Anda di halaman 1dari 11

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454

Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS BLENDED


LEARNING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON
ELEKTROLIT

DEVELOPMENT INTERACTIVE MULTIMEDIA BASED BLENDED


LEARNING IN ELECTROLYTE AND NON ELECTROLYTE
SOLUTION

Nur Aisyi Sakinah dan *Kusumawati Dwiningsih


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
e-mail: kusumawatidwiningsih@unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan untuk mengetahui kelayakan multimedia interaktif
berbasis blended learning yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit
ditinjau dari segi kevalidan dilihat dari kualitas isi dan tujuan, konstruk, instruksional, dan teknis.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan prosedur penelitian
berdasarkan model 4D. Sasaran penelitian ini adalah 15 siswa MAN 2 Gresik. Hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kelayakan multimedia interaktif berbasis blended learning yang
dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit segi kevalidan dengan menggunakan
instrumen lembar validasi pada media berupa multimedia interaktif pada materi larutan elektrolit
dan non elektrolit dimana secara keseluruhan aspek kualitas isi dan tujuan, konstruk, instruksional,
dan teknisnya memperoleh persentase keseluruhan sebesar 85,29% dan website e-learning sebagai
penunjang kegiatan belajar blended learning memperoleh persentase keseluruhan 81,14% dengan
kriteria yang sangat valid/layak sebagai media pembelajaran berbasis blended learning.
Kata kunci: Multimedia Interaktif, Blended Learning, Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Abstract

This research has a purpose to know the feasibility of interactive multimedia based blended learning
that developed on the material of electrolyte and non electrolyte solution in terms of the validity
seen from the quality of content and purpose, construct, instructional, and technical. Type of
research used is research development with research procedure based on 4D model. The target of
this research is 15 students of MAN 2 Gresik. The results of this study can be concluded that the
feasibility of interactive multimedia-based blended learning developed on the material electrolyte
and non electrolyte solution in terms of validity by using the instrument validation sheet on the media
in the form of interactive multimedia in electrolyte and non electrolyte solution where the overall
aspect of quality content and purpose, construct, instructional, and technical gain an overall
percentage of 85.29% and e-learning website as a supporter of learning blended learning activities
get the overall percentage of 81.14% with criteria that is very valid / viable as a blended learning-
based learning media.
Keywords: Interactive Multimedia, Blended Learning, Electrolyte and Non Electrolyte Solutions

yang diajarkan disekolah adalah kimia. Ilmu kimia


PENDAHULUAN merupakan salah satu bagian dari pendidikan
Pendidikan dalam bidang sains khususnya dalam bidang sains yang penerapannya dapat
sangat ditentukan oleh kualitas proses dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Melihat
pembelajaran di sekolah. Salah satu bidang sains pentingnya ilmu kimia dalam kehidupan sehari-

