Anda di halaman 1dari 10

Nama : A. Muawiyah Pebriana.

M
NIM : 32119075
Prodi : 1D-D3 Teknik Listrik

TUGAS PANCASILA

1. Perubahan-perubahan nilai apa yang terjadi di masyarakat saat ini yang tidak
sesuai dengan nilai pancasila? Berikan contoh kasusnya!
2. Analisis dari kasus itu mengenai penyebab, akibat serta apa yang harus
dilakukan dalam menghadapi perubahan nilai tersebut !

Jawaban :

1. Salah satu perubahan yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu hilangnya
sikap toleransi terhadap agama lain. Seperti yang terjadi pada tahun
2015 silam yaitu kasus Pembakaran Mesjid di Tolikara.

Masjid di Kabupaten Tolikara dibakar umat Nasrani menjelang shalat Ied,


sekitar pukul 07 00 WIT, Jumat (17/7). Humas Polri Kombes Agus Rianto
mengatakan, kasus itu bermula saat umat Islam Karubaga Kabupaten
Tolikara hendak menjalankan shalat Idul Fitri.

Tiba-tiba, sekelompok massa dari luar berteriak-teriak. Umat muslim yang


hendak shalat sontak kaget dan langsung melarikan diri ke Koramil dan
Pos 756/WMS untuk meminta perlindungan. Sepeninggalan umat muslim
itu, Masjid tersebut dibakar.
Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, inti persoalan adalah jemaat
nasrani merasa terganggu dengan speaker masjid umat Muslim yang akan
melakukan shalat ied. Umat Nasrani mengklaim suara speaker yang
dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan umum.

Mereka kemudian meminta umat Muslim untuk membubarkan kegiatan


shalat ied tersebut. Hal itu berujung pada perang mulut antara kedua kubu.
Saat itulah kelompok nasrani melempari masjid dengan api hingga
terbakar.

Kasus tersebut sangat jelas tidak menghormati atau tidak dapat toleransi
terhadap agama lain. Era modern kini tidaklah patut bagi negara kita
mempermasalahkan perbedaan. Dengan berkembangnya teknologi dan
ilmu pengetahuan yang semakin pesat semestinya masyarakat sudah
bersikap terbiasa untuk toleransi. Namun, tak seiring dengan
perkembangan tersebut melainkan negara Indonesia semakin terancam
akan perpecahan akibat perbedaan. Sikap toleransi menghilang dari waktu
ke waktu dan masyarakat yang cenderung ingin menang sendiri atas
kepentingan pribadinya.
Hilangnya sikap toleransi terhadap sesama khususnya toleransi terhadap
agama lain tentunya menunjukkan terjadinya perubahan nilai-nilai dalam
pancasila yaitu pada sila pertama.

Adapun penyebab dari kasus tersebut yaitu hilangnya sikap toleransi


terhadap sesama dan menganggap bahwa agamanya adalah yang paling
benar sehingga menyalahkan agama lain atau tidak menghargai kegiatan
yang dilakukan oleh agama lain.
Pada kasus tersebut dijelaskan alasan orang-orang membakar masjid
tersebut yaitu jemaat nasrani merasa terganggu dengan speaker masjid
umat Muslim yang akan melakukan shalat ied. Umat Nasrani mengklaim
suara speaker yang dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan
umum.
Akibat dari kasus tersebut yaitu menghancurkan bangsa Indonesia bisa
saja berupa golongan-golongan separatis terhadap negara. Potensi
peperangan/konflik memanas karena perbedaan pendapat mengarungi
pertumbuhan dan perkembangan negara. Walaupun, pertarungan ini tidak
memakan nyawa dan peristiwa berdarah. Bukan berarti negara tidak
mengalami kerugian besar, melainkan Indonesia mendapatkan krisis
persaudaran dan terancamnya persatuan Indonesia. Selain itu, rakyat
Indonesia masih menyimpan perang batin dan pemikiran yang tak
teselesaikan. Hingga meredupnya kasus ini, masih saja ada perdebatan
pemikiran sok benar berdatangan dari kaum elit bahkan dari lapisan
terbawah sekalipun. Bergulir dan terus bergulir untuk menunjukkan siapa
yang paling benar.

