Anda di halaman 1dari 51

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PERKEMIHAN
Hudzaifah Al Fatih, M.S.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu untuk:
• Menjelaskan komposisi urin
• Menyebutkan struktur sistem perkemihan
• Menjelaskan fungsi dari tiap bagian sistem perkemihan
• Menyebutkan struktur makroskopis dan mikroskopis ginjal
• Menyebutkan aliran darah yang melalui ginjal
• Menguraikan bagaimana darah disaring di nefron ginjal
• Menyebutkan gejala gagal ginjal
• Menyebutkan beberapa zat terlarut yang disaring, disekresikan, dan diserap
kembali di berbagai bagian nefron
• Menjelaskan bagaimana osmolaritas urin diatur secara hormonal
• Menjelaskan pengaturan ion-ion utama oleh ginjal
• Menjelaskan peran ginjal dalam menjaga keseimbangan asam-basa
Karakteristik Urin
• Glomerulus menyaring sebagian besar darah pada ukuran partikel
kecil, elemen besar seperti sel darah, trombosit, antibodi, dan
albumen diserap kembali ke dalam tubuh
• Glomeruli menghasilkan sekitar 200 liter filtrat setiap hari, namun
urin yang dikeluarkan per hari hanya sekitar 2 L
• Volume urin sangat bervariasi. Kisaran normal adalah satu hingga dua
liter per hari.
• Ginjal harus menghasilkan volume urin minimum sekitar 500 mL /
hari untuk membersihkan tubuh dari zat-zat racun.
• Bila kurang dari volume minimum mungkin disebabkan oleh dehidrasi
parah atau penyakit ginjal dan disebut oliguria.
• Tidak adanya produksi urin disebut anuria.
• Produksi urin berlebihan disebut poliuria, yang mungkin disebabkan
oleh diabetes mellitus atau diabetes insipidus.
Kondisi Volume Penyebab