143
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

hari tersebut didukung dengan hasil pra penelitian elektrolit dan non elektrolit. Salah satu
yang dilakukan peneliti di MAN 2 Gresik yaitu karakteristik materi larutan elektrolit dan non
sebanyak 89% siswa memiliki ketertarikan dalam elektrolit adalah ruang lingkup konsep yang harus
melakukan pembelajaran kimia dan 11% siswa dibangun menggunakan penggambaran secara
merasa tidak tertarik dengan pembelajaran kimia. makro, mikro, dan simbolik. Sebanyak 46,67%
Pembelajaran kimia sebagai bagian dari siswa menganggap bahwa materi larutan elektrolit
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang memiliki dan non elektrolit adalah materi yang dianggap
peranan penting dalam perkembangan ilmu cukup sulit oleh beberapa siswa dikarenakan siswa
Pengetahuan dan Teknologi. Permendikbud No. tersebut kurang mampu dalam penggolangan
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, bahwa contoh-contoh larutan yang termasuk ke dalam
pembelajaran lebih mengutamakan pada sifat-sifat elektrolit dan non elektrolit. Oleh karena
kompetensi siswa dijelaskan lebih lanjut bahwa karakteristik konsepnya tersebut, maka dibutuhkan
pendidikan seharusnya diselenggarakan dalam media yang dapat menggambarkan konsep secara
suatu cara yang interaktif, inspiratif, dan mikro dan simbolik.
menyenangkan salah satunya dengan Selain itu sebagai salah satu materi pelajaran
menggunakan suatu media pembelajaran. kimia, hendaknya materi ini dapat dijadikan
Kenyataannya penelitian menurut sebagai sarana untuk mengembangkan minat,
Heriyanto[2], menyatakan bahwa media kreativitas, dan kemandirian siswa melalui
pembelajaran yang tersedia dan sering digunakan perkembangan era globalisasi pada abad 21 dimana
di sekolah berupa buku teks, LKS, video, dan file perkembangan tersebut terjadi pada sektor
presentasi yang hanya bersifat satu arah saja. Hal teknologi dan komunikasi yang semakin
tersebut didukung pula dengan hasil pra penelitian berkembang. Perkembangan pada sektor teknologi
dan hasil wawancara dengan guru bahwa sebesar informasi dan komunikasi yang berkembang
83,63% siswa menyatakan bahwa pada beberapa secara pesat tersebut menawarkan hal-hal yang
pembelajaran terkadang menggunakan media baru bagi dunia pendidikan misalnya e-learning.
elektronik sebagai suatu media pembelajaran yang Internet di dalam dunia pendidikan memiliki
ditampilkan dan pada umumnya sebatas pemberian peranan penting dalam memberikan pengayaan
materi melalui power point. dan sebagai media dalam berkomunikasi antara
Media adalah segala sesuatu yang dapat sesama peserta didik, peserta didik dengan
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pendidik ataupun peserta didik dengan sumber-
ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, sumber lain [6].
perasaan, minat serta perhatian siswa sedemikian Salah satu bentuk mengatasi hal tersebut perlu
rupa hingga proses belajar terjadi [3]. Media yang dibuat tujuan pembelajaran yang dapat dicapai oleh
dibuat dapat mewakili apa yang kurang mampu siswa yaitu dengan adanya inovasi dalam
guru atau pengajar ucapkan melalui kata-kata atau pembelajaran yang dapat mengoptimalkan proses
kalimat tertentu. Selain itu media dapat digunakan belajar siswa dari segi waktu dan penggunaan
sebagai pengarah atau pemberi pesan dalam media pembelajaran. Pembelajaran gabungan
pembelajaran, sebagai pembangkit perhatian, antara online learning dengan pembelajaran
motivasi siswa serta gairah belajar melalui konvensional/tradisional sudah banyak dilakukan
interaksi lebih langsung antara siswa dengan yang hasilnya antara lain bahwa penggunaan
sumber belajar. blended learning mempengaruhi persepsi siswa
Multimedia yaitu media yang digunakan terhadap aktivitas pembelajaran. Didalam
dalam proses pembelajaran dimana media tersebut pembelajaran penggunaan blended learning
melibatkan berbagai panca indra[4]. Multimedia memiliki efek yang positif yaitu mampu
pembelajaran interaktif dalam penyampaian bahan meningkatkan nilai akhir pada berbagai
ajar secara interaktif dan dapat mempermudah karakteristik siswa [7]. Karakteristiknya adalah
pembelajaran karena didukung oleh berbagai aspek mengijinkan pembelajaran synchronous
seperti suara/audio, video, animasi, teks, dan grafik (bergantung pada waktu) dan asynchrous (tidak
[5]. bergantung pada waktu) [8].
Secara umum, pembelajaran kimia SMA Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dilapangan khususnya pada materi larutan dapat dirumuskan pertanyaan penelitian:
elektrolit dan non elektrolit membahas sebatas Bagaimana kevalidan multimedia interaktif
mengenai aspek makroskopis yaitu fenomena- berbasis blended learning yang dikembangkan
fenomena yang berhubungan dengan larutan ditinjau dari kualitas isi dan tujuan, konstruk,

