Anda di halaman 1dari 13

TTM 3

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH


IDIK4012PROGRAM STUDI SI PGSD

Nama : Tira Febry Diansari

NIM : 835145769

Semester: 6 (Enam)

Judul/Topik Penelitian : Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi


Melatih Ungkapan Dengan Menggunakan Kata “Tolong” Untuk Hidup
Rukun Menggunakan Metode Role Playing Kelas II Semester II SDN
Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2020/2021.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses belajar dan
mengajar. Dalam proses pembelajaran inilah guru harus dapat menggunakan
metode pembelajaran yang tepat dan media pendidikan yang sesuai dengan
proses pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran yang menyenangkan dan
menarik dapat mengembangkan siswa memiliki sikap empati. Selain dapat
menggunakan metode dan media yang relevan, guru yang kompenten juga
harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang baik, mampu mengelola
proses pembelajaran dengan efektif, dan dapat menumbuhkan empati siswa di
dalam proses pembelajaran. Empati sangat penting dimiliki oleh siswa, karena
siswa akan peka terhadap permasalahan di sekitar dan akan memudahkan siswa
dalam memecahan masalah sosial secara bersama-sama terutama masalah
sehari-hari di masyarakat. Adanya kebutuhan masyarakat untuk memecahkan
masalah- masalah sosial menjadikan Bahasa Indonesia sebagai suatu proses
pembelajaran yang sangat penting. Sampai saat ini pembelajaran Bahasa
Indonesia dipandang sebagai pelajaran dengan bahan materi yang sangat
banyak. Hal inilah yang menjadikan pembelajaran Bahasa Indonesia
membosankan oleh sebagian siswa. Idealnya pembelajaran dalam setiap mata
pelajaran di sekolah perlu menekankan pada empati siswa.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, Selama proses kegiatan
pembelajaran di SDN Pati Kidul 05 di kelas II menimbulkan beberapa
permasalahan yang akan dihadapi oleh guru dan siswa seperti siswa yang
cenderung tidak pernah mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran,
sedangkan guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tapi
hampir tidak ada siswa yang bertanya sehingga siswa cenderung hanya sebagai
penerima. Pembelajaran yang monoton juga membuat siswa mudah bosan dan
pasif, seperti gaduh sendiri dan mengantuk di kelas. Kemudian siswa yang
malas jika mendapat tugas berkelompok selalu mengandalkan teman
sekelompok yang rajin. Siswa yang sering bertengkar dengan teman ketika
berbeda pendapat saat
berdiskusi juga menyebabkan siswa sulit untuk beradaptasi. Suasana belajar
yang kurang kondusif pun seringkali terjadi dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia menyebabkan rendahnya empati yang di miliki oleh siswa. Ketika
ada teman kelas yang tidak masuk karena sakit, tidak ada siswa yang
berinisiatif untuk menjenguknya. Suasana seperti ini tidak efektif untuk
menumbuhkan sikap empati siswa.
Pembelajaran materi melatih ungkapan dengan menggunakan kata
“tolong” untuk hidup rukun tema pengalamanku subtema pengalamanku di
tempat wisata hasilnya masih belum sesuai dengan harapan. Siswa kelas II
Semester II SDN Pati Kidul 05 yang mencapai KKM baru 8 siswa atau 40%
dari keseluruhan siswa 20 siswa. Hasilnya masih banyak siswa belum mampu
bermain peran dengan lafal intonasi dan ekspresi yang tepat.
Masalah di atas terjadi karena pembelajaran yang diterapkan belum sesuai
dengan tujuan pendidikan. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia perlu
menekankan empati siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar agar tujuan
pendidikan yang diharapkan dapat terwujud. Suasana pembelajaran yang
menumbuhkan empati harus diciptakan dalam proses pembelajaran sehingga
dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan memiliki
sikap empati terhadap sesama maupun terhadap lingkungan. Dalam hal ini
siswa diharapkan dapat terlibat dan fokus dalam pembelajaran serta mampu
memecahkan masalah yang terjadi di dalam kelas, sehingga siswa dapat
meningkatkan rasa empatinya. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang
dilakukan guru sebaiknya lebih kreatif atau bervariasi yang disesuaikan
dengan perkembangan masyarakat dan teknologi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan metode pembelajaran yang
dapat menumbuhkan sikap empati pada siswa, tentunya metode pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk merasakan apa yang terjadi pada diri orang lain
sehingga dapat memicu tumbuhnya empati siswa. Salah satu metode yang
dapat meningkatkan sikap empati siswa yaitu metode role playing (bermain
peran).
Suatu kegiatan belajar yang menggunakan metode role playing dapat
mengajarkan siswa untuk berempati. Pada metode role playing, titik
tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke
dalam suatu
situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Dengan memainkan suatu peran
tertentu, siswa akan memahami bagaimana posisi seseorang yang
diperankannya. Dengan metode bermain peran mereka tidak akan dengan
mudahnya menghakimi seseorang atau suatu masalah.
Role playing merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif
dilakukan pada siswa yang cenderung ramai dan susah untuk berkonsentrasi,
seperti kondisi siswa di SDN Pati Kidul 05 di kelas II. Metode role playing
adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung pada apa yang diperankan. Metode ini dapat melibatkan seluruh
siswa dan mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi memajukan
kemampuannya dalam bekerjasama dan meningkatkan empatinya.
Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti ingin
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Melatih Ungkapan Dengan Menggunakan Kata “Tolong”
Untuk Hidup Rukun Menggunakan Metode Role Playing Kelas II Semester II
SDN Pati Kidul 05”.

