Anda di halaman 1dari 12

2512 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 14, No.

1, 2020, halaman 2512 – 2523

PROFIL PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI KIMIA SISWA


MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBASIS KONTEKSTUAL

Aas Yanuar Anggraenia*, Sri Wardania, dan Aidat Nurul Hidayahb


a
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp (024)8508035
b
SMA Islam Sudirman Ambarawa
Jl Jendral Sudirman No. 2A, Ambarawa, 50612, Telp (0298)592479
E-mail: aasanggraeni4@gmail.com

ABSTRAK

Proses pembelajaran dikelas saat ini mengarahkan siswa untuk dapat


mengembangkan kemampuan berpikirnya, salah satunya kemampuan literasi kimia.
Kemampuan literasi kimia dapat dibangun dengan melaksanakan kegiatan belajar yang
membiasakan siswa berpikir dan membangun konsep pengetahuannya secara mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil peningkatan kemampuan literasi kimia
siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis kontekstual. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik cluster random sampling, dengan sampel
dua kelas X MIPA SMA Islam Sudirman Ambarawa. Metode pengumpulan data penelitian ini
menggunakan tes literasi kimia dan angket. Analisis data menggunakan uji n-gain, uji
normalitas, uji kesamaan dua varians, dan uji t satu pihak kanan. Hasil penelitian diperoleh rata-
rata nilai posttest literasi kimia kelas eksperimen sebesar 72,86 dan kelas kontrol 63,42. Hasil
uji n-gain kelas eksperimen sebesar 0,621 dan kelas kontrol 0,618 keduanya dalam kategori
sedang. Hasil uji t satu pihak kanan pada nilai posttest diperoleh harga t hitung sebesar 3,66 lebih
dari ttabel 2,00 yang berarti kemampuan literasi kimia siswa kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis kontekstual dapat meningkatkan profil kemampuan
literasi kimia siswa pada aspek konteks, pengetahuan, kompetensi, dan sikap.

Kata Kunci: inkuiri terbimbing, kemampuan literasi kimia, pembelajaran kontekstual.

ABSTRACT

Learing process in classroom in this time directing the students to develop their thinking
skills, one of which is chemical literacy ability. Chemical literacy ability can be built by
implementing learning activities get used to thinking and develop student knowledge concepts
independently. The purpose of this research is to describe the profile of students’s chemical
literacy ability improvement through contextual inquiry-based learning. The method used is
experimental method with pretest-posttest control group design. Samples were taken using
cluster random sampling technique, sample using two classes in X MIPA SMA Islam Sudirman
Ambarawa. Data collection method in this research is chemical literacy test and questionnaire.
Analysis of data using n-gain test, normality test, similarity two variance test, and t test. The
results of the research showed the average value of chemical literacy posttest experimental
class 72.86 and control class of 63.42. The test result of n-gain experimental class 0.621 and
control class 0.618, both in medium category. The t test results on the posttest value t count of
3.66 over ttable of 2.00, which means the chemical literacy ability of experimental class is better
than control class. Based on these results, it can be concluded that contextual-guided inquiry
learning can improve students’s chemical literacy profile on context aspect, knowledge,
competency, and attitude aspect.

Keywords: chemical literacy abilities, contextual learning, guided inquiry.


Aas Yanuar Anggraeni, dkk., Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Kimia Melalui …. 2513