Yang harus dilakukan terhadap perubahan nilai yang terjadi yaitu


menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi dan tidak menganggap bahwa
agama atau orang lain itu salah. Walaupun berbeda kita tetap harus
menghargai apa yang dianut oleh seseorang.
Indonesia bukanlah negara yang hanya berdiri dari satu jenis agama, ras,
suku, golongan dan pendapat saja. Negara ini merupakan satu kesatuan
yang memerlukan integrasi kuat untuk mempertahankannya sampai akhir
kehidupan. Indonesia dibangun melalui keberagaman, bukankah dahulu
saat penjajah datang Indonesia bersatu untuk mengusirnya dan tak peduli
akan perbedaan apapun. Menghindari pertengkaran memang tak bisa kita
lakukan tetapi alangkah baiknya jika mencegah pertengkaran tersebut
dengan saling memahami perbedaan. Perbedaan harus dipelajari dengan
baik, dalam istilah sepasang anak kembar saja memiliki sifat-sifat yang
berbeda. Apalagi, masyarakat Indonesia yang datang dari berbagai penjuru
peradaban.

2. Perubahan atau penyimpangan yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu


Memperkerjakan anak di bawah umur. Jenis penyimpangan sila kedua
adalah memperkejakan anak di bawah umur. Anak di bawah umur tidak
pantas untuk bekerja karena kewajiban mereka adalah sekolah, terutama
jika memperkerjakan anak di bawah umur dengan tidak wajar. Seperti
yang terjadi pada tahun 2018 lalu.
Muncikari tersebut ialah Iwan Setiawan alias Kodeng dan Eko Supriyono.
Keduanya dibekuk lantaran menjual perempuan di bawah umur FA kepada
pria hidung belang seharga Rp800 ribu untuk sekali berkencan.
Dia mengungkapkan, pelaku menjual korbannya yang masih berstatus
pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di tempat karaoke miliknya.
Sebab di tempat itu, korban juga menjadi pemandu lagu dan teman minum
pelanggannya.

Hal yang dilakukan oleh Pelaku tersebut sangat jelas melanggar atau
terjadi penyimpangan terhadap nilai-nilai dalam sila kedua Pancasila.
Dimana pelaku mengambil hak anak tersebut. Dimana yang seharusnya
anak tersebut saat ini duduk dibangku sekolah untuk menuntut ilmu,
namun yang terjadi tidak demikian. Hubungan Pancasila Sila ke-2 Dengan
Kasus Penjualan Anak Pancasila sila ke-2 yang berbunyi Kemanusiaan
Yang Adil Dan Beradab erat kaitanya dengan kasus penjualan anak ini.
Jika ditinjau dari aspek hukum, kasus seperti ini sudah masuk area tindak
pidana, perlakuan mereka orientasinya adalah bisnis, tanpa memikirkan
bahwa anak merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang perlu dilindungi dan
mempunyai harga diri sebagai pemangku hak dan kewajiban sebagaimana
yang diatur dalam UUD 1945 UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi
Manusia (HAM).

Adapun penyebab dari kasus tersebut yaitu kurangnya pengetahun pelaku


mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila khususnya Hak
Asasi Manusia serta dampak yang terjadi pada anak tersebut (korban).
Bukan hanya pelaku yang bersalah, hal tersebut bisa terjadi karena pihak
keluarga dari anak yang menjadi korban membiarkan begitu saja anaknya
dijadikan seperti itu. Yang seharusnya keluarga adalah pelindung utama
bagi anak tersebut.

Adapun akibat dari kasus tersebut yaitu Pelaku dijerat pasal 76 ayat 1 Jo
Pasal 88 UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Ancaman
hukuman maksimalnya 10 tahun penjara. Selain itu anak yang menjadi
korban tersebut mengalami gangguan mental dan berhenti dari bangku
sekolah karena malu. Sehingga anak tersebut tidak dapat mencapai cita-
citanya.

Yang harus dilakukan terhadap kasus yang terjadi yaitu mulai


menghargai hak-hak orang lain dan mengetahui apa saja dampak jika
melakukan apapun itu, apakah merugikan orang lain atau tidak. Selain itu
peran keluarga sangat dibutuhkan bagi anak-anak, agar anak-anak dipantau
dan dijaga agar tidak terjadi kejadian seperti itu. Serta Dengan memahami
sila ke-2 ini mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi di negara
Indonesia kita ini. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan yang lebih
intensif lagi kepada semua masyarakat Indonesia akan pentingnya kita
menegakkan Pancasila di kehidupan kita. Dengan demikian masyarakat
Indonesia akan sampai pada titik puncak perwujudan Pancasila, yaitu
masyarakat yang adil sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu
melihat hak adalah memandang hak sebagai kebebasan bertindak atau
diperlakukan dengan khusus, dimana hal ini dilindungi dan di junjung
tinggi oleh otoritas yang lebih tinggi ( Patricia J. Person, 2004:32).
Menghargai hak setiap orang adalah hal yang sangat penting. Bagaimana
kita akan dihargai hak kita maka kita harus juga ikut menghargai hak
orang lain, apa lagi itu merupakan HAM, yang notabene telah diatur dalam
UUD Kasus penjualan anak ini harus diberantas sampai ke akar akarnya,
karena hal ini sangat bertentangan dengan Pancasila sila ke-2. Dengan
demikian maka akan tercipta kehidupan yang makmur di Indonesia.

3. Perubahan atau penyimpangan yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu


Menjadi provokator etnis atau suku tertentu. Jenis penyimpangan sila
ketiga ketika ada seseorang yang menjadi seorang provokator dari suku
atau etnis tertentu yang bisa memcicu adanya perang antar suku atau
konflik panas.

Dilansir dari Tribunnews.com, aksi anarkistik berawal ketika siswa SMA


PGRI dan masyarakat yang berjumlah sekitar 200 orang menuju salah satu
sekolah di Kota Wamena, Kabupaten Jayapura, Senin (23/9/2019). Jumlah
massa yang begabung bertambah dan pergerakan massa pun terpecah di
beberapa titik, yakni kantor bupati, perempatan Homhom, dan sepanjang
Jalan Raya Sudirman. Kantor Bupati Jayawijaya di Jln Yos Sudarso
dilempari batu oleh massa. Sementara itu, seluruh aktivitas pertokoan dan
sekolah termasuk kantor pemerintah dan swasta lumpuh dan masyarakat
memilih mengungsi kebkantor Polres , Kodim dan Koramil.

Kantor Otonom di Jalan Yos Sudarso Wamena juga dibakar massa.


"Bupati juga sudah mendekati massa karena itu hanya isu. Kita juga sudah
tanyakan dan kita pastikan tidak ada kata-kata rasis. Kami harap
masyarakat di Wamena dan di tamah Papua tidak mudah untuk
terprovokasi isu yang belum tentu kebenarannya," pungkasnya.

Dari kasus yang terjadi beberapa hari yang lalu melanggar nilai-nilai yang
terdapat dalam sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Penyebab dari
kejadian tersebut yaitu berawal dari kabar hoaks dan adanya beberapa
pihak yang memprovokasi kejadian tersebut. Yang membuat orang-orang
yang berada di daerah tersebut merasa dilecehkan atau dihina. Sehingga
mengakibatkan terjadinya kerusuhan dan perpecahan di Wamena.

Yang harus dilakukan terhadap kasus yang terjadi yaitu mencari tahu
kebenaran yang terjadi jangan langsung melakukan tindakan yang
merugikan orang lain dan tentunya orang yang memprovokasi atas
kejadian itu harus mengetahui dampak yang terjadi akibat perbuatannya.
Dan yang tak kalah pentingnya yaitu mulai menghargai orang lain tanpa
melihat perbedaan orang lain sehingga tidak menimbulkan perpecahan
dan tetap menjaga persatuan Indonesia.

4. Perubahan atau penyimpangan yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu


Ketikdakadilan hukum. Jenis penyimpangan sila keempat adalah
Penyimpangan kasus dari sila keempat ini adalah ketikdakadilan hukum
bagi pejabat dan kaum bawah.
2 pria bernama Basar Suyanto dan Kholil akhirnya dijatuhi hukuman 2
bulan lebih 10 hari penjara oleh Pengadilan Negeri Kediri, Jawa Timur,
pada tahun 2009 lalu karena terbukti telah mencuri sebuah semangka.
Dikarenakan keputusan yang dijatuhkan oleh PN Kediri dirasa tidak
berperikemanusiaan, maka sejumlah perwakilan mahasiswa melakukan
protes dan memberikan dukungan kepada kedua terdakwa. Setelah
dilaksanakan sidang lanjutan, akhirnya kedua pria tersebut hanya dijatuhi
hukuman penjara selama 15 hari saja.

Kasus yang terjadi diatas sudah sangat jelas melanggar hak orang lain dan
tidak berlaku adil kepada masyarakat kecil. Penyebab terjadinya kasus
tersebut, Indonesia negara hukum, dimana segala sesuatu diatur
berdasarkan hukum. Sehingga semua warga harus patuh dan taat pada
hukum. Setiap yang melanggar akan mendapatkan sanksi yang tegas.
Misalnya peraturan yang mengatur tentang kedudukan yang sama didepan
hukum, yang terdapat dalam pasal 27 ayat 1 yang berbunyi “ Segala warga
negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya “. Selain itu ada pada pasal 28D ayat 1 yang berbunyi “ Setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama didepan hukum “. Didalam peratuan
tersebut memang benar bahwa dengan adanya hukum maka semua warga
negara mendapatkan perlakuan yang sama dan adil didepan hukum.

Namun didalam implementasinya banyak yang tidak sesuai atau dapat


dikatakan melenceng. Sehingga hukum di Indonesia saat ini lebih banyak
mendapatkan kritikan daripada pujian. Berbagai kritik diarahkan baik
yang  berkaitan dengan penegakkan hukum , kesadaran hukum , kualitas
hukum, ketidakjelasan berbagai hukum yang berkaitan dengan proses
berlangsungya hukum dan juga lemahnya penerapan berbagai peraturan.
Adapun beberapa faktor sebagai penyebab sulitnya penegakan hukum
diIndonesia diantarannya sebagai berikut :
 Masih adanya transaksi didalam penegakan hukum
 Moral penegak hukum yang jelek;
 Adanya intervensi dari para penguasa;
 Rakyat yang masih belum sadar hukum;
 Ada rakyat yang sudah tahu tentang tentang keberadaan hukum
namun mencoba-coba untuk melanggar;
 Adanya ketimpangan dari pasal yang satu dengan pasal yang lain.

Adapun akibat dari kasus yang terjadi yaitu hilangnya kepercayaan rakyat
terhadap pemerintah khususnya penegak hukum. Dan para petinggi-
petinggi atau penguasa di Indonesia bebas melakukan apa saja dan bisa
saja melanggar hukum yang berlaku namun menganggap bahwa uang
dapat menyelesaikan perkara tersebut. Selain itu, hukum di Indonesia bisa
dianggap lemah oleh Negara-negara lain.

Yang harus dilakukan terhadap kasus diatas yaitu dimulai dari kita
sendiri, berusaha untuk mentaati segala hukum yang berlaku dan
menghargai apapun yang berlaku di Indonesia. Sehingga penyimpangan
yang terjadi berkurang dan penegak hukum lebih focus untuk memberikan
informasi mengenai hukum-hukum yang berlaku di Indonesia.
Selain itu penegak hukum haruslah berlaku adil dan mengikuti aturan yang
dan tidak melakukan dengan sewenang-wenangnya. Menghargai orang
kecil dan tidak membedakan antara orang yang berkuasa dengan
masyarakat kecil. Penegak hukum tidak boleh membedakan antara satu
dengan yang lainnya. Karena penegak hukum haruslah berlaku adil dan
semua masyarakat di Indonesia ini sama dan masing-masing memiliki hak
dan kewajiban dan dilindungi oleh hukum yang ada.

5. Perubahan atau penyimpangan yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu


Ketimpangan Ekonomi Menghambat Keadilan Sosial di Indonesia.

