KIMIA ANALITIK 1
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang Titrasi Asidimetri Penentuan
Kadar Karbonat tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Praktikum Kimia Analitik I. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Penentuan Kadar Natrium Karbonat Secara Asidimetri bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Rasmiwetti, MS dan ibu Sri Haryati,
S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Praktikum Kimia Analitik I yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Tujuan .......................................................................................................................... 1
1.2 Teori Dasar ................................................................................................................... 1
BAB II Praktikum
2.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................. 3
2.2 Prosedur Kerja ............................................................................................................. 3
BAB III Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil Pengamatan.......................................................................................................... 7
3.2 Pembahasan .................................................................................................................. 7
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 5
4.2 Saran ............................................................................................................................ 5
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 6
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Untuk dapat membuat larutan baku HCl yang diperlukan dalam titrasi
2. Untuk dapat melakukan pembakuan HCl dengan larutan NaOH 0,1 N
3. Untuk dapat melakukan penetapan kadar natrium bikarbonat dengan menggunakan
metode asidimetri
2) Larutan standar/baku sekunder, larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat
diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi
larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya
melalui metode titrimetri. Syarat-syarat larutan standar/baku sekunder bisa digunakan :
- Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
- Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
- Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.
Boraks digunakan sebagai bahan baku dalam penetapan normalitas HCl karena
mudah diperoleh dalam keadaan murni, cukup stabil, dan memiliki berat ekuivalen yang
tinggi. Soda kue bukan merupakan suatu basa, baik basa kuat ataupun basa lemah, jika
dalam zat kimia terbagi menjadi 3 kelompok yaitu asam, basa, dan garam. Maka soda
kue termasuk ke dalam garam yang bersifat basa atau zat yang mempunyai pH lebih
dari 7. Rumusnya adalah NaHCO3 atau Na2CO3 atau campuran keduanya, kadang dapat
berupa (NH4)2CO3. Soda kue itu adalah hasil reaksi suatu basa dengan gas CO2 yang
akan menghasilkan garam karbonat alias soda kue. Larutan dengan pH seimbang adalah
larutan yang bersifat netral (tidak asam ataupun basa) atau mempunyai pH 7
atau bisa pengertian lain yaitu larutan yang dapat mempertahankan atau
menyeimbangkan pH nya sendiri, disebut sebagai larutan dapar atau penyangga atau
BUFFER yang mempunyai sifat jika ditambah sedikit air/basa/asam pH nya tidak
akan berubah larutan buffer dapat dibuat bermacam-macam pH nya tergantung yang
diinginkan. Untuk suatu reaksi pada pH yang tetap, biasanya digunakan pada
analisis kuantitatif buffer dibuat dari campuran garam dari basa kuat + asam lemahya
atau sebaliknya campuran dari garam asam kuat + basa lemahnya misal buffer pH 10
dibuat dari NH4Cl (garam dari asam kuat HCl) dan NH4OH (basa lemah)
BAB 2
PRAKTIKUM
Pas kan pada tanda batas D minus khusus nol. Lalu keringkan
bagian dalam leher biuret dengan menggunakan kertas hisap
Ambil lart standar primer yaitu natrium tetraborate atau
boraks. Pipet sebanyak 10 mL menggunakan pipet volume.
Lalu titrasi menggunakan lart HCl yang ada didalam buret. Titik
akhir titrasi ditandai dengan perubahan menjadi warna jingga.
Kita pipet larutan sampel dari labu ukur, bilas terlebih dahulu pipet
volumdengan larutan sampel lalu kita buang air bilasan tersebut,
kemudian kita pipet penuh sampai 10mL larutan sampel..
BAB III
Hasil & Pembahasan
Larutan boraks (Na2B4O7) Setelah dititrasi dengan HCl, larutan akan menjadi warna
yang sudah dimasukkan jingga
indicator MM dititrasi
dengan HCl
3.2 Pembahasan
(1) Tahap Standarisasi HCl
Boraks digunakan sebagai bahan baku dalam penetapan normalitas HCl
karena mudah diperoleh dalam keadaan murni, cukup stabil, dan memiliki berat
ekuivalen yang tinggi. Pada tahap awal, ke dalam larutan Na2B4O7 dimasukkan 2-3
tetes indicator Metil merah. Setelah itu, larutan Na2B4O7 dititrasi dengan HCl
hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga.Volume HCl akhir
yang diperlukan adalah sebesar ml. Pada praktikum kali ini diketahui bahwa
volume boraks sebesar 10 ml. Hasil akhir titrasi adalah terbentuknya campuran NaCl
dengan otoborat (H3BO3) bebas, sehingga pH larutan dapat dihitung, tanpa
melihat perubahan volume dalam titrasi. Adapun indikator yang paling cocok
adalah Metil Merah (MM). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi normalitas
boraks yaitu massa boraks, BE boraks, dan volume larutan. Sedangkan yang
mempengaruhi normalitas HCl yaitu volume HCl, volume boraks, dan normalitas
boraks. Normalitas HCl berbanding lurus dengan normalitas boraks dan volume
boraks serta berbanding terbalik dengan volume HCl.
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang sudah diamati pada video, dapat disimpulkan bahwa :
1. HCl merupakan larutan baku sekunder yang mudah dipengaruhi oleh CO2 menentukan
kemurniannya harus dilakukan standardisasi.
2. Perubahan warna yang terjadi pada standardisasi antara HCl dengan larutan natrium
tetraborat adalah dari warna kuning menjadi jingga.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi normalitas boraks adalah massa boraks, ekuivalen
boraks, dan volume larutan.
4.2 Saran
Saran untuk kegiatan praktikum ini yaitu diharapkan dalam setiap melakukan praktikum,
praktikan selalu mengunakan alat pelindung diri dan berhati-hati agar tidak menimbulkan
kerusakan pada alat-alat laboratorium ataupun kecelakaan karena bahanbahan kimia serta
lakukan praktikum dengan tertib sesuai prosedur yang berlaku. Praktikan harus menjaga
kebersihan dari alat hingga ruang laboratorium. Melaksanakan kegiatan praktikum dengan
teliti agar tidak terjadi hal-hal yang berbahaya, dan membersihkan serta merapikan kembali
alat dan bahan laboratorium yang telah dipakai.
Daftar Pustaka
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.