PENDAHULUAN terbimbing. Penyampaian materi yang


Fungsi pendidikan menurut Pasal 3 cenderung kurang memperkenalkan sains
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem sebagai proses dan aplikasi sains
Pendidikan Nasional salah satunya adalah mengakibatkan ketidaktertarikan siswa
mengembangkan kemampuan siswa. mempelajari sains, sehingga literasi sains
Kemampuan siswa dapat dikembangkan siswa kurang. Salah satu materi kimia kelas
melalui pembelajaran yang membiasakan X yaitu materi materi larutan elektrolit dan
siswa berpikir, membangun pemahaman non elektrolit, dalam proses
konsep dan pengetahuan secara mandiri. pembelajarannya masih menggunakan
Pembelajaran tersebut memposisikan metode ceramah dan tanya jawab, dan
siswa sebagai pusat belajar (student jarang melaksanakan kegitaan praktikum.
center) dimana siswa mengkontruksi Faktanya siswa lebih dominan menghafal
pengetahuannya sendiri berdasarkan materi, sehingga siswa kesulitan dalam
fenomena yang terjadi disekitarnya. Salah mengkaitkan materi dengan konsep-konsep
satu pembelajaran berbasis student center sains di kehidupan sehari-hari
adalah pembelajaran dengan model inkuiri (kontekstual).
yang didasarkan pada teori belajar Pembelajaran yang bersifat
konstruktivisme. Wardani, et al., (2016) kontekstual dapat diterapkan dengan
menjelaskan pembelajaran inkuiri sesuai pembelajaran inkuiri terbimbing. Hosnan
jika diterapkan pada materi yang (2014) menjelaskan pembelajaran
memungkinkan siswa aktif untuk kontekstual adalah konsep belajar dimana
menganalisis dan memecahkan persoalan guru menghadirkan dunia nyata ke dalam
secara sistematis. kelas dan membimbing siswa membuat
Pembelajaran inkuiri yang hubungan keterkaitan antara pengetahuan
diterapkan perlu melibatkan bimbingan dari yang dimiliki dengan penerapannya dalam
guru dikarenakan siswa belum terbiasa kehidupan.
menggunakan model pembelajaran ini, Pembelajaran secara kontekstual
sehingga pembelajaran yang cocok adalah memfasilitasi siswa memperoleh
dengan pembelajaran inkuiri terbimbing pengalaman langsung sehingga dapat
(Villagonzalo, 2014). Pelaksanaan meningkatkan kekuatan potensinya untuk
pembelajaran inkuiri terbimbing guru mencari, menyimpan, dan menerapkan
memberikan contoh-contoh topik spesifik konsep yang telah dipelajarinya (Maknun,
dan membimbing siswa untuk memahami 2014). Guru bertugas merancang kegiatan
topik tersebut (Eggen dan Don, 2012) belajar agar siswa mampu menemukan
Berdasarkan hasil observasi dan sendiri konsep dari materi yang dipelajari,
wawancara dengan guru dan beberapa dan dalam prosesnya guru tetap menjaga
siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa, interaksi antara siswa dan siswa ataupun
diketahui pembelajaran di sekolah tersebut siswa dan guru dengan cara melakukan
belum menerapkan model inkuiri proses bertanya dan menjawab sehingga
2514 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 14, No. 1, 2020, halaman 2512 – 2523

siswa dapat terpancing dan terdorong untuk banyak melakukan investigasi


menemukan konsep (Srikandi, et al., 2017). menggunakan berbagai sumber belajar,
Guru dapat mengkaitkan topik sehingga akan menstimulasi kemampuan
pembelajaran dengan contoh-contoh literasi sains siswa yaitu kemampuan
penggunaan bahan di kehidupan sehari- mengidentifikasi, menganalisis sampai
hari yang dapat dijadikan sebagai sumber menarik kesimpulan dari sebuah fenomena
belajar. Mengkaitkan antara materi dengan yang ditemui sehingga siswa akan
contoh aplikasinya di kehidupan dalam memahami pengaruh sains terhadap
proses pembelajaran, diperlukan untuk perkembangan teknologi dan implikasinya
menumbuhkan sikap kepedulian siswa bagi kehidupan.
terhadap lingkungan, sekaligus menunjang Berdasarkan latar belakang tersebut,
kemampuan literasi sains siswa. maka penelitian ini bertujuan untuk
Literasi sains yang dibangun dalam mendeskripsikan profil peningkatan
penelitian ini adalah literasi kimia, kemampuan literasi kimia siswa melalui
dikarenakan pembelajaran kimia pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
merupakan bagian dari pembelajaran sains kontekstual.
sehingga pembelajaran kimia juga
bertanggung jawab terhadap pencapaian METODE PENELITIAN
literasi kimia siswa. Celik, (2014) Penelitian ini merupakan jenis
menyatakan literasi kimia sebagai penelitian eksperimen dengan desain
pemahaman tentang sifat partikel materi, pretest-pottest control group design. Materi
reaksi kimia, hukum dan teori kimia, dan pelajaran dalam penelitian adalah materi
aplikasi kimia umum dalam kehidupan larutan elektrolit dan non elektrolit. Populasi
sehari-hari. Aplikasi dari materi larutan penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA
elektrolit dan non elektrolit dalam semester genap SMA Islam Sudirman
kehidupan sehari-hari misalnya, Ambarawa tahun ajaran 2018/2019.
penangkapan ikan menggunakan setrum Pengambilan sampel dilakukan
listrik, pemadaman listrik saat banjir, dan menggunakan teknik cluster random
minuman isotonik. sampling, yaitu mengambil sampel secara
Aplikasi materi tersebut dapat acak kelompok.
meningkatkan kemampuan literasi kimia Sampel penelitian yaitu kelas X
siswa melalui pembelajaran inkuiri MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan
terbimbing. Hal tersebut didukung kelas X MIPA 4 sebagai kelas kontrol.
penelitian Aulia, et al., (2018) menjelaskan Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
materi pembelajaran berbasis inkuiri pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
terbimbing efektif untuk meningkatkan kontekstual yang diterapkan di kelas
kemampuan literasi sains siswa. eksperimen, dan pembelajaran model
Puspitasari (2015) menjelaskan dengan inkuiri terbimbing di kelas kontrol. Variabel
pembelajaran inkuiri terbimbing siswa terikat adalah profil peningkatan
Aas Yanuar Anggraeni, dkk., Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Kimia Melalui …. 2515