144
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

instruksional serta teknis? Adapun tujuan yang


akan dicapai yaitu mengetahui kevalidan Tabel 2. Interpretasi Skor Hasil Lembar Validasi
multimedia interaktif berbasis blended learning Persentase (%) Kategori
yang dikembangkan sebagai media pembelajaran. 0-20 Sangat Kurang
21-40 Kurang
METODE 41-60 Cukup
Jenis penelitian ini merupakan penelitian 61-80 Valid
pengembangan dengan prosedur penelitian 81-100 Sangat valid
berdasarkan model 4D menurut Thiagarajan, et al. [10]
[9]. Sasaran penelitian ini adalah 15 siswa MAN 2
Gresik Desain penelitian menggunakan one group HASIL DAN PEMBAHASAN
pretest posttest. Berikut data dari hasil penelitian yang
Penelitian pengembangan menurut telah dilakukan serta akan diuraikan berupa
Thiagarajan, et al. dengan model 4D [9] terdapat analisis yang berkaitan dengan tahapan-tahapan
empat tahapan namun karena dalam penelitian rancangan penelitian. Proses untuk memperoleh
pengembangan ini hanya sebatas uji coba produk hasil dan analisis berdasarkan tahapan penelitian
terbatas maka tahapan penelitian yang dilakukan menggunakan model 4D, sebagai berikut:
secara urut pada tahapan ketiga atau tahapan 1. Tahap Define (Pendefinisian)
develop. Secara umum tahapan model 4D yaitu Pada tahap ini bertujuan untuk menetapkan
Define (Tahap pendefinisian), Design (Tahap dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.
Perancangan), Develop (Tahap Pengembangan), Terdapat 4 langkah yang digunakan dalam
dan Dessiminate (Tahap Penyebaran). penelitian ini, yaitu :
Instumen yang digunakan dalam penelitian a. Analisis Ujung Depan (front-end analysis)
ini adalah lembar penilaian telaah dan lembar Analisis ujung depan mempunyai tujuan
validasi. Lembar telaah digunakan untuk untuk memunculkan permasalahan dasar yang
mengetahui masukan dan saran yang diberikan dibutuhkan. Pencarian masalah dasar yang
oleh dua dosen kimia. Sedangkan lembar validasi dikemukakan dalam penelitian yaitu
digunakan untuk mengetahui seberapa besar ditunjukkan dengan data empirik yaitu melalui
kevalidan/kelayakan multimedia interaktif penyelidikan. Pengumpulan data ini dilakukan
berbasis blended learning yang dinilai oleh dosen dengan menggunakan studi literatur dan studi
kimia, guru kimia, dan ahli/pakar media. Penilaian lapangan yaitu melalui observasi lapangan,
validasi dilakukan dengan menggunakan analisis wawancara, dan penyebaran angket.
menurut skala Likert (Tabel 1) Pertimbangan pada analisis ujung depan adalah
kurikulum yang berlaku di SMA/MA.
Tabel 1. Skala Likert
Kurikulum yang digunakan dalam MAN 2
Skor Penilaian
Gresik merupakan kurikulum 2013.
5 Sangat Baik Berdasarkan peraturan Permendikbud No.65
4 Baik Tahun 2013, telah dijelaskan bahwa
3 Sedang pendidikan seharusnya diselenggarakan dalam
2 Buruk suatu cara yang interaktif, inspiratif, dan
menyenangkan. Hal tersebut juga didukung
1 Buruk Sekali dengan hasil pra-penelitian dengan dilakukan
0 Tidak dilakukan penyebaran angket dimana terdapat beberapa
[10] siswa berpendapat bahwa materi yang
digunakan hingga tidak adanya media yang
Kemudian data pengamatan yang dapat mendukung pembelajaran, sehingga
diperoleh kemudian diolah dalam bentuk siswa merasa kesulitan dalam mendalami
persentase dengan persamaan berikut: materi.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
% 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% b. Analisis Siswa (Learner Analysis)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
Hasil analisis lembar validasi digunakan Ditinjau dari segi usia siswa dimana
untuk mengetahui kevalidan multimedia interaktif pada umumnya siswa SMA/MA adalah 15-18
larutan elektrolit dan non elektrolit yang tahun. Pada rentang usia tersebut menurut Jean
dikembangkan menggunakan kriteria sebagai Piaget, anak sudah memasuki tahapan
berikut:
145
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

operasional formal yaitu tahapan dibuat menggunakan Adobe Flash CS3


perkembangan intelektual. Professional dan dihasilkan produk media
Ditinjau dari latar belakang keluarga, pembelajaran dalam bentuk format “.exe” atau
sosial, budaya, dan ekonomi pada siswa. “.swf”.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
diperoleh bahwa siswa memiliki sarana dan
prasarana untuk menunjang proses belajarnya
terbilang memadai dapat dilihat dari
kebanyakan siswa menggunakan laptop
maupun notebook dalam belajarnya.
Berdasarkan hasil pra-penelitian yang
dilakukan pada bulan Agustus 2017 sebesar
83,63% siswa berpendapat dalam pembelajaran Gambar 1. Cuplikan Draf I Multimedia Interaktif
kimia sudah menggunakan sumber/media
berbasis elektronik. Multimedia yang dikembangkan merupakan
Ditinjau dari latar belakang sekolah, multimedia interaktif yang berbasis blended
berdasarkan hasil survei lapangan dalam learning, sehingga pembelajaran menggunakan
pembelajaran kimia sebanyak 61,81% siswa multimedia tersebut dapat dilakukan pada saat
yang berpendapat belum pernah menggunakan siswa tersebut melakukan kegiatan online dengan
multimedia interaktif dan hanya sekedar menggunakan website https://e-
pemberian teks dan video secara terpisah dan chemedu.com/login/index.php Pembelajaran
75,92% siswa siswa berpendapat bahwa di offline dilakukan di dalam kelas dengan melakukan
dalam pembelajaran kimia secara online belum kegiatan diskusi secara bersama. Proses
pernah dilakukan. pembelajaran dengan blended learning akan lebih
c. Analisis Tugas (Task Analysis) efektif dan efisien karena proses pembelajaran ini
Tahapan ini peneliti mengidentifikasi memadukan secara harmonis antara pembelajaran
prosedur untuk menentukan isi pembelajaran berbasis online (pembelajaran blended learning)
yang akan diajarkan kepada siswa. Analisis dan pembelajaran offline (pembelajaran secara
tugas dilakukan untuk menyusun isi materi ajar manual). Hal ini dapat mempermudah siswa dalam
secara garis besar. Analisis ini dilakukan mengakses materi pelajaran dari web/e-learning
dengan merinci isi media ajar yang diperoleh yang bisa dilakukan dalam waktu dan tempat yang
berdasarkan kurikulum yang berlaku yaitu tidak terbatas [20].
kurikulum yang berlaku di MAN 2 Gresik
merupakan kurikulum 2013.
d. Analisis Konsep (Concept Analysis)
Analisis konsep dilakukan untuk
mengidentifikasi konsep yang diajarkan.
Konsep yang diajarkan adalah konsep yang
berkaitan dengan larutan elektrolit dan non
elektrolit. Analisis konsep dapat dilihat
kompetensi dasar yang kemudian dibuat
suatu indikator pembelajaran. Gambar 2. Desain Penugasan kegiatan online E-
Chemedu (Draf I)
2. Tahap Design (Pengembangan)
Produk lainnya dalam pengembangan ini
Tahap design dilakukan dengan tujuan untuk
berupa Lembar Kerja Siswa yang digunakan untuk
perencanaan mengenai media dan perangkat
membantu siswa selama proses pembelajaran
pembelajaran yang akan dikembangkan yang
secara offline dan online.
berkaitan dengan analisis-analisis yang telah
dilakukan pada tahap perencanaan (define).
Perangkat pembelajaran berbasis blended learning
pada dasarnya digunakan untuk meningkatkan
kualitas hasil belajar [11,12].
Produk utama yang dikembangkan dalam
penelitian ini software multimedia interaktif yang
146
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