Normal 1–2 L/hari

Poliuria >2.5 L/hari Diabetes mellitus; diabetes insipidus; kelebihan kafein atau alkohol;
penyakit ginjal; obat-obatan tertentu, seperti diuretik; anemia sel sabit;
asupan air yang berlebihan
Oliguria 300–500 Dehidrasi; kehilangan darah; diare; serangan jantung; penyakit ginjal;
mL/hari pembesaran prostat
Anuria <50 mL/hari Gagal ginjal; obstruksi, seperti batu ginjal atau tumor; pembesaran prostat
ANATOMI
SISTEM PERKEMIHAN
Anatomi Sistem Perkemihan
• Ureter
• Kandung kemih (vesica urinaria)
• Urethra
• Ginjal
Urethra
• Uretra mengangkut urin dari kandung kemih ke luar tubuh untuk
dibuang
• Panjang urethra wanita ± 4 cm
• Panjang urethra pria ± 20 cm → dibagi menjadi empat bagian: uretra
preprostatik, uretra prostatik, membranous uretra, dan penile uretra.
• Keinginan berkemih diatur oleh sfingter urin interna yang
dikendalikan sistem saraf otonom, terdiri dari otot polos dan otot
rangka yang bekerja secara volunter yang membentuk sfingter urin
eksternal di bawahnya.
Kandung Kemih (Bladder)
• Kandung kemih mengumpulkan urine yang berasal dari ureter
• Kandung kemih terletak di sebelah anterior uterus pada wanita,
sebelah posterior tulang kemaluan dan sebelah anterior rectum
• Pada fase akhir kehamilan, kapasitasnya berkurang karena kompresi
oleh rahim yang membesar, menghasilkan peningkatan frekuensi
buang air kecil.
• Kandung kemih adalah organ yang sangat mudah distensi (melar)
yang terdiri dari otot polos yang disebut otot detrusor
• Volume pada orang dewasa dapat berkisar dari hampir nol hingga
500-600 mL
Refleks Berkemih
• Ketika volume kandung kemih mencapai sekitar 150 mL, dorongan
berkemih sudah dirasakan tetapi dapat dengan mudah ditahan.
• Kontrol volunteer (sadar) untuk buang air kecil bergantung pada
kendali secara sadar dari relaksasi sfingter uretra eksternal. Saat
kandung kemih terisi, dorongan selanjutnya menjadi lebih sulit untuk
ditahan.
• Pada akhirnya, kendali volunter gagal untuk menahan keinginan
berkemih ketika volume kandung kemih mendekati 300 hingga 400
mL.
• Saraf yang terlibat dalam kendali buang air kecil dipengaruhi oleh
saraf hipogastrik, pelvik, dan pudendal
Ureter
• Pengosongan urin ke dalam kandung kemih melewati ureter tidak
terjadi secara pasif tetapi didorong oleh gelombang peristaltik.
• Memiliki panjang ± 30 cm
ANATOMI GINJAL
Anatomi Eksternal Ginjal
• Ginjal kiri terletak sekitar vertebra T12 ke L3, sedangkan ginjal kanan
lebih rendah karena sedikit tertekan oleh hati. Bagian atas ginjal
terlindungi oleh iga kesebelas dan kedua belas
• Setiap ginjal memiliki berat sekitar 125–175 g pada pria dan 115–155
g pada wanita.
• Panjangnya sekitar 11-14 cm, lebar 6 cm, dan tebal 4 cm, dan secara
langsung ditutupi oleh kapsul berserat yang terdiri dari jaringan ikat
padat dan tidak teratur yang membantu mempertahankan bentuk
dan melindungi ginjal. Kapsul ini ditutupi oleh lapisan penyerap
goncangan jaringan adiposa yang disebut bantalan lemak ginjal (renal
fat pad)
Anatomi Internal
• Area luar di sebut korteks dan bagian dalam disebut medulla
• Kolom ginjal adalah ekstensi jaringan ikat yang memanjang ke bawah
dari korteks melalui medula untuk memisahkan bagian yang khas dari
medula, yaitu piramid ginjal dan papila ginjal
• Papilla adalah sekelompok saluran pengumpul yang mengangkut urin
yang dibuat oleh nefron ke kaliks ginjal
• Kolom ginjal juga berfungsi untuk membagi ginjal menjadi 6-8 lobus
Renal Hilum
• Renal hilum adalah tempat keluar masuk struktur pendukung ginjal:
pembuluh darah, saraf, pembuluh limfatik, dan ureter
• Renal pelvis yang terbentuk dari kaliks mayor dan minor terdiri dari
otot polos berfungsi menyalurkan urin secara peristaltik ke dalam
ureter.
• Arteri renalis terbentuk langsung dari aorta desenden, sedangkan
darah balik dialirkan vena renalis kembali ke vena cava inferior.
Pembuluh Darah di Ginjal
• Arteri renalis → arteri interlobaris → arteri arcuata → arteri radialis
kortikal → arteriol afferent
• Arteriol aferen mensuplai sekitar 1,3 juta nefron di masing-masing
ginjal
Nefron (1)
• Nefron merupakan unit fungsional ginjal
• Berfungsi menyaring darah
• Arteriol aferen membentuk seberkas kapiler tekanan tinggi
berdiameter sekitar 200 μm yang disebut sebagai glomerulus
• Kapiler glomerulus menyaring darah berdasarkan ukuran partikel
Nefron (2)
• Tugas utama nefron adalah menyeimbangkan homeostatik dan
mengeluarkan potensi toksin ke dalam urin. Tugas ini dilakukan
melalui tiga cara — filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.
• Nefron juga memiliki fungsi sekunder tambahan:
➢tekanan darah (melalui produksi renin)
➢produksi sel darah merah (melalui hormon Eritropoetin)
➢penyerapan kalsium (melalui konversi kalsidiol menjadi kalsitriol,
bentuk aktif vitamin D)
Anatomi Mikroskopis Ginjal
Juxtaglomerular apparatus (JGA)
• Macula densa
➢Memantau komposisi cairan yang mengalir melalui tubulus distal
➢Mengatur pelepasan renin dari sel-sel juxtaglomerular dari arteriol
aferen
• Sel juxtaglomerular
Jika osmolaritas filtrat terlalu tinggi (hyperosmotic), maka sel
juxtaglomerular akan berkontraksi, menurunkan laju filtrasi glomerulus
(GFR) sehingga lebih sedikit plasma yang disaring, yang menyebabkan lebih
sedikit pembentukan urin dan retensi cairan yang lebih besar.
Jika osmolaritas filtrat terlalu rendah, sel-sel juxtaglomerular akan
mengendur, meningkatkan GFR dan meningkatkan hilangnya air ke urin,
menyebabkan osmolaritas darah naik
angiotensin-converting
RENIN
enzyme (ACE)