kemampuan literasi kimia siswa. Variabel mengumpulkan data, dan merumuskan


kontrol adalah kurikulum, guru yang sama, simpulan. Akan tetapi pada kelas
materi, dan jumlah jam pelajaran yang eksperimen, pembelajaran yang diterapkan
sama. dilengkapi dengan pembelajaran berbasis
Metode pengumpulan data kontekstual.
penelitian ini adalah tes dan angket. Pembelajaran kontekstual adalah
Instrumen penelitian yang digunakan antara konsep belajar dimana guru menghadirkan
lain silabus, rencana pelaksanaan situasi nyata kedalam kelas dan
pembelajaran (RPP), tes literasi kimia, dan mengarahkan siswa membuat hubungan
angket sikap sains siswa. Analisis data antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penelitian terdiri dari analisis data populasi contohnya dikehidupan sehari-hari.
dan analisis data hasil penelitian. Analisis Pembelajaran inkuiri merupakan
data populasi antara lain uji normalitas dan pembelajaran yang didasarkan pada
homogenitas menggunakan nilai Ulangan paham konstruktivisme yang mana proses
Harian materi ikatan kimia masing-masing pembelajarannya memfasilitasi siswa untuk
kelas X MIPA. Hasil uji menunjukkan data mengkonstruk pengetahuannya secara
berdistribusi normal dan homogen. Analisis mandiri melalui pertanyaan arahan, diskusi,
data hasil penelitian antara lain uji n-gain, maupun kegiatan percobaan. Pembelajaran
uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji inkuiri berbasis kontekstual cocok
t satu pihak kanan, dan analisis diterapkan untuk mengembangkan
kemampuan literasi kimia tiap aspeknya. kemampuan literasi kimia siswa
dikarenakan komponen pada pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN kontekstual salah satunya adalah inkuiri
Proses pembelajaran yang dan kontruktivisme.
dilakukan pada kelas kontrol dan kelas Kemampuan literasi kimia siswa
eksperimen menggunakan model dianalisis menggunakan data pretest dan
pembelajaran inkuiri terbimbing yang terdiri posttest. Berikut hasil pretest dan posttest
dari 5 tahapan yaitu: orientasi, merumuskan kelas eksperimen dan kelas kontrol
masalah, menyusun hipotesis, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pretest dan posttest


Kelas Data Rata-rata N-gain Kategori
Pretest 42,71
Eksperimen 0,621 Sedang
Posttest 72,86
Pretest 40,63
Kontrol Posttest 63,42 0,618 Sedang

Data pada Tabel 1 diperoleh hasil n-gain dengan pembelajaran berbasis kontekstual.
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan Latief, et al (2014) menjelaskan
dengan kelas kontrol, hal ini dikarenakan pembelajaran yang kontekstual dapat
pembelajaran kelas eksperimen dilengkapi memberikan pengaruh yang besar terhadap
2516 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 14, No. 1, 2020, halaman 2512 – 2523

