Di dalam Al Qur’an manusia disebut Dengan beberapa Istilah, diantaranya ada yang disebut dengan Bani Adam, Al
Basyar, Al lnsan dan ada juga Istilah An Nas.
Kata Bani Adam digunakan pada aspek historis penciptaannya, dimana manusia berasal daris satu nenek moyang
yaitu Adam. Banyak ayat Al Qur’an yang menunujukan bahwa penyebutan manusia dalam Al qur’an adalah
dengan kata Bani Adam, dantaranya adalah : { (Q.S 5 : 27), (Q.S 7 : 26,27,31, 35 dan 172) }
Kata Al Basyar ini digunakan dalam hal – hal yang berkaitan dengan aspek Fisik (lahiriah manusia) atau lebih
menitik beratkan pada eksistensi manusia dari segi penampilan biologis seperti makan, minum, seks dan lain
sebagainya. Bahkan Al Qur’an menjelaskan pula tentang penciptaan manusia (basyar) dari tanah.
Kata al insan ini dipergunakan dalam aspek yang sangat luas, diantaranya : 1. Dalam konteks ilmu. Manusia di
dorong untuk meraih pengetahuan sebanyakbanyaknya dan pengetahuan merupakan karunia khusus bagi
manusia. Allah mengajarkan kepada manusia segala sesuatu yang tidak mungkin diketahui oleh makhluk lainnya.
Simak Firman Allah surat 96 : 1- 4
Kata “annas” yang merupakan bentuk jamak dari kata “insan” dipergunakan dalam aspek sosial manusia yang
menunujukan sifatnya yang berkelompok sesama jenis (Q.S. 2 : 21, 49 : 13)
Proses Penciptaan
Manusia Proses penciptaan manusia dengan empat cara, yaitu :
1. Diciptakan dari tiada menjadi ada, yaitu dari bahan baku tanah seperti penciptaan manusia pertama Adam AS (
Q.S. 23 : 12, 3 : 59, dan 32 : 7)
2. Diciptakan dari manusia pertama (Adam), yaitu dari bagian tubuh manusia pertama , seperti Siti Hawa (Q.S. 4 :
1)
3. Diciptakan tanpa melalui proses persenyawaan sperma Bapak seperti Nabi ISA AS (Q.S. 19 : 16 – 36)
4. Diciptakan melalui proses persenyawaan sperma dan sel telur kemudian menjadi nuthfah, alaqoh, mudghah,
lahman akhor, makhluk yang sempurna seperti kita manusia sekarang ini (Q.S. 23 : 12 – 16).
Kedudukan Manusia
• Sebagaimana sering kita ucapkan dalam doa : "Rabbana aatina fiddun-yaa hasanah wafil akhirati hasanah,
waqinaa adzabannar".
• Untuk mendapatkan kebahagiaan dunia telah diuraikan di depan, adalah berusaha untuk menjadi Ahsani
Taqwim dan Khalifah fil Ardhi.