TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Ileus adalah suatu kondisi hipomotilitas (kelumpuhan) saluran
Pada kondisi klinik sering disebut dengan Ileus paralitik (Mansjoer, 2011
2. Klasifikasi
Menurut sifat sumbatannya Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif
dalam lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena
dan volvulus.
3. Etiologi
Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh (Doherty et al 2002 dalam Faradilla,
2009) :
adanya intususepsi.
inflamasi akut selama masa infeksi atau karena striktur yang kronik.
g. Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong
menyebabkan obstruksi.
penumpukan cairan.
mekonium.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinik
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif (Winslet, 2002; Sabiston,
a. Nyeri abdomen
b. Muntah
c. Distensi
a. Lokasi obstruksi
b. Lamanya obstruksi
c. Penyebabnya
(Winslet, 2002) :
b. Perforasi usus
d. Kemunculan dan adanya gejala nyeri tekan lokal merupakan tanda yang
penilaian rutin.
a. Nyeri kram pada perut yang terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Pasien dapat mengeluarkan darah dan mucus, tetapi bukan materi fekal
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada
mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap
tegak untuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara
normal lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada usus halus
air fluid level,distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada
biopsi.
d) Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)
tepi abdomen
7. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami
a. Persiapan
a) Strangulasi
b) Obstruksi lengkap
c) Hernia inkarserata
c. Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
8. Komplikasi
a. Nekrosis usus, perforasi usus, dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi
B. KONSEP LAPARATOMI
1. Pengertian
Suatu tindakan pembedahan dengan membuka dinding depan abdomen. Ada
4 cara, yaitu;
a. Midline incision
b. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah ( 2,5 cm), panjang
(12,5 cm).
appendictomy.
2. Indikasi Laparatomi
a. luka tajam/tembus abdomen
c. peritonitis umum
d. obstruksi usus
f. atresia intestinal
1. Kontra Indikasi :
Jika keadaan umum penderita yang jelek
2. Pemeriksaan Penunjang
3. Teknik Operasi
a. Desinfeksi lapangan operasi dengan antiseptik → dipersempit dengan
linen steril.
parietale.
g.Pada kedua tepi luka dipasang hak untuk memperluas akses ke rongga
l. Otot rectus abdominis dan otot obliqus externus, internus dan transversus
mengendalikan perdarahan.
o. Kedua sisi luka operasi dipasang hak dan dilakukan tindakan sesuai
temuan operasi.
t. Otot rectus abdominis dan otot obliqus externus, internus dan transversus
mengendalikan perdarahan.
w. Kedua sisi luka operasi dipasang hak dan dilakukan tindakan sesuai
temuan operasi.
5. Perawatan Pascabedah
komplikasi dini, dengan monitor vital sign, local abdomen dan produk drain
6. Follow Up
a. keadaan umum
b. ABCD/vital sign
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
alamat rumah, suku bangsa, agama dan nama orang tua. Keluhan utama
lemas.
nyeri kram pada perut yang terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Pasien dapat mengeluarkan darah dan mucus, tetapi bukan materi fekal
penyakit yang pernah di derita oleh anak maupun keluarga dalam hal
keadaan ibu saat hamil, gizi, usia kehamilan, dan obat-obatan. Hal
tersebut juga mencakup kesehatan anak sebelum lahir, saat lahir dan
sesuai dengan usia anak sekarang yang meliputi motorik kasar, motorik
kemandirian.
jenis makanan, makanan yang disukai atau tidak disukai dan keinginan
untuk makan dan minum. Pola eliminasi seperti frekuensi buang air
besar dan buang air kecil di rumah dan di rumah sakit. Selain itu juga
sesudah tidur. Pola aktivitas juga ditanyakan baik dirumah dan juga
bagaimana pola hygiene tubuh seperti mandi, keramas dan ganti baju.
kultural atau norma yang berlaku dalam keluarga dan pola rekreasi serta
b. Pemeriksaan fisik
menurun.
sklera ikterik/anikterik
muntah, minum normal atau tidak hasu, minum lahap dan keliahatan
g) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120x/ menit dan lemah, tensi
perianal
intestinal.
kehilangan mobilitas.
a) K/U baik
b) Kooperatif
RR : 18-30x/m
S : 36,5-37,5°C
N : 70-120x/m
Intervensi :
Mandiri :
a. Monitor TTV
Kolaborasi :
a. Terapi IVFD
2) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
intestinal.
Kriteria hasil :
: <40x/menit)
b. Turgor kulit elastis, membran mukosa bibir lembab, mata tidak cekung
Intervensi :
hari
e. Kolaborasi :
aktivitas
Intervensi :
c. Buat jadwal latihan aktivitas secara bertahap untuk pasien dan berikan
periode istirahat
program latihan
paparan
Intervensi :
k. Kaji warna kulit, turgor dan tekstur, cuci kulit dengan hati-hati
l. Berikan antibiotik sesuai autran
m. Ajari pasien dan keluarga tanda dan gejal infeksi dan kalau terjadi
- K/U baik
- Kooperatif
- BB batas normal :
IMT 18-25
RR : 18-30x/m
S : 36,5-37,5°C
N : 70-120x/m
Intervensi :
d. Timbang BB/hari
hangat
Kolaborasi :