Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan
Disusun Oleh:
ARS UNIVERSITY
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas makalah Kosenp Dasar Keperawatan II yang berjudul “Pemeriksaan Fisik Pada
kesehatan khususnya program studi S-1 Ilmu Keperawatan. Semoga dengan adanya makalah
ini bisa memberi banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi tim penulis sendiri.
Tentunya penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari
kata kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari
Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................1
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ....................................................................................................2
A. Kesimpulan ...............................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorangahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Pemeriksaan fisik khususnya ada ektremitas bawah termasuk genitalia dan anus . Setelah
pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi,
beberapa tes khusus mungkindiperlukan seperti test neurologi.Dengan petunjuk yang didapat
selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis
diferensial,yakni sebuah daftar penyebabyang mungkin menyebabkan gejala tersebut.
Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.Sebuah pemeriksaan yang
lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang
spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah
selalu dilakukan pertama kali dan padaberkremitas atas akan di lihat ke normalan baik secara
fungsionalnya serta menjadi acuan penyebab sebuah gejala penyakit di ektremitas atas .
B.Rumusan Masalah
!.Bagaimana konsep teori pada Pemeriksaan fisik.
2.Tujuan Pemeriksaan fisik. Pemeriksaani Fisik. etemitas bawah, genitalia dan anus
3.Apa manfaat dari Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaani Fisik. etemitas bawah, genitalia dan
anus
4.Apa indikasi Pemeriksaan Fisik etemitas bawah, genitalia dan anus . Pemeriksaani Fisik.
etemitas bawah, genitalia dan anus
5.Bagaimana prosedur Pemeriksaani Fisik. etemitas bawah, genitalia dan anus .
C.Tujuan Penulisan
(ujuan penulisan dari makalah ini yaitu mengetehui konsep teori, pemeriksaanfisik,
tujuannya, manfaatnya, indikasi serta prosedur pemeriksaan fisik etemitas bawah, genitalia
dan anus .
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pemeriksaan fisik adalah suatu sistem untuk mengumpulkan data kesehatan klien
yang diatur berdasarkan fungsi dimulai dari kepala sampai dengan ujung kaki
(headtotoes) hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil
pemeriksaan yang aktual.
Pemeriksan fisik ekstermitas bawah adalah suatu langkah untuk mengidentifikasi
adanya masalah pada bagian ekstermitas bawah.
5
Auskultasi
INSPEKSI
Adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada
penglihatan tetapi juga indra pendengaran dan penghidu
Penglihatan : mengobservasi kulit terhadap warna,laserasi,lesi.pola pernafasan
danSimetrisitas, bahasa tubuh pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas,
ekspresi wajah, keterbatasan fisik, dsb
Pendengaran mendengarkan sifat batuk, integrasi sendi, nada suara, atau isi interaksi
dengan orang lain, dsb
Penghidu mendeteksi adanya bau
PALPASI
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari Jenis
palpasi
Sentuhan : merasakan suatu pembekalan,mencatat suhu, kelembaban dan tekstur
kulit
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, mengetahui posisi
janin, pembesaran organ dalam dan batas batas organ dalam mencubut kulit untuk
mengetahui turgor.
Pemeriksaan dalam mengetahui respon nyeri abnormal, mengetahui pembukaan
jalan lahir dan adanya masa pada anus.
PERKUSI
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan
yang ada di bawahnya. Ada 2 jenis
1. Menggunakan ujung jari ketuk dada dengarkan bunyi yang menunjukan ada atau
tidaknya cairan atau masa
2. Menggunakan palu Refleks Hammer ) ketuk lutut dan amati ada/tidaknya
reflex/gerakan pada kaki bawah.
AUSKULTASI
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan stetoskop
untuk menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang didengar Contoh : bunyi
6
jantung, paru, bising usus, denyut jantung janin, dsb.