B. Rumusan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa


permasalahan sebagai berikut :
1. Rumusan Umum
Secara umum penelitian ini merumuskan “Bagaimanakah Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Melatih Ungkapan Dengan Menggunakan
Kata “Tolong” Untuk Hidup Rukun Menggunakan Metode Role Playing
Kelas II Semester II SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2020/2021?”.
2. Rumusan Khusus
a. Bagaimanakah penggunaan metode Role Playing dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi melatih ungkapan dengan menggunakan
kata “tolong” untuk hidup rukun di Kelas II SDN Pati Kidul 05 ?
b. Apakah penggunaan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil
belajar pada materi melatih ungkapan dengan menggunakan kata
“tolong” untuk hidup rukun di dalam kelas II SDN Pati Kidul 05 ?

C. Tujuan Perbaikan
Berdasarkan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penggunaan Metode Role Playing pada materi
Melatih Ungkapan Dengan Menggunakan Kata “Tolong” Untuk Hidup
Rukun terhadap hasil belajar siswa kelas II SDN Pati Kidul 05 tahun
pelajaran 2020/2021.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui apakah penggunaan metode role playing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Melatih Ungkapan
Dengan Menggunakan Kata “Tolong” Untuk Hidup Rukun di kelas II
SDN Pati Kidul 05 tahun pelajaran 2020/2021.
b) Meningkatkan minat dan aktivitas siswa menggunakan metode role
playing pada materi Melatih Ungkapan Dengan Menggunakan Kata
“Tolong” Untuk Hidup Rukun di kelas II SDN Pati Kidul 05 tahun
pelajaran 2020/2021.

