Anda di halaman 1dari 16

PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat
menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di
udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
 Jumlahnya melebihi jumlah normal.
 Berada pada waktu yang tidak tepat
 Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah :
 Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi
 Merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang
lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

SUMBER PENCEMARAN LINGKUNGAN


Pencemaran lingkungan dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber pencemaran lingkungan dapat
berasal dari aktivitas atau proses alam dan kegiatan manusia. Pada artikel ini akan dijelaskan secara
rinci sumber pencemaran lingkungan.
A. Aktivitas atau Proses Alam
Lingkungan dalam suatu ekosistem dapat mengalami perubahan sebagian atau menyeluruh. Biasanya
perubahan total terjadi akibat bencana alam, seperti banjir, lahar panas atau lahar dingin, letusan
gunung berapi yang mengeluarkan partikel-partikel debu yang dapat mencemari udara, gempa,
gelombang tsunami, angin topan dan lain-lain.
Terjadinya kerusakan atau perubahan yang diakibatkan oleh faktor alam dapat merusak habis semua
komunitas yang ada di lingkungan tersebut. Komunitas itu akan muncul kembali (suksesi) yang
membutuhkan waktu cukup lama, bahkan sampai ratusan tahun, contohnya suksesi pada Gunung
Krakatau akibat letusan dahsyat yang terjadi lebih dari 150 tahun yang lalu. Meskipun alam menjadi
sumber pencemar tetapi relatif jarang terjadi dan umumnya berdampak lokal dan sesaat.
B. Kegiatan Manusia
Pencemaran lingkungan yang utama berasal dari kegiatan manusia seperti kegiatan rumah tangga dan
perorangan, industri, pertanian dan transportasi. Pencemaran tersebut berlangsung terus menerus dan
dampaknya juga terus dirasakan, bahkan beberapa diantaranya berdampak luas atau global. Faktor-
faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil samping perbuatan manusia meliputi:
faktor Industrialisasi, faktor urbanisasi, faktor, faktor cara benedictdaily hidup, kepadatan penduduk dan
faktor perkembangan ekonomi. Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila
salah satu faktor terjadi, maka faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran
lingkungan tidak dapat dihindari. Contoh masing-masing faktor tersebut sebagai berikut:
a. Faktor industrialisasi
• Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan bahan hingga menghasilkan barang
yang dapat digunakan
• Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan
energi
• Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampingan selama proses-proses di atas
b. Faktor urbanisasi
• Pembukaan hutan untuk perkampungan, industri dan sistem transportasi
• Penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa buangan/sampah dan hasil samping selama proses-
proses di atas
c. Perkembangan/pertumbuhan penduduk yang pesat
• Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan
• Meningkatnya kebutuhan pangan dan kebutuhan energi
• Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan-bahan untuk hidup
d. Faktor cara hidup
• Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehingga terbuang percuma
• Tuntutan akan kemewahan
• Pemborosan energi
e. Faktor perkembangan ekonomi
• Meningkatnya penggunaan bahan sumber, misal BBM, hasil hutan
• Meningkatnya sisa-sisa buangan sebagai hasil sampingan produksi barang-barang kepentingan
dalam pabrik dan meningkatnya bahan pencemar
Tabel 1 Aktivitas manusia dan hasil samping yang ditimbulkan
No. Jenis aktivitas Hasil samping yang ditimbulkan
1. Rumah tangga Pembuangan kotoran, air kotoran
Sampah
Pencemaran udara
Kebutuhan tempat tinggal, dan lain-lain
2. Transportasi Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Suara
Kecelakaan
Kebutuhan tanah untuk jalan, dan lainlain
3. Industri dan Pabrik Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran tanah
Sampah/sisa-sisa sebagai buangan
Pencemaran panas
Suara/kebisingan
Kebutuhan tanah, dan lain
4. Pertambangan Pencemaran udara karena demu
Pencemaran air
Sampah/sisa-sisa sebagai buangan
Kebutuhan tanah, dan lain-lain
5. Pertanian Pencemaran Air
Pencemaran tanah
Buagan kotoran
Kebutuhan tanah, dan lain-lain

