi
mikroorganisme
3. Menjaga privasi pasien, posisi tempat memastikan keamanan
tidur dalam tinggi ynag tepat, dan atur dan kenyamanan pasien
posisi sesuai kenyamanan pasien selama dilakukan
tindakan
4. Pakai sarung tangan mencegah transmisi
mikroorganisme
5. Mengecek kembali identitas klien mencegah terjadinya
(identifikasi klien) kesalahan tindakan

6. Menerapkan 6 B : Benar obat, benar mencegah terjadinya


pasien, benar dosis, benar rute kesalahan tindakan
pemberian, benar waktu, benar
dokumentasi.
7. Desinfeksi lokasi injeksi mencegah transmisi
mikroorganisme
8. Menetukan area penyuntikan tergantung obat yang di
berikan
9. Masukan obat sampai membentuk dilakukan untuk melihat
gelembung dengan posisi jarum 15° reaksi obat
10. Buatlah lingkaran menggunakan memberikan tanda telah
bolpoin dengan jarak 1-1,5 cm dengan dilakukan skin test dan
mengelilingi gelembung tempat injeksi melihat ada alergi atau
dan tulis jam saat dimasukan obat tidak
11. Obsevasi setelah 10-15 menit dilokasi untuk melihar reaksi
injeksi terhadap obat

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan


cara pencegahannya :
a. Dalam melakukan injeksi intrakutan sangat perlu untuk
memperhatikan letak penusukan
b. Resiko infeksi jika tindakan tidak steril
c. Pasien alergi terhadap obat
5. Tujuan tindakan tersebut :
a. Memasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan dibawah kulit untuk
diabsorpsi (penyerapan)
b. Tindakan ini merupakan tes terhadap reaksi obat tertentu, apakah
orang tersebut alergi atau tidak.
6. Hasil yang didapatkan dan maknanya :
Selesai pemberian obat nyerinya akan berkurang.
Tidak ada alergi terhadap obat
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah/ diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborasi)
Tindakan ini merupakan tindakan yang berupa pengetesan dan bukan
untuk menyelesaikan masalah maka tidak ada tindakan lain yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Fadinie, W., Arifin, H., & Wijaya, D. W. (2016). Perbandingan Penilaian Visual
Analog Scale dari Injeksi Subkutan Morfin 10 mg dan Bupivakain 0,5 %
Pada Pasien Pasca Bedah Sesar Dengan Anestesi Spinal. Jurnal Anestesi
Perioperatif, 4(2), 117–123.
Kurnia, E. (2013). Pemberian Obat Melalui Intravena Terhadap Kejadian Phlebitis
Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit. Jurnal STIKes, 6(1), 109–118.
Laodikia, C., & Tambunan, E. (2017). Teknik Injeksi Intramuskular Tanpa
Aspirasi Untuk Menurunkan Intensitas Nyeri Saat Prosedur Injeksi Vitamin
Neurobion 5000 Pada Pasien Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Advent
Bandung. Jurnal Skolastik Keperawatan, 3(2), 105–113.
Rahayu, A., & Kadri, H. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Perawat
Tentang Terapi Intravena Dengan Pencegahan Plebitis Di Ruang Rawat
Inap RSUD Raden Mattaher Kota Jambi. Jurnal Akademika Baiturahim,
6(1), 86–100.
Tambunan, E. H., & Wulandari, S. (2014). Penggunaan Tehnik Z-Track Dan Air
Lock Untuk Menurunkan Rasa Nyeri Pada Teknik Menyuntik
Intramuskuler. Jurnal Kesehatan, 4(1), 215–222.

Anda mungkin juga menyukai