Anda di halaman 1dari 4

1.

Standar Operasional Prosedur Akta Izin Pesawat Uap/Pesawat Uap Selain Ketel Uap

Jenis Pelayanan
Standar
Perizinan dan Pemberi Dasar Hukum Waktu (hari kerja)
Biaya (Rp)
Nonperizinan Pertimbangan
1 2 3 4 5
Akta Izin Dinas Tenaga 1. Undang-undang Uap 1930 (Stoom Ordonantie 1930); Rp. 0,- 5 hari kerja sejak
Pesawat Kerja dan 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang (tidak surat permohonan
Uap/Pesawat ESDM (Tim Keselamatan Tenaga Kerja; dikenakan dan berkas
Uap Selain Teknis) 3. Undnag-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang biaya). persyaratan
Ketel Uap Ketenagakerjaan; diterima lengkap
4. Peraturan Uap 1930 (Stoom Verordening 1930); dan benar.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 33 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pengawasan Ketenagakerjaan;
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04/MEN/1995
tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Automatik;
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Per.05?MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut;
11. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun
2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja;
1 2 3 4 5
12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015
tentang Perubahan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja;
13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 31 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir;
14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 37 Tahun 2016
tantang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun;
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 6 Tahun 2017
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan
Eskalator;
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 38 Tahun 2016
tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi;
17. Instruksi Menteri Tenaga Kerja Nomor Ins.
11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.

Persyaratan :
1. Fotocopy identitas diri pemohon (Pengurus/Pimpinan Perusahaan)
2. Fotocopy Wajib Lapor Ketenagakerjaan;
3. Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian K3 terhadap masing-masing alat yang dimohonkan surat Keterangan K3, yang
dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 sesuai dengan bidangnya, atau oleh Perusahaan Jasa K3 (PJK3) Bidang
Pemeriksaan dan Pengujian yang memiliki Penunjukkan sesuai dengan bidangnya yang dilakukan oleh Ahli K3 dari
Perusahaan Jasa K3 (PJK3) tersebut sesuai dengan bidangnya yang memiliki Surat Keputusan Penunjukkan dari Kementerian
Ketenagakerjaan yang masih berlaku dan telah dievaluasi oleh pengawas ketenagakerjaan spesialis K3 sesuai dengan
bidangnya.
4. Gambar dan atau perhitungan teknis instalasi (untuk perijinan baru).
5. Surat keterangan K3 sebelumnya (perpanjangan).
Prosedur/Tata Cara Proses Perizinan dan Nonperizinan
1. Pemohon mengajukan permohonan perizinan/nonperizinan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Bali dengan melampirkan seluruh dokumen persyaratan yang telah ditentukan.
2. Penerimaan dokumen permohonan
a. Petugas penerima dokumen permohonan (front office), mengagendakan surat permohonan dan melakukan pengecekan
terhadap:
Kelengkapan dokumen permohonan
Kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan
b. Hasil pengecekan dicatat dalam check list. Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap atau tidak sesuai,
maka petugas penerima permohonan menginformasikan hal tersebut kepada pihak pemohon yang bersangkutan untuk
ditindaklanjuti dengan “pengembalian dokumen ke pemohon”.
c. Permohonan yang sudah lengkap dan benar disampaikan kepada bidang perizinan (back office). Selanjutnya,Kepala Bidang
bertanggung jawab terhadap proses perizinan/nonperizinan untuk melakukan verifikasi dan pemrosesan dokumen
permohonan.
3. Verifikasi dokumen permohonan
Bidang Perizinan melakukan verifikasi terhadap permohonan dengan melakukan:
Pemeriksaan ulang terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan
Melakukan kajian administrasi terhadap dokumen permohonan
4. Pencetakan izin
a. Pencetakan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk masing – masing jenis izin.
b. Petugas pencetakan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan, dan kesesuaian data izin dengan
permohonan.
c. Petugas pencetakan dapat mencetak konsep izin terlebih dahulu untuk di periksa kebenaran data izin tersebut dan di paraf
oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang
5. Verifikasi dan penandatangan izin
a. Kepala Seksi dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap perizinan/nonperizinan melakukan verifikasi terhadap
perizinan/nonperizinanyang di cetak
b. Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti pada butir 5.3. dengan membubuhkan paraf pada
lembar izin
c. Pejabat penandatanganan izin menandatangani izin yang sudah di verifikasi dan di bubuhi paraf
6. Penyerahan dan pendistribusian izin
a. Bidang yang bertanggung jawab terhadap pengendalian izin melakukan pengecekan ulang terhadap izin yang sudah
ditandatangani dan menginformasikan izin yang sudah ditandatangani kepada pihak pemohon untuk segera diambil. Bukti
penyerahan izin didokumentasikan
b. Pengambilan izin hanya dapat dilakukan oleh pemohon atau pihak yang diberi kuasa oleh pemohon

Anda mungkin juga menyukai