1. Pencemaran lingkungan akibat kegiatan rumah tangga dan perorangan


Kegiatan rumah tangga biasanya terdiri atas kegiatan memasak, mencuci dan buang air. Selain itu,
dalam rumah tangga juga terdapat kegiatan konsumsi, baik bahan organik maupun anorganik yang
sisanya dibuang ke lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan limbah dalam berbagai
bentuk diantaranya bentuk padat maupun cair dan bentuk organik maupun anorganik.
Kegiatan memasak menghasilkan limbah organik dan anorganik. Limbah organik berasal dari sisa
sayuran dan makanan lainnya yang tidak termakan. Sampah atau limbah ini mudah hancur dan bisa
dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti pakan ikan dan pembuatan kompos. Limbah anorganik
biasanya berupa plastik dan kaleng yang berasal dari pembungkus makanan. Limbah ini relatif sulit
untuk dihancurkan walaupun ditimbun.
Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan limbah dari kegiatan mencuci berupa sabun dan detergen
serta bahan pembersih lainnya (misanya pembersih lantai). Detergen yang dibuang ke lingkungan
perairan (selokan, sungai, kolam, danau) akan mengganggu kehidupan yang ada dalam air
diantaranya:
Larutan sabun akan menaikkan pH atau keasaman air sehingga dapat mengganggu kehidupan
organisme dalam air. Bahan antiseptik yang ditambahkan ke dalam sabun/detergen dapat
mengganggu atau mematikan mikroorganisme normal dalam air. Ada bahan sabun dan detergen yang
tidak diurai oleh mikroorganisme sehingga dapat merusak lingkungan. Meskipun demikian, saat ini
mulai banyak sabun dan detergen yang dapat dipecah atau diurai oleh mikroorganisme
Kegiatan rumah tangga lainnya berupa buang air atau tinja dapat mencemari air sungai dan air tanah
dengan berkembangnya bakteri Escherichia coli (pada tinja). Bakteri ini dapat mengakibatkan gejala
diare.

2. Pencemaran lingkungan dari kegiatan industry


Pada zaman dahulu jumlah manusia masih sedikit dan kebutuhan mereka masih terbatas berupa
makanan, pakaian sederhana dan tempat tinggal yang sederhana. Saat ini jumlah manusia semakin
banyak dan kebutuhannya juga semakin beragam. Makanan yang mereka makanan semakin beragam
jenisnya, begitu juga dengan pakaian dan rumah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut banyak
industri dibangun dan semakin banyak pula sumber daya alam yang diambil dari alam.
Kondisi tersebut membawa dampak terhadap lingkungan berupa munculnya sampah atau limbah yang
jumlahnya semakin banyak dan bervariasi terutama limbah anorganik yang sulit untuk diurai oleh
mikroorganisme. Hal ini terjadi karena industri pada dasarnya adalah usaha untuk mengubah atau
mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Setiap pengubah tersebut pasti menghasilkan residu
atau sisa berupa sampah atau limbah. Berdasarkan hukum fisika yang disebut dengan hukum
termodinamika II yang berbunyi “setiap pemakaian suatu bentuk atau unit energi tidak pernah tercapai
efisiensi 100%. Dalam suatu proses tertentu perubahan suatu bentuk energi menjadi energi lain selalu
menghasilkan sisa yang tidak terpakai pada proses itu atau disebut “entropy”.
Pada dasarnya bahan mentah yang diolah dalam proses industri juga merupak bentuk energi karena
itu, setiap pengubahan bahan mentah menjadi barang jadi maupun setengah jadi pasti menghasilkan
sisa atau residu berupa sampah atau limbah yang tidak termanfaatkan dalam proses itu seperti yang
disebutkan oleh hukum termodinamika II. Meskipun sampah adalah sisa yang tidak dipakai oleh
industri yang menghasilkannya tetapi sampah tersebut juga adalah energi yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan lain. Sebagai contoh, pabrik tahu menghasilkan limbah berupa ampas tahu. Ampas
tahu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain seperti pakan ikan dan ternak.
Industri terdiri dari berbagai jenis dengan limbah yang juga beragam. Sebagian limbah tersebut berupa
limbah padat (sampah) dan sebagian lainnya berupa limbah cair serta limbah gas. Limbah padat
mencemari lingkungan perairan dan daratan, sedangkan limbah gas mencemari udara. Diantara
limbah tersebut merupakan limbah berbahaya dan beracun (B3).