hasil belajar siswa, karena siswa dilatih berdistribusi normal, sehingga uji
untuk mencari permasalahan, selanjutnya menggunakan statistik
mengumpulkan data, memecahkan parametrik. Hasil uji kesamaan dua varians
masalah kemudian mengembangkan dan menunjukkan data pretest dan posttest
menganalisis masalah tersebut untuk kedua sampel mempunyai varians yang
dicarikan solusinya. tidak berbeda pada taraf signifikan 5%,
Hasil pretest dan posttest juga diuji dimana Fhitung < Ftabel. Fhitung data pretest
normalitas dan kesamaan dua variansnya sebesar 1,098 dengan Ftabel 1,988.
untuk menentukan rumus uji t yang Sedangkan Fhitung data posttest sebesar
digunakan. Hasil uji normalitas data pretest- 1,340 dengan Ftabel 2,102. Data tersebut
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan antara kelas eksperimen dan
menunjukkan Χ2hitung < Χ2tabel dengan dk = n- kontrol mempunyai varians yang sama.
1 dan α = 5%. Χ2hitung nilai pretest dan Hasil uji normalitas dan uji
posttest kelas eksperimen berturut-turut kesamaan dua varians menunjukkan data
sebesar 8,93 dan 10,57, sedangkan Χ2hitung pretest dan posttest kedua sampel
nilai pretest dan posttest kelas kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians
sebesar 1,27 dan 9,10 dengan Χ2tabel kedua yang sama, sehingga uji dua rerata yang
kelas tersebut sebesar 11,07. Hasil digunakan adalah uji t satu pihak kanan.
tersebut menunjukkan bahwa data pretest Hasil analisis uji t satu pihak kanan
dan posttest kedua kelas sampel disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil uji t satu pihak kanan
Data thitung ttabel Kriteria
Pretest 0,765 1,996 Ho diterima
Posttest 3,658 2,002 Ho ditolak

Perhitungan uji t nilai posttest Kemampuan literasi kimia siswa


diperoleh thitung ˃ ttabel dimana Ho ditolak, kelas eksperimen lebih baik dikarenakan
maka Ha diterima. Hal ini berarti pembelajaran inkuiri terbimbing yang
kemampuan literasi kimia siswa kelas diterapkan dilengkapi dengan pembelajaran
eksperimen memiliki hasil yang lebih baik berbasis kontekstual. Choerunnisa, et al.,
dibandingkan dengan kelas kontrol, dan (2017) menjelaskan pembelajaran
menunjukkan pembelajaran inkuiri kontekstual dapat melatih siswa untuk
terbimbing berbasis kontekstual pada kelas menghubungkan suatu konsep materi
eksperimen berpengaruh terhadap terhadap kehidupan sehari-hari, dan
kemampuan literasi kimia siswa. Hasil ini mengoptimalkan kemampuan literasi sains
didukung dengan rata-rata kemampuan siswa pada aspek mengidentifikasi isu
literasi kimia pada Tabel 1, dimana rata- ilmiah, menjelaskan fenomena secara
rata literasi kimia kelas eksperimen lebih ilmiah, serta menggunakan bukti ilmiah.
baik dibandingkan dengan kelas kontrol, OECD (2016) menjelaskan literasi
yaitu sebesar 36,43 dan 31,71. sains dibagi menjadi 4 aspek yang saling
Aas Yanuar Anggraeni, dkk., Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Kimia Melalui …. 2517

terkait, yaitu aspkek pengetahuan, konteks, Aspek pengetahuan dalam


kompetensi, dan sikap sains. Aspek dan penelitian ini merupakan pokok bahasan
indikator literasi kimia dalam soal pretest materi larutan elektrolit dan non elektrolit
dan posttest yang digunakan adalah pada sub materi pengertian, jenis-jenis,
kemampuan literasi kimia pada aspek sifat-sifat, dan larutan elektrolit senyawa ion
pengetahuan, aspek aspek konteks, aspek dan senyawa kovalen. Indikator literasi
kompetensi, dan aspek sikap. kimia aspek pengetahuan terdiri dari lima
indikator. Profil kemampuan literasi kimia
aspek pengetahuan kelas eksperimen dan
Kemampuan Literasi Kimia Aspek kelas kontrol disajikan pada grafik Gambar
Pengetahuan 1.

Gambar 1. Profil kemampuan literasi kimia aspek pengetahuan

Gambar 1 menunjukkan profil sifat-sifatnya dari data hasil percobaan


kemampuan literasi kimia aspek yang disajikan dalam tabel. Siswa mampu
pengetahuan kelas eksperimen lebih tinggi mengerjakan soal tersebut, dikarenakan
dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari siswa telah melaksanakan dan mengamati
hasil tersebut dapat diartikan siswa kelas adanya sifat-sifat larutan elektrolit dan non
eksperimen lebih mampu untuk elektrolit melalui kegiatan praktikum uji
menganalisis penerapan pengetahuan daya hantar listrik. Berdasarkan kegiatan
mereka ke dalam konteks yang dijabarkan tersebut siswa dapat menganalisis dan
dalam soal. membuat kesimpulan. Asyhari dan Hartati
Kemampuan literasi kimia aspek (2015) menjelaskan siswa yang
pengetahuan pada kelas eksperimen memperoleh pengetahuan melalui
dengan ketercapaian tinggi diperoleh dari pengalaman langsung akan dapat
soal dengan indikator mengelompokkan meningkatkan kemampuan kognitif siswa
larutan ke dalam larutan elektrolit dan non menjadi lebih baik.
elektrolit berdasarkan sifat hantaran Soal dengan indikator menganalisis
listriknya. Pengetahuan kimia pada soal jenis ikatan kimia dan sifat elektrolit suatu
tersebut adalah mengelompokkan larutan zat serta menyimpulkan bahwa larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau
2518 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 14, No. 1, 2020, halaman 2512 – 2523

