Anda di halaman 1dari 17

Nama: Yaksube Aziz/

NIM: B04170156
Pararel : P1

RESUME KULIAH RADIOLOGI PERTEMUAN 11


Penggunaan Media Kontras Radiografi

Kontras: perbedaan densitas antar dua titik berbeda


Penambahan media kontras bisa bersifat positif atau negative -> dapat meningkatkan perbedaan
densitas struktur anatomi
- Bahan / media kontras radiografi:
1. Memberi bentuk atau memperjelas organ
2. Alat bantu diagnostic
3. Memerlukan pengetahuan dasar tentang dosis pemakaian
4. Pemakaian zat/bahan secara berlebihan memberikan efek samping

Penggunaan kontras dilakukan ketika ada benda asing atau ada penyakit pada organ abdomen
atau thoraks dan memnggunakan esogram dan kontras positif serta gastrogram untuk menilai
pengosongan lambung

Bahan/Media Kontras Radiografi


Macam-macam kontras dalam radiografi
•Radiopaque (kontraspositif)
•F: memperjelas Organ
a)Bahan yang larut/soluble
1.Bahan yang dapatterionisasi
2.Bahanyang tidak dapat terionisasi
b)Bahanyang tidak larut/Insoluble
•Radiolucent (kontras negatif)
•F: memberi bentuk organ

Bahan berbentuk GAS (Udara, O2, NO2& CO2)


•Double Contrast(Kombinasi Positif & Negatif)

RADIOPAQUE
Kontras positif tidak larut
• BaSo4 -> nomor atom besar -> peningkatan warna putih pada film radiografi (radiopaque)
• Saluran cerna
• Tidak larut (Radiopaque lebihbaikdaripadaiodine)
• Berupa serbuk, pasta dan cairan, tergantung target organ
▫ Bersifat radioopak
▫ Detil mukosaterlihat dengan sangat baik
▫ Tidak mahal
▫ Jika terjadi kebocoran, maka barium sulfate dan kandungan usus akan masuk ke ruang
peritonium dan menyebabkan granuloma atau adhesi.
•Kontra indikasi:
•Perforasi disaluran pencernaan

RADIOPAQUE
Kontras positif larut tidak terionisasi
▫ pada beberapa hewan akan menginduksi muntah15-30
menitapabiladiberikanpadapositifkontrasGI
▫ Mencegah efek samping
▫ Untuk myelography
▫ Jarang ditemukan alergi terhadap preparatini
• Contoh: iohexol, iopamidol
- Aplikasi:
• Saluran pencernaan;
• Intravascular (vena danarterisertaekskretoriurografi)
• Vesica Urinaria
• Urethra
• Intraarticular (fistulography dan sialography).

RADIOPAQUE
Kontraspositiflarutterionisasi
•Bersifat asam
•Memiliki nomor atom besar peningkatan warna putih pada film radiografi (radiopaque)
▫Waktu transit yang cepat
▫Tidak iritasi kepermukaan serosa
▫Dapat diserap dengan cepat apabila terjadi kebocoran
▫Dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan endoskopi
•Tidak boleh system pernafasan dan myelography
- Kontraindikasi:
•Pasien dehidrasi
•Hiper sensitive iodine
•Contohnya: iothalamate, diatrizoate
•Aplikasi: Sama dengan radiopaque yang larut dan tidak terionisasi
•Angiografi (Angicardiografi), Arterografi, Venagrafi

RADIOLUCENT kontras negatif


•Memberi bentuk organ

terbentuk bayangan hitam pada radiografi


•Menyerap sangat sedikit radiasi
•Kontraindikasi: hemorrhagic cystitis (kemungkinan terjadi penyerapan gas kedalam sirkulasi)
•Contoh: udara, karbondioksida(CO2), oksigen(O2), nitritoksida(NO2)
•NO2 dan CO2 lebih baik daripada udara biasa
 Kelarutan yang cukup tinggi sehingga tidak menyebabkan terjadinya emboli udara.
Untuk double-contrast cystogram

Double Contrast
•Bahan kontras positif+ kontras negatif
•Organ -> struktur berupa kantung: lambung, large intestinal, vesicaurinaria
•Mengetahui perubahan struktur dinding organ