3. Pencemaran lingkungan dari kegiatan pertanian


Kegiatan pertanian dimulai dari pembukaan lahan hutan, pengolahan lahan, penanaman,
pemeliharaan, panen dan kegiatan setelah panen. Setiap kegiatan tersebut menghasilkan berbagai
limbah yang dibuang ke lingkungan.
Pada saat pembukaan lahan untuk pertanian dilakukan, biasanya didatangkan peralatan berat,
sehingga menimbulkan kebisingan. Lahan yang telah dibuka menimbulkan pengikisan atau erosi yang
partikel-partikelnya mencemari sungai dan danau. Partikel-partikel hasil erosi tersebut masuk ke dalam
sungai sehingga warna sungai tampak kecoklatan. Banyaknya partikel dalam sungai mengakibatkan
berkurangnya oksigen dalam sungai dan terbatasnya sinar matahari yang menembus masuk ke dalam
sungai. Hal ini dapat mengakibatkan tergangguanya pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
yang ada di dalamnya.
Kegiatan pemeliharaan pada saat tanaman telah ditanam biasanya menggunakan pupuk dan
pestisida. Penggunaan pupuk yang berlebihan tidak akan semuanya dipakai oleh tanaman sasaran,
melainkan akan hanyut ke perairan sekitarnya. Pupuk yang terbuang tersebut akan menyuburkan
wilayah perairan sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman air seperti enceng gondok,
kayambang dan pandan air. Apabila hal ini terus berlangsung maka suangai atau danau akan tertutup
oleh tanaman tersebut sehingga terjadi pendangkalan.
Penggunaan pestisida juga dapat mencemari lingkungan jika digunakan secara berlebihan.
Organisme yang mati tidak hanya hama yang dijadikan sasaran tetapi juga organisme atau makhluk
hidup lainnya yang bukan sasaran. Bahkan yang lebih berbahaya adalah jika pestisida diserap oleh
akar tanaman dan masuk dalam buah yang akan dimakan. Pestisida juga dapat melekat atau masuk
melalui daun atau buah sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia.
Pada saat panen, pencemaran juga dapat terjadi saat sisa tanaman yang tidak terpakai dibuang ke
lingkungan. Misalnya, ketika panen padi maka jerami dapat menjadi sampah yang mencemari
lingkungan jika tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain.
Setelah proses panen dilakukan, pencemaran juga dapat terjadi ketika pengolahan hasil panen
menghasilkan limbah. Sebagai contoh, proses penggilingan pada menghasilkan limbah berupa sekam.
Proses pengalengan hasil panen menjadi makanan kaleng juga dapat menghasilkan limbah berupa biji
atau kulit serta bagian lain yang tidak dipakai.
JENIS-JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN
Ada beberapa jenis pencemaran lingkungan saat ini yang perlu anda ketahui supaya anda bisa
mengendalikan pencemaran lingkungan ini, selengkapnya simak berikut ini.
Pencemaran Air
Pencemaran air adalah perubahan zat atau kandungan di dalam air baik itu air yang ada di sungai,
danau maupun air di lautan luas bahkan saat ini juga sudah terdapat pencemaran pada air tanah.
Penyebab dari pencemaran air ini lebih banyak diakibatkan oleh ulah manusia. Hal ini tentunya sangat
berbahaya jika dibiarkan saja dan tidak mendapatkan pencegahan karena air baik itu di dalam sungai,
danau, laut dan air tanah merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Ada berbagai fungsi dari
air yang sangat membantu kehidupan manusia karena selain bisa menjadi sumber dari kehidupan juga
mampu membungan segala sedimen dan juga polutan.
Ada berbagai fungsi air di dunia ini diantaranya meliputi sebagai bahan baku air minum, untuk
digunakan sebagai irigasi pertanian dan perkebunan, saluran pembuangan air limbah dan juga fungsi
air hujan serta mampu menjadikan alternatif objek wisata. Air juga bisa mengalami perubahan zat di
dalamnya seperti halnya jika terjadinya fenomena alam seperti gunung meletus, penyebab banjir,
kekeringan dan lainnya namun ini tidaklah menjadikan sebagai penyebab dari pencemaran air karena
lebih difokuskan pada apa yang diperbuat oleh manusia sehingga menyebabkan pencemaran air ini.