senyawa kovalen polar, memperoleh yang disajikan dengan konsep materi yang
ketercapaian rendah. Pengetahuan pada dipelajari.
soal tersebut menyajikan fenomena bahwa
adanya arus listrik pada logam disebabkan Kemampuan Literasi Kimia Aspek
oleh aliran elektron, tetapi hanya beberapa Konteks
wujud zat saja yang dapat menghantarkan Konteks sains dalam penelitian ini
arus litrik seperti bentuk lelehan dan adalah aplikasi dari materi larutan elektrolit
larutan. Sebagian besar siswa kurang dan non elektrolit yang berkaitan dengan
memahami konsep larutan elektrolit dan peranan di kehidupan sehari-hari. Profil
non elektrolit senyawa ion dan senyawa kemampuan literasi kimia aspek konteks
kovalen, sehingga siswa kesulitan untuk disajikan pada grafik Gambar 2.
menghubungkan penjelasan fenomena

Gambar 2. Profil kemampuan literasi kimia aspek konteks

Ketercapaian aspek konteks minuman pocari sweat termasuk dalam


diwakili oleh 3 butir soal. Grafik Gambar 2 larutan elektrolit yang dapat menggantikan
menunjukkan profil kemampuan literasi cairan tubuh yang hilang. Jika tubuh
kimia aspek konteks kelas eksperimen lebih kekurangan larutan elektrolit
baik dibandingkan dengan kelas kontrol. mengakibatkan tubuh menjadi mudah
Kemampuan literasi kimia aspek konteks lemas. Johnson dalam (Bahriah, 2015)
pada kelas eksperimen dengan menjelaskan pembelajaran yang
ketercapaian tinggi diperoleh dari soal yang mengaitkan konsep dengan konteks yang
mengaplikasikan contoh konsep larutan aplikatif dan dekat dengan kehidupan dapat
elektrolit dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memudahkan siswa untuk memahami
minuman isotonik pocari sweat. Pada soal konsep yang sedang dipelajari, sehingga
tersebut siswa diminta untuk menjelaskan daya ingat terhadap konsep ini lebih kuat
peranan larutan elektrolit bagi tubuh dan dan tidak mudah dilupakan.
gejala yang ditimbulkan jika tubuh Secara keseluruhan profil
kekurangan larutan elektrolit. Sebagian kemampuan literasi kimia aspek konteks
besar siswa mampu menjawab soal pada kedua kelas dalam kategori sedang.
tersebut dengan menjelaskan bahwa Hal ini menunjukkan siswa belum cukup
Aas Yanuar Anggraeni, dkk., Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Kimia Melalui …. 2519

terbiasa dengan kegiatan pembelajaran


yang menggunakan langkah-langkah Kemampuan Literasi Kimia Aspek
ilmiah, dan siswa belum memahami materi Kompetensi
kimia secara utuh serta Aspek kompetensi terdiri dari tiga
mengaplikasikannya dengan fenomena di indikator, yaitu menjelaskan fenomena
lingkungan sehari-hari. Hasil ini sejalan secara ilmiah, menginterpretasikan data
dengan penelitian Prastiwi, et al., (2017) dan bukti ilmiah, mengevaluasi dan
yang menunjukkan hasil aspek ketiga yaitu merancang penyelidikan ilmiah. Profil
menganalisis manfaat dari aplikasi kimia kemampuan literasi kimia aspek
menunjukkan bahwa siswa masih kurang kompetensi disajikan pada grafik Gambar
dalam memahami sifat dari fenomena 3, dan persentase ketercapaian aspek
elektrokimia yang berlaku dalam kehidupan kompetensi pada tiap indikatornya disajikan
sehari-hari yang ditunjukkan dengan hasil pada Gambar 4.
persentase angket sebesar 55%.