Pneumo peritonografi
•Rongga abdomen
•Memperjelas ruang abdomen & isi organ
•Menggunakan bahan kontras negative (udara, CO2, O2 atauNO2)

Kontras Esofagus, Lambung dan Usus Halus


Indikasi:
 Identifikasi lokasi esofagus, lambung
Muntah terus menerus
Haematemesis, melena
Nyeri abdomen
Dugaan CA (parsialobstruksi)

Kontra Indikasi
Kesulitan menelan (hati-hati)
Obstruksi esofagus (confirmed)
Dugaan perforasi
Hasil survey radiograph CA yang nyata (lucent atau opaque)
Tanda obstruksi yang jelas -> retensi bahan kontras terlalu lama

Catatan: apabila diperlukan sedasi untuk restrain, acepromazine 0,1 mg/kg BB IM dan hindari
pembiusan karena akan menurunkan motilitas dan dapat menyebabkan aspirasi

Aplikasi Media Kontras pada Sistem Pencernaan


Radiografi Rongga Mulut dan Pharynx:
Jarang dilakukan karena keterbatasan kasus.
Bahkan benda asing radio-opaque tidak perlu bahan kontras, seperti tertusuk tulang. Hewan
tertekak
Gangguan salivasi tidak keluar dari glandula salivary (ductus tersumbat oleh cyste).
Bahan kontras injeksi melalui orificium ke dalam ductus (Sialografi)

AplikasiMedia KontraspadaSistemPencernaan
Esofagus
•Micro pulveres suspense BaSO4
•Urutan radiografik:
•kontras cairan 30% w/w, (70% w/w)
•suspensi barium sulfat30% w/w dicampur dengan pakan
•Jika ada ruptur/perforasi -> water-soluble kontras
•Gastrografin
•Megluminediatrizoat
•Oral solution
•Oral hypaque
•Sodium diatrizoatcair
•Dosis suspense barium 3-5 ml/kg BB per oral

Lambung dan usus halus


•Bahan Kontras
•BaSO4 : 25-30 % w/v,
•Iodine oral (Gastrografin®)
•Kontras negatif(Udara, CarbondioksidadanNitritOxide)
•Iodine oral digunakan bila dicurigaiperforasi
•Media kontrasnegatifdigunakandengankombinasiBaSO4 double kontras
•Dosis Oral : BaSO4: 5-10 ml/kg, Hypaque® atau Gastrografin®: 3 ml/kg

USUS BESAR
•Media kontras:
▫Barium sulfat10-15 % w/v
▫Iodine oral
(Gastrografin®atauOral hypaque®)
•Dosis barium sulfat10-20 ml/kg

TeknikKontras
Hewan dipuasakan selama 12-24 jam
Lakukan pengambilan gambar orthogonal/plain survey radiography (Lateral dan VD)
Bahan kontras yang digunakan adalah: kontras positif (barium, iodine), double contrast
(barium, iodine dikombinasi dengan CO2, N2O atau udara biasa), kontras negatif
Barium diberikan langsung melalui buccal pouch, dicampurkan makanan atau dengan stomach
tube
Konsentrasi 20-50% tergantung bagian usus, (dosis 5-10 ml/kg BB). Konsentrasi tinggi 50%
untuk esofagus dan lambung.
Pengambilan serial setiap 10-15 menit, disesuaikan dengan keperluan dan terakhir 24 jam.
Apabila lambung sudah kosong, waktu pengamatan dilakukan setiap 30 menit

Indikasi, Teknik Pneumokolon& Barium Enema


Indikasi dilakukan untuk identifikasi lokas ikolon dengan menggunakan kontras negatif
Hewan dipuasakan selama 24 jam dan ditambahkan dengan enema sebelum Teknik kontras
dilakukan.
Volume udara yang dimasukkan5-10mk/kb BB, dan ditambah bila dirasakan perlu sambal
dilakukan palpasi abdomen untuk memastikan
Indikasilain: membedakan usus besar dan usus halus yang mengalami dilatasi; identifikasi
massa, intususepsio dan inversisekum
Barium enema: kontras positif dengan barium: 5-15 ml/kg BB (konsentrasi 15-20%)