D. Manfaat Perbaikan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat khususnya
bagi guru dan calon guru. Manfaat yang diharapkan adalah :
1. Manfaat Teorotis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan
menambah wawasan tentang metode pembelajaran role playing, sehingga
dapat memperkaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada materi
melatih ungkapan dengan menggunakan kata “Tolong” untuk hidup rukun
siswa kelas II Semester II SDN Pati Kidul 05 tahun pelajaran 2020/2021.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian di harapkan bermanfaat :
a) Bagi sekolah.
Sekolah akan sangat diuntungkan dengan adanya perbaikan pembelajaran
oleh guru melalui metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi melatih ungkapan dengan menggunakan kata “Tolong”
untuk hidup rukun siswa kelas II Semester II SDN Pati Kidul 05 tahun
pelajaran 2020/2021.
b) Bagi Guru.
1. Merefleksi dan memperbaiki pembelajaran yang dilaksanakan agar
lebih baik lagi.
2. Dapat memberikan pemahaman serta gambaran tentang metode
pembelajaran role playing.
c) Bagi siswa.
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi melatih
ungkapan dengan menggunakan kata “Tolong” untuk hidup rukun.
2. Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
aktif dan menyenangkan yang pada akhirnya hasil belajar siswa
meningkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a) Pengertian Belajar
Reber (dalam Sugihartono, 2007: 74) menjelaskan Belajar memiliki dua
pengertian, pertama belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan
kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng
sebagai hasil latihan yang diperkuat. Belajar adalah perubahan yang relatif
permanen pada perilaku, pengetahuan dan kemampuan berfikir yang
diperoleh karena pengalaman (Sugihartono, 2007: 74). Pengalaman tersebut
dapat diperoleh dengan adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya (Sardiman, 2000). Delker (dalam Sudjana, 2005: 8)
menjelaskan bahwa belajar itu tidak selalu membutuhkan guru namun
pengertian belajar adalah upaya penyesuaian diri yang sengaja dialami oleh
peserta didik dengan maksud untuk melakukan perubahan tingkah laku
sesuai tujuan belajarnya.
Berdasarkan pendapat para ilmuan tersebut dapat disimpulkan, belajar
adalah sebuah proses dengan tujuan tertentu, artinya belajar adalah sebuah
perjalanan, sebuah pengalaman yang didapat melalui proses dan didapatkan
suatu tujuan dari ajaran ataupun perjalanan tersebut hingga akhirnya
mencapai hasil.
b) Pengertian Hasil Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan
terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’
dan ‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti:
1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha,
2) pendapatan; perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Secara umum Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar.menurutnya
juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman adalah
“Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
satu individu dengan individu lainnya dan antara individu dengan
lingkungan”. Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah (1)
membawa kepada perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya
adalah didapatkanya kecakapan baru, (3) Bahwa perubahan itu terjadi karena
usaha dengan sengaja”. Dari beberapa defenisi di atas terlihat para ahli
menggunakan istilah “perubahan” yang berarti setelah seseorang belajar
akan mengalami perubahan. Untuk lebih memperjelas Mardianto
memberikan kesimpulan tentang pengertian belajar:
1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan
secara sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua
potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental
2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam driri antara
lain perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif dan kedepan.
3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap
negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat dan lain
sebagainya.
4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan
buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang dirubah tersebut
untuk menjadi bekal hidup seseorang agar ia dapat membedakan mana
yang dianggap baik di tengah-tengah masyarakat untuk dihindari dan
mana pula yang harus dipelihara.
5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang berbagai
bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca,
tidak dapat menulis jadi dapat menulis. Tidak dapat berhitung menjadi
tahu berhitung dan lain sebagainya.
6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan, misalnya
keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang tekhnik dan
sebagainya.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah
proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku
baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar merupakan salah satu
indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku uyang
diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Salah satu indikator
tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa
dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono, Dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk melihat sejauh
mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta
didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk
angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara
pendidikan.
Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar (perubahan
tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah selesai
melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran
information search dan metode resitasi yang dibuktikan dengan hasil
evaluasi berupa nilai.
2. Pengertian Metode Role Playing
Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam rangkaian sistem
pembelajaran. Maka dari tiu diperlukan kecerdasan dan kemahiran guru dalam
memilih metode pembelajaran. Pemilihan metode yang kurang tepat menjadikan
pembelajaran kurang efektif.
Metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal tesebut disebabkan perkembangan teknologi dalam bidang
pendidikan yang menuntut efesiensi dalam pembelajaran.
Menurut Sri Aniatah W, dkk menyatakan bahwa metode adalah suatu cara yang
digunakan guru dalam pembelajaran siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar
yang efektif dalam pembelajaran. Setiap metode mengajar memiliki karakter yang
berbeda-beda dalam membentuk pengalaman belajar siswa tetapi dengan yang
lainnya sangat menunjang.
Masitoh dan Laksmi Dewi menyatakan bahwa role playing (Bermain peran)
merupakan permainan dalam bentuk dramatisasi sekelompok siswa dalam
melaksanakan kegiatan tertentu yang telah diarahkan guru. Simulasi ini menitik
beratkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa
silam yang memungkinkan terjadi pada masa yang akan datang peristiwa tersebut
bermakna bagi kehidupan sekarang.
Menurut Hamzah B. Uno (2007) bermain peran sebagai suatu metode
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menentukan makna diri
(jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok.
Artinya melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran menyadari
adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan dirinya juga perilaku orang lain.
Agar tujuan peningkatan hasil belajar siswa terwujud dengan melalui metode ini
maka kita harus mengacu pada prosedur yang telah ditentukan sebagaimana
pernyataan Hamzah B. Uno (2011: 26) bahwa prosedur bermain peran terdiri dari
sembilan langkah yaitu:
(1) pemanasan (warming up),
(2) memilih partisipan,
(3) menyiapkan pengaamat (observer),
(4) menata panggung/kelas,
(5) memainkan peran,
(6) diskusi dan evaluasi,
(7) memainkan peran ulang,
(8) diskusi dan evaluasi kedua, dan
(9) berbagi pengalaman dan kesimpulan.
Dari uraian di atas, peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode role
playing (bermain peran) akan tercapai dengan baik apabila dalam penggunaannya
selalu mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditentukan.
3. Melatih Ungkapan Dengan Menggunakan Kata “Tolong” Untuk Hidup Rukun
Dalam kehidupan keseharian, sebagai makhluk sosial tentunya setiap manusia
tidak dapat hidup sendiri. Dia perlu berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi
tersebut, ungkapan-ungkapan tersebut pasti pernah terucap. Ketika memohon
bantuan kepada orang lain, ucapkan kata ‘tolong’. Kata tolong memiliki kekuatan
yang luar biasa dalam merekatkan tali silaturahmi dan persaudaraan, mendekatkan
hubungan yang renggang, mencairkan kekakuan komunikasi, bahkan meredakan
sebuah persengketaan. Pada banyak kasus, kurangnya komunikasi dan berbagai
konflik yang terjadi di masyarakat karena masing-masing pihak enggan meminta
tolong. Mengucapkan kata ‘tolong’ perlu dibiasakan kepada anak sejak dini baik di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam ketiga lingkungan tersebut
pasti terjadi interaksi sosial. Di lingkungan keluarga terjadi interaksi antara suami
dengan istri, antara orang tua dengan orang tuanya, antara majikan dengan
pembantunya, atau antar anggota keluarga yang lainnya. Di lingkungan sekolah
terjadi interaksi antara Kepala Sekolah dengan guru dan staf, antara guru dengan
rekan sejawat, dan antara guru dengan peserta didik. Dan di lingkungan masyarakat
terjadi interaksi antarmasyarakat, minimal antartetangga dekat hingga tetangga jauh.
Setelah menjadi pembiasaan, maka akan menjadi budaya. Budaya saling tolong,
budaya saling memaafkan, dan budaya saling berterima kasih. Alangkah indahnya
ketika hal tersebut banyak muncul di tengah-tengah masyarakat. Budaya tersebut
akan membuat kehidupan tentram, aman, dan damai, mampu membangun harmoni
dalam membangun keurukunan umat manusia.
Dalam konteks pendidikan, kata ‘tolong’ adalah wujud implementasi
pendidikan karakter. Kata tersebut selain dapat dengan mudah diucapkan ketika
memang terbiasa melakukannya, juga dapat dilakukan ketika seseorang mampu
mengalahkan egonya. Walau sangat mudah diucapkan, tapi kalau seseorang belum
bisa mengalahkan egonya, maka akan sangat sulit dilakukan. Orang yang mampu
mengalahkan egonya, berarti memiliki karakter yang baik.