Gambar 3. Profil kemampuan literasi kimia aspek kompetensi

Gambar 4. Persentase aspek kompetensi tiap indikator


Keterangan:
1. Indikator menjelaskan fenomena secara ilmiah : Soal nomor 1, 2, 3, 7, 8
2. Indikator menginterpretasikan data dan bukti ilmiah : Soal nomor 4, 5, 6
3. Indikator mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah : Soal nomor 9, 10

Analisis persentase kemampuan literai


Indikator menjelaskan fenomena secara
kimia aspek kompetensi pada tiap
ilmiah
indikatornya adalah sebagai berikut
2520 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 14, No. 1, 2020, halaman 2512 – 2523

Gambar 4 menunjukkan pada elektrolit mengakibatkan tubuh menjadi


indikator menjelaskan fenomena secara mudah lemas.
ilmiah kelas eksperimen memperoleh
persentase lebih baik dibandingkan dengan Indikator menginterpretasikan data dan
kelas kontrol yaitu sebesar 60% dengan bukti ilmiah
kategori sedang. Hal ini dikarenakan Gambar 4 menunjukkan indikator
pembelajaran di kelas eksperimen menginterpretasikan data dan bukti ilmiah
dilengkapi dengan pembelajaran menjadi indikator dengan persentase
kontekstual. Siswa kelas eksperimen lebih ketercapaian paling tinggi dari indikator
mampu untuk menjelaskan suatu fenomena lainnya yaitu sebesar 88% pada kelas
yang dikaitkan dengan konsep materi yang eksperimen dan 84% pada kelas kontrol.
sedang dipelajari. Kemampuan Persentase keduanya tidak berbeda
menjelaskan fenomena secara ilmiah signifikan. Hal tersebut dikarenakan
ditunjukkan siswa dengan kemampuan pembelajaran pada kedua kelas
mengenal isu dan ciri-ciri kunci dari melaksanakan kegiatan diskusi dan
fenomena yang disajikan pada instrumen praktikum yang didalamnya terdapat proses
soal. Kemampuan siswa dalam menganalisis informasi maupun data hasil
menjelaskan fenomena secara ilmiah erat praktikum. Hasil persentase yang diperoleh
kaitannya dengan aspek pengetahuan yang menunjukkan indikator menginterpretasikan
dipahami terkait konsep larutan elektrolit data dan bukti ilmiah sudah dapat dicapai
dan non elektrolit. Menurut Wulandari dan oleh siswa secara keseluruhan,
Sholihin (2016), kadar aspek kognitif yang dikarenakan siswa mampu menafsirkan
terdapat pada memori siswa berpengaruh bukti ilmiah dengan menyusun data hasil
terhadap kemampuan siswa dalam percobaan dalam bentuk tabel. Hal ini
menjelaskan fenomena secara ilmiah. sejalan dengan pendapat Muhajir, et al.,
Kemampuan literasi kimia aspek (2015) yang menjelaskan problem solving
kompetensi dengan ketercapaian tinggi laboratory menuntut siswa untuk
diperoleh dari soal nomor 2. Soal tersebut menginterpretasikan data hasil praktikum
menyajikan fenomena tentang pocari sehingga siswa lebih terampil dalam
sweat, siswa diminta untuk menjelaskan menginterpretasikan data.
hubungan dari fenomena yang disajikan Pada saat proses pembelajaran di
khususnya menjelaskan tentang peranan kelas, peneliti juga mendorong siswa untuk
larutan elektrolit bagi tubuh dan gejala yang kreatif dan bekerjasama mengumpulkan
ditimbulkan jika tubuh kekurangan larutan informasi untuk mengkonstruk
elektrolit. Sebagian besar siswa mampu pengetahuannya secara mandiri melalui
menjelaskan bahwa minuman pocari sweat diskusi mencari informasi dari berbagai
termasuk dalam larutan elektrolit yang sumber belajar. Puspitasari, (2015)
dapat menggantikan cairan tubuh yang menjelaskan dalam pembelajaran inkuiri
hilang, dan jika tubuh kekurangan larutan terbimbing siswa banyak melakukan
Aas Yanuar Anggraeni, dkk., Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Kimia Melalui …. 2521

investigasi menggunakan berbagai sumber besar siswa mampu mengerjakan soal


belajar sehingga akan menstimulasi indikator ini. Siswa sudah memahami
kemampuan literasi kimia siswa yaitu bagaimana urutan langkah yang tepat,
kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dikarenakan dalam proses pembelajaran
sampai menarik kesimpulan dari sebuah siswa melaksanakan kegiatan praktikum uji
fenomena yang ditemui sehingga siswa daya hantar larutan. Sehingga dapat
akan memahami pengaruh sains terhadap diartikan bahwa pembelajaran inkuiri
perkembangan teknologi dan implikasinya terbimbing dapat memfasilitasi siswa dalam
bagi kehidupan. meningkatkan kemampuan literasi kimia
Hasil temuan dari kegiatan mencari terutama pada aspek kompetensi indikator
informasi pada proses diskusi dapat mengevaluasi dan merancang penyelidikan
mengembangkan kompetensi literasi kimia ilmiah.
siswa berupa kemampuan untuk
menggunakan bukti ilmiah. Bukti-bukti Kemampuan Literasi Kimia Aspek Sikap
ilmiah yang telah diperoleh dari berbagai Aspek sikap berkaitan dengan
sumber yang terpercaya ini, kemudian faktor emosi yang mencakup minat dan
diinterpretasikan dan direduksi oleh siswa kenyamanan belajar serta keterlibatan
yang mengarah pada solusi dari siswa dalam belajar (Lin, et al., 2012).
permasalahan. Kemampuan siswa dalam Aspek sikap dalam penelitian ini diukur
menginterpretasikan data dan bukti ilmiah menggunakan angket dengan dua
dapat semakin berkembang melalui indikator. Profil kemampuan literasi kimia
kegiatan diskusi kelas yang difasilitasi oleh aspek sikap disajikan pada grafik Gambar
guru, dimana para siswa menyampaikan 5.
pendapat secara lisan dan tulisan hasil Gambar 5 menunjukkan bahwa
temuan kelompoknya (Asyhari dan Hartati, hasil persentase kemampuan literasi kimia
2015). aspek sikap kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil
Indikator mengevaluasi dan merancang ini dikarenakan pembelajaran inkuiri
penyelidikan ilmiah terbimbing berbasis kontekstual yang
Gambar 4 menunjukkan persentase diterapkan pada kelas eksperimen
indikator mengevaluasi dan merancang membantu siswa mengembangkan minat
penyelidikan ilmiah pada kelas eksperimen dalam sains dan mendukung penyelidikan
memperoleh hasil yang lebih tinggi ilmiah yang mengarahkan siswa agar dapat
dibandingkan dengan kelas kontrol. menemukan pengetahuan melalui proses
Ketercapaian indikator tersebut diperoleh kerja ilmiah. Santiasih, et al., (2013)
dari soal nomor 10. Soal tersebut menjelaskan pembelajaran inkuiri
mengarahkan siswa untuk menuliskan terbimbing dapat menumbuhkan dan
urutan yang tepat dalam menguji larutan mengembangkan sikap ilmiah siswa melalui
menggunakan alat uji elektrolit. Sebagian penerapkan ilmu sains yang dilakukan
2522 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 14, No. 1, 2020, halaman 2512 – 2523

dengan merencanakan, melakukan melakukan pengamatan, menganalisis, dan


percobaan, eksperimen, penelitian, menyimpulkan hasil penelitian.

Gambar 5. Profil kemampuan literasi kimia aspek sikap


Berdasarkan penjelasan tersebut, saintifik, Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika Al-Biruni, Vol 4, No 2, Hal
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
179-191.
kontekstual mendorong siswa untuk belajar
Aulia, E.V., Poedjiastoeti, S., dan Agustini,
melalui keterlibatan siswa dengan konsep-
R., 2018, The effectiveness of
konsep sains yang kemudian dihubungkan guided inquiry-based student
worksheets on students’ generic
dengan kehidupan sehari-hari. Siswa
science skills, Journal of Physics
belajar memecahkan masalah secara Conference Series, Vol 94, No 7,
Hal 1-7.
mandiri dan memiliki keterampilan berpikir
kritis dengan cara menggali dan Bahriah, E.S., 2015, Peningkatan literasi
menganalisis informasi. sains calon guru kimia pada aspek
konteks aplikasi dan proses sains,
EDUSAINS, Vol 7, No 1, Hal 12-17.
SIMPULAN
Celik, S., 2014, Chemical literacy levels of
Dari penelitian yang dilakukan dapat science and mathematics teacher
disimpulkan profil kemampuan literasi kimia candidates, Australian Journal of
Teacher Education, Vol 39, No 1, Hal
siswa dapat ditingkatkan melalui 1-15.
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
Choerunnisa, R., Wardani, S., dan Sumarti,
kontekstual, dengan ketercapaian aspek S.S., 2017, Keefektifan pendekatan
contextual teaching learning
pengetahuan pada kelas eksperimen
dengan model pembelajaran inkuiri
sebesar 73%, aspek konteks 66%, aspek terhadap literasi sains, Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 11,
kompetensi 76%, dan aspek sikap 68%.
No 2, Hal 1945–56.
Sedangkan perolehan persentase
Eggen, P. dan Don K., 2012, Strategi dan
ketercapaian pada kelas kontrol untuk
model pembelajaran. mengejar
aspek pengetahuan sebesar 63%, aspek konten dan keterampilan berfikir.
Jakarta: PT Indeks Permata Puri
konteks 55%, aspek kompetensi 66%, dan
Media.
aspek sikap 64%.
Lin, H.S., Hong, Z.R., dan Huang, T.C.,
DAFTAR PUSTAKA 2012, The role of emotional factors
in building public scientific literacy
Asyhari, A., dan Hartati, R., 2015, Profil and engagement with science,
peningkatan kemampuan literasi
sains siswa melalui pembelajaran
Aas Yanuar Anggraeni, dkk., Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Kimia Melalui …. 2523