Studi Kontras Saluran Urinari


1.Intra Venous Pyelography (IVP) seringjugadisebutexretoryurography
2.Cystography
3.Retrograde vaginourethrography(♀) atauurethrography(♂)

Intra Venous Pyelography (IVP) Indikasi


•Ginjal dan ureter yang dicurigai mengalami perubahan bentuk, ukuran, jumlah, marginasi,
integritas dan mineralisasi
•Identifikasi lokasi ujung ureter yang masuk ke VU
•Trauma
•Hematuria dan pyuria
•Incontinence

GINJAL
Istilah :
Intravenous Pyelogram (IVP)
Urogram ekskretori
Media kontras: Tri-iodine ; Meglumine; diatrizoate®; sodium diatrizoat®(Renografi)
Komplikasi: muntah(vomit); reaksi anaphylaksis; hipotensi
KontraindikasiIVP : pasien dehidrasi.

Teknik treatment:
* Penekanan Abdomen
* Tanpa penekanan

Intra Venous Pyelography (IVP) : Teknik


1.Bolus: volume yang diberikansedikit, konsentrasi tinggi -> indikasi untuk lihat parenkim ginjal
dan ureter
2.Infus: volume yang diberikan banyak, konsentrasi rendah -> indikasi untuk evaluasi ureter
bersamaan dengan Teknik pneumo cystogram (udara dimasukkan ke VU melalui urethra)

TeknikIVP -Bolus
•Volume yang diberikansedikit, konsentrasitinggi
•Pembiusantotal
•Pengambilan orthogonal plain/survey (lateral danVD view)
•Posisi hewan dorsal recumbency
•Teknik kompresi (posisi ikatan/balutan yang mengelilingi abdomen di cranial VU)
•Dosis 600-800 mg iodine/kg BB (2ml/kg sediaan 300-400 mg iodine/ml) diberikan intra vena
•Pengambilan gambar: 0, 1,5 menit untuk VD dan 10,15, 20 untuk VD dan lateral
•Lakukan infus setelah selesai prosedur bolus
Teknik IVP -Infus
•Volume yang diberikan banyak, konsentrasi rendah
•Pembiusan total
•Pengambilan orthogonal plain/survey (lateral danVD view)
•Posisi hewan dorsal recumbency
•Konsentrasi iodine 150 mg iodine/ml (urografin), total dosis1200 mg iodine/kg. Pasang iv line,
kemudian infus dengan bahan kontras selama 10-15 menit
•Pengambilan gambar: 5-10 setelah infus DV, kemudian10,15, 20 untukDV danlateral

Cystography: Indikasi
Hematuria
Dysuria
Retensi urine
Incontinence
Identifikasi lokasi VU
Penilaian mukosa dan dinding VU
Konfirmasi kalkuli

Cystography-Pneumocystography: Indikasi
Identifikasi lokasi VU
Pengamatan distal ureter
Kontra indikasi: ruptur VU karena udara yang masuk keperitonium dapat masuk keperedaran
darah dan menyebabkan emboli

VESICA URINARIA (VU)


Aplikasi:
Intra-vena atau intra-arteri
intra-vesicaurinaria(retrograde)
Teknik Cystografi
Cystografi kontras positif: (Cytografi, Pyelografi)

Deteksi kebocoran atau ruptur dari tractus urinarius bagian bawah oleh trauma.
Media kontras: Tri-iodine.
Jangan gunakan dengan BaSO4 atau Sodium iodine
Cystografi kontras negatif: (Pneumocytografi)

Memberi bentuk dan ukuran lumen VU


(udara, karbondioksida dan nitritoxyde) cukup popular
Cystografi double contrast:
mendeteksi bentuk lain dari penyakit VU
Cystography: Teknik
Pembiusan total
Orthogonal/plain survey lateral dan VD, kaki ditarik ke kaudal
Masukkan kateter setelah dipastikan ukuran dan diameternya sesuai
Konsentrasi iodine 150mg iodine/ml
Dosis 5-10 mg/kg BB (anjing), kucing25 ml