7
kebawah (refleks plantar)
DADA ( depan & belakang)
Inspeksi & palpasi payudara Simetris , tidak ada Asimetris terdapat
lesi/restraksi/lekukan,kuli lekukan / retraksi ( akibat
t utuh , warna kulit sama tumor) ,
dengan daerah hyperpigmentasi , ada
sekitarnya , tidak ada edema
edema Putting : inverse / masuk
Aerola : normal kedalam ( karena danya
berbentuk bundar/oval, pertumbuhan tubuh
warna merah muda dibawah kulit)
sampai coklat Terdapat lesi kanker
Putting : keluar , tidak ada ( keras , terikat kuat ,
drainase ( kecuali ibu tidak nyeri berbentuk
hamil) , berwarna sama tidak teratur)
dengan aerola
Inspeksi & palpasi aksila Tidak ada pembesaran nodus Terdapat pembesaran nodus
limfe/massa limfatik , ada massa , terasa nyeri
Inspeksi , palpasi & auskultasi Dada simetris , kulit Dada asimetris terdapat
paru utuh , tidak ada nyeri nyeri
Ekspansi dada simetris Penggunaan otot bantu
secara bilateral pernafasan secara
Penggunaan otot maksimal
aksesoris minimal Frekuensi sangat cepat
Pernafasan normal tenang atau lambat
Frekuensi nafas dalam Irama ireguler
batas normal (12- Bunyi nafas tambahan
20x/menit) (ronchi , wheezing)
Irama nafas regular Tidak ada vocal fremintus
Vocal fremintus simetris (pneumotorak)
secara bilateral Gangguan dalam
Bunyi nafas vesikuler dan pengembangan dada
bronkovesikuler
8
Pengembangan dada 3-5
cm
Gerakan dada simetris
Palpasi & auskultasi jantung Tidak ada vibrasi /pulsasi Teraba pulsasi pada iga
pada iga kedua , ketiga kedua , ketiga , keempat
dan keempat ( akibat mur mur)
Terdengar suara jantung Terjadi pergeseran letak
1&2 PMI
Irama jantung regular Bunyi jantung tambahan (
Frekuensi 60-100 mur mur , gallop)
denyut/menit ( dewasa) Irama irregular
Frekuensi datanga
meningkat / menurun
Abdomen
Inspeksi , auskultasi , palpasi & Warna kulit sama dengan Kulit terlihat tipis
perkusi abdomen bagian tubuh yang lain ( memegang) pada edema
Kadang terdapar strie atau asites
/scar Bentuk abdomen ditensi
Bentuk abdomen ( pembengkakan)
simetris : flat , convek Umbilicus : keluar cairam
( rounded) , convace , menonjol
(scapoid) Gerakan permukaan
Umbilicus : datar/cekung abdomen tidak simetris
tidak ada keluar cairan Bunyi bising usus
Gerakan permukaan ( hypoactive/hyperactive)
abdomen simetris ( pada Kadung kemh teraba
saat bernafas) ( retensi urine)
Bising usus terdengar (5- Hati : ada pembesaran ,
35x/menit) nyeri tekan
Hati : tidak ada Ginjal : nyeri saat perkusi
pembesaran , tidak nyeri
tekan , bunyi
pekak/dullness, batas
9
diantara celah interkostal
ke 5-7
Kandung kemih : tidak
teraba
Ginjal : tidak mengalami
nyeri saat perkusi
Genetalia
Inspeksi , palpasi organ genetalia Pertumbuhan rambut Tidak ada atau sedikit
wanita membentuk segitiga sekali rambut ( gangguan
diatas perineum dan hormone )
sepanjang permukaan Kulit perineal terdapa
medial paha lesi /inflamasi
Kulit perineal sedikit Membran terlihat sangat
lebih gelap , halus , dan merah , klitoris
bersih mengalami inflamasi
Membran tampak merah ( tumor)
muda dan lembab Orifisum uretra &
Labia mayora kering , introitus vagina : nyeri,
lembab , simetris inflamasi , lesi
Labia minora lebih tipis Kelenjar bartholin : teraba
dan salah satunya Kelenjar skene :
berukuran lebih besar mengeluarkan cairan /
Jaringan lunak tanpa rabas atau nyeri
nyeri Serviks : mal posisi ke
Klitoris : lebar <1cm dan lateral (dapat
panjang 2 cm tidak ada mengindentifikasi
inflamasi , nyeri tumor) , ada laserasi ,
Orifisium uretra : utuh massa
tanpa inflamasi Sekresi secret : berbau ,
Meatus uretra : berwarna keruh
merah muda , terletak
dianterior orifisium
Introitus vagina : tidak
10
ada nyeri , inflasi ,
edema/lesi
Kelenjar bartholin : tidak
teraba
Kelenjar skene: tidak ada
pengeluaran ( rabas dan
nyeri)
Serviks : berwarna merah
muda halus bulat , berada
pada garis tengah tanpa
lesi
Sekresi normal biasanya
encer , jernih tidak bau
Inspeksi , palpasi organ genetal Pertumbuhan rambut di Tidak ada atau sedikit
pria daerah pubis sampai sekali rambut ( gangguan
simpisi pubis hormone )
Kulit penis utuh & bersih Kulit penis : lesi , ulkus
Meartus uretra : ujung Meatus : hypospadia /
gland penis epispadia
Gland penis : tidak ada Glan penis : nyeri tekan ,
lesi & nyeri ulkus/lesi
Skrotum : tidak ada lesi & Pembesaran salah satu
edema testis ( karena kanker) ada
Testis : tidak nyeri tekan , benjolan keras terdapat di
lembut & kenyal , bebas palpasi di bagian depan
nodul atua samping testis
Refleks biasanya tidak terlalu singkat terjadinya pada klien yang lebih dewasa.
Respon refleks pada ekstremitas bawah berkurang sebelum ekstremitas-ekstremitas atas
terpengaruh (Seidel et al., 1991). Menimbulkan reaksi refleks memungkinkan perawat untuk
mengkaji integritas jalur-jalur sensori dan gerak dari lengkung refleks dan segmen batang
spinal spesifik Pengujian refleks tidak berarti menentukan fungsi saraf pusat, Saat otot dan
tendon di regangkan selama pengujian refleks, implus-implus saraf merambat sepanjang jalur
saraf aferen ke bagian dorsal segmen batang spinal. Impuls-impuls bergerak ke saraf motor
eferen dalam batang spinal Kemudian sebuah saraf motor mengirim implus kembali ke otot
dan menyebabkan respon refleks terjadi.
Telapak kaki pasien di gores dengan ujung tumpul palu refleks. Respon: plantar
fleksi kaki dan feksi semua jari kaki
Tangan pasein ditumpu oleh tangan pemeriksa Kemudian ujung jari tangan
pemeriksa yang lain disentilkan ke ujung jari tengah tangan penderita, Reflek positif jika
14
terjadi fleksi jari yang lain dan adduksi ibu jari
Rasping
Gores palmar penderita dengan telunjuk jari pemeriksa diantara ibu jari dan
telunjuk penderita. Maka timbul genggaman dari jari penderita, menjepit jari pemeriksa.
Jika reflek ini ada maka penderita dapat membebaskan jari peneriksa. Normal masih
terdapat pada anak kecil. Jika positif pada dewasa maka kemungkinan terdapat lesi di area
premotorik cortex
Reflek palmomental
Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis oris maka akan menimbulkan
reflek menyusu. Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul reflek menyusu.
Normal pada bayi, jika positif pada dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral
Mayer reflek
Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral.
Orang normal akan memberikan respon fleksi jari-jari dan penarikan tungkai. Pada lesi
UMN muka akan timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain
akan menyebar atau membuka. Normal pada bayi masih ada.
Reflek oppenheim
Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah,
dengan kedua jari telunjuk dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek seperti
babinski
Reflek gordon
Lakukan goresan memencet otot gastrocnemius, jika positif maka akan timbul
15
reflek seperti babinski
Reflek schaefer
Lakukan pemencetan pada tendon achilles. Jika positif maka akan timbul refflek
seperti babinski
Reflek caddock
Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar telapak kaki, dari
tumit ke depan. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski
Reflek rossolimo
Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid. Reflek akan terjadi
Meksi jari jari kaki.
Reflek mendel-bacctrerew
Pukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan respon fleksi jari-jari kaki.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan atau membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan
tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.
Pemeriksaan fisik mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada klien yang baru
masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat, secara rutin pada klien yang sedang
di rawat, sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien. Jadi pemeriksaan fisik ini sangat penting
dan harus di lakukan pada kondisi tersebut, baik klien dalam keadaan sadar maupun tidak
sadar.
Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena sangat bermanfaat, baik untuk
menegakan diagnosa keperawatan, memilih intervensi yang tepat untuk proses
keperawatan, maupun untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
Saran
Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus memahami ilmu
pemeriksaan fisik dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini harus dilakukan secara
berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang benar.
17
DAFTAR PUSTAKA
www.celotehdian.blogspot.com/2016/08/pemeriksaan-fisik-lengkap.html?m=1 (diakses
https://id.scribd.com/doc/155723518/PEMERIKSAAN-FISIK-EKSTREMITAS (diakses
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/genitourinaria/pemeriksaan-fisik-genitalia-
18