Jumlah fenomena pencemaran air ini saat ini sudah terjadi dimana saja dan sudah dalam masa yang
kritis karena mungkin hampir separuh perairan di bumi mengalami pencemaran. Hal ini membuat
peraturan mengenai pencemaran ini memerlukan tindakan evaluasi kebijakan baik bagi korporasi
besar, maupun hingga tahap individu. Hal ini sangatlah penting mengingat bahwa banyak kasus
penularan penyakit terjadi melalui air dan sudah menyebabkan banyak korban jiwa.

Contoh Pencemaran air


Sebagai contoh adalah apa yang terjadi di india dimana negara ini memiliki tingkat kepadatan
penduduk tinggi dan sanitasi yang kurang memadai. Setidaknya terdapat 700.000 orang yang tidak
memiliki akses menuju toilet dan diperkirakan 1000 anak meninggal dunia karena diare setiap harinya.
Begitu pula dengan negara lainnya yang padat penduduk namun kesadaran akan kebersihannya masih
kurang. Tercatat setidaknya 14.000 orang meninggal dunia karena penyakit yang ditularkan melalui air
di seluruh dunia. jumlah ini tentunya sangatlah fantastis dan bisa jadi terus bertambah jika tidak segera
dilakukan pencegahan dari pencemaran air ini.

Air akan dikatakan mengalami pencemaran jika sudah tercemar oleh kontaminamin organic yang tidak
bisa mendukung apa yang menjadi sumber kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya terutama di
dalam air seperti ikan. Akibatnya ekologi air akan mengalami gangguan dan jika ini terjadi maka bisa
menyebabkan anomaly fenomena yang tidak biasanya terjadi.

Penyebab Pencemaran Air


Adanya pencemaran air ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah seperti yang berikut
ini:
 Adanya peningkatan kandungan nutrient yang terjadi pada air sehingga mengarah pada adanya
esutrofikasi
 Adanya pembuangan sampah organic yang biasanya dihasilkan oleh limbah rumah tangga seperti
halnya air comberan yang dibuang begitu saja ke air dapat membuat oksigen di dalam air menjadi
berkurang dan terganggu sehingga makhluk hidup air juga akan mengalami gangguan pada
kehidupannya serta ruang publik untuk kehidupan. Jika ini terus berlanjut maka akan dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem air.
 Industri yang membuang limbahnya secara sembarangan ke dalam air padahal di dalam limbah
tersebut terdapat berbagai zat kimia yang sangat berbahaya seperti logam berat, minyak, nutrein,
limbah organic dan juga padatan. Seperti halnya pada limbah rumah tangga, limbah industri ini
juga memiliki efek termal yaitu mampu menghilangkan oksigen di dalam air yang mampu merusak
ekosistem air. Selain itu jika air sudah bercampur dengan limbah zat kimia maka tidak bisa
digunakan lagi oleh semua makhluk hidup termasuk manusia karena sudah tidak aman lagi dan
memiliki racun di dalamnya.
 Sampah buangan baik dari rumah tangga atau industri yang menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
 Adanya penggunaan bahan peledak seperti bom untuk membunuh ikan yang banyak dilakukan
oleh para nelayan juga mampu menimbulkan terjadinya pencemaran air.

Akibat Pencemaran Air


Akibat dari adanya pencemaran air ini diantaranya adalah sebagai berikut ini:
 Pencemaran dapat menyebabkan banjir
 Pencemaran air juga dapat menyebabkan erosi tanah serta media lainnya yang sangat berbahaya
bagi kehidupan manusia
 Terjadinya kelangkaan air karena air sudah mengalami pencemaran dan tidak dapat digunakan
lagi nantinya
 Merupakan salah satu sumber penyakit bagi kehidupan makhluk hidup
 Pencemaran air juga dapat menyebabkan penyebab tanah longsor
 Selain itu pencemaran air juga bisa menyebabkan rusaknya ekosistem sungai dan perairan lain
terutama jika terdapat kandungan logam berat dan bahan kimia yang terdapat di dalam perairan
tersebut.
 Menyebutkan kerugian untuk para nelayan dan berbagai profesi yang berhubungan dengan air.

