Oleh :
PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2019 terdapat satu jenis virus baru yang diberi nama Virus
yang lebih dikenal dengan nama Covid-19. Virus ini menyerang saluran pernapasan
pada manusia dan menular sangat cepat sehingga ditetapkan sebagai pandemic
global oleh badan kesehatan dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Pandemi
Covid-19 hingga saat ini belum ditemukan obat untuk mengatasi penyakit tersebut.
terkonfirmasi positif yang tinggi dan angka mortalitas yang terus bertambah.
Sampai dengan 30 Agustus 2021, terdapat 217 Juta kasus terkonfirmasi positif
dengan 194 Juta kasus sembuh dan 4,5 Juta tercatat kasus kematian di seluruh
dunia. Amerika Serikat, India, dan Brazil telah menjadi pusat pandemi Covid-19,
menduduki peringkat ke-13 dengan jumlah kasus terbanyak. Sampai pada tanggal
2020. Sampai pada tangga, 6 agustus 2021 IDI melaporkan sebanyak 1.881 dokter
yang meninggal akibat covid-19 serta pada data PPNI (2021), menunjukan 7.392
perawat yang terkonfirmasi covid-19 dan sebanyak 455 orang yang meninggal
booster bagi tenaga kesehatan ini juga telah mendapat rekomendasi dari komite
penasihat ahli imunisasi nasitonal (ITAGI) berdasarkan hasil kajian yang dilakukan
sudah mendapat vaksin dosis ketiga sebanyak 2.450 orang pertanggal 10 september
sebanyak 754 orang (30%) dari total peserta vaksin booster pertanggal 10
september.
Pemberian vaksinasi meskipun sudah mengikuti SOP, namun tidak ada satu
jenis vaksin pun yang bebas dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi/Vaksinasi atau
sering dikenal dengan istilah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI adalah
Kejadian ikutan yang dialami setiap orang dapat berbeda-beda, bisa berupa gejala
ringan, sedang, dan serius yang dirasakan tidak nyaman atau berupa kelainan hasil
suntikan berupa rasa sakit, pegal, dan dapat terjadi pembengkakan. Sedangkan, efek
samping lainnya yang dirasakan di seluruh atau bagian tubuh lainnya berupa
demam, batuk, kelelahan, dan sakit kepala dapat menyerang ke sebagian orang.
Komnas KIPI (2021) menyatakan sebanyak 86,9 % KIPI dari vaksin booster berupa
penyebab dari terjadinya kejadian ikutan pasca imunisasi yaitu kesalahan program
(27%), reaksi suntikan (28,7%), reaksi vaksin (21%), koinsiden (17,8%) dan efek
samping toksilitas (5,5%). Klasifikasi lapangan ini dapat dipakai untuk pencatatan
september 2021. Sebanyak 754 perawat yang sudah mendapatkan vaksin booster.
penelitian dengan judul “Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) setelah
ini adalah:
Denpasar
Sanglah Denpasar.
1.3.2.3 Untuk menganalisis Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Sanglah Denpasar.
1.5.1 Jurnal Miloslav Klugar et al, (2021) “Side Effects of mRNA-Based and viral
vaksin dari bebagai vaksin yang disetujui di Jerman. Metode penelitian yang
terkait Covid-19, serta efek samping local, sistemik, oral, dan terkait kulit
Nyeri pada lokasi suntikan (75.6%) adalah efek samping yang paling umum.
Dan sakit kepala atau kelelahan (53,6%), nyeri otot (33,2%), malaise(25%),
kedinginan (23%) dan nyeri sendi (21,2%) adalah yang paling umum.
Sebagaian besar (84,9%) dari efek samping diselesaikan selama 1-3 hari
pasca-vaksinasi.
1.5.2 Jurnal Zachary at al, 2021 “Untimely Myocardial Infarction or COVID-19
Penelitian ini dilakukan pada bulan februari 2021 yang meneliti mengenai
1.5.3 Jurnal Nazwah et al, 2015 “Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian Ikutan Pasca
Penelitian ini dilakukan pada pada tahun 2014, metode penelitian yang
ini sebanyak 163 orang, teknik sampling yang digunakan adalah metode
ibu tentang KIPI dasar pada bayi di Puskesmas Sukarame kelurahan Way
Dadi tahun 2014 dalam kategori cukup baik yaitu 29 responden (46,8%),
tetapi ada juga kategori baik sebanyak 12 responden (19,4%), dan kategori
Tahun 2016”.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, jenis penelitian ini adalah
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita (0-59
dengan Chi Square. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa distribusi
frekuensi balita yang terkena KIPI adalah 52 orang (65%) dengan reaksi
KIPI (p-value: 0.038) dan tidak terdapat hubungan Antara sikap ibu balita
TINJAUAN TEORI
nukleat, seperti virus. Vaksin (vaksin mirip virus) dan vaksin subunit
mikroorganisme yang sudah mati atau maih hidup yang dilemahkan, masih
utuh atau bagiannya atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah
2020).
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan
merah putih selesai pada akhir 2021. Bio Farma juga bekerja sama dengan
corona adalah 70%. Saat ini, uji coba masihberlanjut pada 20.000 relawan.
benar sukses, itu hanya digunakan untukpejabat China, pekerja keliling dan
Serikat dan Eropa untuk segera menggunakan vaksin virus korona mereka.
bahwa 95% vaksin tersebut efektif melawan virus corona dan tidak ada
bahaya keamanan.