Ketimpangan beragam aspek perekonomian, seperti penguasaan lahan di


tengah masyarakat, dapat menghambat terwujudnya keadilan sosial di
Indonesia, demikian diyakini Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan.
Zulkifli mencontohkan salah satu contoh ketimpangan yang besar adalah
sebanyak 0,2 persen pribadi menguasai 74 persen lahan. Sedangkan
hampir seluruh populasi atau 99,08 persen penduduk Indonesia hanya
menguasai lahan yang tersisa atau sekitar 26 persen saja.
Menurutnya, hal itu jelas sebuah ketimpangan yang sangat besar dan tidak
boleh terjadi di negara yang menganut sila keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengingatkan bahwa


kesenjangan pendapatan di masyarakat lebih berbahaya daripada
melambatnya pertumbuhan ekonomi sendiri. Menurutnya, banyak negara
lebih menghadapi masalah lebih karena ketimpangannya yang melonjak
dibandingkan dengan masalah melambatnya pertumbuhan.

Faktanya, ketimpangan ekonomi di Indonesia memang sudah terlihat jelas,


contohnya saja pembangunan ekonomi antara Pulau Jawa dan Pulau
Papua. Jika dilihat menurut wilayah, daerah perkotaan memiliki angka
ketimpangan sedang. Sedangkan wilayah pedesaan memiliki angka
ketimpangan rendah.

Hal ini terjadi karena di daerah perkotaan memang lebih banyak orang
yang mampu dari pada orang yang tidak mampu. Dalam hal ini, tentunya
tidak semua warga di perkotaan dapat memenuhi kebutuhannya setiap
hari. Masih banyak juga orang-orang yang tidak mampu di perkotaan.
Namun, karena di perkotaan juga banyak sekali orang kaya raya, hal ini
mengakibatkan angka ketimpangan yang cukup besar.

Penyebab terjadinya penyimpangan yaitu banyaknya pengeluaran Negara


sedangkan pemasukan atau pendapat Negara yang dihasilkan dari pajak
lebih kecil dibandingkan pengeluaran Negara. Selain itu yang
menyebabkan ketimpangan ekonomi Indonesia yaitu maraknya korupsi
yang sangat merugikan Negara.

Akibat dari kasus tersebut yaitu banyaknya masyarakat belum hidup layak
dan mendapatkan bantuan dari pemerintah.Selain itu ketimpangan
ekonomi menyebabkan Negara memiliki banyak utang yang otomatis
utang tersebut akan dibebani oleh Negara bahkan rakyat Indonesia.

Yang harus dilakukan atas kasus tersebut yaitu kita sebagai warna
Negara yang baik, sudah sepatutnya membayar pajak tepat waktu,
menggunakan brand-brand Indonesia. Sehingga secara tidak langsung kita
membantu perekonomian Indonesia. Selain itu, para petinggi Negara harus
mengelola keuangan Negara dengan baik bukan malah menyalahgunakan
jabatannya sehingga dengan seenaknya melakukan tindakan korupsi.
Serta yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu Pemerataan
Pembangunan tanpa melihat daerah satu dengan daerah lain.
Sekarang ini, pemerataan pembangunan sudah mulai diusahakan. Seperti
di daerah Papua misalnya, pembangunan trans Papua dan juga
direalisasikannya kereta di luar Pulau Jawa. Meskipun sebenarnya hal ini
tidak membawa keuntungan besar bagi pemerintah, karena sedikitnya
pengguna jasa layanan tersebut.

Namun adanya jalan ini bisa mendukung pembangunan nasional dan juga
mengurangi angka ketimpangan ekonomi di suatu daerah. Beberapa
program juga sedang diusahakan oleh pemerintah. Misalnya saja
pemberian dana desa yang diwujudkan akan digunakan untuk sejumlah
program desa yang bermanfaat bagi masyarakat

Hal ini tentunya juga bergantung dengan aparat-aparat pemerintahan yang


seharusnya bertugas untuk melayani masyarakat. Perilaku aparat
membawa dampak besar bagi citra pemerintah dimata masyarakat. Jika
aparat melakukan hal yang merugikan, tentunya masyarakat tidak akan
merasakan bantuan dari pemerintah tersebut dengan baik dan yang pasti
masyarakat akan menilai keburukan dari pemerintah. Begitu juga
sebaliknya, jika bantuan dapat tersalurkan dengan baik, maka pemerintah
akan makin dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai