Faktor kerja atau faktor daya adalah konstanta dari nilai kosinus (cosinus) dari sudut
dari sudut pergeseran fasa .Faktor daya yang dinotasikan sebagai cos φ didefinisikan sebagai
perbandingan antara arus yang dapat menghasilkan kerja didalam suatu rangkaian terhadap
arus total yang masuk kedalam rangkaian atau dapat dikatakan sebagai perbandingan daya
aktif (kW) dan daya semu (kVA). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan
sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya selalu lebih kecil atau
sama dengan satu. Nilai faktor kerja berkisar 0,0 sampai 1,0.
Semakin rendah nilai faktor daya akan mengakibatkan daya reaktif nya makin besar,
sebaliknya jika nilai faktor daya semakin besar maka daya reaktif menuju 0 nol.
Persamaan faktor daya dan faktor reaktif :
Keterangan :
Cos φ = Faktor Daya
P = Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban ( W)
S = Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik (VA)
Keterangan :
Sin φ = Faktor reaktif
Q = Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet atau daya
yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif (VAR)
S = Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik (VA)
Pada Gambar terlihat nilai cos φ sama dengan 1, yang menyebabkan jumlah daya nyata yang
dikonsumsi beban sama dengan daya semu.
18
Faktor daya terbelakang (lagging) adalah keadaan faktor daya saat memiliki kondisi-kondisi
sebagai berikut :
1. Beban/ peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari sistem atau beban bersifat
induktif.
2. Arus (I ) terbelakang dari tegangan (V), V mendahului I dengan sudut φ
Dari Gambar terlihat bahwa arus tertinggal dari tegangan maka daya reaktif mendahului daya
semu, berarti beban membutuhkan atau menerima daya reaktif dari sistem.
Dari Gambar terlihat bahwa arus mendahului tegangan maka daya reaktif tertinggal dari daya
semu, berarti beban memberikan daya reaktif kepada sistem.
Dimana pada cos phi , beban atau sumber listrik di hubungkan secara paralel.Pengukuran
power factor dapat diukur untuk listrik 1 fasa (2 kawat), atau listrik 3 fasa (4 kawat), dalam
hal ini salah satu kabel dari alat ukur disambung ke penghantar fasa dan kabel yang lain (2
kabel) disambung ke Netral.
19
ALAT UKUR FAKTOR DAYA
Cosphimeter Circutor
Cosphimeter ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini :
20
Gambar Cosphimeter Perinsip Elektro Dinamis
21
Seperti ditunjukkan pada gambar diatas, alat ukur Cos π meter bagian-bagian eksternalnya
dijelaskan sebagai berikut :
1. Jarum penunjuk
2. Kaca : difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam pembacaan.
3. Skala : bagian kanan pada beban induktif, faktor dayanya ketinggalan (lag).
4. Skala : bagian kiri pada beban kapasitif, faktor dayanya mendahului (lead).
5. Tabel range tegangan dan arus, tabel ini digunakan untuk memilih tegangan pada
selektor.
6. Terminal arus, salah satu terminal diberi tanda (±) untuk menunjukkan bahwa terminal
ini dihubungkan dengan terminal common tegangan, dan terminal arus yang lain
mengindikasikan ukuran arus terukur.
7. Terminal arus, untuk memilih batas ukur sesuai dengan besaran yang diukur.
8. Selektor tegangan.
9. Terminal tegangan : digunakan untuk menyambungkan tegangan. Terminal common
tegangan diberi tanda (±), dan terminal tegangan yang lain mengindikasikan ukuran
tegangan dipilih.
10. Terminal untuk menghubungkan kawat penghantar
CONTOH PERHITUNGAN FAKTOR DAYA
1. 11 batang lampu TL 36 W dirangkai secara seri pada sumber tegangan bolak-balik, jika
diketahui total daya semu pada rangkaian lampu tersebut adalah 792 VA. Berapakah nilai
faktor daya nya?
Diketahui : P = 36 W x 11 = 396 W
S = 792 VA
Ditanya : cos φ = ?
Jawab :
2. Jika suatu alat listrik memiliki daya reaktif 120 VAR, dan daya semu sebesar 200 VA.
Berapakah faktor reaktif nya?
Diketahui : Q = 120 VAR
S = 200 VA
Ditanya : sin φ = ?
Jawab :
22