International Journal of Science Puspitasari, A.D., 2015, Efektifitas


Education, Vol 34, No 1, Hal 25–42. pembelajaran berbasis guided
inquiry untuk meningkatkan literasi
Hosnan, M., 2014, Pendekatan saintifik dan sains siswa, Jurnal Fisika Dan
kontekstual dalam pembelajaran Pendidikan Fisika, Vol 1, No 2, Hal
abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. 1–5.

Latief, H., Rohmat, D., dan Ningrum, E., Santiasih, N.L., Marhaeni, A.A.I.N., dan
2014, Pengaruh pembelajaran Tika, I.N., 2013, Pengaruh model
kontekstual terhadap hasil belajar, pembelajaran inkuiri terbimbing
Jurnal Gea, Vol 14, No 1, Hal 11– terhadap sikap ilmiah dan hasil
27. belajar ipa siswa kelas V SD No. 1
kerobokan kecamatan kuta utara
Maknun, D., 2014, Penerapan kabupaten badung tahun pelajaran
pembelajaran kontekstual untuk 2013/2014, E-journal Program
meningkatkan literasi sains dan Pascasarjana Universitas
kualitas argumentasi siswa pondok Pendidikan Ganesha Program
pesantren daarul uluum pui Studi Pendidikan Dasar, Vol 3, No
majalengka pada diskusi 1, Hal 1–11.
sosiosaintifik IPA, Jurnal Tarbiyah,
Vol 21, No 1, Hal 119–48. Srikandi, M.M., Sujana, A., dan Aeni, A.N.,
2017, Pengaruh pembelajaran
Muhajir, S.N., Mahen, E.C.S., Yuningsih, kontekstual terhadap kemampuan
E.K., dan Rochman, C., 2015, literasi sains berbasis gender pada
Implementasi model problem materi sistem pencernaan, Jurnal
solving laboratory untuk Pena Ilmiah, Vol 2, No 1, Hal 611–
meningkatkan kemampuan literasi 20.
sains mahasiswa pada mata kuliah
fisika dasar II, Prosiding Simposium Villagonzalo, E.C., 2014, Process oriented
Nasional Inovasi dan Pembelajaran guided inquiry learning: an effective
Sains 2015 (SNIPS 2015) 8 dan 9 approach in enhancing students’
Juni 2015, Hal 549–52. academic performance. The DLSU
Research Congress, Vol 20, No 9,
OECD., 2016, Assesing scientific, reading Hal 1–6.
and mathematical literacy a
framework for PISA 2015, Paris: Wardani, S., Setiawan, S., dan Supardi,
OECD Publishing. K.I., 2016, Pemahaman konsep
dan oral activities pada materi
Prastiwi, M.N.B., Rahmah, N., Khayati, N., pokok reaksi reduksi dan oksidasi,
Utami, D.P., Primastuti, M., dan Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
Majid, A.N., 2017, Studi Vol 10, No 2, Hal 1743–1750.
kemampuan literasi kimia peserta
didik pada materi elektrokimia, Wulandari, N., dan Sholihin, H., 2016,
Prosiding Seminar Nasional Kimia Analisis kemampuan literasi sains
14 Oktober 2017, Yogyakarta: pada aspek pengetahuan dan
Universitas Negeri Yogyakarta. kompetensi sains siswa SMP pada
materi kalor, EDUSAINS, Vol 8, No
1, Hal 66–73.

Anda mungkin juga menyukai