ANGIOTENSINOGEN ANGIOTENSIN i ANGIOTENSIN ii

Angiotensin II merupakan vasokonstriktor sistemik yang membantu


mengatur tekanan darah dengan meningkatkannya. Angiotensin II juga
merangsang pelepasan hormon aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merangsang reabsorpsi Na + oleh ginjal, yang mengakibatkan
retensi air dan peningkatan tekanan darah.
Fisiologi Pembentukan Urin
Tanda dan Gejala Gagal Ginjal
• Kelemahan
• Keletihan
• Sesak napas
• Edema luas
• Anemia
• Asidosis metabolik
• Alkalosis metabolik
• Aritmia jantung
• Uremia (kadar urea yang tinggi dalam darah)
Glomerular Filtration Rate (GFR)/
Laju Filtrasi Glomerulus
• Volume filtrat yang dibentuk oleh kedua ginjal per menit
• Jantung memompa sekitar 5 L darah per menit dalam kondisi istirahat.
• Sekitar 20 persen atau satu liter masuk ke ginjal untuk disaring.
• Rata-rata, dari 1 liter ini menghasilkan sekitar 125 mL / menit filtrat pada
pria (kisaran 90 hingga 140 mL / menit) dan 105 mL / menit filtrat pada
wanita (kisaran 80 hingga 125 mL / menit).
• Jumlah ini sama dengan volume sekitar 180 L / hari pada pria dan 150 L /
hari pada wanita.
• Sembilan puluh sembilan persen dari filtrat ini dikembalikan ke sirkulasi
dengan cara reabsorpsi dan hanya sekitar 1-2 liter urin diproduksi per hari
• GFR dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotic koloid
Reabsorpsi Tubular
• Dengan 180 liter darah per hari melewati nefron ginjal, sangat jelas
bahwa sebagian besar cairan dan zat-zat lain harus diserap kembali.
Penyerapan tersebut terjadi di tubulus proksimal, lengkung henle
(henle loop), tubulus distal, dan tubulus kolektivus
• Kebanyakan reabsorpsi dan sekresi terjadi secara pasif berdasarkan
gradien konsentrasi
• Pengaturan reabsorpsi ini secara langsung dikendalikan oleh ADH dan
aldosteron, dan secara tidak langsung oleh renin. Sebagian besar air
di reabsorpsi di tubulus proksimal, lengkung henle (henle loop), dan
tubulus distal. Sekitar 10 persen (sekitar 18 L) mencapai tubulus
kolektivus.
Lokasi Sekresi dan Reabsorpsi
di Nefron
Zat yang Disekresikan atau Direabsorpsi Kembali di Nefron (1)
Zat Tubulus Proksimal lengkung henle Tubulus Distal Tubulus Kolektivus
(henle loop)
Glukosa Hampir 100 persen
diserap kembali; transpor
aktif dengan Na +

Oligopeptida, Hampir 100 persen


protein, asam diserap kembali; symport
amino dengan Na+
Vitamin Reabsorpsi (diserap kembali)

Laktat Reabsorpsi (diserap kembali)