B. Penelitian Yang Relevan


Pada bagian ini peneliti akan memaparkan penelitian terdahulu yang
menerapkan metode Role Playing, berikut beberapa penelitian terdahulu yang
menggunakan metode Role Playing.
Penelitian tentang metode Role Playing ini pernah dilakukan oleh Wilda
Rahmatul Mazidah dalam penelitiannya yang berjudul ”Penerapan Metode
Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan hasil Belajar Ilmu pengetahuan Sosial
(IPS) Siswa kelas III MI Darul Ulum Rejosari Wonodadi Blitar”. Hasil penelitian
penerapan metode pembelajaran Role Playing adalah sebagai berikut: Rata-rata nilai
persentase capaian setiap indikator siswa pada post test siklus I sebesar 76,2 dengan
presentase ketuntasan 68,75%, dan pada siklus II sebesar 89,7 dengan presentase
ketuntasan 93,75%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa siswa
kelas III MI Darul Ulum Rejosari Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2014-2015.
Sumarno dalam penelitiannya yang berjudul, “Penerapan Metode Pembelajaran
Role Playing dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn pada siswa
kelas VI SD Negeri 01 Kedungjeruk Mojogedang Karanganyar”. Hasil penelitian
penerapan metode pembelajaran Role Playing adalah sebagai berikut: Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan ratarata motivasi dan hasil belajar siswa. Skor
motivasi belajar sebelum pelaksanakan tindakan adalah 238 atau 33%, pada siklus I
adalah 413 atau 57%, pada siklus II meningkat menjadi 606 atau 84%. Sedangkan hasil
belajar PKn pra siklus nilai rata-rata 57,87, pada tindakan siklus I nilai rata-rata 72,87
kemudian meningkat menjadi 82,33 pada pelaksanaan siklus II.
Siti Nurjanah dalam penelitiannya yang berjudul, “Penerapan Metode
Pembelajaran Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi
akhlak terpuji pada siswa kelas II MI Bustanul Ulum Bakalan Jombang”. Hasil
penelitian penerapan metode pembelajaran Role Playing adalah sebagai berikut: Hasil
penelitian ditunjukan dengan nilai rata-rata kelas cukup baik pada siklus I yakni
sebesar 77,53 dengan presentase ketuntasan belajar yakni 70%. Sedangkan pada siklus
II terjadi peningkatan hasil belajar yakni rata-rata kelas meningkat sebesar 89,5 dengan
presentase ketuntasan mencapai 93,3%.

C. Kerangka Berpikir
Pengajaran pada materi melatih ungkapan dengan menggunakan kata “Tolong”
untuk hidup rukun kelas II Semester II SDN Pati Kidul 05 masih belum dilaksanakan
secara optimal. Terkait dengan masalah aktivitas dan rendahnya hasil belajar siswa
sampai saat ini peneliti belum pernah memberikan tindakan apapun, khususnya siswa
kelas II SDN Pati Kidul 05. Untuk itu peneliti berupaya mengadakan tindakan yaitu
melalui Metode Role Playing. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi melatih
ungkapan dengan menggunakan kata “Tolong” untuk hidup rukun kelas II Semester II
SDN Pati Kidul 05 tahun pelajaran 2020/2021. Dengan tindakan dua siklus ini
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan nilai di atas
atau sama dengan KKM 70.

Guru belum menerapkan Metode Pembelajaran Role Aktivitas


Playing dan hasil
Kondisi Awal belajar siswa rendah
(di bawah
KKM,nilai 70).

Dalam pembelajaran
Siklus 1 Bahasa Indonesia dengan
Guru menerapkan menerapkan Metode
Metode Pembelajaran Role
Tindakan Playing
Pembelajaran Siklus 2
Role Playing Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan
menerapkan Metode
Pembelajaran Role
Playing

Diduga melalui pemerapan


Kondisi akhir Metode Pembelajaran
Role Playing
hasil belajar meningkat

Gambar 1.1 kerangka berpikir

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas dapatlah dimunculkan suatu hipotesis tindakan yaitu
terdapat peningkatan hasil belajar siswa menggunakan Metode Role Playing pada
materi Melatih Ungkapan Dengan Menggunakan Kata “Tolong” Untuk Hidup Rukun
Kelas II Semester II SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2020/2021.

Anda mungkin juga menyukai