Saat ini, CoronaVac sedang memasuki uji coba fase 3. Sinovac sedang
10 strain Sars-coV-2.
f. Moderna
bagian dari permukaan virus Corona. Spike protein akan memicu sistem
usia di atas 18 tahun. Dari uji klinis yang sudah dilakukan, vaksin ini
(FDA) AS. Badan POM telah melakukan pengkajian bersama dengan Tim
keamanan vaksin ini dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik
dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2. Kejadian reaksi yang paling sering
timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan,
kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan menggigil. Interaksi
Vaksin Moderna dengan Obat Lain Belum diketahui secara pasti efek
interaksi yang bisa terjadi jika vaksin Moderna digunakan bersama obat-
obatan lain.
Secara umum tujuan pemberian vaksinasi atau imunisasi yaitu suatu upaya
apabila suatu saat terkena dengan penyakit yang sama tidak akan sakit atau hanya
Menurut WHO (2020) efek samping umum dari vaksin yaitu dapat berupa:
2. Kelelahan
3. Sakit kepala
5. Panas dingin
8. Demam
2.1.6 Cara Pemberian Vaksin
Vaksin Moderna akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di
(intramuskular/IM).
dengan alcohol swab sebelum dan sesudah penyuntikan. Alat suntik sekali pakai
yang sudah selesai digunakan akan dibuang ke dalam safety box tanpa ditutup
kembali jarumnya.
yang serius, penerima vaksin akan diminta untuk tetap tinggal di tempat layanan
medic yang diduga berhubungan dengan imunisasi. KIPI adalah salah satu
reaksi tubuh pasien yang tidak diinginkan yang muncul setelah pemberian
vaksin. KIPI dapat terjadi dengan tanda atau kondisi yang berbeda-beda.
Mulai dari gejala efek samping ringan hingga reaksi tubuh yang serius seperti
2.2.2.1 KIPI akibat reaksi produk – merupakan jenis reaksi imun terhadap
vaksian.
2.2.2.4 KIPI akibat respon kecemasan – terjadi saat seseorang yang akan
vaksin
Komnas PP KIPI, yang terdiri dari para ahli epidemiologi dan profesi.
KIPI non serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi
imunisasi.
saja terjadi:
misalnya, selulitis.
kepala.
obat parasetamol.
pemberian imunisasi
di arsip data dasar tingkat nasional. Bantu dan identifikasi petanda yang
kausal dan harus mencari informasi dan pengalaman dari nara sumber
Etiologi VAKSINASI
Severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2)
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi)
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berhubungan
Gambar 2.2
BAB III
METODE PENELITIAN
Mengumpulkan data pada Tenaga kesehatan yang sudah melakukan vaksinasi booster dengan
menggunakan aplikasi google form terkait adanya KIPI atau tidak
2021
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subjek pada wilayah dan
waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati atau diteliti (Sugiyono
(2011:80).
Adapun populasi target dalam penelitian ini seluruh tenaga kesehatan yang
Populasi terjangkau pada penelitian ini diambil dari hasil google form pada
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Total sampling adalah
teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono,
2011). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif , maka semakin banyak sampel yang
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok tertentu. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level dari
abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau
menipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2015) Dalam penelitian ini terdapat satu
Tabel 3.1
Definisi Operasional Gambaran Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
setelah vaksinasi booster pada tenaga kesehatan di RSUP Sanglah
medis pasien.
Sanglah.
adalah google form yang berisi identitas tenaga kesehatan dan tanda gejala KIPI.
Kemudian data yang diperlukan dituangkan dalam tabel lembar rekapitulasi data
3.7.1.1 Editing
Editing adalah memeriksa data sudah dilengkapi atau belum. Pada tahap
ini peneliti memeriksa kelengkapan data setelah seluruh data yang dikumpulkan
3.7.1.2 Coding
memberi tanda atau kode dalam bentuk angka pada masing-masing instrumen
berikut.
a. Umur
yaitu:
b. Jenis Kelamin
1 = Laki-laki
2 = Perempuan
d. Komorbid
Menurut Yang et. al. (2020) komorbid dari penyakit COVID-19 menurut
1. = Tidak ada
2. = Hipertensi
3. = Diabetes mellitus
4. = Penyakit jantung
5. = PPOK
6. = Penyakit ginjal
7. = Lain-lain
e. Kondisi Klinis
yaitu:
1. = Tidak KIPI
2. = KIPI serius
a. Cleaning
apakah data sudah benar atau belum. Data yang sudah dientry dicocokkan
menggunakan input data pada sistem komputerisasi Rumah Sakit Sanglah
dan diperiksa kembali dengan data yang didapat pada lembar rekapitulasi
data KIPI.
b. Tabulasi
dalam tabel yang telah ditentukan nilai atau kategori faktor secara tepat
dan cepat. Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel
dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data adalah rangkaian
data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah (Sugiyono,
2012). Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan analisis proporsi. Analisis
ini digunakan untuk memberikan gambaran umum terhadap data hasil penelitian.
𝑛
𝑋= 𝑥100%
𝑁
Keterangan:
X = nilai persentase
(Notoatmodjo, 2005)
Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Kemudian ethical clierance diberikan oleh rumah
memberikan surat tembusan kepada bagian rekam medik agar peneliti dapat
identitas pasien pada rekam medis dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan
lembar rekapitulasi KIPI yang diisi oleh peneliti dan diberi kode nomor Rekam
3.9.2 Confidentiality
3.9.3 Justice
responden penelitian.