Cystography-Pneumocystography: Teknik
Pembiusan total
Posisi hewan left lateral recumbency
Bahan kontras negative yang digunakan: udara, CO2 danN2 (lebih direkomendasikan)
Dosis5-10 mg/kg BB (anjing), kucing 25 ml

Double contrast cystography: Indikasi& Teknik


Indikasi: pengamatan mukosa VU
Teknik:
Pembiusantotal
Kosongkan VU
Masukkan bahan kontras positif iodine 5-20 ml dengan konsentrasi 150mg/ml (Teknik
cystography), kemudian diikuti dengan memasukkan bahan kontras negative udara.
Udara dimasukkan secara perlahan dengan dosis5 -10 ml/kg BB agar tidak terbentuk
gelembung
Apabila DCC dilakukan setelah pneumo cystography, maka pastikan hewan dirolling agar
bahan kontras terkena dinding mukosa
Apabila DCC dilakukan setelah IVP, maka VU yang sudah bercampur bahan kontras harus
dikosongkan dahulu.

Retrograde Urethrografi:Indikasi
Haematuria
Dysuria
Urinary incontinence
Lower urinary tract obstruction
Prostatdisease
Uretritis, urethral discharge
Neoplasia

Retrograde Urethrografi:Teknik
Pembiusan total
Orthogonal/plain survey lateral danVD, kaki ditarikkekaudal
Masukkan kateter setelah dipastikan ukuran dan diameternya sesuai dan diposisikan di distal
segmen dari urethra
Konsentrasiiodine 150mg iodine/ml
Dosis5-10 mg/kg BB (anjing), kucing25 ml

Angiocardiografi
Radiografi memperlihatkan lintasan
Hati, Pembuluh darah
Paru-paru
Bahan kontras yang sering digunakan :
hypaque 50%, 75%; renovist 69%; renografin 76%,
Onray; angioconray.

Teknik Media Kontras pada Angiocardiografi:


Media kontras masuk langsung kedalam jantung:
Untuk tujuan penelitian, kerusakan otot jantung

Media kontras tidak langsung ke dalam jantung:


1.Angiografi tidak terseleksi injeksi melalui Vena Jugularis
2.Angiografi terseleksimelihat kompartemen jantung
•Kateter melalui Vena Cephalica atau Jugularis lihat Atrium dan Ventrikel kanan, Arteri
Pulmonalis.
•Kateter melalui Arteri Carotis atau A. Femoralis lihat Atrium dan Ventrikel kiri, Aorta

Teknik Penggunaan Bronchografi


•Persyaratan :
Anestesia Inhalasi
Jangan dengan Anestesia biasa
Resiko demgan Premedikasi Sulfas Atropin
•Jenis Bahan Kontras:
Barium Sulfat Termodifikasi (lambat terserap)
•ETT

RESUME KULIAH RADIOLOGI PERTEMUAN 12


EFEK RADIASI IONISASI SINAR X TERHADAP JARINGAN

PENDAHULUAN
Penggunaan alat Sinar X untuk diagnosa dan pengobatan memerlukan kehati-hatian
Semua jaringan pada hewan dan manusia peka terhadap radiasi.
Melebihi batas tertentu menyebabkan kerusakan atau perubahan pada jaringan yang terpapar
Jaringan yang sangat rentan : kulit, limfatik, hemopoetik, leukopoetik, glandula mamary,
thyroid, tulang (pada pusat pertumbuhan epifise), epitel germinal atau gonad
Efek radiasi bersifat kumulatif
Efek yang sering muncul antara lain erithema, alergi hingga mutasi genetik

SATUAN PENGUKUR RADIASI


Didasarkan pada ukuranjumlah pasangan ion yang diproduksi di udara oleh radiasi yang
mendekat dan disampaikan pada sistem SI (Satuan Internasional) sebagai coulom of chargeper
kilogram udara (C/kg)

Istilah-istilah pengukuran radiasi


Roentgen
rad : unit dosis penyerapan dari radiasi ionisasi
rem : merupakan hasil dosis dalam satuanRaddengan efek biologis relatif dalam
penggunaan radiasi
Gy/Gray : menunjukkan dosis/jumlah SinarX yang diserap. Dimana1 Gy= 100 rad
Sievert/Sv: satuan untuk menunjukkan ekuivalensi/ persamaan dosis radiasi. Dimana1
Sv= 100 rematau 1 mSv= 0.1 rem.

SKEMARADIASIYANGDITERIMAOLEHBUMIDARIMATAHARI

DOSIS MAKSIMUM RADIASI


United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu sumber informasi
resmi yang dijadikan standar di beberapa Negara untuk penetapan garis pedoman pada proteksi
radiasi.
NRC menyatakan dosis individu terpapar radiasi maksimal adalah 0.05 Sv atau 5 rem/tahun
National Council on Radiation Protection (NCRP) merupakan kelompok ilmuwan pemerintah
yang rutin mengadakan pertemuan membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi
mengenai keamanan radiasi

TUJUANDARIPROTEKSIRADIASIMENURUTNCRP
Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis minimum
Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada masyarakat

Rekomendasi NRCP meliputi:


Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi sebelum umur 18 tahun.
Dosis yang efektif padat pertahun mestinya tidak melebihi 50 mSv( 5 rem).
Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi(tidak termasuk dari penggunaan medis)
mestinyatidakmelebihi1 mSv( 0,1 rem) per tahun.
Untuk pekerja yang hamil, Batasan ekspose janin atau embrio mestinya tidak melebihi 0,5
mSv (0,05 rem).
INTERAKSI RADIASISINARX DENGANJARINGANBIOLOGIS
Beberapa perubahan potensi,
kerusakan dasar nucleotide,
strand DNA mengalami kerusakan
cross-linkage.

Efek ini dapat diminimalisir dan diperbaiki secara enzimatis dengan cepat atau dapat
mengakibatkan kematian pada sel tersebut

Contoh
Fetus yang lebih muda mempunyai potensi yang besar untuk mengalami kerusakan, berupa
kematian embrio, malformasi kongenital dan gangguan pertumbuhan
Suatu jaringan yang tidak aktif membelah, seperti otot, boleh menerima suatu dosis yang
relatif tinggi. Sebaliknya dengan jaringan yang aktif membelah, seperti epithelium yang
berhubungan dengan usus dan sumsum tulang, adalah sengat berespon terhadap radiasi

ALAT PENGUKURAN RADIASI


Alat-alat yang dipakai untuk pengukuran radiasi
Film Badge: berfugsi mencatat dosis radiasi yang diterima oleh personil (petugas) yang
terkena berbagai jenis radiasi
Dosimeter saku: pengukur dosis yang mempunyai respon (reaksi) terhadap radiasi yang
sebanding dengan jumlah ion yang dihasilkan selama perjalanannya melalui elemen
pendeteksian
Di Indonesia alat pengukuran radiasi biasanya menggunakan alat Geiger-Muller Surverymeter
yang bacaannya langsung mR/jam (milliRoengen/ jam) atau Count per menit

Penggunaan Geiger-Muller Survey di radiodiagnostik:


1.Mengukur laju pemaparan pada tempat-tempat:
personil bekerja
dinding-dinding luar sinar-x
pintu-pintu
jendela kaca Pb.

2. Memeriksa apakah alat-alat proteksi memenuhi syarat-syarat proteksi


TATA TERTIB PENGGUNAAN UNTUK PROTEKSI PERSONIL
Penggunaan perisai atau pakaian proteksi oleh personil
BilamemakaipesawatSinar-x/Mobil–x ray unit, petugasyang tidak memakai perisai pelindung
harus berdiri diluar berkassinar dan sejauh mungkin dari pasien

EFEKDANBAHAYARADIASI
Pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia tergantung pada
Jumlah(dosis)
Lamanya pemaparan
Kecepatan pemaparan.
Banyaknya bagian tubuh yang terkena radiasi
Penyebarluasan radiasi di dalam tubuh

EFEK PAPARAN RADIASI IONISASI TERHADAP JARINGAN TUBUH


Efek akut

Perubahan pada kulit termasuk eritrema, desquamasi kering, desquamasi lembab dan
pengelupasan kulit.
Pemaparan lokal terhadap organ radiosensitive lainnya seperti kelenjar tyroid, organ lymphoid,
usus dan ginjal menyebabkan hilangnya sel parenkim yang mengarah pada kegagalan organ dan
disfungsi

EFEK AKUT RADIASI TERHADAPTUBUH


Sindrom sumsum tulang(hematopoietik)
Jika terpapar 250-500 rad(2.5-5 Gy) didalam tubuh. Kegagalan fungsi sumsum tulang dapat
menyebabkan infeksi, defisiensi imun dan diathesis hemoragika

Sindrom gastrointestinal
jika terpapar 500-1200 rad(5-12 Gy) didalam tubuh. Kehilangan cairan dan sel stroma dapat
terjadi pada saluran gastrointestinal

Sindrom cerebrovaskular
Sindrom otak terjadi jika dosis total radiasi sangat tinggi (lebih dari 30 Gy) dan selalu
berakibat fatal. Gejala awal berupa mual, lalu diikuti oleh lelah, ngantuk dan kadang koma

Efekkronis

Pemaparan berulang atau pemaparan jangka panjang oleh radiasi dosis rendah dari
implant radioaktif atau sumber eksternal

oCedera berat pada organ yang terpapar radiasi bulan/tahun


Fungsi ginjal bisa menurun dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah penderita menerima
dosis radiasi yang sangat tinggi; juga bisa terjadi anemia dan tekanan darah tinggi.
Penimbunan radiasi dosis tinggi di dalam otot bisa menyebabkan nyeri, pengecilanotot (atrofi)
dan penimbunan kalsium di dalam otot yang teriritasi. Meskipun sangat jarang terjadi, perubahan
ini bisa menyebabkan tumor otot ganas.
Jantung dan kantungnya bisa mengalami peradangan setelah diberikan radiasi yang luas pada
tulang dada dan dada.
Penimbunan radiasi di dalam korda spinalis bisa menyebabkan kerusakan hebat yang berakhir
dengan kelumpuhan.
Radiasi ekstensif pada perut (untuk kanker kelenjar getah bening, testisatau ovarium) bisa
menyebabkan terbentuknya ulkus kronis, jaringan parut dan perforasi pada usus
Radiasi pada tumor paru bisa menyebabkan peradangan paru (pneumonitis radiasi) dan radiasi
dosis tinggi bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut yang hebat pada paru-paru (fibrosis),
yang bisa berakibat fatal
RESUME KULIAH RADIOLOGI PERTEMUAN 13
Perkembangan Ultrasonografi di kedokteran Hewan

Merupakan suatu teknik mendiagnosa gambaran organ (sonogram) yang dihasilkan oleh interaksi
antara gelombang suara berfrekuensi tinggi dengan organ tersebut

USG Generasi ke-1: 1959 -1960


•Pertama kali digunakan di Colorado
•Non komersial: digunakan untuk mengukur ketebalan lemak sapi potong
•Parameter dalam Quality Beef Contest-International Livestock Exposition

1959: Sperry Reflectoscope, mengukur tebal lemak punggung dan otot pada sapi
Evaluasi daging babi menggunakanUSG

USG Generasi ke-2


1969 Scanogram
Dipasarkan secara komersial
Digunakan untuk
Penentuan kehamilan pada domba
Evaluasi kehamilan pada babi
korelasi jumlah anak dengan keuntungan
Estimasi obesitas pada kuda poni

USG Generasike-3
APLIKASI
 Pada sapi perah
 Diagnosa kebuntingan awal
 Pemeriksaan ovari(infertilitas, ovum spontan)
 Pengukuran tebal lemak punggung
 Diagnosa infeksi ambing dan puting
 Tahun1992: Evaluasi ketebalan lemak punggung pada babi menggunakan scanner
Aloka500. Computer jinjing dan video recorder mulai digunakan dalam pemeriksaan
 Evaluasi sapi potong menggunakan Aloka210 realtime USG scanner dan tranduscer
linear array 3,5MHz. Split screen digunakan untuk perbandingan antar tampilan

Kelebihan USG:
Tidak membutuhkan transquilizer/anestesi
Dapat dilakukan pada hewanyang sadar
Preparasi hanya pencukuran rambut pada daerah/ permukaanyang diinspeksi
Waktu pemeriksaan 30-40 menit
Ilustrasi ditampilkan pada monitor dan film
Murah karena tidak ada bahan habis pakai
Tidak membutuhkan puasa makan maupun minum

Kekurangan USG:
Real time interpretation
Operator Dependent
Tidak dapat menembus struktur terhalang tulang atau udara
“Handycap”padahard tissue, beberapa alatUSG sudah dapat deteksi fractura superficial
Sensitivitas tinggi, spesifisitas rendah
USG sangat efektif dalam biaya, ditunjang tuntutan klien yang semakin tinggi
Lebih cepat dan murah dibandingkan dengan Teknik penunjang radiografi pada soft tissue dan
Teknik kontras radiografi
Minimal preparasipasien(enema)
Tidak ada after care pasien sehabis pemeriksaan USG

RESUME KULIAH RADIOLOGI PERTEMUAN 14


Introduction to ultrasound: physic, tranducters, knobology and ultrasound artifacts

Sifat fisik ultrasound:


• Frekuensi 2-15 MHz (1 MHz= 1.000.000 Hz, Hz=cycles/detik)
• Audible sound 20-20.000 Hz • Panjang gelombang yang pendek (< 1 mm)
• Medium untuk berpindah -> cairan medium yang terbaik
• Tidak dapat berpindah melalui udara -> acoustic barrier

Klasifikasi suara:
Infrasound < 20 Hz
Audible sound 20 – 20.000 Hz
Ultrasound >20.000 Hz

Atenuasi US
• Saat US bergerak melalui jaringan, saat itulah mengalami atenuasi (kehilangan intensitasnya)
• Sangat berkaiatan erat dengan frekuensi transducer yang digunakan (apakah frekuensi tinggi
atau frekuensi rendah)
• Atenuasi akan terjadi melalui beberapa cara:
- absorpsi / penyerapan
- scattering / berpencar
- refleksi / dipantulkan

Frekuensi tinggi terhadap penetrasi dan resolusi


- Semakin tinggi frekuensi -> semakin cepat diserap oleh jaringan
- Kehilangan intensitas (atenuasi) tinggi -> tidak dapat penetrasi yang dalam
- Mampu memisahkan dengan baik reflektor yang berdekatan di bagian superficial ->
Resolusi detail gambar lebih baik

The focusing of the sound beam


- Fresnel zone: merupakan bagian dimana terjadi pola-pola difraksi komplek
- Focal zone: merupakan bagian dimana gelombang suara paling fokus sehingga resolusi
gambar dihasilkan paling bagus
- Fraunhofer zone: merupakan bagian dimana gelombang suara mulai mengalami diversi
dan resolusi semakin berkurang

- Sector array
• Kristal ditempatkan secara paralel atau dalam concentric rings
• Permukaan transduser cembung
• Memproduksi tampilan sektor atau pie-shaped
• Resolusi sonogram rendah
- Linear array
• Kristal ditempatkan secara paralel
• Permukaan transduser datar
• Memproduksi tampilan persegi
• Resolusi sonogram tinggi

Prinsip interpretasi
 Prinsip interpretasi gambar dalam ultrasonografi berdasarkan kepada kekuatan atau intensitas
gelombang yang dipantulkan kembali oleh jaringan ke transduser
 Berdasarkan kekuatan intensitas tersebut, maka penggambaran ultrasonografi dibedakan
menjadi hyperechoic, hypoechoic dan anechoic

Hyperechoic / echogenic
- Echo yang dihasilkan terang, terlihat warna putih pada hasil scan
- Hyperechoic menunjukkan highly-reflective interfaces, seperti collagen, lemak, udara, benda
keras dan tulang.

Hypoechoic / echopoor:
- Echo yang dihasilkan sedikit, terlihat warna abu-abu hitam pada hasil scan
- Hypoechoic menunjukkan intermediate reflection/ transmission, seperti pada kebanyakan
jaringan lunak.

Anechoic / echolucent:
- Tidak ada echo yang dihasilkan, terlihat warna hitam pada hasil scan
- Hal ini menunjukkan complete transmission dari suara, contoh cairan

Mode tampilan USG:


•B-Mode (Brightness-Mode)
 Yang dipergunakan adalah multiple gelombang US, kemudian echo yang kembali dari setiap
gelombang dianalisa oleh transducer

•M-Mode (Motion-Mode)
 Gelombang US tunggal, dan echo yang kembali ditunjukkan dalam bentuk serial dot sepanjang
garis vertikal
 Posisi tiap dot sepanjang garis tersebut menunjukkan struktur jaringan berdasarkan kedalaman
•D-Mode (Doppler-Mode)
 Jika terjadi perpindahan letak jaringan (mendekati / menjauhi) terhadap transduser ->
menyebabkan terjadi perubahan frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima ->
frequency /Doppler shift
 Semakin cepat pergerakan -> semakin besar frequency/Doppler shift.
 Satuan Frequency/Doppler shift -> Hertz

Color Flow Doppler


 Mengetahui ada atau tidaknya aliran
 Efek Doppler menjadi warna yang mengisi gambaran buluh darah dan menunjukan arah aliran
darah yang melalui buluh darah -> a velocity map.
 Biru -> arah aliran darah menjauhi
 Merah -> arah aliran menuju transducer

 Teknik untuk melihat arah aliran darah di dalam pembuluh darah atau diantara ruang jantung.
Ditandai oleh warna merah untuk arah aliran yang mendekati probe dan biru untuk arah aliran
yang menjauhi probe.
 Sangat pening untuk penentuan adanya regurgitasi pada katup atau stenosis

Power Doppler
 Sensitifitas 5 x lebih color flow Doppler
 Memungkinkan pencitraan yang sulit bahkan tidak mungkin dilakukan oleh tipe Doppler
berwarna biasa.
 Evaluasi aliran darah didalam buluh darah yang melalui organ yang solid.
 Tapi tidak dapat menujukkan arah aliran darah

1. Acoustic shadowing
- Tulang dan udara bersifat menghambat laju suara. Mengakibatkan timbulnya garis echogenic
yang kuat pada permukaan struktur jaringan, sebaliknya hal ini mengakibatkan tidak ada jaringan
apapun yang dapat dideteksi di bawah bagian tersebut. Fenomena ini disebut acoustic
shadowing.
- Acoustic shadowing berguna diantaranya untuk deteksi batu di ginjal atau vesica urinaria,
tertimbunnya udara di dalam saluran pencernaan.

2. Acoustic / distant enhancement


- Gelombang suara diteruskan tanpa impedansi ketika melalui cairan, oleh karena itu ditemukan
area terang di bawah cairan
- Berguna untuk konfirmasi organ-organ berbentuk “kantung” dan berisi cairan.

3. Mirror image artefact


 Prinsip terjadinya artefact ini adanya arah pulse yang datang dari struktur yang bersifat highly
reflective interface, secara tidak sengaja mengenai organ tertentu, proses kejadian mirip dengan
reverberation yang multiple
 Artefact ini juga terjadi pada interface yang bersifat highly reflective, yaitu jaringan lunak-
udara atau cairan-udara, misalnya diafragama dengan paru-paru.

Time Gain Compensation


• Memperkenankan echo yang ditampilkan mempunyai derajat keterangan (brightness) yang
sama walau dengan jarak/kedalaman yang berbeda
• Secara umum, jaringan-jaringan superficial (near field) akan direduksi intensitasnya
• Jaringan-jaringan yang lebih dalam (far field) akan membutuhkan “tambahan” dalam echo
brightness

Review untuk persiapan USG


 Pilih jenis probe
 Tentukan frekuensi probe (MHz)
 Atur Depth
 Atur fokus
 Atur Gain dan Atur TGC,
 Atur display mode
 Atur kecerahan (brightness) dan kejelasan (contras)

Anda mungkin juga menyukai