keseluruhan 81,14% dengan kriteria yang sangat


Gambar 3. Cuplikan Desain Lembar Kerja Siswa valid/layak sebagai media pembelajaran berbasis
(Draf I) blended learning. Menurut penelitian yang
dilakukan A.P. dan penelitian yang dilakukan
3. Tahap Develop (Pengembangan) Rahma, bahwa penggunaan media pembelajaran
Tahap develop merupakan tahapan yang berupa multimedia interaktif berbasis blended
bertujuan untuk menghasilkan produk learning ditinjau berdasarkan kelayakan empiris
pengembangan. Kegiatan yang dilakukan pada dan teoritisnya mencapai kategori yang sudah
tahapan ini yaitu telaah, validasi, revisi, dan uji layak sebagai media dalam pembelajaran [13,14].
coba terbatas. Berikut hasil analisis dari tiap kualitas:
Setelah draf I yang berupa rancangan a. Kualitas isi dan tujuan
desain produk dibuat yang terdiri dari multimedia Terdapat beberapa aspek dalam penilaian
interaktif, e-chemedu, serta LKS selesai dibuat, kualitas isi dan tujuan yang divalidasikan.
tahap selanjutnya yaitu telaah media. Media 1) Media Pembelajaran berupa Multimedia
ditelaah oleh ahli materi dan ahli media yaitu Interaktif
dosen kimia. Hasil telaah multimedia interaktif
berbasis blended learning oleh dosen kimia dan
guru kimia diperoleh beberapa saran yang dapat 100,00%
digunakan untuk perbaikan dan menghasilkan 90,00%
80,00%
draf II 70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
A1
A2
A3

B10
B11
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
Gambar 4. Cuplikan Draf II Multimedia Interaktif Gambar 6. Grafik Validasi Kualitas Isi dan Tujuan
Media

Keterangan grafik validasi aspek kualitas isi dan


tujuan:
A1: Kesesuaian Tujuan pembelajaran
materi larutan elektrolit dan non
elektrolit dengan multimedia interaktif
berbasis blended learning pada
Kurikulum 2013
Gambar 5. Desain Penugasan kegiatan online E- A2: Kesesuaian Tujuan pembelajaran
Chemedu (Draf II) dengan kompetensi dasar meliputi
multimedia interaktif : “Tujuan
Draf II yang dihasilkan, kemudian divalidasi
Pembelajaran”
oleh dosen kimia, guru kimia, dan ahli media
A3: Keterkaitan terhadap sains dan teknlogi
untuk mendapatkan hasil yang valid dan layak
terhadap multimedia interaktif berbasis
digunakan sebagai media pembelajaran.
blended learning yang dibuat
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
B1: Kesesuaian peta konsep pada
kelayakan multimedia interaktif berbasis blended
multimedia interaktif dengan konsep
learning yang dikembangkan pada materi larutan
larutan berdasarkan daya hantar listrik
elektrolit dan non elektrolit segi kevalidan dengan
yaitu larutan elektrolit dan non
menggunakan instrumen lembar validasi pada
elektrolit meliputi multimedia interaktif
media berupa multimedia interaktif dimana secara
: “Peta konsep”
keseluruhan kualitas isi dan tujuan, konstruk,
instruksional, dan teknisnya memperoleh B2: Kesesuaian pengertian yang disajikan
persentase keseluruhan sebesar 85,29% dan dengan konsep larutan elektrolit dan
website e-learning sebagai penunjang kegiatan non elektrolit meliputi multimedia
belajar blended learning memperoleh persentase interaktif : “Pengertian”

147
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

B3: Kesesuaian sifat-sifat yang disajikan interaktif bebasis blended learning


dengan konsep sifat-sifat larutan jelas, relevan, dan akurat
elektrolit dan non elektrolit meliputi Kegiatan “Membaca Fenomena”
multimedia interaktif : “Sifat-sifat 2.2 Kegiatan “Rumusan Masalah”
larutan elektrolit” 2.3 Kegiatan “Mendownload
B4: Kesesuaian sifat-sifat yang disajikan multimedia Interaktif”
dengan konsep sifat-sifat larutan 2.4 Kegiatan “Hipotesis”
elektrolit dan non elektrolit meliputi 2.5 Kegiatan “Diskusi”
multimedia interaktif : “Sifat-sifat
larutan elektrolit” 2.6 Kegiatan “Langkah Kerja”
B5: Ilustrasi yang digunakan dalam 2.7 Kegiatan “Hasil Diskusi”
multimedia interaktif bebasis blended 2.8 Kegiatan “Pengumpulan Laporan”
learning jelas, relevan, dan akurat 3 Media elearning dapat mengatasi
B6: Animasi dalam multimedia interaktif keterbatasan waktu
dapat memudahkan dalam pemahaman Berdasarkan hasil grafik di atas, untuk penilaian
materi kualitas isi dan tujuan memperoleh persentrase
Multimedia Interaktif : “Animasi” keseluruhan untuk multimedia interaktif sebesar
C12H22O11 85,64% sedangkan untuk website e-chemedu
B7: Multimedia Interaktif : “Animasi” sebesar 84%. Menurut Riduwan [10], persentase
NaCl larutan tersebut tergolong kedalam kriteria sangat valid.
B8: Multimedia Interaktif : “Animasi” Maka multimedia Interaktif berbasis blended
NaCl padatan learning yang dikembangkan dikatakan sudah
B9: Multimedia Interaktif : “Animasi” sangat valid/layak. Menurut Badan Standar
CH3OH Nasional Pendidikan/BNSP [15], kelayakan yang
B10: Multimedia Interaktif : “Animasi” berkaitan dengan aspek kualitas isi dari media
CH3COOH pembelajaran yang dikembangkan dikatakan valid
B11: Kesesuaian video praktikum pada atau layak apabila dilihat dari segi materi dan
multimedia interaktif dengan konsep kebenaran konsep yang disajikan seperti yang
materi larutan elektrolit dan non perlu diperhatikan adalah keterkaitan antara
elektrolit meliputi multimedia indikator/tujuan pembelajaran dengan materi yang
interaktif : “Video Praktikum” disajikan.
b. Kualitas Konstruk
2) Website e-chemedu Terdapat beberapa aspek dalam penilaian
kualitas konstruk yang divalidasikan
1) Media Pembelajaran berupa Multimedia
Interaktif

Gambar 7. Grafik Validasi Kualitas Isi dan Tujuan


Website

Keterangan grafik validasi aspek kualitas isi


dan tujuan: Gambar 8. Grafik Validasi Kualitas Konstruk
1 Konsistensi penyajian pada media Media
elearning meliputi kegiatan dengan Keterangan grafik validasi aspek konstruk:
menggunakan model inquiry
C1: Penyajian materi pada multimedia
2.1 Kegiatan pembelajaran didalam interaktif disajikan dalam bentuk ilustrasi
website yang digunakan dalam secara komunikatif.
mengembangkan multimedia

148
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

C2: Penyajian materi pada multimedia 2.3 Kegiatan “Langkah Kerja”


interaktif disajikan dalam kombinasi 2.4 Kegiatan “Diskusi Kelompok”
warna yang menarik. 3.1 LKS berisi panduan kegiatan pada saat
C3: Penyajian materi pada multimedia pembelajaran online memudahkan siswa
interaktif yang disajikan penggunaan saat pengerjaannya
warna tidak mengganggu materi. Kegiatan “Membaca Fenomena”
C4: Terdapat aktivitas siswa berupa latihan
soal dimana siswa dapat mengaktifkan 3.2 Kegiatan “Rumusan Masalah”
kemampuan berpikirnya dalam 3.3 Kegiatan “Hipotesis”
memecahkan masalah. 3.4 Kegiatan “Langkah Kerja”
(Multimedia Interaktif :“Latihan Soal”) 4 LKS berisi panduan kegiatan pada saat
a. Latihan soal yang terdapat pada pembelajaran offline memudahkan siswa
multimedia interaktif dibuat sesuai saat mendownload
dengan kompetensi dasar dan Tujuan. Kegiatan “Mendownload LKS
C5: b. Soal-soal latihan pada multimedia Offline”
interaktif digunakan untuk membantu 5.1 Ketepatan bahasa atau penggunaan ejaan
Siswa dalam memahami materi dan tata bahasa indonesia yang sesuai
larutan elektrolit dan non elektrolit. dengan EYD
D1: LKS berisi panduan kegiatan pada saat 5.2 Ketepatan bahasa yang digunakan sesuai
pembelajaran online maupun offline dengan usia Siswa
sehingga memudahkan siswa saat
pengerjaannya Berdasarkan hasil grafik di atas, untuk
LKS Halaman 3. penilaian aspek konstruk memperoleh persentrase
D2: LKS Halaman 4. keseluruhan untuk multimedia interaktif sebesar
E1: Ketepatan bahasa atau penggunaan ejaan 82,96% sedangkan untuk website e-chemedu
dan tata bahasa indonesia yang sesuai sebesar 81.11%. Menurut Riduwan [10],
dengan EYD. persentase yang diperoleh tersebut tergolong
E2: Ketepatan bahasa yang digunakan sesuai kedalam kriteria sangat valid yaitu dimana kriteria
dengan usia Siswa. sangat valid memiliki rentang nilai 81-100%.
Blended learning berbasis web adalah metode
2) Website e-chemedu pembelajaran yang digunakan dengn
menggabungkan antara pembelajaran online
dengan pembelajaran dalam kelas [16]. Dalam
proses belajar pada umumnya siswa lebih banyak
menggunakan ranah kognitif disamping
penggunaan efektif dan psikomotoriknya melalui
penyatuan-penyatuan informasi yang diperoleh
secara singkat, namun tidak banyak dari informasi
yang diperoleh tersebut dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama khususnya pada
penggambaran aspek secara makro, mikro, dan
simbolik khususnya dalam materi larutan elektrolit
Gambar 9. Grafik Validasi Kualitas Konstruk
Website dan non elektrolit. Implementasinya dalam
pembelajaran dengan menggunakan multimedia
Keterangan grafik validasi aspek konstruk: interaktif berbasis blended learning yaitu dengan
1 Penyajian materi pada website E- menyajikan suatu media pembelajaran yang dapat
chemedu disajikan dalam bentuk ilustrasi mengkaitkan semua aspek yaitu video, animasi,
secara komunikatif. teks, dan lain-lain. Sehingga tampilan yang
2.1 Terdapat aktivitas siswa berupa latihan disajikan lebih menarik dan aktivitas berupa
soal dimana siswa dapat mengaktifkan belajar mengajar dapat dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan berpikirnya dalam tujuan pembelajaran yang dibuat. Hal tersebut
memecahkan masalah. dapat menjelaskan bahwa pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif dapat
Kegiatan “Rumusan Masalah”
memudahkan dalam mengimplementasikan
2.2 Kegiatan “Hipotesis”
149
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

pembelajaran. Selain itu Multimedia interaktif Y Kualitas ilustrasi baik dalam segi
dapat digunakan untuk mengaitkan ketiga level peletakan, ukuran, warna, dan
representasi ilmu kimia sehingga efektif dalam pencahayaan
menyajikan konsep kimia yang kompleks dan Z Desain dalam multimedia interaktif
dinamis pada tingkat makroskopis, memudahkan siswa mempelajari materi
submikroskopis, dan simbolik [17].
c. Kualitas Instruksional 2) Website e-chemedu
Terdapat beberapa aspek dalam penilaian
kualitas instruksional yang divalidasikan.
1) Media Pembelajaran berupa Multimedia
Interaktif

Gambar 11. Grafik Validasi Kualitas Instruksional


website

Keterangan grafik validasi aspek kualitas


Gambar 10. Grafik Validasi Kualitas Instruksional instruksional:
Media A Petunjuk pengoprasian penggunaan
website e-chemedu lengkap dan jelas
Keterangan grafik validasi aspek kualitas pada setiap kegiatannya, sehingga dapat
instruksional: memberikan kesempatan belajar sesuai
v1 Penggunaan user control (next, previous, dengan kecepatan belajar siswa
dll) tepat, sehingga dapat memberikan B Desain website e-chemedu memudahkan
kesempatan belajar sesuai dengan siswa mengerjakan setiap kegiatan
kecepatan belajar Siswa Kemudahan siswa dalam mengakses
Multimedia interaktif, Scene 1 media elearning
Tombol “Start” C Terdapat umpan balik dan score disetiap
v2 Multimedia interaktif, Tombol pengerjaan soal dalam pembelajaran
“home” dengan website e-chemedu
v3 Multimedia interaktif, Tombol “next” D Petunjuk pengoprasian penggunaan
pada “pengertian larutan elektrolit” website e-chemedu lengkap dan jelas
v4 Multimedia interaktif, Tombol pada setiap kegiatannya, sehingga dapat
“previous” pada “pengertian larutan memberikan kesempatan belajar sesuai
elektrolit” dengan kecepatan belajar siswa
W Petunjuk pengoprasian penggunaan Berdasarkan hasil grafik di atas, untuk
multimedia interaktif berbasis blended penilaian aspek kualitas instruksional memperoleh
learning lengkap dan jelas persentrase keseluruhan untuk multimedia
x1 Posisi dan bentuk user control konsisten interaktif sebesar 88,48% sedangkan untuk website
serta memiliki warna dan fungsi yang e-chemedu sebesar 81,67% . Menurut Riduwan
sama pada setiap screen [10], persentase yang diperoleh tersebut tergolong
Multimedia interaktif, Scene 1 kedalam kriteria sangat valid yaitu dimana kriteria
Tombol “Start” sangat valid memiliki rentang nilai 81-100%.
x2 Multimedia interaktif, Tombol Maka multimedia Interaktif berbasis blended
“home” learning yang dikembangkan dikatakan sudah
x3 Multimedia interaktif, Tombol “next” sangat valid/layak. Menurut Arsyad [18], pada
pada “pengertian larutan elektrolit” aspek kualitas instruksional secara keseluruhan
x4 Multimedia interaktif, Tombol yang dinilai yaitu berkaitan dengan bagaimana
“previous” pada “pengertian larutan media pembelajaran yang dikembangkan dapat
elektrolit” memiliki dampak yang berlebih baik siswa
maupun guru, dapat meningkatkan motivasi dan
150
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

interaksi, serta mampu memberikan bantuan 2.10 Multimedia Interaktif : Tombol


belajar serta pemahaman untuk siswa. Lebih lanjut “Tujuan Pembelajaran”
dijelaskan dalam pembuatan desain 2.11 Multimedia Interaktif :Tombol “Peta
pembelajarannya, penggunaan bahan/media ajar
Konsep”
yang diberikan oleh guru dapat melalui
pembelajaran secara online dan konvensional [19]. 2.12 Multimedia Interaktif :Tombol
“Pengertian”
d. Kualitas Teknis
2.13 Multimedia Interaktif : Tombol
Terdapat beberapa aspek dalam penilaian
kualitas teknis yang divalidasikan. “Sifat-sifat”
1) Media Pembelajaran berupa Multimedia 2.14 Multimedia Interaktif : Tombol
Interaktif “Animasi
2.15 Multimedia Interaktif : Tombol
“Video Praktikum”
2.16 Multimedia Interaktif : Tombol
“Latihan soal”
3 Setiap bagian terhubung dengan baik
sehingga multimedia interaktif tampak
jelas
4 Program dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah
Gambar 12. Grafik Validasi Kualitas Teknis 5.1 Ketepatan bahasa atau penggunaan
Media
ejaan dan tata bahasa indonesia yang
Keterangan grafik validasi aspek kualitas teknis: sesuai dengan EYD
1 Pemilihan model, ukuran, dan warna 5.2 Ketepatan bahasa yang digunakan
teks sesuai dengan usia Siswa
2.1 Keselaraan antara warna teks, 5.3 Kata yang digunakan konsisten
background, dan tombol-tombol
Multimedia interaktif, Scene 1 2) Website e-chemedu
Tombol “Start”
2.2 Multimedia interaktif, Tombol
“home”
2.3 Multimedia interaktif, Tombol
“next” pada “pengertian larutan
elektrolit”
2.4 Multimedia interaktif, Tombol
“previous” pada “pengertian larutan
elektrolit” Gambar 13. Grafik Validasi Aspek Kualitas Teknis
2.5 Multimedia Interaktif : “Animasi” Website
tombol C12H22O11
Keterangan grafik validasi aspek kualitas teknis:
2.6 Multimedia Interaktif : “Animasi”
A Pengoprasian tombol-tombol berjalan
tombol NaCl larutan dengan baik
2.7 Multimedia Interaktif : “Animasi” B Setiap bagian terhubung dengan baik
tombol NaCl padatan sehingga pengerjaan kegiatan dalam
2.8 Multimedia Interaktif : “Animasi” kelas pembelajaran tampak jelas
tombol CH3OH C Website e-chemedu dapat dijalankan
dengan baik
2.9 Multimedia Interaktif : “Animasi”
tombol CH3COOH

151
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

D Ketepatan bahasa atau penggunaan ejaan Pembelajaran Interaktif Berbasis Education