Pencemaran Udara
Jenis pencemaran lingkungan lainnya adalah pencemara udara. Pencemaran udara merupakan suatu
kondisi dimaa terdapat berbagai substansi zat baik itu fisik, kimia dan juga biologi yang terdapat di
dalam lapisan atmosfer bumi. Jika jumlah substansi tersebut melebihi batas maka bisa menyebabkan
bahaya bagi para makhluk hidup di dalamnya serta dapat mengaggu estetika dan kenyamanan
kehidupan di muka bumi ini.

Penyebab pencemaran udara ini berbeda-beda baik oleh kegiatan manusia atau memang sebuah
fenomena alam. Berbagai jenis pencemaran udara misalnya adalah polusi cahaya, panas radiasi dan
polusi suara. Area terjadinya pencemaran udara ini bisa dalam kisaran regional lokal hingga pada
global. Pencemaran udara dapat terjadi dalam sebuah ruangan tertutup maupun dalam area yang
terbuka.

Sumber Pencemaran Udara


Dalam pencemaran udara dapat dibedakan sumbernya menjadi pencemar primer dan juga pencemar
sekunder. Sesuatu akan dikatakan sebagai pencemar primer jika terjadi secara langsung mencemari
udara yang ada. Yang paling banyak dalam kasus ini adalah zat karbon monoksida yang merupakan
hasil dari proses pembakaran limbah yang tidak ramah lingkungan. Sedangkan untuk jenis pencemar
sekunder merupakan hasil dari turunan pencemar primer yang sudah ada di dalam atmosfer. Untuk hal
ini misalnya saja dalam pembentukan ozon karena smog fotokimia.

Adapun sumber pencemaran udara lainnya yang menjadi penyebab pencemaran udaa diantaranya
adalah sebagai berikut ini:
 Aktivitas manusia – hal ini meliputi transportasi, adanya berbagai pabrik dan industri yang
membuang gas buang atau asapnya secara sembarangan dan tidak melalui mekanisme yang
seharusnya, karena pembangit listrik, dari alat pembakaran baik dalam skala besar atau kecil
seperti kompor, tungku, frunance dan lainnya dan gas buang yang dimiliki oleh pabrik terutama
yang menganudung CFC di dalamnya.
 Sumber alami – pencemaran udara yang terjadi ini dikarenakan oleh sumber alami dari fenomena
alam seperti adanya letusan gunung berapi, rawa-rawa, terjadinya kebakaran hutan pada musim
kemarau dan juga denitrifikasi serta dalam kondisi tertentu pada tumbuhan mampu menghasilkan
volatile organic yang bisa menjadi polutan di dalam udara.
 Sumber lain – pencemaran udara juga bisa terjadi karena berbagai sumber lainnya diantaranya
adalah karena kebocoran tangki gas yang disebabkan karena kelalaian manusia, adanya
transportasi yang meningkat jumlanya, karena uap pelarut organic dan juga dari gas metana yang
berasal dari tempat pembuangan sampah akhir.
Jenis-jenis Polutan Penyebab Pencemaran Udara
 Karbon monoksida dari hasil pembakaran sampah
 Karena zat oksida sulfur
 Gas CFC yang biasanya terdapat di dalam gas buangan akhir pabrik dan industri
 Hidrokarbon
 Adanya senyawa organic vaolatil di dalam tumbuhan yang mampu menjadi polutan pada atmosfer
udara
 Partikulat
 Radikal bebas
 Oksida nitrogen

Dampak Pencemaran Udara


1. Dampak pada kesehatan
Adanya berbagai kandungan zat di dalam udara yang tercemar dapat masuk ke dalam tubuh melalui
oksigen yang dihirup oleh saluran pernafasan. Besar atau kecilnya zat yang masuk ke dalam tubuh
akan tergantung pada ukuran polutan itu sendiri. Jadi untuk partikel polutan yang ukurannya cukup
besar kemungkinan hanya sampai pada bagian pernafasan atas sedangkan untuk partikel polutan
yang ukurannya cukup kecil bisa masuk sampai ke dalam sistem pernafasan paling bawah. Karena
masuk ke dalam sistem pernafasan maka nantinya juga akan masuk ke dalam peredaran darah dan
terdistribusi ke seluruh bagian tubuh.

Jenis penyakit yang paling umum dialami akibat dari adanya pencemaran udara ini adalah penyakit
ISPA (Infeksi saluran pernafasan akut) dan juga berbagai jenis penyakit yang mencangkup pernafasan
misalnya saja bronchitis, paru-paru basah, asma dan juga penyakit lainnya yang cukup serius. Di
Indonesia sendiri, daerah yang paling terkenal dengan adanya pencemaran udara adalah di ibukota
Jakarta karena merupakan sentra industri dan juga padatnya penduduk.

2. Dampak pada tanaman


Bukan hanya manusia saja yang akan mengalami dampak dari adanya pencemaran udara ini namun
juga bagi tanaman. Tanaman yang tumbuh pada daerah yang sangat rawan akan pencemaran udara
dapat mengalami mutasi gen dan menyebabkan tumbuh tidak efektif serta memiliki banyak penyakit
dan ganguan di dalamnya. berbagai gangguan di dalam tanaman misalnya terdapat bintik hitam,
nekrosis, klorosis. Adanya partikel polutan ini mampu membuat proses fotosintesis pada tanaman.

3. Hujan asam
Dampak lainnya yang disebabkan oleh pencemaran udara adalah proses terjadinya hujan asam atau
acid rain. Ph air hujan yang biasanya stabil dapat mengalami penurunan karena hasil reaksi dari air
hujan dan juga beberapa zat yang termasuk dalam penyebab pencemaran udara. Adapun dampak dari
adanya hujan asam ini adalah sebagai berikut:

 Mempengaruhi kualitas air hujan dan mengkontaminasi air yang ada di permukaan bumi
 Dapat merusak tanaman karena air yang sangat asam
 Hujan asam ini juga mampu melarutkan logam berat yang ada di dalam tanah sehingga logam
tersebut akan larut pada air tanah dan ini akan sangat berbahaya.
 Mampu merusak bangunan terutama yang terbuat dari tembaga, besi, alumunium karena memiliki
sifat yang korosif.

4. Efek rumah kaca


Dampak dari adanya pencemaran udara juga bisa menyebakan efek rumah kaca. Adanya proses
terjadinya efek rumahkaca ini karena banyaknya jumlah CO2, CFC, ozon, metana, dan N2O yang
terdapat di lapisan atmosfer troposfer dimana lapisan ini adalah yang menyerap sinar ultarvolet dan
memantulkan cahaya matahari kembali dari bumi dan jika lapisan ini rusak maka panas matahari akan
terperangkap di dalam bumi sehingga menjadi penyebab pemanasan global. Adapun dampak dari
adanya efek rumah kaca adalah sebagai berikut:

 Terjadinya peningkatan suhu rata-rata di dalam bumi


 Terjadinya pencairan es di daerah kutub baik selatan maupun utara
 Adanya perubahan iklim global
 Siklus kehidupan flora dan fauna juga mengalami perubahan

5. Kerusakan lapisan ozon


Lapisan ozon merupakan lapisan yang berada di atmosfer lapisan stratosfer. Lapisan ozon ini
merupakan pelindung alami di bumi karena mampu menyaring sinar ultraviolet yang berbahaya bagi
tubuh. apabila terjadi kerusakan pada lapisan ozon ini maka bisa menyebabkan bumi menjadi lebih
panas dan menyebabkan kehidupan di bumi menjadi terancam.
Pencemaran Tanah
Jenis pencemaran lingkungan yang ke tiga adalah pencemaran tanah, dimana pencemaran ini terjadi
karena adanya zat atau bahan kimia yang ada di dalam tanah dan biasanya terjadi karena hasil dari
ulah manusia sehingga mengubah struktur dan kandungan tanah yang masih alami. Ada banyak hal
yang membuat bahan kimia ini masuk ke dalam tanah misalnya saja kebocoran limbah kimia cair hasil
dari pabrik industri tertentu, adanya penggunaan pestisida pada tanaman yang masuk ke
dalam lapisan tanah, adanya kecelakaan pengendara yang mengangkut minyak sehingga bahan kimia
yang ada di dalam minyak tumpah ke dalam tanah, serta pembuangan sampah yang langsung
ditimbun ke dalam tanah tanpa dilakukan penguraian dulu sebelumnya.

Nah, saat zat kimia sudah masuk ke dalam tanah maka zat tersebut dapat masuk ke dalam tanah yang
lebih dalam dan mencemari air tanah, dapat menguap ke udara dan juga dapat tersapu oleh air hujan
sehingga mampu menimbulkan berbagai pencemaran lainnya. zat kimia ini tentunya sangat berbahaya
bagi makhluk hidup yang mengalami paparannya termasuk manusia, tumbuhan dan hewan. Adanya
paparan yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan berbagai jenis penykit termasuk
leukemia dan penyakit serius lainnya.

Dampak pencemaran tanah


dampak dari adanya pencemaran tanah terutama sangat dirasakan pada kesehatan. Dan dampak ini
akan tergantung pada seberapa kuat bahan kimia yang ada di dalam tanah sebagai penyebab
pencemaran tanah. Contoh bahan kimia yang mampu menganggu kesehatan antara lain adalah berikut
ini:

 timbale sangat tidak baik dan sangat berbahaya bagi kesehatan otak bagi manusia dan juga
masalah pada ginjal.
 Selain timbale ada juga bahan kuri yang juga sangat tidak baik bagi ksehetan tubuh serta bahan
lainnya yang bahkan tidak bisa diobati. Jadi pencemaran dalam tanah ini sangatlah berbahaya.
 Kromium, merupakan salah satu zat kimia yang sangat berbahaya bagi semua populasi makhluk
hidup bukan hanya berbahaya bagi manusia saja.
 Siklodenia dan PCB, mampu memicu terjadinya kerusakan pada organ hati
 Organofostfat, zat ini mampu menyebabkan kerusakan pada saraf otot
 Klroin, mampu menyebabkan gangguan pada hati, ginjal serta saraf pusat di dalam otak

Itulah beberapa bahan kimia yang mampu merusak berbagai fungsi organ di dalam tubuh baik bagian
luar maupun dalam tubuh. namun gangguan ini akan tergantung pada seberapa besar jumlah paparan
zat kimia dan seberapa lama paparan tersebut terjadi di dalam tubuh. semakin lama dan semakin
besar jumlah paparannya maka resiko untuk mendapatkan berbagai gangguan penyakit akan semakin
banyak dan sebaliknya.

Dampak pada ekosistem


Pencemaran tanah juga dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem yang ada. Hal ini disebabkan
tanah sangat mudah mengalami perubahan zat kimiawai di dalamnya walaupun hanya mengalami
pencemaran yang sedikit saja dan ini membuat terjadinya perubahan metabolisme di dalam makhluk
hidup di dalam ekosistem tersebut sehingga secara otomatis ekosistem juga akan mengalami
perubahan di dalam ekosistem tersebut. Akibat adanya perubahan dalam ekosistem ini juga bisa
membuat beberapa rantai makanan punah sehingga keberlangsungan ekosistem pun harus
dipertanyakan.

Bahkan jika di dalam rantai makanan pada golongan piramida bawah sudah mengalami pencemaran di
dalam tubuhnya maka akan bisa menular pada golongan rantai makanan yang berada di atas sehingga
keseluruhan rantai makanan dapat rusak. Pada kasus ini sebagai contoh adalah cangkang telur yang
mudah retak serta terjadinya kematian masal pada anakan sehingga tidak muncul bibit pengganti lagi.

Dampak pada pertanian


Dampak pada pertanian mengenai pencemaran tanah ini biasanya akan langsung terlihat pada kualitas
tanaman. Biasanya metabolisme tanaman akan menurun dan menjadikan berbagai gangguan di
dalamnya sehingga menyebabkan gagal panen. Selain itu, di dalam tanaman juga sangat mungkin
terkena zat kimia sehingga tanaman tersebut sudah tidak layak konsumsi lagi.

Penanganan Pencemaran Tanah


 Remidiasi – Remidiasi merupakan cara untuk membersihkan permukaan tanah yang mengalami
pencemaran tanah. Ada dua jenis dari remidiasi ini yaitu in situ dan ex-situ. Pembersihan dengan
cara in-situ dilakukan dengan membersihkan lokasi secara langsung sedangkan untuk
pembersihan ex-situ dilakukan dengan cara penggalian pada tanah yang terkena cemaran dan
memindahkannya ke tempat lain yang lebih aman.
 Bioremidiasi – Cara lain yang dilakukan untuk melakukan penanganan pencemaran tanah adalah
dengan bioremidiasi. Cara ini dilakukan dengan cara memberikan mikroorganisme seperti jamur
dan bakteri untuk mengurai zat kimia yang ada di dalam tanah. Cara ini mungkin memang lebih
lama namun cukup efektif selama ini.

ISU LINGKUNGAN GLOBAL


Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari
permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta
menyeluruh. Isu lingkungan global mulai muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran
manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu lingkungan
global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang paling penting dalam lingkungan
adalah mengenai pemanasan global.
Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan bumi. Pemanasan global atau global warming menjadi isu
global mutakhir terkait lingkungan hidup dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan
dianggap sebagai faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia
pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin terancamnya eksistensi kehidupan.
Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai fenomena yang terkenal
dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama masyarakat dunia sekarang.
Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan
ke atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar.
Menurut laporan panel antara pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi
kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu
minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0 derajat celcius atau
temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat celcius (33 derajat F) diabandingkan
dengan masa sebelum industri.
Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang terjadi,
konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali lipat dari sebelum era industri
pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dibandingkan
dengan konsentrasi selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya
temperature rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan peningkatan 4 derajat celcius di
daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi
meningkat 4 derajat C, peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es. Saat ini,
ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-blok es di lautan mulai mencair. Para ilmuawan
mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir adalah abad ke-20. tidak mengehrankan
jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi
pada abad ke-20.
Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan dengan bencana seperti
banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari musim dan bersifat lintas batas
sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu
sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun polanya saat itu
acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem
terjadi pada puncak musim kemarau.
Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun, sudah meluas
pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca
berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang
dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan,
tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang
mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air, naiknya
permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.
Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel on Climate change, 10 April
2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi lima tahun mendatang berupa kegagalan panen,
kelangkaan air, dan kekeringan. Diperkirakan asia akan mengalami dampak yang paling parah,
produksi pertanian tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen, India akan mengalami kelangkaan
air dan 100 juta rumah warga pesisir akan tergenang.
Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es dikutub dan
meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir makin
tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang menutup permukaan terumbu karang.
Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan
pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas
cahaya matahari yang berkurang.
Sifat perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan dampaknya,
bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar Negara. Negara-negara
industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim,
sedangkan Negara yang sedang berkembang yang sedikit konstribusinya dalam fenomena
pemanasan global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus
menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing-masing. Industri
transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem
peningkatan pemanasan global.
A. Penyebab pemanasan global
Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut
berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan
Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap
di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida,
dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan
bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F),
bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek
rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan
tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global.
Efek umpan balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih
banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air
absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki
usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari
bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan
sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah
efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail
tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model
iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas
komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam
Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat
dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan)
dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.
Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan
terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan
menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus
yang berkelanjutan.
Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh
umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara
mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari
akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan
stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila
aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat
memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.)
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah
memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak
tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan
dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin
telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-
2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa
model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas
rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek
pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian,
mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh
Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa
mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat “keterangan” dari Matahari pada seribu tahun
terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat
“keterangannya” selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap
pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada
hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi
dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
B. DAMPAK DARI PEMANASAN GLOBAL
1. Iklim Mulai Tidak Stabil
2. Peningkatan permukaan laut
3. Suhu global cenderung meningkat
4. Gangguan ekologis
5. Dampak sosial dan politik
C. PENGENDALIAN PEMANASAN GLOBAL
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah
yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan
global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil
melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan
dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat
membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti
Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur)
habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat
secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama,
mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua,
mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara
pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat
pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis,
dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai
level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena
tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian
atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan
kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan
(menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke
permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di
bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di
salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke
permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat
kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan
bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu,
batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada
pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai
sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung
telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan
karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan
batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi
pelepasan karbon dioksida ke udara.
Beberapa konferensi dan perjanjian tingkat internasional juga semakin gencar diupayakan. Perjanjian
itu lebih mengarah ke perdagangan karbon dan peraturan pemotongan emisi bagi negara-negara
industri yang memegang presentase paling besar dalam pelepasan gas-gas rumah kaca.

Anda mungkin juga menyukai