Essay Pemenang Ewc Ois Fisip Ui 2013 Tingkat Nasional
Essay Pemenang Ewc Ois Fisip Ui 2013 Tingkat Nasional
Disusun Oleh :
- A’adilah Safitri Mulya
- Annisa Rizky Nursanti
- Nadya Rahmini Nurlina Sari
Jakarta adalah kota metropolitan dengan jumlah penduduk kurang lebih 8 juta
jiwa yang keseluruhannya berasal dari beragam etnik, suku, dan agama yang berbeda-
beda. Di Jakarta sendiri lebih memfokuskan pada tingkat modernisasi fisik dan
perekonomian. Padahal di beberapa negara, kota modern justru memperlihatkan sisi
kultural yang kemudian menjadi identitas kota. Dampak positif dari multicultural ini
adalah kekayaan akan budaya yang ada sekaligus kombinasi budaya yang tercipta.
Hal ini sebagaimana terlihat dari penyataan bahwa Multikultural berasal dari
bahasa Inggris, multikultural. Multi artinya banyak, Cultural artinya budaya, jadi
multicultural adalah banyak budaya. Di dalam kehidupan masyarakat multikultural
ada bermacam-macam kebudayaan yang hidup bersama dan saling berdampingan
serta saling berinteraksi dalam suatu masyarakat.
Dari masalah yang telah dijelaskan dan bukti-bukti yang telah ada kita bisa
mengambil kesimpulan serta bisa belajar dari pengalaman yang pernah dihadapi oleh
bangsa kita bahwa usaha untuk mempersatukan masyarakat multikultural bukanlah
sesuatu hal yang mudah, mengingat dalam banyak hal akan banyak perbedaan baik di
pendapat maupun dalam nilai- nilai kehidupan. Hal ini tidak terlepas dari pemahaman
akan masyarakat multikultural itu sendiri yakni masyarakat Indonesia yang mengakui
adanya beragam keunikan budaya di Indonesia, masyarakat yang mengakui adanya
perbedaan, tetapi tidak mengekang kelompok lain. Dari pemahaman tersebut dapat di
simpulkan bahwa multikultural di Indonesia memang banyak, tetapi tidak adanya
perbedaan hak yang membatasi kesempatan seseorang untuk mendapat haknya.
Untuk mewujudkan masyarakat multikultural yang hidup dalam suasana
harmonis, maka diperlukan beberapa cara untuk memecahkan masalah yang sering
timbul sebagai akibat perbedaan budaya. Beberapa permasalahan yang ditimbulkan
dari adanya perbedaan multikultural sudah kami jabarkan pada halaman sebelumnya.
Diantaranya permasalahan SARA dan juga persaingan pekerjaan yang merupakan
perpanjangan dari permasalahan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dapat ditempuh dengan cara : mengembangkan nilai budaya musyawarah sehingga
segala keanekaragaman kepentingan perlu dibicarakan bersama, lalu dengan cara
menanamkan pendidikan multikultural sehingga kita belajar bagaimana menghadapi
perbedaan agama, suku, ras, agama dengan rasa toleransi baik melalui norma, moral,
dan lain – lain, yang terakhir dengan cara akomodasi atau penengah. Dengan
alternatif pemecahan tersebut diharapkan akan tercipta suatu masyarakat yang
harmonis di negeri kita.
Multikuturalisme
Nama Kelompok:
Ilham Brawerie
Sultan Agung
Axl
Karakteristik suatu masyarakat yang ada sejak lama dan diturunkan terus
menerus akan memebentuk suatu kebudayaan. Menurut Bapak Ki Hajar Dewantara,
“Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.”. Pendapat Bapak Ki Hajar Dewantara ini salah satu
maknanya menyatakan bahwa kebudayaan hanya akan ada apabila dapat bertahan
dari pengaruh zaman dan alam.
Kebudayaan masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama, hal
ini dikarenakan faktor - faktor yang mengharuskan suatu masyarakat membuat
kebudayaan yang berbeda dengan masyarak lain. Sebagai contoh yaitu negara kita
tercinta Indonesia, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berarti memiliki
banyak pulau. Pulau-pulau ini tentunya terpisahkan oleh laut yang mengakibatkan
perbedaan budaya masyarakat antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Contoh
yang lebih sederhana yaitu di dalam pulau itu sendiri ada masyarakat yang tinggal di
daerah pegunungan dan masyarakat yang tinggal di daerah pantai, antara masyarakat
yang tinggal di daerah pegunungan dan masyarakat yang tinggal di daerah pantai
memiliki cara bertahan hidup yang berbeda atau bisa kita sebut mereka memiliki
karakteristik yang berbeda sehingga keudayaan diantara merekapun pasti berbeda.
Seperti perbedaan pada aspek-aspek lain, perbedaan pada kebudayaan juga
memiliki dampak negatif dan positif dalam kehidupan kita. Dampak negatif yang
harus kita waspadai yaitu :
1. Terjadinya perang (konflik) antar suku karena tidak adanya toleransi,
2. Adanya saling ketergantungan yang lebih rapat dan erat antarbagian
dalam organisme hidup atau antar anggota di daam masyarakat
sehingga terjadi penyatuan hubungan yang dianggap harmonis
(Integrasi),
3. Tidak adanya keserasian pada bagian-bagian suatu kesatuan organisasi
masyarakat (Disintegrasi), dan
4. Adanya paham primordialisme.
Selain itu keberagaman budaya juga memiliki dampak positifnya, beberapa
diantaranya yaitu :
1. Wawasan semakin luas,
2. Pengamalan Bhineka Tunggal Ika semakin nyata, dan
3. Toleransi semakin berkembang.
Rofiatus Syar’i
Ismi Meliza Fitri
Syifa Aulia Rahmawati
TANGERANG
SURAU MENJAWAB KERISAUAN BANGSA
1
"Membangun bangsa dengan etika dan moral pancasila", http://berdikarionline.com// (Jul.
16, 2012)
teknologi tanpa harus meninggalkan tradisi dan budaya asli pondok pesantren.
Lembaga tersebut berusaha menyingkirkan stereotip negatif lulusan pondok
pesantren yang dianggap tertinggal, katrok, kolot, dan tidak mampu bersaing di
era globalisasi seperti sekarang ini.
Di pondok pesantren remaja dididik agar memiliki prinsip dan nilai dasar
yang disebut dengan panca jiwa pondok; (1) keikhlasan, yang berarti semua
perbuatan atau pekerjaan berdasarkan niat yang tulus tanpa mengharapkan
imbalan dan beramal semata-mata karena untuk mendapatkan ridho Allah; (2)
kesederhanaan, yang memiliki arti kesesuaian antara kebutuhan dan kemampuan
yang seimbang; (3) berdikari, yang berarti mampu untuk menolong dirinya
sendiri atau menjadi diri sendiri dan juga mementingkan kebutuhan untuk
pesantren dan masyarakat; (4) ukhuwah islamiyah, yang berarti santri harus
memiliki rasa persaudaraan sehingga kesulitan dirasakan bersama dengan jalinan
perasaan keagamaan; (5) kebebasan, yang berarti bebas berfikir secara rasional
untuk menentukan masa depan yang lebih baik, namun tetap bertanggung jawab.
2
Roni Raditya, "Bibliografi singkat presiden Abdurrahman Wahid",
http://rony.r07.alumni.ipb.ac.id (Jul. 8, 2010)
Hal tersebut saling berkaitan dengan kesadaran multikulturalisme yang
memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia sebagai suatu
Negara yang berdiri diatas keragaman kebudayaan dimiliki oleh seseorang yang
memiliki latar pendidikan pondok pesantren tanpa menyingkirkan jiwa
nasionalisme. Justru keanekaragaman budaya tersebut menjadi inspirasi dan
potensi untuk pembangunan bangsa, menjadi pesona bagi negara lain. Sehingga
cita-cita luhur bangsa dapat terlaksana, demi mewujudkan masyarakat Indonesia
yang adil makmur dan sejahtera.