dan tata bahasa indonesia yang sesuai Game Sebagai Media Pembelajaran Kimia.
dengan EYD Chemistry in Education, 3(1), 1-7.
E Ketepatan bahasa yang digunakan sesuai
dengan usia Siswa [3] Sudarma, I. Komang., dan Oka, Gde Putu
F Kata yang digunakan konsisten Arya. 2008. Teknik Produksi dan
Pengembangan Multimedia Pembelajaran.
Berdasarkan hasil grafik di atas, untuk Singararja: Universitas Pendidikan Ganesha.
penilaian aspek kualitas teknis memperoleh
persentrase keseluruhan untuk multimedia [4] Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran.
interaktif sebesar 87% sedangkan untuk website e- Jakarta: Gaung Persada.
chemedu sebesar 77,78%. Menurut Riduwan [10],
persentase yang diperoleh tersebut tergolong [5] Munir. 2013. MULTIMEDIA: Konsep &
kedalam kriteria valid yaitu dimana kriteria yang Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
dimiliki memiliki rentang 61-80% dan sangat Penerbit Alfabeta.
valid yaitu dimana kriteria sangat valid memiliki
rentang nilai 81-100%. Maka multimedia Interaktif [6] Dwiningsih, Kusumawati, Sukarmin, Muchlis,
berbasis blended learning yang dikembangkan dan Rusli Hidayah. 2015. Pembelajaran
dikatakan sudah sangat valid/layak. Menurut Kimia Anorganik Berbasis Web Lite Course.
Arsyad [18], penilaian yang berkaitan dengan Molucca Journal of Chemistry Education,
kualitas teknis yaitu keterbacaan, mudah Vol. V No. 2; hal. 22- 30.
digunakan, serta kualitas pengelolaan program.
Implementasinya yaitu berkaitan dengan [7] López-Pérez, M. Victoria., López-Pérez, M.
bagaimana tombol-tombol yang ada pada Charmen., Rodríguez-Ariza, and Lazaro.
multimedia interaktif tesebut dapat berfungsi 2011. Blended Learning in Higher Education:
dengan baik. Students Perception and Relation to Outcome.
Uji coba awal dilakukan di MAN 2 Gresik Journal Elsevier, 818-826
dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa, [8] Eklund, and Schutte. 2003. Designing feelings
observasi aktivitas siswa saat kegiatan belajar into products – Integrating Kansei
berlangsung, serta angket respon siswa. Engineering Methodology in Product
Development. Thesis Linkoping Linkopings
PENUTUP University.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: [9] Thiagarajan, S., et al. 1974. Instructional
Pengembangan produk pembelajaran berupa Development for Training Teachers of
multimedia interaktif berbasis blended learning Expectional Children. Minneapolis,
dapat dikembangkan dan dinyatakan valid/layak Minnesota: Leadership Training
sebagai media dalam pembelajaran dengan Institute/Special Education, University of
penilaian jika ditinjau dari kevalidan berdasarkan Minnesota.
kualitas isi dan tujuan, instruksional, teknis, dan
konstruk mendapatkan nilai interpretasi persentase [10] Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-
skor rata-rata untuk media pembelajaran berupa Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
multimedia interaktif sebesar 85,29% sedangkan
website e-learning sebagai penunjang kegiatan [11]Arham, Uliya Ulil dan Dwiningsih,
belajar blended learning memperoleh persentase Kusumawati. 2016. Kelayakan Multimedia
keseluruhan 81,14%. Interaktif Berbasis Blended Learning Pada
Materi Pokok Kimia Unsur. Unesa Journal of
DAFTAR PUSTAKA Chemical Education, Vol. 5 No. 2; hal. 345-
352.
[1] Kemendikbud. 2013b. Permendikbud No. 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta: [12]Damayanti, Dian, dan Dwiningsih,
Departemen Pendidikan Nasional. Kusumawati. 2017. Pengembangan
[2] Heriyanto, A., Haryani, Sri, dan Sri Mantini Perangkat Pembelajaran Berorientasi
Rahayu. 2014. Pengembangan Multimedia Blended Learning pada Materi Sistem
152
Unesa Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol. 7, No. 2, pp.143-153, May 2018

Periodik Unsur Kelas X SMA. Unesa Journal Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif
of Chemical Education, Vol. 6 No. 1; hal. 16- Mahasiswa Melalui Blended Learning
23. Berbasis Web. Prosiding Seminar Nasional
PPM; hal. 78-81
[13] A.P, Raffani Ovianti dan Dwiningsih,
Kusumawati. 2016. Developing Multimedia [17] Burke, K. A., et al. 1998. Developing and
Interactive Based Blended Learning at Kimia Using Conceptual Computer Animations for
Subject Class XII. Prosiding Seminar ISEL, 6 Chemistry Instruction. Journal of Chemical
Agustus 2016 Education, 75(12): 1658-1661.

[14]Rahma, Pipit Tri, dan Dwiningsih, [18] Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran.
Kusumawati. 2017. Pengembangan Lembar Jakarta: Rajawali Pers.
Kerja Siswa Model Inkuiri Terbimbing
Berbasis Blended Learning pada Materi [19] Dwiningsih, Kusumawati, Sukarmin, dan
Pokok Kimia Unsur. Unesa Journal of Muchlis. 2016. Building the Design of
Chemical Education, Vol. 6 No. 3; hal. 476- Blended Learning in Web Lite-Based and
481. Industrial Visits Inorganic Chemical Course.
American Scientific Publishers.
[15]Peraturan Badan Standar Nasional
Pendidikan.2016. Prosedur Operasi Standar [20]Wulandari, Diah Ayu, dan Dwiningsih,
Penyelenggaraan Penilaian Buku Teks Kusumawati. 2017. Pengembangan
Pelajaran dan Buku Panduan Guru. Jakarta: Perangkat Pembelajaran Berbasis Blended
BSNP Learning pada Materi Koloid. Unesa Journal
of Chemical Education, Vol. 6 No. 3; hal. 446-
[16] Dwiningsih, Kusumawati, Sukarmin, dan 451.
Muchlis. 2016. Pengaruh Self Regulated

153

Anda mungkin juga menyukai