Kreatinin Disekresikan
Urea 50 persen diserap kembali Sekresi; difusi Reabsorpsi; difusi
melalui difusi; disekresikan
Sodium 65% di reabsorpsi secara 25% di reabsorpsi; 5% di reabsorpsi; 5% di reabsorpsi, stimulasi
(natrium) aktif transport aktif transport aktif oleh aldosteron; transport
aktif
Zat yang Disekresikan atau Direabsorpsi Kembali di Nefron (2)
Zat Tubulus Proksimal lengkung henle (henle Tubulus Distal Tubulus Kolektivus
loop)
Klorida Reabsorpsi; symport Reabsorpsi; difusi Reabsorpsi; difusi Reabsorpsi; symport
dengan Na+; difusi
Air 67 persen diserap 15% reabsorpsi; osmosis 8 persen diserap Jumlah yang diserap
kembali kembali jika ADH kembali tergantung
secara osmotik dengan teraktivasi; kondisi, dikontrol oleh
zat terlarut osmosis ADH, osmosis
bikarbonat 80-90 persen reabsorpsi Reabsorpsi, symport Reabsorpsi antiport
symport bersama Na + dengan Na + dan antiport dengan Cl–
dengan Cl–
H+ Disekresikan; difusi Disekresikan; Disekresikan; transport
transport aktif aktif
NH4 + Disekresikan; difusi Disekresikan; Disekresikan; transport
transport aktif aktif
HCO3 – Reabsorpsi; difusi Reabsorpsi; difusi Reabsorpsi; difusi Reabsorpsi; antiport
dengan Na+
Obat Disekresikan Disekresikan Disekresikan
Zat yang Disekresikan atau Direabsorpsi Kembali di Nefron (3)

Zat Tubulus Proksimal lengkung henle Tubulus Distal Tubulus Kolektivus


(henle loop)
Potasium 65 persen diserap 20 persen diserap Disekresikan; aktif Sekresi dikendalikan aldosteron
kembali; difusi kembali; symport
Kalsium Reabsorpsi; difusi Reabsorpsi; difusi Diserap kembali jika ada hormon
paratiroid; aktif
Magnesium Reabsorpsi; difusi Reabsorpsi; difusi Reabsorpsi

Fosfat 85 persen diserap Reabsorpsi; difusi


kembali, dihambat oleh
hormone paratiroid,
difusi
Reabsorpsi dan Sekresi di Tubulus Proksimal
Reabsorpsi dan Sekresi di lengkung henle (henle loop)
Pengaturan Aliran Darah
di Ginjal
Saraf Simpatis
• Pengurangan stimulasi simpatik pada saat kondisi istirahat →
vasodilatasi → meningkatkan aliran darah melalui ginjal
• Dalam kondisi stress → simpatik aktivitas saraf meningkat →
vasokonstriksi arteriol aferen (efek norepinefrin) dan menstimulasi
medulla adrenal → vasokonstriksi melalui pelepasan epinefrin →
volume darah ke ginjal berkurang
• Jika tekanan darah turun → saraf simpatik akan merangsang
pelepasan renin → terjadi mekanisme renin – angiotensin untuk
meningkatkan tekanan darah
Autoregulasi
• Ginjal sangat efektif dalam mengatur laju aliran darah pada berbagai
kondisi tekanan darah. Hal ini dilakukan melalui mekanisme:
1. Mekanisme arteriol myogenic
2. Umpan balik tubuloglomerular
Sehingga laju filtrasi ginjal tidak akan berubah drastis
PENGATURAN FUNGSI GINJAL
OLEH SISTEM ENDOKRIN
Renin–Angiotensin–Aldosterone
• Aldosteron, sering disebut sebagai "hormon penahan garam,"
dilepaskan oleh korteks adrenal sebagai respons terhadap angiotensin
II atau sebagai respons langsung terhadap peningkatan K+ plasma →
meningkatkan reabsorpsi Na + oleh nefron → meningkatkan retensi
air
Antidiuretic Hormone (ADH)
• ADH yang merupakan hormon yang diproduksi di hipofisis posterior
memiliki efek meningkatkan reabsorpsi air, menurunkan volume urin,
mempertahankan osmolaritas plasma dan tekanan darah
• Diuretik adalah obat yang dapat meningkatkan kehilangan air dengan
mengganggu proses reabsorpsi zat terlarut dan air
• Kopi, teh, dan minuman beralkohol merupakan diuretik yang sering
kita temui
Hormon dan Pengaruhnya Terhadap GFR dan Aliran Darah ke Ginjal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai